Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177086 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendro Santoso
"Masa remaja menrgakaan masa yang penuh dengan perubahan. Perubahan pada remaja tidak hanya dilihat dari segi fisik tetapi perubahan psikis dan hubungan sosial. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja sangat berisiko terhadap masalah kesehatan, salah satu diantaranya adalah perilaku seks pranikah. Banyak faktor yang dapat menyebabkan perilaku seks pranikah di kalangan remaja diantaranya faktor internal dan faktor lingkungan eksternal.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kontribusi karakteristik demografi remaja dan faktor eksternal terhadap resiko penyimpangan perilaku seks pranikah remaja. Metode penelitian adalah metode analitik cross sectional. Populasi adalah seluruh siswa SMU negeri di Cianjur Kota yang berusia 14 - 20 tahun, sampel diambil dari 3 SMU negeri dan kelas 1, 2, dan 3 dengan menggunakan metode proporsional random sampling.
Hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristk responden dalam penelitian ini 56,3% perempuan, 80,6% berusia remaja awal, 74,6% pendidikan orangtua tinggi, 80,8% pekerjaan orangtua formal, 55,8% penghasilan orangtua rendah. Berdasarkan rata-rata pengaruh teman sebaya 51% tergolong kondusif, lingkungan sekolah 54,9% kurang kondusif lingkungan keluarga 52,7% kondusif, lingkungan masyarakat 54,1% kurang kondusif, dan media massa/informasi 53,5% kurang kondusif. Resiko penyimpangan perilaku seks pranikah 50,1% resiko tinggi. Terdapat kontribusi yang signifikan antara jenis kelamin, teman sebaya, lingkungan masyarakat, dan media massa/informasi terhadap resiko penyimpangan perilaku seks pranikah. Penelitian ini juga membuktikan bahwa faktor yang paling berkontribusi terhadap resiko perilaku seks pranikah adalah media massa/informasi (Beta= 0,381 dan p=0,000), dan secara berurutan diikuti oleh teman sebaya dan jenis kelamin.
Perlu diciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dengan mengoptimalkan fungsi dan tugas perkembangan keluarga. Sekolah perlu menyediakan berbagai kegiatan ekstrakulikuler untuk menyalurkan hobi dan bakat remaja kepada aktifitas yang lebih bermanfaat. Deteksi secara dini perilaku penyimpangan seks pranikah pada remaja melalui oplimalisasi kegiatan UKS, Kemitraan dengan masyarakat perlu dikembangkan sehingga tercipta lingkungan masyarakat yang kondusif bagi remaja. Merekomendasikan kepada pengambilan kebijakan untuk membuat UU pornografi dan pornoaksi serta aturan terkait penjualan majalah, VCD dan warnet yang berbau porno.

Teen-Age period is a period that is fall of changes. Change at adolescent do not only seen from physical facet, but psychical change and social relation. Changes that happened at teen-age very risk to problem of health, one among others are behavior of sex pre marriage. Many factor able to behavioral of sex pre marriage among adolescent among others internal factor and environmental factor of external.
This research aimed to explain contribution of characteristic adolescent demography and factor of external to risk deviation of behavior of sex pre marriage is adolescent. Research method was analytic method of cross sectional. Population was all student of SMU country in Cianjur Town which is have age to 14 - 20 year, sample taken away from by 3 SMA country of class 1, 2, and 3 by using method of proportional sampling random.
Result of analysis indicated that responder characteristic in this research 56,3% woman, 80,6 have% adolescent age to early, 74,6% education of high parent, 80,8% work of formal parent, 55,8% income of low parent. Pursuant to mean influence of friend coeval 51% pertained conducive, environmental of school 54,9% less conducive, environmental of family 52,7% conducive environmental of society 54,1% less condo ye,, and mass media / information 53,5% less contusive_ Risk deviation of behavior of sexual pre marriage 50,1% high risk There were gender contribution, friend coeval, society environment, and mars media. Information risks deviation of behavior of sexual pre marriage.
This research also proved that most factor have contribution to behavioral risk of sexual pre marriage was mass media / information (Beta=0,381 and p=0,000), and was alternately followed by friend coeval and gender require to be created by family environment which was conducive by is optimal of duty and function growth of family School require to provide various extracurricular activity to channel adolescent talent and hobby to more useful activities. Detected early behavior of deviation of sexual pre marriage at adolescent through optimalization activity of UKS Partner with society require to be developed is so that created by society environment which is conducive to adolescent Recommend to taker of policy to make UU and pornography of porn action and also related order of sale of magazine, VCD and of warmer smelling porno.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Munirah Bulqini
"Meskipun penelitian mengenai perilaku seksual remaja telah banyak dilakukan, namun gambaran perilaku seksual remaja di Kota Tasikmalaya belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku seksual remaja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada siswa SMA di Kota Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional (n = 373). Sebagian besar siswa berperilaku seksual risiko rendah (83,6%) sementara 16,4% siswa berperilaku seksual risiko tinggi. Variabel yang memiliki hubungan bermakna adalah sikap, relijiusitas, komunikasi teman sebaya, jenis kelamin. Sedangkan variabel paling dominan adalah Sikap. Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan program kesehatan reproduksi remaja sedini mungkin secara sinergi dan berkelanjutan.

