Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193308 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendri
"Makalah ini menampilkan suatu kajian ekonomis terhadap transmisi nirkabel bagi telepon pedesaan yang dititik beratkan pada Rural Overlay Network (RONET) sebagai telepon 'tetap" (fixed wireless) dibandingkan dengan central lokal kabel (wireline), Public Switched Telepohone Network (PSTN). Makalah ini juga mengangkat masalah pelayanan universal dan menampilkan suatu analisis terhadap wireless yang bisa menjadi pemain yang layak secara ekonomi (viable) di lingkungan pedesaan. Pendekatan penelitian yang dilakukan adalah dengan menggabungkan beberapa bidang yang berbeda dan memperlihatkan bahwa wireless bisa diaplikasikan sebagai penyelenggara pelayanan universal di daerah pedesaan. Selain makalah ini juga membahas beberapa masalah kebijakan yang berhubungan dengan cara terbaik menangani masalah pelayanan universal dan sejauh mana permintaan sosial dapat dipenuhi.
Dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, telah melahirkan suatu lingkungan kompetisi yang selanjutnya mengarah pada perebutan pasar potensial yang berada di daerah urban. Lingkungan kompetisi ini telah mengurangi kewajiban PT. Telkom sebagai perusahaan manopoli dari tanggung jawab terhadap pelayanan universal (KPU) sebagai kompensasi monopolinya. oleh karena itu perlu diupayakan suatu alternatif pengembangan jaringan telekomunikasi di daerah rural sebagai implementasi kewajihan pelayanan universal.
Sesuai dengan kondisi riil dari daerah rural seperti jumlah dan sebaran penduduk, topologi geografis serta kegiatan ekonominya. teknologi wireless merupakan suatu pilihan yang tepat. Selain aspek teknologi yang sesuai, penyelenggaraan telekomunikasi rural agar tetap menarik bagi para investor juga perlu memperhatikan aspek regulasi yang mendukung, skema-skema pembiayaan dan subsidi serta tahap-tahap operasionalnya (dari akses universal ke layanan universal).
Untuk lebih riil-nya pembahasan tentang aplikasi telekamunikasi rural berbasis wireless, makalah ini menampilkan suatu studi kasus di Kec. Lengayang, Kab. Pesisir Selalan, Propinsi Sumatera Barat. Pendekatan yang dilakukan dalam pembahasan studi kasus ini adalah suatu rencana bisnis yang mengemukakan sejumlah skenario seperti skenario investasi, skenario operasional, skenario penetapan harga dan tariff, skenario penetapan subsidi pengembangan, skenario perencanaan bisnis.

This paper presents a study of the economics viability of wireless transport focusing on Rural Overlay Network (RONET) as fixed wireless compared to the wire line local exchange, namely the Public Switched Telephone Network (PSTN). The paper also addresses the issues of universal service and presents an analysis of how wireless may be a viable player in that environment. The paper combines the approaches from several different fields and demonstrates that wireless has applications as a provider of universal services in rural areas. The paper also develops several policy issues as to how best to deal with the issue of universal services and also addresses the issue of how far that social demand should be extended.
The regulation No. 36/1999 on Telecommunications and the government regulation No. 5212000 an the telecommunication operation, has emerged a competitive environment which is leading to urban potential market. The competitive environment has decreased the obligation for PT Telkom as monopoly from responsibilities to develop network in rural areas as universal service obligation (USO). An alternative for rural telecommunication development, therefore, is required to implement in fulfilling the universal service obligation.
In accordance with the real situation in rural areas such as the number of population, the density, and geographic topologies, as well as economic activities, the wireless technology has fallen to be the right choice to implement. To make rural telecommunication attractive for investors, other aspects to take into consideration besides technology aspect in providing rural services are conducive regulations, financial and subsidy schemes as well as operational steps (for example, fromUniversal Access to Universal Service).
