Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184008 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safrina
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan telaah terhadap konstruksi identitas berdasarkan subjektivitas dan agensi yang diberikan pada tokoh Lupus dalam empat buku serial Lupus yaitu 1) Interview with the Nyamuk, 2) Mission Muke Tebel, 3) Gone with the Gossip dan 4) The Lost Boy. Seral Lupus dipilih karena serial ini merupakan bacaan remaja yang digemari remaja dan mampu bertahan lama di pasaran. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan perihal bagaimana identitas Lupus dibentuk, dan apa dan bagaimana keterkaitannya dengan kondisi sosial-budaya saat karya tersebut diciptakan.
Pertanyaan tersebut dijawab melalui analisis teks dan kajian budaya. Analisis teks mengidentifikasi adanya posisi Lupus sebagai subjek dan agen pada tepian tiga konteks yaitu kelas sosial, etnisitas dan gender yang melahirkan posisi-antara bagi Lupus. Melalui posisi-posisi diantara kelas atas dan kelas bawah, tepian dunia global dan dunia lokal juga di tepian maskulinitas kelaki dewasa, Lupus dikembangnkan menjadi identitas yang mudah diterima oleh remaja kebanyakan dan disukai juga dikagumi karena keberhasilannya mendekati pusat-pusat konteks yang secara umum didambakan oleh para remaja. Keberhasilan Lupus bergerak sangat ditentukan oleh perilaku keberaksaraannya (kegemaran membaca dan menulis), kemampuan berbahasa Inggris dan perilaku cuek yang mengejawantah dalam sikap berani mencoba dan tak takut gagal.
Walaupun demikian, Lupus sebagai teks bukanlah teks yang kritis karena kecenderungannya untuk mengukuhkan budaya dominan. Keberhasilan Lupus pada posisi antara itu dikontraskan dengan ketersisihan kelas bawah, etnis lokal, dan perempuan sehingga identitas Lupus mencuat di antara para remaja ini. Ngocol sebagai identitas Lupus yang menonjol memperkuat identitas Lupus di posisi antara, da, pada saat yang sama, menjadi identitas teks Lupus karena kengocolan yang hadir terutama menunjukan peran pencerita yang ngocol secara signofikan daripada peran tokoh Lupus. Ngocol sebagai kekhasan dan kekuatan Lupus dapat dikatakan sebagai identitas Lupus yang menjadi ideologi teks karena kehadiran ngocol dalam setiap peristiwa dalam Lupus diterima sebagai kewajaran walaupun pembacaan kritis terhadap kengocolan tersebut menunjukkan adanya relasi kuasa yang menyingkirkan kelompok tertentu. Ketersingkiran kelas bawah, etnis lokal dan perempuan sebagai pilihan tekstual demi kengocolan merupakan juga cerminan kondisi sosial politik masa itu. Identitas Lupus, di satu sisi, menampakkan adanya resistensi terhadap budaya dominannya tetapi, di sisi lain, ia merupakan pengukuhan terhadap budaya tersebut ketika pilihannya mencerminkan perilaku seperti umum ditemui dalam lingkungan sosialnya.

ABSTRACT
This is a study of identity which analyzes and interprets the construction of Lupus, an adolescent fictional character of the popular Lupus series. In particular, the sudy looks into the characters subjectivity and agency which forms the basis for the analysis of identity construction. Lupus is chosen for this study for the fact that Lupus is virtually the only popular fictional character in Indonesian Young Adult Literature for a period of more than two decades. This is the anchor for choosing this character for a study of identity construction as it poses questions as to how subjectivity and agency contribute to the construction of such a long lasting identity and how socio-cultural factors might have underpinned the construction. In addition, Lupus specific ngocol trademark character poses a set of different but related questions with regard to the role ngocol plays in Lupus identity construction and what meanings can be attributed to the role.
