Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116524 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tabrani Rab
Riau: UIR Press, 1994
297.635 TAB s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
R 616.5 ILM (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Siupplement UI, 1990
613.95 H 422;613.95 HUB (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Khairani
"ABSTRAK
Latar Belakang: Analisis arah dan unifikasi rugae palatal primer merupakan
salah satu metode identifikasi sekunder yang dapat digunakan untuk menentukan
jenis kelamin. Tujuan: Mengetahui perbedaan arah dan unifikasi rugae palatal
primer untuk menentukan jenis kelamin. Metode: Analisis arah dan unifikasi
rugae palatal primer berdasarkan klasifikasi Lysell dengan metode pencetakan
100 model rahang atas. Hasil: Rugae palatal dengan pola diverging lebih banyak
pada perempuan dibandingkan laki-laki dan tidak terdapat perbedaan signifikan
arah rugae palatal primer pada laki-laki dan perempuan (p>0.05). Kesimpulan:
Arah dan unifikasi rugae palatal primer tidak dapat dijadikan parameter untuk
membedakan jenis kelamin.

ABSTRACT
Background: Analysis of primary palatal rugae direction and unification is one of
the secondary identification methods that can be used for sex determination.
Objective: To determine any sex differences of primary palatal rugae direction
and unification. Methods: Analysis of the primary palatal rugae direction and
unification based on Lysell’s classification with 100 models maxilla. Results:
Diverging pattern is more common in females than males and there are no
significant differences (p>0.05) in the direction of the primary palatal rugae in
males and females. Conclusions: The direction and unification of primary palatal
rugae can not be used for sex determination."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Pendahuluan: Otot Palmaris Longus adalah salah satu otot pada grup fleksor lengan bawah manusia. Palmaris Longus ini sering digunakan dalam prosedur medis di berbagai bidang, khususnya di bidang Orthopaedi dalam prosedur tendon transfer dan rekonstruksi tendon. Absensi Palmaris Longus merupakan variasi normal pada tubuh manusia, absensi tersebut berbeda-beda pada berbagai populasi di seluruh dunia seperti pada populasi Serbia mempunyai angka absensi sebesar 42,4% sedangkan pada populasi Korea hanya sebesar 4,0%. Pengetahuan mengenai absensi Palmaris Longus pada populasi Indonesia penting untuk menghindari kesulitan dan kesalahan dalam operasi dan pengambilan graft Palmaris Longus. Absensi Palmaris Longus ini diduga berkaitan faktor genetik yang berkaitan erat dengan etnis dan jenis kelamin. Absensi Palmaris Longus pada satu sisi tangan saja diduga dapat mempengaruhi kekuatan tangan pada salah satu sisi. Penelitian absensi Palmaris Longus ini belum pernah dilakukan sebelumnya pada populasi Indonesia dengan etnis yang beranekaragam dan juga mengenai hubungannya dengan jenis kelamin dan sisi tangan dominan.
Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional deskriptif analitik dengan melakukan pemeriksaan klinis Palmaris Longus dengan pemeriksaan standar yakni tes Schaeffer dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan klinis lainnya. Pengambilan data dilakukan dengan pemeriksaan fisik langsung, dilengkapi dengan foto dan kuisioner oleh pemeriksa tunggal di berbagai kota di Indonesia yaitu Jakarta, Pemalang, Bandung, Bogor, Depok, Bukittinggi, Padang. Responden diambil dengan proportional consecutive sampling pada enam etnis terbesar di Indonesia dengan jumlah responden 1230 orang dengan 492 etnis Jawa, 246 etnis Sunda, 123 etnis Batak, 123 etnis Madura, 123 etnis Betawi dan 123 etnis Minang. Analisa statistik dilakukan untuk mengetahui hubungan absensi Palmaris Longus dengan etnis, jenis kelamin dan hubungan absensi unilateral dengan sisi tangan dominan. Analisa tersebut dilakukan dengan uji chi-square dengan signifikansi p<0,05.
Temuan dan Diskusi Penelitian: Absensi Palmaris Longus pada keseluruhan responden populasi Indonesia baik bilateral dan unilateral adalah 128 dari 1230 orang responden (10,41%). Absensi Palmaris Longus tertinggi adalah pada etnis Batak dan Madura yaitu 15,45% diikuti oleh etnis Sunda yaitu 11,79%, etnis Jawa 9,96%, etnis Betawi 5,96% dan yang terendah adalah etnis Minang 4,07%. Perbedaan angka absensi Palmaris Longus di antara berbagai etnis ini bermakna secara statistik (p=0,008). Absensi Palmaris Longus pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak berbeda signifikan secara statistik (p=0,74) dimana absensi Palmaris Longus perempuan sedikit lebih banyak yakni 10,70% sedangkan laki-laki 10,20%. Di antara keseluruhan Absensi Palmaris Longus, absensi unilateral adalah sebanyak 62,5% dan bilateral 37,5% responden. Absensi Palmaris Longus unilateral tersebut tidak dapat dianalisis statistik dengan sisi tangan dominan karena sedikitnya jumlah responden dengan tangan dominan kiri yang mempunyai absensi Palmaris Longus unilateral yakni hanya 1 orang responden (1,25%).
