Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207438 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Charismarita
"Penulisan ini dimulai dad suatu realitas kehidupan keseharian dalam keluarga. Perlakuan negatif orangtua dalam mengasuh anak memberikan pengalaman dan perasaan-perasaan negatif yang tersimpan dalam ingatan anak. Ingatan itu dapat tersimpan hingga dewasa dan menimbulkan pengaruh-pengaruh buruk yang muncul pada dua aspek. Pada aspek intrapersonal, yakni munculnya emosi-emosi negatif terhadap orangtua akibat perasaan negatif yang tersimpan dan aspek interpersonal berupa, terganggunya hubungan individu dengan orangtuanya yang menumbuhkan kesulitan-kesulitan personal individu.
Di masa dewasa gangguan-gangguan pads did individu dan hubungan dengan orangtua dirasakan sebagai kepedihan (pain) serta memberikan penderitaan pads individu. Ada satu jalan untuk mengatasinya yaitu melalui proses pemaafan. Akan tetapi dalam penderitaan diperlukan satu dorongan kuat untuk memaafkan pelaku kesalahan.
Suatu kenyataan terungkap bahwa dalam penderitaan itu dapat ditemukan suatu makna berharga bagi individu. Makna yang ditemukan itu dapat membawa individu kepada proses pemaafan.
Penemuan makna dalam penderitaan didahului oleh timbulnya pemahaman diri akan kondisi did dan menemukan makna dalam penderitaan akan membawa kepada pengubahan sikap atas keadaan itu. Hal-hal itu terdapat dalam komponen-komponen perubahan kepada kehidupan bermakna pengajuan Bastaman (1996).
Model proses pemaafan yang digunakan adalah pengembangan Enright (2002) dan kelompoknya. Model ini meliputi beberapa tahapan-tahapan dalam fase pengungkapan, fase keputusan, fase kerja dan fae pendalaman.
Berlangsungnya proses pemaafan ini pada akhirnya membawa individu pada kehidupan bermakna dalam komponen-komponen antara lain; keikatan diri pada makna penderitaannya, kegiatan yang terarah dalam kehidupan kesehariannya dan terdapatnya dukungan sosial bagi individu (B astaman,1996).
Penelitian ini menggunakan tiga orang subjek penelitian dalam variatif usia dan jenis kelamin yang memiliki pengalaman negatif perlakuan orangtua. Pendekatan kualitatif yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang utuh dan lengkap akan keadaan nyata individu dalam penderitaannya, penemuan makna dan proses pemaafan serta kehidupan bermakna individu.
Hasil penelitian ini dapat menjelaskan bahwa suatu proses pemaafan dapat berlangsung karena adanya suatu makna yang ditemukan dalam penderitaan akibat kesalahan yang dilakukan pelaku dan berlangsungnya suatu proses pemaafan akan membawa individu kepada kehidupan bermakna."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fionna Gracia
"Beberapa studi terdahulu menjelaskan bahwa perselingkuhan dalam perkawinan merupakan salah satu pelanggaran yang sulit untuk dimaafkan terutama pada individu dengan trait neuroticism. Mindfulness diketahui mampu membantu meningkatkan pemaafan pada individu yang diselingkuhi oleh pasangan dalam perkawinan. Penelitian dilakukan untuk menguji efek mindfulness sebagai moderator dalam hubungan antara trait neuroticism dengan pemaafan pada individu yang mengalami perselingkuhan rumah tangga. Data diambil menggunakan convenience sampling pada partisipan laki-laki dan perempuan berusia ≥ 18 tahun, heteroseksual, sudah menikah, pernah atau masih mengalami diselingkuhi oleh pasangan. Partisipan penelitian sebanyak 329 orang mengisi kuesioner Marital Offence-Specific Forgiveness Scales (MOFS) untuk mengukur variabel pemaafan, International Personal Pool-Big Five Model 50 (IPIP-BFM50) dimensi emotional stability untuk mengukur variabel trait neuroticism, dan Cognitive-Affective Mindfulness Scales- Revised (CAMS-R) untuk mengukur variabel mindfulness. Melalui moderated regression analysis diketahui bahwa mindfulness tidak berperan secara signifikan dalam memoderatori hubungan antara trait neuroticism dan pemaafan. Meski demikian terdapat trend perubahan dalam bentuk pemaafan pada partisipan dengan trait neuroticism apabila ditinjau dari tingkat mindfulness. Hal ini mengindikasikan adanya potensi yang mengarah pada proses dinamis yang kemudian mampu membantu individu neuroticism untuk memaafkan.