Despite extensive research, little is known about the sexual behavior of adolescent high school students in 2013 Kota Tasikmalaya. The aim of this research is to establish a coherent understanding of sexual behavior among the adolescent. This research used a quantitative method with cross sectional design (n = 373). There were 83,6% students have low sexual behavior risk, while 16,4% students have high sexual behavior risk, in relation with variables such as: attitude,peer communication, gender and religious obedience.The most significant variable is attitude. It is imperative to encourage good partnership among stakeholders to initiate an adolescent reproductive health program synergically, sustainably and as imminent as possible."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Zahrah Nabilah
"Remaja memiliki pengetahuan perilaku seksual pranikah yang masih kurang dimana sumber informasi yang didapatkan tidak selalu benar dan terpercaya. Perilaku seksual pranikah masih menjadi pertimbangan dalam segi moral, psikologis, dan fisik. Hubungan seksual di usia remaja semakin menigkat selama abad ke-20. Namun, pada penelitian ditemukan dengan adanya social distancing saat pandemi COVID-19 mengakibatkan dampak positif yaitu berkurangnya perilaku seksual pranikah yang dilakukan oleh remaja. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif-deskriptif dengan pendekatan cross sectional melalui survei. Data dikumpulkan dengan metode cluster sampling melalui pengisian kuesioner google form dengan pertanyaan tertutup. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi di 4 kelas pada 2 SMAN Jakarta. Berdasarkan hasil analisis penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku seksual pranikah remaja di 2 SMA kota Jakarta pada era pandemi COVID-19.

Adolescents lack knowledge of premarital sexual behaviour due to the presence of unreliable and possibly incorrect sources of information.Premarital sexual behaviour has been an issue with moral, psychological, and physical considerations. The prevalence of premarital sex is increasing in the 20th century. However, study found that social distancing regulation during COVID-19 pandemic resulted in decreasing number of cases of premarital sexual behaviour among adolescents. This study used quantitative-descriptive design with cross-sectional approach through a survey. The amount of sample used was determined by cluster sampling method. Data were collected through questionnaire where subjects are asked to answer close-ended questions on a Google form. The subjects of this study were students in 4 classes at 2 high schools in Jakarta. After the study is done, knowledge and attitudes toward premarital sexual behaviour among adolescents at 2 high schools in Jakarta during COVID-19 pandemic era are explored."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ayu Nurhidayah Oktaria
"Latar Belakang: Remaja memiliki risiko terhadap perilaku kesehatan reproduksinya termasuk perilaku seksual.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja.
Metode: penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. populasi yang diteliti adalah remaja di SMA Negeri "X" Kota Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2012. Analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi square.
Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa 34% melakukan perilaku seksual berisiko. Berdasarkan uji bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, pengetahuan, sikap, pola asuh, dan paparan media pornografi dengan perilaku seksual remaja.

Background: Adolescent have an increasing risk of reproductive health behavior including sexual behavior.
Objective: This study aims to determine the factors associated with adolescent sexual behavior.
Methods: This study uses analytical research method with cross sectional approach. Population studied was in high school adolescent state "X" Sekayu City Distric of Musi Banyuasin 2012. Bivariate analysis was using Chi square test.
Result: The study showed that 34% to risky sexual behavior. Bivariate test showed a significant relationship between gender, knowledge, attitude, parenting, and exposure to pornographic media with adolescent sexual behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Rimawati
"Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya berbagai kesempatan dan seringkali menghadapi risiko kesehatan reproduksi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat gambaran perilaku seksual berisiko remaja dan faktorfaktor apa saja yang mempengaruhinya di Tiga Sekolah Menengah Atas Negeri Kelas X dan XI di Kota Bengkulu Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan besar sampel sebanyak 693 orang siswa dari Tiga Sekolah Menengah Atas Negeri yang terpilih sebagai sampel penelitian ini. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur dan dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Gambaran perilaku seksual remaja ditemukan sebanyak 5,3% remaja mengatakan sudah pernah melakukan hubungan seksual.
Hasil analisis menunjukkan bahwa niat remaja untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah, teman sebaya dan sikap remaja terhadap seksualitas memiliki hubungan dengan perilaku seksual berisiko yang dilakukan remaja (p value < α). Disarankan adanya kerjasama antara instansi pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk meningkatkan layanan kesehatan reproduksi, khususnya layanan informasi, edukasi dan konseling yang turut melibatkan remaja secara langsung dalam program yang ramah remaja.

