Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26853 dokumen yang sesuai dengan query
cover
[Place of publication not identified]: UNDP and ESCAP , 1987
531.6 TRA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syofuan Karnadi
"Mempertimbangkan kondisi lokasi-lokasi yang berada pada daerah terluar dan/atau terpencil di Indonesia yang juga mempunyai hak atas akses terhadap energi listrik, serta dengan memperhatikan fakta bahwa kebutuhan energi listrik pada daerah-daerah tersebut sangat bervariasi dan cenderung kecil, dibutuhkan solusi pembangkit listrik yang bersifat modular, dapat diekspansi kapasitasnya sesuai pertumbuhan kebutuhan dimasa mendatang, mempunyai efisiensi yang baik, proses pembangunan yang relatif cepat dan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi, serta mampu mendukung pola operasi yang ada. Salah satu solusi yang dapat dimanfaatkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG).
Pada penggunaan PLTMG dengan opsi dua jenis bahan bakar (dual fuel), dengan dua tangki penyimpanan (dual storage), kombinasi antara bahan bakar gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) dan diesel (High Speed Diesel/HSD), salah satu alternatif yang dapat diidentifikasi adalah optimasi pada sisi manajemen persediaan LNG sebagai bahan bakar utama dan HSD sebagai bahan bakar alternatif. Optimasi dapat dilakukan dengan cara menggunakan kombinasi yang optimal antara kapasitas tangki persediaan LNG dan kapasitas tangki persediaan HSD.
Kombinasi yang optimal dapat diperoleh menggunakan model alternatif yang telah dikembangkan dari metode nilai ekuivalen biaya energi dalam bentuk seragam selama periode analisis (LCOE), untuk PLTMG yang menggunakan dua jenis bahan bakar, dengan dua tangki penyimpanan, kombinasi antara LNG dan HSD, yang telah dihasilkan pada penelitian tahap awal (seminar) yang telah dilakukan. Model alternatif yang telah dikembangkan, selanjutnya akan diuji validitasnya, sebelum digunakan dalam perhitungan. Menggunakan model yang telah divalidasi, selanjutnya dilakukan perhitungan keekonomian dan kelayakan investasi pembangkit listrik dengan menggunakan beberapa variasi kasus sebagai simulasi.
Berdasarkan hasil simulasi kasus yang dilakukan, didapatkan bahwa kombinasi yang optimal, berdasarkan data referensi yang digunakan, adalah tangki LNG dengan kapasitas untuk durasi satu hari persediaan dan kapasitas tangki HSD untuk delapan hari persediaan. Optimasi pada sisi manajemen persediaan energi primer ini berhasil mereduksi besaran nilai LCOE, dari sebelumnya yang berada pada kisaran 0,0861 US$/kWh menjadi 0,0836 US$/kWh, dengan potensi penghematan sebesar 602.196,08 US$/tahun atau setara dengan Rp.8.205.523.808,46/tahun (kasus ke-9).

Considering the locations in the region of the outer and/or isolated areas in Indonesia which also has the right to access the electricity, as well as with regard to the fact that the electrical energy demand in these areas is very varied and tend to be small, needs the power plants solutions that are modular, expandable capacity according to the demand growth in the future, has a good efficiency, the construction process is relatively fast and with a high success rate, and is capable of supporting existing operating patterns. One solution that can be utilized are the Gas Engine Power Plant (GEPP).
On the use of GEPP with dual fuel option, with dual storage, a combination of Liquefied Natural Gas (LNG) and High Speed Diesel (HSD), one of the alternatives that can be identified is the optimization of the supply management side of LNG as the main fuel and HSD as an alternative one. The optimization can be done by using the optimum combination between the capacity of the LNG supply tank and the tank capacity of HSD supplies
Optimal combinations can be obtained using alternative models that have been developed from the levelized cost of energy (LCOE) method, for dual fuel GEPP, with dual storage tanks, a combination of LNG and HSD, which has been developed at the early stage research (seminar). The alternative model has been developed, will be tested its validity, before being used in the calculation. Using a model that has been validated, the calculation of power plant economic feasibility will be done by using some variation of the case as a simulation.
Based on the simulation results of cases performed, it was found that the optimum combination, based on the reference data being used, is in the capacity of the LNG tanks for the duration of one day of inventory and HSD tank capacity for eight days of inventory. Optimization on the side of the primary energy supply management, have managed the LCOE reduction, from earlier in the range of 0,0861 US $/kWh to 0,0836 US $/kWh, with potential savings of US $ 602.196,08/year, or equivalent to 8.205.523.808,46 Indonesian Rupiah/year (the 9th case)."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ilman Hasya
"Seperti yang diketahui pemerintah Indonesia saat ini sedang menjalankan program 35000 watt, dimana dalam hal ini untuk memenuhi banyak permintaaan akan ketersediaan listrik yang ada di seluruh Indonesia. Karena sampai dengan saat ini berrdasarkan data yang ada jumlah perrmintaan akan listrik yang dibutuhkan masih melebihi jumlah pembangkit yang ada di seluruh Indonesia. Oleh karena itu pemerintah menjalankan program 35000 watt dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan listrik yang diminta.
Dalam hal ini diperlukannya peran manajemen risiko dalam mengontrol pembangunan proyek EPC pembangkit tersebut. Dalam penelitian ini akan melihat risiko yang berpengaruh dalam pembangunan EPC pembangkit tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif, kuisioner, serta validasi pakar yang kemudian data dari kuisioner akan diolah dengan perangkat lunak SPSS. Variabel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 54 variabel risiko yang terjadi pada proses EPC.
Dalam penelitian ini didapatkan 9 variabel dominan yang berpengaruh pada pembangunan proyek EPC pembangkit yaitu 3 variabel dari tahap rekayasa, 2 variabel dari tahap pengadaan, dan 4 variabel pada tahap konstruksi serta mitigasi dalam mengatasi setiap risiko tersebut. Risiko yang didapat ternyata yang terbanyak masih berada pada tahap rekayasa dan konstruksi sehingga dibutuhkan pengontrolan yang lebih terhadap tahap tersebut untuk mencegah keterlambatan.