Recent studies describe Infidelity in marriage as a serious offense and is difficult to forgive, especially for individuals with the neuroticism trait. Mindfulness is known to be able to help increase forgiveness in individuals who have been cheated on by their partners in marriage. The study was conducted to examine the effect of mindfulness as a moderator in the relationship between the neuroticism trait and forgiveness in individuals who experience marriage infidelity. Data were taken using convenience sampling on male and female participants aged ≥ 18 years, heterosexual, married, had or still experienced being cheated on by their partner. Research participants as many as 329 people filled out the Marital Offence-Specific Forgiveness Scales (MOFS) questionnaire to measure forgiveness, the International Personal Pool-Big Five Model 50 (IPIP-BFM50) dimensions of emotional stability to measure the neuroticism trait variable, and Cognitive-Affective Mindfulness Scales- Revised (CAMS-R) to measure the mindfulness variable. Through moderated regression analysis, it was found that mindfulness did not play a significant role in moderating the relationship between the neuroticism trait and forgiveness. However, there is a trend of change in the form of forgiveness in participants with the neuroticism trait when viewed from the level of mindfulness. This indicates the potential that leads to a dynamic process which is then able to help neuroticism individuals to forgive."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meisia
"ABSTRAK
Sejak pertengahan 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Akibat dari krisis ini antara lain adalah meningkatnya angka pengangguran dengan
cepat. Bersamaan dengan teijadinya krisis ekonomi dan meningkatnya pengang^ran,
dilaporkan pula teijadinya peningkatan tingkat hunian dan jumlah pasien pribadi pada
Rumah Sakit Jiwa di beberapa kota di Indonesia. Beberapa penelitian di Amerika
Serikat telah menemukan hubungan peristiwa ekonomi makro seperti krisis ekonomi
dengan kesehatan mental individu ataupun masyarakat secara umum, Salah satu
penghubung antara peristiwa ekonomi makro dan kesehatan mental adalah perubahan
psikologis yang menuntut dilakukannya adaptasi oleh individu.^ Jika tuntutan
lingkungan melebihi sumber daya yang dimiliki individu, maka teijadilah stres.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran proses stres (terdiri dari
penilaian primer, penilaian sekunder, dan perilaku coping) dan penampilan respon
stres pada individu yang mengalami PHK, sebagai salah satu cara untuk mengerti
hubungan antara peristiwa ekonomi makro dengan kesehatan mental individu.
Individu yang mengalami PHK antara bulan Juli 1997 dan September 1998 dipUih
karena dianggap sebagai kelompok individu yang terpengaruh dampak krisis
ekonomi secara langsung. Karena tujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran
proses stres dan penampilan respon stres individu, maka metode penelitian yang
cocok digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan
wawancara mendalam dan kuesioner sebagai metode pengumpulan data. Subyek
yang menjadi partisipan dalam penelitian ini adalah empat orang, terdiri dari satu pria
berkeluarga, satu wanita berkeluarga, satu pria tidak berkeluarga, dan satu wanita
tidakberkeluarga.
Basil penelitian menunjukkan bahwa tiga dari empat partisipan menitai PHK yang
mereka alami adalah suatu peristiwa yang menimbulkan stres (penilaian primer) dan
dua dari empat partisipan merasa optimis dalam menilai kemampuan dan prospek
dirinya dalam mengatasi sumber stresnya (penilaian sekunder). Selain itu ketiga
partisipan yang menilai PHK sebagai sumber stres bagi mereka melakukan usaha coping yang difokuskan pada inasalah dan usaha coping yang difokuskan pada emosi.