Simpulan: Absensi Palmaris Longus pada populasi Indonesia adalah 10,41%. Absensi tersebut berhubungan bermakna dengan etnis, namun tidak berhubungan bermakna dengan jenis kelamin. Absensi Palmaris Longus unilateral pada penelitian ini tidak dapat diuji secara statistik., Introduction: Palmaris Longus muscle is one of the muscle in human forearm flexor group. Palmaris Longus is often used in the medical procedure in various medical specialty, especially in orthopaedics which are used in the tendon transfer procedure and tendon reconstruction. Palmaris Longus absence is a normal variation on human body, the absence are different in the various pupulation over the world, like in the Serbian population have absence rate in 42,4% but in the Korean population only 4,0%. Knowledge about Palmaris Longus absence in Indonesian Population important to avoid difficulties and mistakes during operation or harvesting of Palmaris Longus graft. This absence of Palmaris Longus is likely related to genetic factor which are also related with ethnicity and sex. Unilateral absence of Palmaris Longus is suggested can affect hand power on the side of the absence. This study about this Palmaris Longus absence hasn’t been studied yet in the Indonesian population with its multiethnicity and also the relationship with sex and side of hand dominance.
Methods: This research is a descriptive analytic cross-sectional study using Palmaris Longus clinical examination with standard examination Schaeffer test and confirmed with other clinical examinations. Data collections are performed with direct physical examination, photo and questionnare by a single examiner in various cities in Indonesia which are Jakarta, Pemalang, Bandung, Bogor, Depok, Bukittinggi and Padang. Respondent was taken with proportional consecutive sampling in the six largest ethnicities in Indonesia with total respondent 1230 people with 492 Java ethnicity, 246 Sunda ethnicity, 123 Batak ethnicity, 123 Madura ethnicity, 123 Betawi ethnicity and 123 Minang ethnicity. Statistical analysis used to find relationship of Palmaris Longus absence with ethnicity, sex and relationship of unilateral absence with hand side dominance. The analysis are performed with chi-square test with significance p<0,05.
Result and Discussion: Palmaris Longus absence in overall Indonesian population respondent, bilateral and unilateral noted in 128 people from 1230 respondent (10,41%). Highest rate of Palmaris Longus absence is in the Batak and Madura ethnicities which are 15,45% followed by Sunda ethnicity 11,79%, Java ethnicity 9,96%, Betawi ethnicity 5,95% and the lowest is Minang ethnicity 4,07%. The difference rate between these ethnicities are statistically significant (p=0,008). Palmaris Longus absence between male and female sex is not different statistically (p=0,74) which are female sex slightly higher absence rate than male sex, 10,70 and 10,20 respectively. In overall absence of Palmaris Longus, unilateral absence is 62,5% and bilateral absence is 37,5%. This unilateral Palmaris Longus absence cannot be statistically analyzed with the hand dominance side because of the limitation number of the respondent with left hand dominance which have unilateral absence of Palmaris Longus, that only 1 respondent (1,25%).
Conclusion: Palmaris Longus absence in Indonesian population is 10,41%. That absence is significantly related with ethnicity, but not significantly related with sex. Unilateral Palmaris Longus absence in this study cannot be analysed statistically.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Lathifah
"Latar Belakang: Penentuan jenis kelamin penting untuk identifikasi forensik. Salah satu metodenya berdasarkan ukuran gigi.
Tujuan: Mengetahui perbedaan ukuran gigi laki-laki dan perempuan serta menentukan nilai referensi gigi molar satu rahang atas untuk penentuan jenis kelamin.
Metode: 30 gigi molar satu rahang atas laki-laki dan 30 perempuan diukur lebar mesiodistal dan bukolingual dengan kaliper digital.
Hasil: Perbedaan signifikan (p<0,05) ukuran gigi molar satu rahang atas laki-laki dan perempuan. Nilai referensi ukuran bukolingual 11.34 mm (kanan), 11.22 mm (kiri); ukuran mesiodistal 10.61 mm (kanan) 10.51 mm (kiri).
Kesimpulan: Ukuran mahkota gigi molar satu rahang atas dapat digunakan untuk penentuan jenis kelamin.