For the real descriptions, the paper represent a case study on wireless based telecommunication in Kecamatan Lengayang, Kab. Pesisir Selatan, West Sumatra Province. The approach used in discussing the study case is a business planning which brings out a number of scenarios such as investment, operational, price and tariff selling, and development subsidy allocating as well as business plan scenarios.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Taufik Ardiansyah
"Indonesia dihadapi pada tantangan globalisasi, di mana Indonesia belum memiliki kemampuan persaingan yang baik dengan bangsa lain. Selain itu, bangsa ini juga memiliki tugas untuk menyelesaikan persoalan missing link dan digital devide yang sampai scat ini belum tertuntaskan.
Program Universal Service Obligation adalah salah satu program kewajiban layanan komunikasi yang menjadi tanggung jawab semua pihak untuk diakomodir oleh pemerintah. Dengan program ini, layanan komunikasi diberikan dengan membangun infrastruktur jaringan telekomunikasi, sehingga dapat memberikan aksesibilitas layanan komunikasi yang memadai kepada masyarakat.
Pembangunan USO dirasakan lambat, bila Indonesia ingin menjawab tantangan globalisasi dalam beberapa tahun mendatang, maka implementasi USO dapat menggunakan salah satu alternatif dengan pemanfaatan frekuensi 2.4 GHz.
Pemilihan teknologi nirkabel dengan memanfaatan frekuensi 2.4 GHz dapat menggunakan teknologi berbasis wireless internal protocol sebagai alternatif infrastruktur jaringan dengan wi-fi sebagai akses komunikasi data dengan salah satu karena frekuensi ini terbebas dari Biaya Hak Penggunaan Frekuensi, sehingga dalam pengaplikasiannya dapat mereduksi biaya operasional yang dikeluarkan. Akan tetapi, diperlukannya revisi regulasi untuk implementasi USO dengan pemanfaatan frekuensi 2.4 GHz agar menjadi lebih jelas penggunaan frekuensi ini yang akan didayagunakan untuk kepentingan USO dengan tetap dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai frekuensi bebas.
Regulasi dalam implementasi USO sendiri perlu adanya revisi dengan ditambahkan pemanfaatan frekuensi ini sebagai salah satu alternatif solusi implementasi USO. Implementasi USO dengan pemanfaatan frekuensi ini dapat menghasilkan regulasi yang sinergi karena nnengatur kembali KM.34 Tahun 2004 dan KM.2 Tahun 2005. Diharapkan pemerintah dapat mempertimbangkan usulan ini karena akan memberikan implikasi yang positif kepada masyarakat secara lokal dan dalam jangka waktu panjang dapat memberikan efek positif secara nasional dengan suksesnya penggelaran program USO ini.

Indonesia is faced with globalization challenge, where Indonesia doesn?t have good challenge capability with other nations. Beside that, this nation also has a duty to finished missing link problem and digital devide which so far was undone.
Universal Service Obligation program is one of the communication service obligation programs that become responsibility for every related company accommodated by government. With this program, communication service is given in construction of telecommunication network infrastructure, so that can give adequate communication service accessibility for society.
USO development felt slow, if Indonesia want to answer globalization challenge in the next couple years, so USO implementation can apply one alternative of the benefit of 2.4 GHz frequency.
The selection of wireless technology utilizing 2.4 GHz frequency can use technology based on wireless internet protocol as alternative of network infrastructure with wi-fi as data communication access because this frequency is free from right cost of frequency utilization, so in it application can reduce operational cost. However, the regulation revision is needed for USO implementation utilizing 2.4 GHz frequency, to make clear the utilization of this frequency which will exploit for USO interest and still can be used by society as free frequency.