Pada ketiga partisipan itu pun terdapat respon-respon stres, sedangkan pada partisipan
yang menilai PHK bukan sebagai sumber stres baginya tidak terdapat respon stres.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penilaian primer dan penilaian
sekunder sangat mempengaruhi usaha coping yang dilakukan individu dan responrespon
stres yang tampil padanya. Banyak hai yang disarankan sehubungan deng^
penelitian ini, di antaranya agar dilakukannya penelitian dengan sampel yang lebih
besar dengan faktor-faktor individual yang lebih konstan."
1998
S2637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Bachri
"Tesis ini memuat penelitian lentang kemarnpuan perempuan dewasa muda memberikan pemaafan. Pemaafan yang diharapkan dapat diberikan adalah pemaafan total. Konsep pemaafan yang menjadi dasar penelitian ini disusun oleh Baumeister, Exline, dan Sommer (dalam Worthington, 1998).
Pemaafan didefinisikan sebagai proses coping individu yang dapat menerima dan mengatasi emosi negatif (seperti rasa marah, benci, sakit hati), dan menggantinya dengan kinginan yang kuat untuk mencari sesuatu yang bermakna, seperti misalnya, kedamaian.
Enright(1993) mendefinisikan pcniaafan interpersonal sebagai suatu kehendak yang kuat untuk melepaskan penilaian yang negatif terhadap pelaku kejahatan yang telah melukai korban, dan menggantinya dengan keinginan untuk berbelas-kasih terhadap pelaku kejahatan tersebut.
Sementara menurnt Worlington pcmaafan terbagi dalam dua dimensi. Pertama, dimensi inzefpersonal, yang ditandai dengan kemarnpuan individu bertemu kembali dengan orang yang melukainya, dan menerimanya sebagaimana saat sebelum peristiwa yang menyakitkan (transgression) teijadi. Kedua, dimensi intrapsikis yang ditandai dengan hilangnya emosi negatif dari dalam diri individu yang menjadi korban.
Menurut Pargament (1997) pemaafan yang demikian terjadi karena korban melakukan religious coping. Agama yang di dalamnya mengajarkan nilai-nilai yang baik, mampu menjadikan individu menahan diri dari membalas dan berbuat kjahatan. Seberapa besar peran falctor agama dalam pengambilan keputusan individu untuk memberi pemaafan, inilah yang ditelaah dalam penelitian ini.
Penelitian ini menjadikan perempuan dewasa muda yang menjadi korban child abused sebagai informan. Hal tersebut sesuai dengan maksud pendekatan kualitatif yang menjadikan pengalaman subyektif individu sebagai fenomenon yang menarik unmk diteliti. Dari tiga orang perempuan dewasa muda yang masing-masing mengalami kekerasan selama kurang lebih 5 tahun, digali seberapa jauh mereka sudah memaaikan pelaku kekerasan dan
pengalaman masa lalu mereka.
Sebagai hasil penelitian didapati ternyata tidak seorang pun dapat memaafkan secara total. Mereka hanya dapat memaafkan dalam batas tertentu yaitu secara interpersonal saja, ataupun hanya secara intrapsikis saja, bahkan ada juga yang tidak bisa memberi pemaafan.
Ketidakmampuan perempuan dewasa muda memaafkan secata total para pelaku kekerasan tentunya disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut adalah proses coping yang belum selesai, dan tidak didapatinya pemaafan intrapsikis. Korban masih dibelenggu oleh rasa marah, benci, dendam, dan berbagai emosi negatif
lainnya.