Adolescence is characterized by growth, change, the emergence of a variety of opportunities and often run the risk of reproductive health. This study was conducted to see the picture of adolescent risky sexual behavior and the factors that associated with in Three Public High School Grade X and XI in Bengkulu City in 2013. This study uses cross-sectional design with a sample size of 693 students from Three Public Senior High Schools that were selected as the study sample. Collecting data in this study using a structured questionnaire and was conducted in May 2013.
The result show that adolescents that engage with risky sexual behavior found as many as 5.3%. The results showed that adolescents intention to have sexual intercourse before marriage, peers and adolescent attitudes toward sexuality have relationships with adolescent risk sexual behavior (p value <α). The suggestion that could be given by this study is the collaboration between government agencies, schools, and communities to improve reproductive health services, especially information services, education and counseling that also directly involve youth in youth-friendly programs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftachul Nuriya Febiana
"Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan gambaran pengetahuan dan sikap remaja dalam pencegahan perilaku seks pranikah diantara siswa SMP dengan sekolah yang umum dan berbasis agama. Metode yang digunakan adalah cross sectional dengan pengisian kuesioner. Penelitian ini dilakukan pada 106 orang siswa kelas VIII SMPN 131 dan 89 orang siswa kelas VIII MTSN 4.
Hasil penelitian ini adalah tidak ada perbedaan gambaran baik pengetahuan maupun sikap terhadap seks pranikah antara siswa SMPN 131 dengan MTSN 4.Bagaimanapun intervensi pihak sekolah kepada orangtua siswa dalam memberikan pendidikan seks dirumah untuk menambah pengetahuan dan sikap siswa dan mencegah terjadinya perilaku seks pranikah sangat diperlukan.

The objective of this study was to explore is there any differences of adolescent’s knowledge and attitude to prevent premarital sex among secondary school students with general and religious basics. A cross-sectional survey of secondary school students was conducted using self- administered questionnaires. The participants consist of 106 SMPN 131 students and 89 MTSN 4 students.
The result was no differences of adolescent’s knowledge and attitude perspective in the premarital sex both of school. However, intervention to parents from school very needed, to give their child sex education at home for increase their knowledge and attitude to prevent premarital sexuality by them self.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44990
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Nurkhotami
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku seksual pranikah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada remaja kelas XI SMA Budhi Warman II Jakarta Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan disain studi cross-sectional dengan menggunakan data primer pada 146 remaja kelas XI di SMA Budhi Warman II Jakarta tahun 2013. Hasil menunjukkan bahwa proporsi perilaku seksual berisiko tinggi pada remaja kelas XI SMA Budhi Warman II Jakarta adalah 17,12%. Berdasarkan analisis bivariat, dapat diketahui dari faktor individu yang mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku seksual remaja adalah jenis kelamin laki-laki (PR= 3,39; 95% CI= 1,35-8,55), sikap permisif tinggi terhadap seksualitas (PR= 4,00; 95% CI= 1,59-10,08), pubertas dini (PR= 2,20; 95% CI= 1,08-4,50), merokok (PR= 4,17; 95% CI= 2,10-8,28), dan konsumsi alkohol (PR= 2,52; 95% CI= 1,25-5,12). Kemudian, dari faktor luar keluarga, yang mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku seksual remaja adalah mempunyai teman yang pernah melakukan HUS (PR= 7,50; 95% CI= 1,06-53,19) dan dorongan untuk melakukan HUS dari teman (PR= 4,81; 95% CI= 2,41-9,60).

This thesis aims - describe premarital sexual behavior and the factors that influence adolescent class XI SMA Budhi Warman II Jakarta in 2013. This study is a cross-sectional study, which using primary data on 146 adolescents in the high school class XI Budhi Warman II Jakarta in 2013. Results showed that the proportion of high-risk sexual behavior in adolescents class XI SMA Budhi Warman II Jakarta is 17.12%. Based on bivariate analysis, it has known, for the individual factors which have a significant relationship with adolescent sexual behavior are male gender (PR = 3.39, 95% CI = 1.35 - 8.55), high permissive attitude -ward sexuality (PR = 4.00, 95% CI = 1.59 - 10.08), early puberty (PR = 2.20, 95% CI = 1.08 - 4.50), smoking (PR = 4.17, 95% CI = 2.10 - 8.28), and alcohol consumption (PR = 2.52, 95% CI = 1.25 - 5.12). Then, for extra familial factors, which have a significant relationship with adolescent sexual behavior are having friends who've done sexual intercourse (PR = 7.50, 95% CI = 1.06 - 53.19), and the encourage to doing sexual intercourse from friends (PR = 4.81, 95% CI = 2.41 - 9.60).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayati
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Lokasi penelitian di Kabupaten Karawang dengan populasi penelitian remaja pada 21 SMU Negeri. Penetapan sampel dengan rancangan multistage random sampling dengan besar sampel 300 orang. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran perilaku seksual remaja SMU Negeri di Kabupaten Karawang tahun 2013 dan hubungannya dengan pola asuh orang tua. Hasil penelitian menunjukkan 32,7% remaja berperilaku seksual berisiko, bahkan 12% sudah pernah melakukan hubungan seksual. Pada analisis bivariat diperoleh hubungan antara pola asuh permisif/otoritatif terhadap perilaku seksual dengan OR 2,462. Variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah paparan jenis media pornografi.