The questions were addressed by employing a textual analysis within the framework of narrative theory and cultural studies. For this purpose, Lupus texts were selected. The selected texts under investigation were four of the Lupus series namely 1) Interview with the Nyamuk, 2) Mission Muke Tebel, 3) Gone with the Gossipl and 4) The Lost Boy. These texts were selected for its evident relation to the context of their production as depicted in the parody titles, abd for the availability of linked short stories which should provide more possibilities for character exploration compared to individual short stories. Subjectivity and agency were traced in the narative events which constituted the linked short stories. Out of twenty two linked short stories, one hundred sixty one narrative events were analyzed and showed that Lupus subjectivity and agency were exercised from in-between positions available for Lupus in three contexts most frequently encountered. They were the contexts of the social class, ethnicity and gender. These in-between positions has enable Lupus to move fluidly along center of adulthood and childhood, upper social class and lower social class, global and local, and masculinity and femininity. These in-between positions empowered by his literacy behavior and English proficiency has established an empowering subjectivity and agency for a distinctive Lupus identity as a modern Jakarta adolescent treading his way to maturity by playing his subjectivity and agency along his chosen positions.
Ngocol as one of his more outstanding quality was disclosed as the identity of the text rather than the characters. This is evident from the narrative events which revealed ngocol framing the overall structure of the story and was enable by the capacity and agility of the narrator. However, ngocol also served as the means with which the adolescents appropriated their readings of the real world and challenged the authority of adults in the real world by ridiculing the world they lived in by way of ngocol behaviors. Ngocol is a way of laughing at the world but it is also a way of strengthening dominant positions. As in Lupus, ngocol is often a discriminate act which excludes specific groups as objects of ridicule. These exlusions indicate inner workings of the texts which reflects the living ideology of the society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
D602
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Rahima
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran utuh pengalaman remaja Jakarta sebagai biseksual dengan tipe penelitian fenomenologis. Pengumpulan data pun dilakukan dengan wawancara fenomenologis mendalam. Sebagai remaja biseksual yang tinggal di Jakarta, kedua partisipan mengalami kebingungan, perasaan takut dan berdosa akibat sisi homoseksual dan memiliki kecenderungan untuk lebih tertarik pada satu jenis kelamin. Selain itu keduanya juga memiliki keinginan untuk mengakhiri salah satu ketertarikan seksual dan mengalami kesepian. Sebagai remaja biseksual di kota Jakarta, kedua partisipan juga mengalami berbagai macam masalah, seperti masalah keluarga, masalah isolasi, masalah hubungan romantis dan masalah identitas seksual yang belum terselesaikan. Gaya hidup kedua partisipan sebagai remaja biseksual yang tinggal di Jakarta ternyata memiliki peran dalam pengalaman biseksualitas pada kedua remaja tersebut.

This research aims to get the full description of adolescents in Jakarta as Bisexual with phenomenology type research. Data collection was done with phenomenology-depth interview. The result of this research is as bisexual adolescents who live in Jakarta, they feel confuse, fear and sinful because their homosexual side as bisexual. They also tend to more interest with one sex. Both of them want to end their attraction to one sex or to choose one sex to be loved and they also feel loneliness. As bisexual in Jakarta, they experience many problems such as family problem, isolation, romantic relationship problem and sexual identity problem that has not been resolved yet. Researcher also found that their lifestyle as Jakarta adolescents has a role in their experience as Bisexual."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S3533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justine Yohana Mardhianti
"Remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan mendapatkan stigma dan diskriminasi dari institusi sosial terkecil yaitu keluarga hingga masyarakat luas. Mereka dianggap sebagai pelanggar norma karena gagal menjaga dirinya sendiri dan mematuhi peran berbasis gender yang disematkan kepada mereka. Hal ini berpengaruh terhadap pembentukan agensi mereka. Penelitian ini berusaha menjelaskan agensi remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan yang diperlemah oleh konstruksi sosial dan juga relasi kuasa yang timpang antara diri mereka dan agen-agen di sekitar mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa agensi remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan diperlemah oleh konstruksi sosial sejak sebelum ia mengalami kehamilan. Identitasnya sebagai perempuan membuat mereka dinilai sebagai individu subordinat dan mendapatkan perlakuan tidak adil. Sebagai remaja yang tidak mengikuti konstruksi sosial membuat mereka dianggap sebagai individu yang tidak bertanggung jawab. Hal ini menyebabkan agensi di dalam diri mereka menjadi lemah. Lemahnya agensi mereka membuat diri mereka berada di posisi yang rentan akan pergaulan bebas yang berujung pada kehamilan di luar pernikahan. Setelah hamil di luar pernikahan mereka mendapatkan identitas yang terstigma untuk kedua kalinya yang membuat agensi di dalam diri mereka semakin lemah. Konstruksi sosial pembagian peran berbasis gender dan juga relasi kuasa yang timpang dengan agen lain membuat agensi mereka semakin tereduksi, sehingga sulit bagi para remaja perempuan yang hamil di luar pernikahan untuk kembali berfungsi sosial di dalam masyarakat.