Background: Sex determination is an important aspect in the human identification. One of the methods is using tooth dimensions.
Objective: To obtain the differences of male and female tooth size using maxillary first molar crown dimensions and to determine reference point for sex determination.
Methods: 30 males and 30 females, on maxillary first molar study cast. Mesiodistal and buccolingual width were measured using digital calipers.
Results: The differences between males and females in all dimensions measured were statistically significant (p<0,05). The reference point for buccolingual width was 11.34 mm (right), 11.22 mm (left); for mesiodistal width was 10.61 mm (right) and 10.51 mm (left).
Conclusion: Maxillary first molar crown dimension may be used as an aid in sex determination.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S43922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Yuli Andari
"Latar Belakang: Penentuan jenis kelamin merupakan hal yang penting dalam identifikasi forensik dan salah satu metodenya adalah melalui pengukuran gigi geligi. Tujuan: Mengetahui perbedaan ukuran gigi kaninus rahang bawah pada laki-laki dan perempuan serta mendapatkan nilai indeks standar untuk menentukan jenis kelamin. Metode: Dilakukan pengukuran mesiodistal kaninus rahang bawah dan jarak interkaninus, dihitung nilai indeks standar dengan rumus indeks standar kaninus rahang bawah. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna (p<0.05) ukuran gigi kaninus rahang bawah antara laki-laki dan perempuan. Nilai indeks standar kaninus kanan 0.2546 mm, kaninus kiri 0.2456 mm. Kesimpulan: Gigi kaninus rahang bawah dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin individu.

Background: Sex determination is important in forensic identification and one of the methods is teeth measurement. Objectives: To obtain the differences of mandibular canine size between males and females and to get mandibular canine index standard (MCIs) for sex determination. Methods: Measured mesiodistal width and intercanine distance of mandibular canine, index standard value is calculated with MCIs formula. Results: There was a highly significant differences is mandibular canine size between males and females (p value<0.05). MCIs value for right canine is 0.2546 mm, for left canine is 0.2456 mm. Conclusion: Mandibular canine can be used for sex determination."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Rico Ananda Putra
"Indonesia adalah negara yang penuh dengan keberagaman. Keberagaman tenaga kerja berpotensi mempengaruhi kinerja suatu organisasi termasuk di sektor publik. Di sisi lain di era serba teknologi ini, transformasi digital adalah sarat mutlak untuk terus dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Transformasi digital juga telah menjadi salah satu program pemerintah. Dalam organisasi yang penuh keberagaman pimpinan perlu melakukan tata kelola yang baik. Manajemen keberagaman yang tepat sangat dibutuhkan untuk organisasi dengan pegawai yang beragam. Manajemen keberagaman dapat dirasakan oleh pegawai dari dua sudut pandang yaitu bagaimana pegawai melihat keberagaman yang ada dan bagaimana pegawai melihat upaya organisasi mempertahankan keberagaman. Selain diterapkan untuk mengelola organisasi, manajemen keberagaman berbanding lurus dengan keadilan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi keberagaman jenis kelamin dan persepsi mempertahankan keberagaman jenis kelamin terhadap upaya kerja pegawai di sektor publik yang dimediasi dengan keadilan interaksional, keadilan distributif, dan keadilan prosedural dalam organisasi. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan diperoleh 148 responden. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling berbasis Partial Least Square (PLS-SEM) dengan aplikasi SmartPLS. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif persepsi keberagaman pegawai dan persepsi mempertahankan keberagaman pegawai terhadap upaya kerja dengan dimediasi keadilan prosedural, Meskipun begitu, hasil menunjukkan variabel selain itu memiliki pengaruh yang berbeda. Penelitian ini berkontribusi untuk memberikan gambaran terkait bagaimana cara meningkatkan upaya kerja pegawai di sektor publik terutama yang memiliki tingkat keberagaman yang tinggi.

Digital transformation has become one of the government programs. In an organization full of diversity, leaders need to carry out good governance. Proper diversity management is needed for organizations with diverse employees. Diversity management can be felt by employees from two perspectives, namely how employees see the existing diversity and how employees see the organization's efforts to maintain diversity. Apart from being applied to managing organizations, diversity management is directly proportional to organizational justice. This research aims to determine the effect of perceptions of sex diversity and perceptions of retaining sex diversity on employee work efforts in the public sector mediated by interactional justice, distributive justice, and procedural justice in organizations. Research data was collected using a questionnaire and obtained 148 respondents. The collected data was analyzed using the Partial Least Square (PLS-SEM) based Structural Equation Modeling method with the Smart PLS application. The results showed that there was a positive effect on perceptions of employee diversity and perceptions of retaining employee diversity on work effort mediated by procedural justice. However, the results showed that other variables had a different effect. This research contributes to providing an overview regarding how to improve the work efforts of employees in the public sector, especially those with a high level of diversity."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Rudi Sansun
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan pengetahuan safe sex dengan sikap terhadap safe sex di kalangan para pelaut.