Regulation in USO implementation itself required some revision with addition frequency utilization as one of alternative solution in USO implementation. USO implementations uses this frequency can produce synergy regulation because rearrange KM.34 year 2004 and KM.2 year 2005. It is expected that government can consider this proposal because it will gave a positive implication into society locally and in long term it can gave positive effect by nationally with the succession of this USO program exhibition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16855
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stallings, William
Jakarta: Erlangga, 2007
621.382 1 STA wt I (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Hendriana
"Skripsi ini membahas mengenai serangan Man in the Middle yang dikombinasikan dengan SSLstrip. Tipe serangan ini adalah jenis serangan yang hanya bisa dilakukan dalam satu jaringan dengan korbannya. Serangan ini secara umum bertujuan untuk mengambil data-data penting dari korbannya, seperti username, password, dan data-data penting lainnya yang bersifat rahasia. Metode serangan ini tentu sangat berbahanya mengingat data-data yang diambil sifatnya sangatlah penting. Analisis serangan MitM dan SSLstrip dilakukan untuk mengetahui tingkat bahaya dari serangan ini. Variasi-variasi skenario dilakukan untuk mengetahui secara detail teknik serangan ini. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa untuk melakukan serangan ini tidak dibutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi. Hanya dibutuhkan waktu kurang dari 0.2 detik dampak sudah bisa dirasakan oleh target. Akibat dari serangan ini adalah meningkatnya waktu yang dibutuhkan untuk mengakses halaman web. Terjadi peningkatan waktu hingga sebesar 381,7 % ketika penyerangan terjadi.

This final project discussing about Man in the Middle attack combined with SSLstrip. The type of the attack only can be done in the same network with the victim. Generally this attack is intended to steal any important data from the victim, like username, password and the other important datas. The kind of the attack is absolutely dangerous because the purpose its self is for stealing the privacy of the victim. Analysis MitM attack and SSLStrip conducted to determine the danger level of these attacks. Variations scenarios conducted to determine the details of this attack technique. From the results of this study found that this attack is not high specification computer needed. It took less than 0.2 second impact could be felt by the target. The result of this attack is the increased time needed to access web pages. An increase of time up to 381.7% when the attack occurred."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Pujo Winarko
"Dalam dunia industri, untuk mengetahui performa mesin motor dapat dilakukan diagnosa menggunakan machinery analyzer. Machinery analyzer yang dibahas pada penelitian ini yaitu Haliza. Terdapat permasalahan dalam melakukan diagnosa mesin motor menggunakan Haliza yaitu penggunaan kabel komunikasi antara sensor kecepatan dan Haliza, yang mengurangi fleksibilitas saat proses diagnosa dilakukan dan waktu pemasangan yang cukup lama. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan rancang bangun interface untuk modul komunikasi wireless yang akan dipasang pada sensor kecepatan dan Haliza. Rancang bangun interface di kembangkan dengan menggunakan mikrokontroler ATmega16A, sebagai kontroler pada modul wireless RF CC2500. Telah dilakukan pengujian hardware dan software dari modul komunikasi wireless. Dari hasil uji komunikasi diperoleh jangkauan jarak maksimum tanpa BER (Bit Error Rate) sejauh 16 meter pada kecepatan putaran motor 1800 rpm dengan nilai RSSI -79 dBm. Kecepatan putaran motor maksimum yang dapat terukur yaitu 2100 rpm, dengan tingkat kesalahan 0.14% dibandingkan dengan hasil pengukuran tachometer. Untuk uji kehandalan komunikasi wireless, didapatkan tingkat kesalahan rata-rata sebesar 0.09% pada pengujian jarak 10 meter dengan kecepatan 2100 rpm selama 5 jam pengujian.