Selanjutnya, ditemukan pula bahwa agama sebagai fasilitator sosial pun bersifat ambivalen. Artinya, individu yang menaruh kepercayaannya pada agama dapat terdorong untuk memberi pemaafan, tetapi juga sebaliknya tidak memberi pemaafan. Sebagai contoh, pada korban kekerasan seksual yang merasa dirinya ‘kotor’, dan tidak layak dimaafkan, kepercayaannya pada agama mendorong korban untuk tidak memaafkan pelaku, sama seperti korban pun tidak dapat memaafkan dirinya sendiri."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Bernadeth
"ABSTRAK
Rumah tangga adalah salah satu area terjadinya kekerasan terhadap perempuan; baik dalam bentuk fisik, emosi, finansial dan seksual. Beberapa pilihan respons yang tersedia yaitu tetap merasa tersakiti, menuntut pembalasan,
berpura - pura tidak ada masalah, atau menghindar. Sebagai makhluk yang mempunyai berbagai kapasitas dan potensi dalam berhubungan dengan diri sendiri, sesama, alam, dan Tuhan, bagi manusia - dalam hal ini perempuan yang mengalami kekerasan- terbuka pilihan untuk memaafkan, dengan kesejahteraan spiritualnya sebagai fasilitator pemaafan (Pargament, dalam Worthington, 1998) Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan metode studi kasus (N = 1). Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan mempelajari catatan responden. Responden pada kasus ini memiliki beberapa karakteristik khusus berupa menderita penyakit jantung koroner dan kanker. Kedua penyakit yang berkaitan
erat dengan stress ini (Sarafino, 1998) dialami dalam jangka waktu ia menjalani kehidupan rumah tangganya. Perilaku menyakitkan dari suami beragam dan dimulai sejak awal masa pernikahan. Responden adalah seorang individu yang mengembangkan spiritualitas dalam dirinya. Mengacu pada indikator spiritualitas yang diungkapkan Danesh (1994),
responden sejahtera secara spiritual. Hal ini beserta berbagai belief yang dipegang responden mendukung proses menuju pemaafan total (Baumeister, Exline & Sommcr dalam Worthington 1998). Saran untuk penelitian selanjutnya adalah
mengembangkan alat ukur kesejahteraan spiritual yang telah ada dengan mengintegrasikan indikator - indikator lain, terutama dalam kaitannya dengan fenomena pemaafan."
2004
S3503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia
"Krisis dalam bidang ekonomi dan perbankan yang berkepanjangan telah membawa berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah bertambahnya jumlah pengangguran secara drastis akibat pemutusan hubungan kerja. Bagi mereka yang terkena secara langsung pemutusan hubungan kerja, masalah yang dihadapi tidak selalu mengenai ekonomi. Pekerjaan telah menjadi salah satu dari dunia mereka, karena melalui bekerja mereka dapat berkarya yang mana merupakan salah satu ciri khas manusiawi. Akibatnya ketika mereka secara tiba-tiba kehilangan sebuah pekerjaan yang seringkali menjadi salah satu identitas diri mereka, mereka harus bergelut dengan pencarian makna yang mungkin terkandung di balik peristiwa tersebut sehingga mereka tidak terjebak dalam perasaan kekosongan hidup yang oleh Frankl disebut sebagai existential fruslralion. Pertanyaan mengenai makna dalam kehidupan individu yang dapat membantunya untuk menjalani kehidupan ini adalah suatu bukti kesadaran dirinya mengenai eksistensinya di dunia ini.
Teori yang digunakan dalam ; enulisan skripsi ini adalah teori mengenai logoterapi yang dikemukakan pertama kali oleh Viktor E. Frankl. Frankl mencetuskan teori ini berdasarkan pada pengalamannya selama Perang Dunia II di mana ia menjadi narapidana pada empat kamp konsentrasi Nazi. Penderitaan yang dialami oleh para narapidana ternyata dapat membawa mereka ke dalam perubahan yang berbeda-beda. Ada individu yang menjadi seperti hewan yang ganas untuk mempertahankan hidupnya, tetapi ada juga yang mencapai pemenuhan kehidupan spiritualnya seperti yang terjadi pada diri Frankl sendiri. Frankl kemudian menyadari bahwa kemampuan untuk menemukan makna dalam setiap peristiwa yang terjadi itulah yang dapat membuat manusia bertahan bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun. Dalam kaitannya dengan masalah kehilangan pekerjaan, Pulley (1997) juga menemukan reaksi yang berbeda-beda pada mereka yang kehilangan pekerjaan. Mereka yang berhasil menemukan makna melalui peristiwa tersebut kemudian menjalankan kehidupan yang lebih baik, karena mereka menyadari bahwa semua peristiwa yang mereka alami ini akan membawa mereka kepada sesuatu untuk masa depan mereka.