Adolescent girls who experienced unwanted pregnancy face stigma and discrimination from their family, as well as their community. They are considered as violator of norms due to their failure to protect themselves and conform with their gender based role. This affects to the formation of their agency. This study tries to explain the agency of adolescent girls who experienced unwanted pregnancy which weakened by social construction and unequal power relation between themselves and other agents. This study uses qualitative methods with phenomenology approach. This study concludes that agency of adolescent girls with unwanted pregnancy is weakened by social construction even before they experienced unwanted pregnancy. Their identity as women makes them valued as subordinate individuals and obtained unfair treatment. As teenager who do not conform with social construction, they were considered as irresponsible individuals. This led to subdued agency. Their subdued agency causes them to be vulnerable to promiscuity that results in unwanted pregnancy. After experienced unwanted pregnancy, they obtain stigmatized identity for the second time which makes their agency even weaker. Social construction of gender based role, as well as unequal power relation cause their agency reduced, thus making it difficult for these adolescent girls to return as functioning agent in their community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Helmi Godrat Ichtiat
"Penelitian ini memfokuskan pada kajian tentang gaga hidup, brand positioning dan tingkat konsumsi media di kalangan remaja SMA di wilayah Ibukota DKI Jakarta. Dalam studi ini peneliti berusaha memotret profil gaya hidup remaja yang menjadi salah satu segmen dari produk Simpati Telkomsel. Hal ini semata-mata ditujukan untuk melakukan segmentasi dari target market yang ada. Seperti diketahui segmentasi merupakan salah satu strategi yang jitu dalam membidik pasar yang ingin dituju. Dan hasil segmentasi ini selanjutnya akan diperoleh upaya tentang bagaimana menentukan target konsumen dari suatu produk, sehingga dari sini perusahaan dapat menancapkan posisi produk atau brang di benak konsumen.
Selanjutnya di sisi lain studi ini juga berusaha memberikan uraian dengan komprehensi untuk pelihat posisi Simpati telkomsel di banding beberapa brand dari produk sejenis. Dari studi ini dimaksudkan agar peneliti dapat memberikan deskripsi tentang sejauh mana hasil yang diperoleh dari seluruh program promosi yang dibuat oleh Telkomsel yang dimaksudkan untuk meningkatkan brand eqiuty Simpati Telkomsel.
Setelah mengetahui posisi brand simpati telkomsel, peneliti mencoba untuk mengaiktannya dengan hasil segmentasi konsumen remaja produk Simpati Telkomsel. Di sisi Lain peneliti juga ingin memberikan deskripsi tentang pola konsumsi media di kalangan remaja SMA. Evaluasi dari program promosi dapat diberikan dari hasil studi ini. Pertama kita memberikan penjelasan tentang posisi brand lalu memberikan uraian tentang segmen yang potensial untuk dijadikan target market. Selanjutnya setelah diketahui media mana yang acap dikonsumsi konsumen remaja, maka dapat diberikan rekomendasi praktis tentang bagaimana menyususn program promosi untuk meningkatkan posisi brand Simpati telkomsel agar dapat meraih pangsa pasar lebih luas lagi.
Metodologi Penelitian yang digunakan dalam studi ini mengacu pada pendekatan kuantitatif, dimana sejumlah data primer dikumpulkan dengan menggunakan teknik survey. Terdapat 1368 responden penelitian ini yang tersebar di lima wilayah lbukota DKI Jakarta. Responden ditentukan dari tiga tingkatan sekolah, yang dibagi ke dalam peringkat berdasarkan hasil Ujian Akhir Nasional. Studi ini juga menggunakan teknik sampling probabilistik, dimana setiap anggota sampel dapat mewakili populasi penelitian ini. Dalam studi ini juga menggunakan teknik analisis univariat dan multivariat. Dalam analisis univariat menggunakan statistik deskriptif berupa distribusi frekuensi dan sejumlah ukuran penyebaran dan pemusatan seperti mean, median dan persentil. Untuk analisis multivariat menggunakan analisis cluster dan analisis multidimensional scaling.