As of now Indonesia government are focusing on building on electricity program 35.000 MW, to provide and enlight across the country. Because as per current data Indonesia still have low supply to support all society with existing power plant. That is why this ongoing program which run by the goernment can fulfill needs of required electricity. In this case risk management have role to control EPC project of all power plant which currently being build.
In this research, it will elaborate the risk impact to the EPC power plant construction. Research method use are descriptive, qusionaire, and expert validation which align with questionaire that being processed used SPSS software. Variabel used in this research are 54 risk variabel that happen during EPC process.
Result by doing this action acquaire 9 dominant variabel impact to EPC project power plant which consist 3 on engineering process, 2 variabel in procurement level, and 4 in cosntruction level, include also mitigation action to comprehend those risk. Result showed that risk mostly occurs during engineering and contruction process which explain that needs more control on those process to avoid any delay.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
[Place of publication not identified]: UNDP and ESCAP , 1990
531.602 1 RUR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Ema Magdalena
"ABSTRAK
PLTS dapat dimanfaatkan sebagai catu daya listrik BTS hijau. Energi
Iistrik yang dihasilkan oleh PLTS cenderung tidak kontinyu, berubah-ubah setiap
waktu bergantung pada kondisi cuaca sekitarnya padahal BTS memerlukan sistem
catu daya listrik yang kontinyu dan andal selama 24 jam sehari. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pembagian kontribusi energi diantara PLTS dan baterai sebagai
media penyimpan energi untuk memasok kebutuhan energi BTS. Kontribusi
energi ini diatur dengan algoritma manajemen energi yang disimulasikan
menggunakan MATLAB/SIMULINK dalam kondisi cuaca cerah dan cuaca
berawan/hujan dalam siklus 24 jam.
Hasil simulasi dalam kondisi cuaca cerah, diperoleh kontribusi energi
PLTS 54,06 kWh atau 49,688% dan kontribusi energi pengosongan baterai 54,74
kWh atau 50,30%, dari total kebutuhan energi listrik BTS. Dalam kondisi cuaca
hujan, diperoleh kontribusi energi PLTS 14,73 kWh atau I3,54% dan kontribusi
energi pengosongan baterai 98,645 kWh atau 90,67% dari total kebutuhan energi
listrik BTS.
Sedangkan nilai SOC baterai tidak pernah turun dibawah 25% dalam dua
kondisi tersebut, sehingga dapat diprediksikan bahwa ketersediaan energi baterai
dapat memenuhi kebutuhan energi BTS selama dua hari berturut-turut (dalam
kondisi cuaca hujan) secara mandiri.

