Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131775 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jan Susilo
"ABSTRAK
Dalam usaha "World Health Organization" (WHO) untuk mencapai "Health for all by the year 2000" telah ditempuh banyak usaha dalam semua bidang untuk menaikkan taraf hidup manusia di seluruh dunia sehingga dapat hidup lebih baik dan produktif.
Pemerintah dan masyarakat dunia telah menyambut tantangan ini dan telah dibentuk garis haluan dan proyek-proyek yang dapat diberlakukan untuk mencapai tujuan tersebut, dengan mempertimbangkan problema kesehatan yang dihadapi dan dana yang tersedia. Untuk mencapai tujuan yang telah digariskan WHO, perlu diperhatikan dan dilaksanakan 8 azas "Primary Health Care" tersebut, yaitu :
1. Peningkatan persediaan dan mutu makanan
2. Penyediaan air bersih dan sanitasi.
3. Imunisasi anak terhadap penyakit infeksi.
4. Penyediaan obat esensial.
5. Pendidikan.
6. Kesehatan ibu dan anak.
7. Pencegahan dan penanggulangan penyakit endemik.
8. Pengobatan yang sesuai untuk penyakit umum dan luka.
Butir pertama, kedua dan keempat tidak berhubungan dengan penyakit jamur, butir ketiga yaitu dalam bidang imunisasi masih dalam tahap penelitian.
Masalah mikosis dapat dikaitkan dengan lima dari delapan azas
"Primary Health Care" tersebut, yaitu :
a. Pendidikan
Penyuluhan pendidikan kesehatan mengenai masalah yang berhubungan dengan timbulnya penyakit jamur dan cara pencegahannya dapat diberikan secara sederhana kepada masyarakat.
b. Kesehatan ibu dan anak
Penyakit jamur yang berupa keputihan dapat menimbulkan banyak masalah sejak seorang ibu hamil dan bila tidak ditangani dengan tuntas dapat ditularkan pada bayi yang akan dilahirkan dan menimbulkan berbagai masalah berupa "oral thrush", yaitu bercak putih pada selaput lendir inulut yang menyerupai sisa susu. Infeksi ini kemudian dapat menimbulkan gangguan saluran cerna berupa diare yang dapat disertai "diaper rash" yaitu kemerahan kulit sebatas popok.
c. Pencegahan dan penanggulangan penyakit endemik setempat. Penyakit jamur dapat merupakan salah satu penyakit endemik setempat misalnya tinea imbrikata dan histopiasmosis; juga dapat sebagai penyulit penyakit endemik lain misalnya aspergilosis dan kandidiasis pada tuberkulosis.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memperhatikan :
1. kebersihan pribadi untuk mencegah terutama mikosis superfisialis
2. kebersihan lingkungan untuk menghilangkan sumber infeksi, misalnya membersihkan kotoran burung dan ayam yang mudah ditumbuhi Cryptococcus neoformans dan Histoplasma capsulatum."
1992
D351
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carissa Ista Indriani
"[Penicillium marneffei merupakan fungi patogen yang ditemukan di Asia
Tenggara, khususnya Thailand. Penisiliosis dapat menyebabkan mikosis sistemik
sehingga membahayakan nyawa penderita immunocompromised, khususnya
penderita HIV/AIDS. Antifungi seperti Fluconazole dan Ketoconazole, digunakan
untuk mengatasi infeksi P. marneffei. Akan tetapi, penggunaan antifungi secara
jangka panjang dapat memicu kemungkinan munculnya mutan resisten P.
marneffei. Resistensi pada fungi dapat dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya,
overekspresi transporter pengeluaran obat (drug efflux transporter). Mekanisme
pompa pengeluaran obat diatur oleh berbagai transporter. Transporter yang paling
umum diketahui ialah transporter ABC (ATP-binding-cassette) dan MFS (Major
Facilitator Superfamily). Transporter ABC multidrug (MDR) pada P. marneffei
telah dipelajari dengan baik, sedangkan transporter MFS MDR pada fungi
tersebut, belum mendapatkan perhatian yang sama. Penelitian ini fokus pada satu
transporter MFS MDR P. marneffei, yakni PMAA 067100, yang diekspresikan
pada Saccharomyces cerevisiae ADΔ; sistem ekspresi yang sangat rentan terhadap
berbagai macam antifungi. Pengamatan melalui mikroskop konfokal dan uji Disk
Diffusion menunjukkan bahwa transporter PMAA 067100 terlokalisasi pada
membran sel S. cerevisiae ADΔ dan resisten terhadap Fluconazole dan
Terbinafine.;Penicillium marneffei has been known as a pathogenic fungi which is
found in Southeast Asia, especially Thailand. The infection by this fungi
recognized as Penicilliosis, that caused systemic mycosis, might be lethal in
immunocompromised patient, specifically HIV/AIDS patient. Antifungal such as
Fluconazole and Ketoconazole, had been used against P. marneffei infection.