Dari hasil studi ini diperoleh sejumlah temuan sebagai berikut: Pertama, terdapat empat karakteristik konsumen remaja SMA berdasarkan gaya hidup, yaitu demander, anti demander, escapist dan pro-social. Kedua, karaktreristik konsumen remaja berdasarkan konsumsi media, diperoleh empat karakteristik, yaitu print media reader, electronic media watcher, observer dan anti observer. Kedua, dari hasil segmentasi kemudian riset ini mencoba untuk melihat posisi brand Simpati Telkomsel, yang hasilnya menunjukkan bahwa konsumen remaja cenderung menempatkan smpati Telkomsel sebagai kartu sim yang mereka gunakan. Di sisi lain terdapat kompetitor utama, yaitu Indosat Im3 dan Pro-XL yang juga menjadi andalan konsumen remaja sebagai kartu sim utama.

This research investigates lifestyle, brand positioning and media consumption of high school student in Jakarta. The researcher was tried to draw a profile of high school student as one of Simpati Telkomsel's target market. The objection of this study in to describe a segmentation from a strategy of targeting the market. The result of segmentation is to support on how the PT. Telkom as a state own company can pinpoint the brand position of Simpati Telkomsel.
In the other hand this study is try to give an comprehendsive explanation to see the position of Simpati telkomsel comparing to the competitors. In this case we that we can find the brand equity of Simpati Telkomsel. Then, after we find the position of the brand, this studi is intend to see the correlation between the result of segmentation and the brand position of Smpati Telkomsel.
The research explore the usage of quantitative research methodology. Population of this research is Highschool student in Jakarta. There are 1366 respondent who gave their opinion by filling a structured questionaire. Founded from the Departemen Pendidikan nasional's website; theta are three level of school in Jakarta, consist of low, middle and upper level, based on the score of EBTANAS 2004_ Cluster analysis and-multidimensional scaling are relevant tools to analyze the collected data of this surveys.
The finding shows that there are four characteristics of the respondent, consist of the demander, anti demander, escapist and pro-social. Then, the characteristics of respondent based on the media consumption is consist of the print media reader, electronic media watcher, observer and anti observer. This research is also give the portrait of the brand position of Simpati in the mind of highschool student as a consumers. It shows that the respondent tend to use Simpati Teikomsei. But it founded that there are two relevant competitors from another provider: Indosat Im3 from PT. Indosat and Pro-XL from PT. Excelcomindo."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T21647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Bini Fitriani B
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui subjektivitas dan agensi perempuan bangsawan Bugis dalam merespons budaya siri'melalui subjek dari dua generasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang menggunakan kerangka analisis subjektivitas dan kritik budaya. Studi ini melakukan penelusuran riwayat hidup sepuluh perempuan bangsawan Bugis dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjektivitas perempuan Bugis terdiri dari dua bentuk subjektivitas yang saling berkelindan erat dan dalam konteks tertentu keduanya bekerja secara berlawanan. Dua bentuk subjektivitas tersebut adalah subjektivitas personal dan subjektivitas budaya. Dalam merespons budaya terkait siri’, subjektivitas personal yang inheren akan menguatkan agensi perempuan Bugis, namun subjektivitas budaya akan melemahkan agensinya karena menjauhi kebenaran dalam diri. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam diri para subjek penelitian, terdapat dua bentuk ekspresi diri perempuan Bugis sebagai subjek budaya dan subjek personal yang kompleks dan menyebabkan terbentuknya subjektivitas unik yang berkelindan erat yakni subjektivitas personal dan subjektivitas budaya sehingga menimbulkan ambiguitas dan paradoks perilaku, pemikiran dan perasaan. Di dalam penelitian ini saya menemukan bahwa untuk “Menjadi Perempuan Bugis” subjek penelitian saya menggunakan subjektivitas budaya mereka sebagai bentuk politis untuk bertahan, melawan, membebaskan diri dan melakukan perubahan bentuk kekuasaan ‘dari dalam’. Agensi para subjek tidak hanya berupa perilaku dalam keputusan-keputusan besar dalam hidup terkait relasi gender, seksualitas dan relasi ibu-anak antar subjek generasi pertama dan kedua, namun juga berupa narasi diri yang kompleks. Pengalaman hidup, domisili, perbedaan generasi, status pernikahan dan media sosial daring merupakan faktor terhadap kedalaman subjektivitas budaya/personal dan dominasinya dalam diri subjek.