Penelitian yang dilakukan di sini bersifat kualitatif dengan metode pengumpulan data wawancara dan obserrvasi. Keempat responden ternyata menunjukkan reaksi yang berbeda-beda dalam penghayatan mereka akan peristiwa ini. Setelah dilakukan analisa individual untuk setiap kasus, penulis juga melakukan analisa banding antar kasus, berusaha untuk menemukan persamaan dan perbedaan untuk kategori proses dan komponen dalam tahap pencarian makna yang mereka jalani.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keempat responden menjalani tahapan yang kurang lebih sama dalam proses penemuan makna, hanya ada satu responden yang menjalani urutan yang sedikit berbeda. Analisa banding yang dilakukan dengan proposisi teoritis mengenai proses dan komponen yang dimiliki oleh subyek dalam tahapan pencarian makna juga menunjukkan hasil yang kurang lebih sama antara apa yang dialami oleh subyek dengan yang terdapat pada proposisi teoritis. Keempat subyek menjalani tahap-tahap yang kurang lebih sama dengan proses yang terdapat pada proposisi teoritis. Untuk kategori komponen ditemukan komponen-komponen yang tidak terdapat pada proposisi teoritis yaitu komponen spiritual seperti keimanan dan filosofi hidup yang diperoleh melalui ajaran agama dan juga komponen faktor pemicu. Juga terdapat subyek yang tidak mengalami komponen pengubahan sikap sebagaimana terdapat dalam komponen proposisi teoritis. Ada beberapa hal menarik yang ditemukan melalui penelitian ini yang semakin menegaskan keunikan individual dalam keseragaman yang ada."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
S2981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosario Endah Pandan Arum
"Tokoh pendiri Logoterapi yaitu Viktor Emille Frankl (dalam Fabry, 1980) menyatakan bahwa hidup bermakna terdapat dalam kondisi apapun, termasuk dalam penderitaan. Salah satu bentuk penderitaan yang dapat menimpa seseorang khususnya seorang perempuan adalah menderita kanker payudara. Di Indonesia, kanker payudara menduduki peringkat kedua terbesar penyakit mematikan yang diderita oleh perempuan (Kompas, 6 Februari 2002). Penyakit ini dapat menimbulkan penderitaan, tetapi penderitanya masih dapat menjalani hidup bermakna bila ia berhasil menemukan dan memenuhi makna di balik penderitaannya. Hal ini mungkin dicapai karena setiap manusia memiliki kehendak untuk hidup bermakna dan menjadi bahagia hanya jika merasa telah memenuhinya (Frankl dalam Fabry, 1980).
Dalam penelitian ini, ada empat hal yang ingin diteliti, yaitu: 1) Gambaran penderitaan yang dialami oleh penderita kanker payudara; 2) Usaha yang dilakukan untuk mengatasi penderitaan tersebut; 3) Makna penderitaan yang berhasil ditemukan dan dipenuhi; 4) Perubahan hidup yang dialami penderita. Untuk menjawab empat permasalahan ini, peneliti menggunakan teori Logoterapi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena mempelajari suatu fenomena dalam situasi alamiah dan berusaha untuk menginterpretasikannya berdasarkan sudut pandang orang yang diteliti (Denzin & Lincoln, 1994). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi. Pemilihan subjek berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yaitu perempuan berusia di atas 40 tahun, ada indikasi mengalami penderitaan karena penyakitnya, dan ada indikasi telah menemukan makna dari penderitaannya.
Hasil penelitian secara singkat menyimpulkan empat hal, yaitu: 1) Ketiga subyek mengalami penderitaan fisik dan mental; 2) Penderitaan ini berusaha diatasi dengan tiga cara, yaitu menjalani pengobatan medis, usaha yang dilakukan oleh diri sendiri, dan dengan menerima dukungan sosial; 3) Ketiga subyek berhasil menemukan makna penderitaan melalui tiga sumber makna hidup yaitu nilai penghayatan (experiential values), nilai bersikap ('attitudinal values), dan nilai kreatif (Creative values)-, 4) Ketiga subyek mengalami perubahan pada beberapa aspek kehidupan, ada perubahan positif (hubungan dengan Tuhan) dan perubahan negatif (dalam diri sendiri, hubungan dengan teman, dan pekerjaan).
Dari hasil penelitian ini, peneliti menganggap perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentang fenomena makna penderitaan pada penderita kanker payudara guna mendapat gambaran dan pemahaman yang lebih baik dan lebih menyeluruh."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Veronika Trimardhany
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>