However, the long-term-use of antifungal might cause an emerging resistant strain
of P. marneffei. The resistance phenomenon in fungi is caused by several factors,
one of it is the overexpression of drug efflux transporter. Mechanism of this efflux
pump is regulated by some of transporters such as ABC (ATP-binding-cassette)
and MFS (Major Facilitator Superfamily) transporter. The ABC multidrug (MDR)
transporter of P. marneffei has been studied well, yet the underrated MFS MDR
transporter of the same fungi has not received the same attention. This study focus
on one of P. marneffei MFS MDR transporter, known as PMAA 067100, which
was expressed in Saccharomyces cerevisiae ADΔ; an expression system which is
very susceptible to many kind of antifungal. Observation through confocal
microscope and Disk Diffusion test showed that PMAA 067100 transporter was
localized in S. cerevisiae ADΔ cell membrane and resistant against Fluconazole
and Terbinafine., Penicillium marneffei has been known as a pathogenic fungi which is
found in Southeast Asia, especially Thailand. The infection by this fungi
recognized as Penicilliosis, that caused systemic mycosis, might be lethal in
immunocompromised patient, specifically HIV/AIDS patient. Antifungal such as
Fluconazole and Ketoconazole, had been used against P. marneffei infection.
However, the long-term-use of antifungal might cause an emerging resistant strain
of P. marneffei. The resistance phenomenon in fungi is caused by several factors,
one of it is the overexpression of drug efflux transporter. Mechanism of this efflux
pump is regulated by some of transporters such as ABC (ATP-binding-cassette)
and MFS (Major Facilitator Superfamily) transporter. The ABC multidrug (MDR)
transporter of P. marneffei has been studied well, yet the underrated MFS MDR
transporter of the same fungi has not received the same attention. This study focus
on one of P. marneffei MFS MDR transporter, known as PMAA 067100, which
was expressed in Saccharomyces cerevisiae ADΔ; an expression system which is
very susceptible to many kind of antifungal. Observation through confocal
microscope and Disk Diffusion test showed that PMAA 067100 transporter was
localized in S. cerevisiae ADΔ cell membrane and resistant against Fluconazole
and Terbinafine.]"
[, ], 2015
S62258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Nur Fajriyah
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui keberadaan fungi mikoriza di dalam jaringan akar Dendrobium crumenatum, Dendrobium cucullatum, dan Dendrobiumanosmum. Metode yang digunakan adalah pemanasan akar dengan KOH dan freehand sections. Hasil penelitian menunjukkan fungi mikoriza ditemukan di dalam selsel yang telah terdiferensiasi dan tidak ditemukan ditemukan di dalam selsel yang belum berdiferensiasi, yaitu pada bagian ujung akar. Fungi mikoriza ditemukan di dalam jaringan eksodermis, korteks, endodermis, dan stele dalam bentuk peloton. Persentase kepadatan fungi tertinggi terdapat pada akar remaja ketiga spesies Dendrobium, yaitu 43,1%; 44,16%; dan 38,42%; dan pada spesies Dendrobiumcrumenatumsebesar 41,31%.

This research is aimed to understand the presence of mycorrhizal fungi in root tissues of Dendrobiumcrumenatum, endrobiumcucullatum, and Dendrobium anosmum. The methode are used heating roots within KOH 10% and freehand sections. The results are showing that the mycorrhizal fungi is founded inside differentiated cells and not founded inside undifferentiated cells, which is root tip. The mycorrhizal fungi are founded inside exoderm, cortex, endoderm, and stele. Percentage of highest density of mycorrhizal fungi found in intermediate roots of Dendrobiumspecies, that are 43,1%; 44,16%; and 38,42%; and on the species of Dendrobiumcrumenatum, that is 41,31%. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S759
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sjukri Karim
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
616.120 SJU e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1983
616.994 347 KAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wida Ridawati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40821
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sadeli
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jose Roesma
"Perhatian terhadap hipertensi mulai berkembang di Indonesia sejak akhir tahun 1950-an di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan R.S.Dr Cipto Mangunkusumo. Laporan pertama hasil penelitian terhadap kelompok penderita hipertensi disampaikan oleh Murdowo (1973) dalam Kongres Ahli Penyakit Dalam Indonesia kedua meliputi 91 penderita rawat inap di RSU Sanglah Denpasar. Laporan pertama survai mengenai hipertensi baik dari masyarakat perkotaan (Semarang) maupun masyarakat pedesaan (kabupaten Blora) disampaikan oleh Boedhi Darmojo pada Kongres Nasional Ahli Penyakit Dalam ke 3 (1975) dan kemudian diikuti oleh laporan survai di pelbagai daerah Indonesia pada kongres-kongres berikutnya. Penelitian yang berskala nasional dan meliputi beberapa daerah dilaksanakan oleh Kartari (1976,1988). Dari keseluruhan data survai yang telah dilakukan, didapatkan prevalensi hipertensi rata-rata dalam masyarakat Indonesia adalah 8.99 %."
Jakarta: UI-Press, 1991
PGB 0113
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
"Water is very important for life. The existence of water in the earth kept in balance because there is air cycling. Now, everything is using modern technology, Jakarta as a big city is facing into a chronic problem related to the availability of water. In rainy season, we are surplus water, which causes flood. Based on the flood in the year of 1996, 2002 and 2007 in Jakarta, there are 2 main factors which caused the flood. First, the natural condition of Jakarta which has declivity position and has passed by 13 rivers with the bad treatment from the communities who live around the rivers. They do not have totality awareness to take care the balanced environment and it makes Jakarta become worst. By starting from upper to lower course as one river, one plan and one integrated process with external control mechanism followed by clear action and cooperation between related department also participation from the communities we hope Jakarta could be free from flood in the future."
JUALPPP 2 (1) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>