This study aims to examine the subjectivity and agency of Bugis noble women in responding to siri'culture. This research is a qualitative research with a case study approach, which uses an analytical framework of subjectivity and cultural critique. This study traces the life herstory of ten Bugis noblewomen and in-depth interviews. The results show that the subjectivity of Bugis women consists of two forms of subjectivity that are closely intertwined and in certain contexts it work in opposite direction. The two forms of subjectivity are personal subjectivity and cultural subjectivity. In responding to culture related to siri', the inherent personal subjectivity will strengthen Bugis women's agency, but cultural subjectivity will weaken their agency because they are away from the truth within themselves. This study concludes that within the research subjects, there are two forms of self-expression of Bugis women as cultural subject and a personal subject that is complex and lead to the formation of a unique subjectivity that is closely intertwined, namely personal subjectivity and cultural subjectivity, giving rise to ambiguity and paradoxes in behavior, thoughts and feelings. In this research, I found that to "Become a Buginese Woman" means that the subject use their cultural subjectivity as a political form for resistance, liberation and a change in the form of power ‘from within’. The agency of the subjects is not only in the form of behavior in major life decisions related to gender relations, sexuality and mother-daughther relations between first and second generation subjects, but also in the form of complex self-narratives. Life experience, domicile, generational differences, marital status dan online social media are factors in the depth of cultural/personal subjectivity and its dominance in the subject."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nasya Adlina
"Skripsi ini membahas mengenai hubungan simultan antara tatanan gender Alawiyyin dengan pengekspresian seksualitas janda dimulai dari konsepsi perempuan ideal sebagai ‘syarifa’ lengkap dengan formulasi kolektif akan identitas tersebut hingga upaya yang dilakukan perempuan untuk menegosiasikan tatanan gender komunitas dengan memainkan subjektivitas dan agensi yang semakin luas ketika lepas dari perkawinan. Saya menggunakan pendekatan etnografi berupa wawancara mendalam dan observasi partisipasi terhadap lima janda Alawiyyin di Yayasan DR. Triangulasi data juga dilakukan terhadap pengurus Yayasan DR, anak-anak perempuan, relawan pengajar, hingga janda-janda lainnya untuk memperdalam analisa tulisan ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan fleksibilitas agensi yang terwujud pada reaktualisasi tindakan janda ketika menegosiasikan tatanan kolektif baik dalam menolak wacana dominan, mengadopsi posisi ‘subjek’ baru serta sebagai individu yang diberdayakan. Keberadaan Yayasan DR memicu subjektivitas kolektif untuk mengubah persepsi akan status janda sekaligus ikut mengintervensi seksualitas mereka dan mentranskripsikan struktur kolektif meski tidak menyentuh ranah pribadi. Dengan begitu, sensibilitas diri ataupun kolektif memperluas agensi janda namun bukan berarti membuat mereka berkehendak bebas di luar budaya

This bachelor thesis discussed simultaneously relationship between the Alawiyyin gender order and the expression of widow sexuality starting from the conception of an ideal woman as a 'syarifa' complete with a collective formulation of that identity to the efforts of women to negotiate a community gender order by playing wider subjectivity and agency when released from marriage. I use an ethnographic approach in the form of in-depth interviews and participatory observation of five Janda Alawiyyin at Yayasan DR. Data triangulation was also carried out on the administrators of the Yayasan DR, daughters, teaching volunteers, and other widows to deepen the analysis of this paper. The results of this study indicate agency flexibility manifested in the actualization of widows' actions when negotiating a collective order both in rejecting dominant discourse, adopting new 'subject' positions as well as empowered individuals. The existence of Yayasan DR triggers collective subjectivity to change perceptions of the status of widows while at the same time intervening in their sexuality and transcribing the collective structure even though it does not touch the personal sphere. In this way, self or collective sensibility expands widows' agencies, but that does not mean that they will be free outside of culture"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Julianti
"Latar Belakang
Tuberkulosis pada kelompok remaja belum mendapatkan perhatian khusus oleh pemangku kepentingan di dunia. Salah satu faktor risiko terjadinya TB adalah penurunan sistem imun yang dapat ditemukan di penyakit Lupus Eritematosa Sistemik (LES). Peningkatan risiko infeksi TB pada penderita LES mencapai 2—6 kali lipat. Saat ini, penelitian LES-TB di Indonesia belum fokus terhadap usia remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalens TB-LES dan faktor risiko terjadinya TB pada pasien LES.