In the industrial, to know the performance of the machine can be diagnosed using machinery analyzer. Machinery analyzer are discussed in this research that Haliza. There are problems in diagnosing the machine using Haliza namely the use of the communication cable between the speed sensor and Haliza, which reduces the flexibility when the diagnosis is made and the installation of a long time. Therefore, in this report will be conducted design interface for a wireless communication module that will be installed on the speed sensor and Haliza. The design of the interface is developed by using microcontroller ATmega16A, as a controller in the wireless module RF CC2500. The hardware and software of the wireless communication module have been tested. Communication test results obtained maximum distances without the BER (Bit Error Rate) as far as 16 meters at a motor rotating speed of 1800 rpm with RSSI value of -79 dBm. The maximum rotation speed of the motor which can be measured at 2100 rpm, with an error rate of 0.14% compared with the measurement results tachometer. The reliability test of wireless communication, obtained average error rate of 0.09% at the testing distance of 10 meters at a speed of 2100 rpm for 5 hours of testing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bara Iman Prasetyanto
"Untuk pengiriman informasi yang bersifat rahasia diperlukan jaringan yang memiliki tingkat keamanan yang cukup tinggi, salah satu caranya dengan membangun Virtual Private Network (VPN). Pada teknologi VPN, aliran data di enkripsi untuk membungkus protokol-protokol jaringan serta dapat mengamankan jalur yang digunakan. Pada skripsi ini akan dibuat sistem bernama Hybrid VPN yang dirancang untuk menciptakan sebuah jaringan dengan tingkat keamanan cukup tinggi dengan menggabungkan dua buah metode VPN yang memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Untuk mengetahui performansi dari jaringan ini akan diukur beberapa parameter Quality of Service (QoS) untuk video streaming seperti throughput, delay, jitter, dan packet loss. Hasil Pengukuran membuktikan bahwa jaringan Hybrid VPN memiliki standar QoS yang baik untuk video dengan bitrate 1200 Kbps dengan nilai throughput sebesar 873.92 Kbps, Delay sebesar 40.51 ms, Jitter sebesar 59.62 ms, dan Packet Loss sebesar 12.62%.

For delivering some confidential information, network must have a high level of security, such as implementing a Virtual Private Network (VPN). On VPN technology, the flow of data is encrypted to encapsulate network protocols and can be used to securing the path. A system called Hybrid VPN is designed to create a network with a high level of security by combining two methods of VPN that has the advantages and disadvantages each other. To determine the performance of these networks, it will be measured several parameters of Quality of Service (QoS) for video streaming such as throughput, delay, jitter, and packet loss. The results prove that the network with a Hybrid VPN has a good QoS for video streaming on 1200 Kbps of video bitrate with 873.92 Kbps of throughput, 40.51 ms of Delay, 59.62 ms of Jitter and 12.62% of Packet Loss."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imairi Eitiveni
"Tugas akhir ini bertujuan untuk membandingkan Bluetooth dan Zigbee dari segi kinerja mereka, apakah mereka adalah pelengkap atau pesaing satu sama lain. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode studi literatur untuk menganalisis kinerja Bluetooth karena sudah banyaknya sumber-sumber mengenai kinerja Bluetooth yang tersedia. Sedangkan untuk menganalisis kinerja Zigbee, penulis menggunakan simulasi dengan Network Simulator versi 2 dan dilengkapi dengan studi literatur. Laporan ini juga dilengkapi dengan rekomendasi area aplikasi bagi Bluetooth dan Zigbee serta ditutup dengan posisi Zigbee dan Bluetooth dalam Wireless Personal Area Network. Adanya standardisasi, hemat tenaga, dan murah mendukung Zigbee menempatkan diri sebagai salah satu teknologi Wireless Personal Area Network yang diperhitungkan. Besar kemungkinan di masa mendatang, konsumer akan merujuk kepada Zigbee sebagaimana sekarang mereka merujuk pada Bluetooth.

The focus of this study is to compare the performance of Zigbee and Bluetooth, whether they are complementary or competing technologies. Literature study method is used to analyze the performance of Bluetooth regarding the large amount of available Bluetooth resources. A simulative investigation had been conducted to analyze the performance of Zigbee by using Network Simulator version 2, supported with literature study. This report also includes the application areas of Zigbee and Bluetooth and is concluded by stating the position of Zigbee and Bluetooth in WPAN. Standardization, low power, and low cost have placed Zigbee as a competitive technology. Consumers may someday refer to Zigbee the way they now refer to Bluetooth."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Aulia
"Jaringan mobile ad hoc adalah jaringan wireless yang terdiri dari node-node bergerak yang berkomunikasi tanpa melalui access point atau pun server. Kinerja protokol dan aplikasi MANET sangat dipengaruhi oleh frekuensi perubahan topologi jaringan dan model mobilitas yang berbeda yang dapat menyebabkan rute terputus karena node keluar dari jangkauan sinyal transmisi. Penerapan algoritma clustering dapat mengatasi kekurangan pada MANET seperti skalabilitas, keterbatasan sumber daya serta topologi yang dinamis.