ABSTRACT
The study was conducted by using quantitative method and data analysis was based on crosssectional, data collected from multistage random sampling of 300 high school students in 21 Senior High schools in Karawang Regency.The objectives of the study were to find out the general description of sexual behaviours among high school students in Karawang Regency in 2013, and to investigate the relationship between parenting styles and adolescents’ sexual behaviours. The results showed that 32.7% of adolescents have risky sexual behaviours, and 12 % was found had premarital relationship. The bivariate analysis indicated that there was relationship between permissive/authoritarian parenting styles on adolescents’ sexual behaviours with OR 2.462. Furthermore, the results also revealed that the explosion of information on pornography from media was contributed as a main variable on adolescents’ sexual behaviours."
2013
T36119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Dorthea Henny Ramba
"Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang ditandai oleh berbagai perubahan fisik, emosi dan psikis. Perubahan fisik dan psikis yang tidak seimbang menyebabkan remaja remaja memerlukan pengertian, bimbingan dan dukungan lingkungan disekitarnya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Lokasi penelitian di Kabupaten Mimika pada bulan Maret 2008 dengan subjek penelitian remaja 4 Sekolah Menengah Atas dengan sampel 200 responden. Penentuan sampel menggunakan metode klaster dengan jumlah sampel sebanyak 200 siswa. Pengolahan data dilakukan dengan uji regresi logistik.
Hasil analisis ditemukan sebanyak 35% remaja SMA di Kabupaten Mimika memiliki perilaku seksual berisiko, dimana 14% diantaranya sudah pernah berhubungan seksual. Hasil analisis selanjutnya ditemui melalui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja setelah dikontrol yaitu komunikasi dengan teman tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas„ peran adapt/tradisi terhadap berbagai perilaku seksual, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas, sikap terhadap berbagai perilaku seksual, dan keterpaparan dengan media tentang seksualitas. Diantara berbagai faktor tersebut, komunikasi dengan teman merupakan faktor paling dominant berhubungan dengan perilaku seksual remaja pada siswa SMA di Kabupaten Mimika tahun 2008, dimana remaja yang berkomunikasi aktif dengan teman tentang kesehatan reproduksi tentang seksualitas berpeluang 5 kali untuk berperilaku seksual berisiko dibandingkan dengan remaja yang tidak aktif berkomunikasi dengan teman.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan untuk sekolah membentuk peer educator di lingkungan sekolah sedangkan dinas kesehatan (puskesmas) dapat mengaktifkan program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja. Kepada para tokoh agama dan adat diharapkan dapat meningkatkan penyuluhan dan pembelajaran sehingga adapt/tradisi yang permisif secara perlahan akan hilang.

Adolescent period is known as transition period from childhood to adult which indicated by identified with the changes of physical, emotion and psychology of the individual. Adolescent need congeniality support and tuition about him/her because the changes of phychical and psychical uneven. This research was quantitative research that using cross sectional research design. Research location in Mimika in the month of march 2008 with adolescent population at 4 Senior High School and the sample as 200 respondents. Variable studied are consisting of demographic factors (sex), thoughts and feelings factors (knowledge and attitudes), reinforcing factors (communication with the parent, peer and teacher), resources factors (exposure on media) and culture factors (local tradition). Data processing performed by logistics regression examination.
The result of the research showed from 200 Senior High School adolescent in Mimika, 35% have sexual behavior at risk even 14% among others have sexual intercourse. Result of the research analysis, variable that having significantly related to adolescent sexual behavior are: communication with peers about reproduction health, local tradition on a variety sexual behavior, knowledge reproduction health, attitude to a variety sexual behavior and media information exposure. Among those factors, communication with the peers is the dominant factor related with the adolescent sexual behavior at senior high school in Mimika, 2008, where aldolescent communication actively with the peer, were more than five times as high risky sexual behavior.
Based on result this research, it is suggested peers educator at surrounding school, activate Service Health Program for Adolescent Care and counseling and learning increases so that permissive tradition slowly will be decreased.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34351
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>