Metode
Studi ini menggunakan uji analitik retrospektif sehingga variabel yang memengaruhi terjadinya TB pada pasien LES dapat diukur. Data didapatkan berdasarkan rekam medis dan hasil diujikan dengan SPSS.
Hasil
Dari 100 pasien LES usia remaja, 5 orang menderita TB dan 14 orang terinfeksi TB laten. TB-SLE hanya diderita oleh wanita. Faktor risiko yang meliputi status nutrisi, jenis imunosupresan, dan dosis glukokortikoid tidak ditemukan signifikan terhadap kejadian TB-SLE. Akan tetapi, kelompok usia di atas 15 tahun berisiko mengalami TB hingga 2 kali lipat yang tidak bermakna secara statistik (2.11;95% CI;(0.76-5.80)).
Kesimpulan
Prevalens TB aktif 5% dan prevalens TB keseluruhan adalah 19% pada subjek LES remaja di RSCM. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara status nutrisi, jenis imunosupresan, usia, dosis glukokortikoid dengan terjadinya TB-SLE. Namun, usia yang lebih mendekati usia dewasa meningkatkan risiko terjadinya TB.

Introduction
Tuberculosis in adolescence have not yet been recognized by the stakeholders around the world. One of the risk factors for TB infection is the declining of the immune system which can be caused by Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Patients with SLE are at risk for TB infection 2—6 times fold than normal population. There are no studies that focuses on TB on adolescence with SLE. This study purpose is to determine the prevalence of SLE-TB and the risk factors of TB in SLE.
Method
This study uses analytic prospective model to analyze the variables in TB-SLE. Electronic health records are used to be the source of the data. Then, the data will be analyzed using SPSS.
Results
TB-SLE was found only in women. The risk factors that are being analyzed in this study were nutritional status, types of immunosuppressants, glucocorticoid dose, and age. However, there was no significant relation between those risk factors and the prevalence of TB. In this study, we found that the older age group, more than 15 years old, has a higher risk of TB infection but not statistically significant. 2.11;95% CI;(0.76-5.80)).
Conclusion
Active TB prevalence is 5% and the total TB prevalence is 19% in adolescence with SLE at RSCM. Significant relations between nutritional status, types of immunosuppressants,age,glucocorticoid dose and the TB-SLE are not found. However, there was a higher risk in TB infection in patients with age older than 15 years old.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Besti Erfina
"Penelitian ini dilatarbelakangi dengan semakin bertambahnya jumlah anak jalanan yang berusia remaja yang identik dengan pencarian jati diri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pembentukan konsep diri pada anak jalanan dan siswa SMU yang berusia remaja. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif perbandingan. Populasi pada ppenelitian ini adalah remaja anak jalanan dan siswa SMU. Siswa SMU diambil dari SMU 65 Jakarta Barat, sedangjean anak jalanan yang berusia remaja diambil secara incidental dengan syarat memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Jumlah sampel pada penelitian sebanyak 87 orang. Data diperoleh melalui instrument berupa kuisioner yang dibagikan dan diisi oleh setiap responden. Kuisioner dibagi menjadi pertanyaan data demografi dan pertanyaan mengenai konsep diri. Data dianalisa dengan statistic univariat dan bivariat Pengujian ada tidaknya perbedaan dilakukan uji hipotesa dua arah dengan derajat kemaknaan 0.05. hasil hipotesa didapatkan perbedaan yang bermakna. Hal tersebut berarti ada perbedaan konsep diri remaja yang bermakna antara kelompok responden anak jalanan dan siswa SMU yang berusia remaja."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5638
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>