Skripsi ini menggunakan algoritma DMP, sebuah algoritma clustering yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan topologi dan mengurangi pemilihan ulang cluster head sehingga stabilitas jaringan cluster dapat tercapai. Skripsi ini menganalisis perbandingan kinerja beberapa model mobilitas node terhadap stabilitas jaringan dan konsumsi energi pada MANET dengan algoritma clustering DMP. Stabilitas jaringan dinilai berdasarkan rata-rata jumlah cluster terhadap kecepatan maksimum node dan lama waktu simulasi, rata-rata jumlah anggota cluster terhadap kecepatan maksimum node dan waktu simulasi serta konsumsi energi terhadap waktu simulasi. Penelitian dilakukan menggunakan simulasi Network Simulator 2 (NS-2) versi 2.29 dan Bonnmotion versi 2.0 sebagai generator skenario mobilitasnya. Simulasi dijalankan pada sistem operasi Linux Ubuntu 12.04 LTS.
Dari hasil simulasi didapatkan bahwa model mobilitas RWP lebih stabil dari segi jumlah cluster untuk jumlah node 10, 40, dan 100 secara berturut-turut 5-6, 11-14,19-20 cluster. Dari segi jumlah anggota cluster, kestabilan jumlah anggota cluster menurun untuk ketiga model mobilitas. Dari segi total konsumsi energi, model mobilitas RWP lebih hemat dengan rata-rata total konsumsi energi pada jumlah node 10, 40 dan 100 secara berturut-turut 20, 43 dan 138 Joule.

Mobile ad hoc network is a wireless network which consists of mobile nodes that communicate without access point or server. Performance of MANET protocols and applications is strongly influenced by the frequency of changes in the network topology and the different mobility models that may lead to broken link because the nodes are out of signal transmission range. Implementation of clustering algorithms can solve the problems on MANET such as scalability, lack of resources and dynamic topology. In this work we use DMP algorithm, a clustering algorithm that can adapt quickly to the changes in topology and reduces re-election of the cluster head, so that stability of the cluster network can be achieved.
This work analyzes the performance comparison of several node mobility models to the network stability and energy consumption in MANET with DMP clustering algorithm. Network stability is assessed based on the average number of cluster to the maximum speed of the node and to the duration of the simulation, the average number of cluster member to the maximum speed of the node and to the duration of the simulation and the average number of energy consumption to the duration of the simulation. The study was conducted using simulation of Network Simulator 2 (NS-2) version 2.29 and Bonnmotion version 2.0 as mobility scenario generator. The simulation is run on Linux Ubuntu 12.04 LTS operating system.