Abstract
Photovoltaic systems can be used as electrical power supply for green
BTS. Electrical energy produced by photovoltaic system has an trend of
discontinue, timely variation depends on environment weather conditions, but
BTS need a reliably and continuously power supply in 24 hours a day. In such
conditions, needed an energy contribution sharing between photovoltaic system
and battery as an energy storage for supplying of BTS energy demands. The
energy contributions regulated by an energy management algorithms that are
simulated by MATLAB/SIMULINK in a sunny day dan a cloudy day conditions
at 24 hours cycles.
The simulation result in a sunny day condition, showing that an energy
photovoltaic system contribution 54,06 kWh or 49,688% dan a contribution of
discharging energy battery 54,74 kWh or 50,30% to supply all BTS energy
demands. For the simulation results in a cloudy day condition, showing that an
energy photovoltaic system conuibution 14,73 kWh or 13,54% and a contribution
of discharging energy battery 98,645 kWh or 90,67% to supply all BTS energy
demands.
In both simulation conditions, SOC never dropped under 25%, so it can be
predicted that the avalaibility of battery energi can meets all BTS energy demands
for two consecutive cloudy days in stand-alone state."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27904
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bonang Ananta Sakti
"Bandar udara atau yang biasa disebut aerodrome adalah suatu kawasan tertentu di darat atau di air (termasuk bangunan, instalasi, dan peralatan) yang diperuntukkan baik seluruhnya atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan, dan pergerakan pesawat udara. Dalam menjalankan operasinya, sebuah bandar udara membutuhkan konsumsi listrik untuk mengaliri beberapa fasilitas wajib yang menunjang kegiatan penerbangan. Bandara juga merupakan salah satu konsumen energi terbesar. Energi listrik dan panas harian yang dikonsumsi oleh bandara setara dengan kota berpenduduk 100.000 jiwa dan merupakan salah satu pusat konsumsi energi terbesar dalam masyarakat modern. Bandara Internasional Soekarno Hatta sebagai salah satu bandara tersibuk di dunia, khususnya di Asia, mengkonsumsi energi listrik yang cukup besar untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Tingginya konsumsi listrik secara langsung berdampak pada meningkatnya biaya langganan listrik. Sehubungan dengan tingginya konsumsi listrik di PT Angkasa Pura II, maka perlu dilakukan pengelolaan energi secara spesifik, khususnya di Gedung Terminal yang merupakan konsumen energi terbesar di Bandara Internasional Soekarno Hatta (74%). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi peralatan di terminal yang mengkonsumsi listrik dalam jumlah besar dan memberikan analisis ekonomi investasi yang dapat dilakukan untuk menghemat energi.

Airport or commonly known as an aerodrome is a specific area on land or water (including buildings, installations, and equipment) designated either wholly or partly for the arrival, departure, and movement of aircraft. In carrying out its operations, an airport requires electricity consumption to power several mandatory facilities that support aviation activities. Airports are also one of the largest energy consumers. The daily electricity and heat energy consumed by an airport are equivalent to a city with a population of 100,000 and are one of the largest energy consumption centers in modern society. Soekarno Hatta International Airport, as one of the busiest airports in the world, particularly in Asia, consumes a considerable amount of electricity to support its operational activities. The high consumption of electricity directly affects the increased cost of electricity subscriptions. Due to the high consumption of electricity at PT Angkasa Pura II, specific energy management needs to be carried out, particularly at the Terminal Building, as it is the largest energy consumer at Soekarno Hatta International Airport (74%). The purpose of this research is to evaluate the equipment in the terminal that consumes massive amounts of electricity and to provide an economic analysis of investments that can be made to save energy."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New Delhi: Anmol Publications PVT, 1999
658 Enc 658
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Droste-Franke, Bert
"This book makes use of existing scenarios to sketch a new structure for Germany's and Europe's electricity system that will be able to cope simultaneously with the fundamental demands for economic efficiency, environmental sustainability and supply security. "
Berlin: [Springer, ], 2012
e20397987
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Nicholas Rogelio
"Transportasi umum kereta antar kota menjadi salah satu transportasi yang banyak diminati karena bisa mengurangi kemacetan dan jarak tempuh yang jauh serta bisa mengangkut orang dalam jumlah yang banyak. Pada kenyataannya, bahan bakar yang digunakan adalah diesel yang Smenghasilkan emisi gas karbon. Emisi gas karbon bisa meningkatkan pencemaran udara dan efek rumah kaca. Sebagai solusi, penggunaan kombinasi sumber energi pada sistem kereta hibrid sudah dilakukan dan dikembangkan dalam beberapa dekade ini. Sumber energi listrik dalam bentuk baterai atau sel bahan bakar hidrogen dalam bentuk fuel cell menjadi energi utama dalam penggerak kereta. Sebagai tambahan, untuk memenuhi kebutuhan daya kereta yang disesuaikan juga bisa ditambahkan sumber energi lain seperti ultra/super capacitor ataupun diesel. Oleh karena itu, pada sistem kereta hibrid ini diperlukan EMS (Energy Management System) untuk mengatur keluaran dan penggunaan energi yang dipakai secara optimal. Metode pengendalian yang digunakan adalah MPC (Model Predictive Control) yang memungkinkan strategi perencanaan dan pengoptimalan penggunaan energi dari berbagai sumber daya. Pada metode optimasi MPC terdapat cost function yang akan diminimalisir dan dioptimalkan dengan berbagai constraints.

Inter-city train public transportation is one of the most popular transportations because it can reduce congestion and long distances and transport large numbers of people. In reality, the fuel used is diesel which produces carbon gas emissions. Carbon gas emissions can increase air pollution and the greenhouse effect. As a solution, the use of a combination of energy sources in hybrid train systems has been carried out and developed in recent decades. Electrical energy sources in the form of batteries or hydrogen in the form of fuel cells become the main energy in driving the train. In addition, other energy sources such as ultra/super capacitors or diesel can also be added to fulfill the power requirements of the train. Therefore, this hybrid train system requires an EMS (Energy Management System) to optimally manage the output and use of energy used. The control method used is MPC (Model Predictive Control) which enables strategic planning and optimization of energy use from various resources. In the MPC optimization method, there is a cost function that will be minimized and optimized with various constraints."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriola Island: New Society , 2010
R 621.381 542 PHO
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>