Pengetahuan (knowledge) merupakan salah satu pembentuk dari sikap (attitude), juga membentuk subyektif norms dan percieved behavioral control. Ketiga hal tersebut kemudian membentuk kecenderungan atau intensitas perilaku seseorang dan kemudian terbentuklah perilaku yang diekspresikan kekehidupan, (Ajzen, 2005). Oleh sebab itu, jika dapat mengetahui kognisi dan perasaan seseorang terhadap obyek sikap tertentu, kita akan tahu pula kecenderungan perilakunya. Kita dapat meramalkan perilaku dari sikap.
Berdasarkan wawancara informal yang dilakukan penulis pada beberapa orang, masalah-masalah yang muncul diantaranya adalah adaptasi dengan lingkungan baru, lingkungan tempat, kebutuhan biologis seperti seks, dan lain sebagainya. Penyaluran kebutuhan biologis (seks) merupakan bahasan yang ingin diteliti oleh penulis. Penyebabnya, penyaluran kebutuhan tersebut dapat menimbulkan masalah baru. Masalah yang berbahaya adalah penularan penyakit menular seksual (PMS).
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 41 orang pelaut. Penelitian ini menggunakan alat ukur pengetahuan safe sex dan sikap terhadap safe sex yang dibuat oleh penulis sendiri berdasarkan konstrak dari teori-teori yang mendukung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang safe sex mempunyai hubungan yang sangat kuat (r sebesar 0,876) dengan sikap terhadap safe sex pada pelaut pria PT. X."
2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Pande Ariyani
"Latar belakang: Odontologi forensik telah banyak dikembangkan untuk mengidentifikasi korban bencana maupun korban kekerasan. Dengan odontologi forensik, tim Investigasi Korban Bencana (DVI) dapat menentukan jenis kelamin manusia. Terdapat beberapa metode untuk mengidentifikasi jenis kelamin, salah satunya dengan metode palatoscopy dan metode cheiloscopy yang sering digunakan. Namun, perbandingan akurasi kedua metode ini pada populasi Asia masih kontroversial.
Tujuan: mengetahui perbedaan akurasi antara metode palatoscopy dan cheiloscopy untuk identifikasi jenis kelamin pada populasi Asia.
Metode: Penelusuran literatur menggunakan pedoman alur Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) pada lima electronic database yaitu PubMed, Scopus, EBSCO, ScienceDirect, dan Wiley Online Library. Literatur harus memenuhi syarat kriteria inklusi berupa artikel harus berbahasa Inggris, diterbitkan dalam 5 tahun terakhir, tersedia dalam full-text, merupakan research article, serta menggunakan klasifikasi Thomas dan Kotze untuk penelitian palatoscopy dan klasifikasi Tsuchihashi dan Suzuki untuk penelitian cheiloscopy.
Hasil: Didapatkan 33 studi memenuhi kriteria inklusi pada tahapan sintesis kualitatif. Dari hasil analisis menggunakan random effects model, diperoleh metode cheiloscopy lebih dapat mengidentifikasi jenis kelamin pada populasi Asia.
Kesimpulan: Metode cheiloscopy dapat mengidentifikasi jenis kelamin secara lebih akurat daripada metode palatoscopy.

Background: Forensic odontology have been developed for victim identification. With forensic odontology, Disaster Victim Identification (DVI) team may determine human’s sex. There are a few methods for sex determination including human soft tissue methods. Human soft tissues such as palatoscopy method and cheiloscopy method can be utilized for sex determination. Nevertheless, the accuracy comparation of these methods in Asian population is still controversial. Aim: To compare the accuracy between palatoscopy method and cheiloscopy method for sex identification in Asian population.
Methods: The literature is searched using Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) guideline on five electronic databases, such as PubMed, Scopus, EBSCO, ScienceDirect, and Wiley Online Library. The literature should have to require the inclusion criteria such as an English article, published in the last 5 years, available in full-text, a research article, using Thomas and Kotze’s classification for palatoscopy studies and using Tsuchihashi and Suzuki’s classification for cheiloscopy studies.
Results: 33 studies which qualify the inclusion criteria on qualitative synthesis phase. From the analyzes with random effects model, cheiloscopy method is significantly reliable for sex identification in Asia population.
Conclusion: Cheiloscopy method is more accurate for sex determination as compared to palatoscopy method.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>