The simulation results shows that Random Waypoint mobility model is more stable in terms of cluster number for number of nodes 10, 40, and 100 respectively 5-6, 11-14,19-20 cluster. In terms of the number of cluster member , the stability number of cluster member decreases for all three mobility models. In terms of total energy consumption, Random Waypoint mobility model is more efficient to the average total energy consumption for the number of nodes of 10, 40 and 100 respectively 20, 43 and 138 Joule.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46810
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Reza Pahlevi
"Teknologi komunikasi berkembang dengan pesat. Dimulai dari teknologi 1G,2G,3G dan selanjutnya sekarang 4G. Bertujuan memenuhi tuntutan era digital dewasa ini yang terus berkembang, yakni kebutuhan akan informasi sebanyak-banyaknya dengan kemampuan mobile broadband akses yang handal. Indonesia khususnya DKI Jakarta yang baru saja memulai mengimplementasikan teknologi 3G, harus segara bersiap akan kemungkinan dimplementasikan teknologi 4G dalam waktu dekat ini. Salah satu keunggulan teknologi 4G diantaranya mendukung jaringan Ad hoc networks dan multi-hop networks. Hal ini menjadikan 4G sebagai teknologi seluler memiliki keunikan tersendiri. Dalam tulisan ini perhitungan ekonomis implementasi 4G di DKI Jakarta menggunakan formula seperti Net Present Value (NPV) yaitu kriteria investasi yang banyak digunakan dalam mengukur apakah suatu proyek feasible atau tidak, Pay Back Period (PBP), Break Even Point (BEP)dan Internal Rate of Ratio (IRR). Penganalisaan dilakukakan dengan kondisi sosial-geografis, regulasi serta kondisi jakarta seperti sekarang ini. Dengan bahan kajian adalah luas Jakarta 740,28 km2 serta pertumbuhan pelanggan seluler di Jakarta yang diprediksi dalam 5 tahun kedepan diperkirakan sebesar 28.456.500 juta orang. Dimana terdapat masa pre-implementasi 4G di DKI Jakarta tahun (2008 ? 2011) serta dikomersialisasikan pada tahun (2011-2016). Perhitungan ekonomi digunakan untuk menentukan skenario yang tepat dimplementasikan. Dengan hasil bahwa skenario I smooth development NPVnya 18.812.165.000, skenario II economic stagnation NPVnya -14.550.902.000, skenario III constant change -24.561.622.000. Adanya beberapa skenario tersebut karena implementasi baru akan terjadi dimasa yang akan datang. Dimana data yang diolah adalah data pertumbuhan pelanggan seluler yang diasumsikan pada tahun 2011. Kesimpulan dari analisa ini diperoleh skenario smooth development yang tepat untuk diimplementasikan. Dimana revenue diperoleh pada tahun III sebesar (25.748.800.000), karena masa BEP tejadi pada tahun tersebut dari kurun waktu lima tahun (2011- 2016). Maka dari hasil analisa ini implementasi 4G di DKI Jakarta layak dilakukan pada tahun 2011 dengan menggunakan skenario smooth development.

One of the most cutting edge and unique features of 4G is that it supports Ad hoc and multi-hop networks. This paper will be using common formulas such as, Net Present Value (NPV), Pay Back Period (PBP), Bear Even Point (BEP) and Internal Rate of ratio (IRR) to calculate the feasibility of 4G ?s implementation in DKI Jakarta. The study and analysis are going to be done by looking at the present social and geographical conditions ? with Jakarta?s current area of 740,28 km2 in size and the predicted cellular phone users of 28.456.500 million users within the next 5 years - and the city?s regulations to calculate the mentioned formulas. This will information will take into account that it will be included in pre-implementation time (2008 ? 2011) and full implementation (2011-2016) of 4G in DKI Jakarta. The calculations are going to be used to choose the most precise scenario of implementing 4G technology. The result of Scenario I with smooth development of NPV of 18.812.165.000, Scenario II with economical stagnation of NPV of - 14.550.902.000, Scenario III constant change -24.561.622.000. Those scenarios are the result of new implementations that will happen in the future by using the assumption growth of cellular phone users in 2011. This analysis concludes that smooth development is the best scenario for implementing 4G in DKI Jakarta with revenue on the 3rd year (out of 5 years, 2011- 2016) of 25.748.800.000 due to the BEP that will going to take place on that year. Communication technology is an ever growing technology. Communication generation technologies have grown from its first generation (1G) to 2G all the way to 3G, and now we are starting to develop the fourth generation (4G) with an aim to fulfill the user?s needs using a reliable mobile broadband access. Indonesia, specifically DKI Jakarta that has just started implementing the 3rd Generation (3G) needs to prepare with the possibility of 4G implementation sooner than they expected."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T40790
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Contents :
- Table of contents by author
- Part I: Business issues, deployment, and revenue generation
- Part II: Technology and infrastructure
- Part III: Applications and services
- Part IV: Quality of service, customer care, and security
- Acronym guide "
Chicago: International Engineering Consortium, 2003
e20442518
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>