Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164862 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fransisca Agustina
"ASEAN didirikan pada tahun 1967 bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan di wilayah Asia Tenggara. Untuk itu Asean Free Trade Area (AFTA) secara efektif diberiakukan oleh negara-negara anggota ASEAN mulai 1 Januari 2003. Dengan demikian di kawasan negara-negara anggota ASEAN dberlakukan tarif antara 0% - 5% untuk barang dagangan dari negara anggota ASEAN dan tidak boleh lagi ada hambatan non-tariff. Siap atau tidak siap ketentuan tersebut tetap harus dilaksanakan oleh setiap anggota ASEAN, karena mekanisme pelaksanaan zona perdagangan babas AFTA telah secara bertahap diberlakukan dari tahun 1993 melalui skema CEPT (Common Effective Preferential Tariff).
AFTA bertujuan liberalisasi perdagangan regional ASEAN sejalan dengan tujuan GATT/WTO yang berorientasi pasar bebas outward looking oriented dan akan menunjang percepatan liberalisasi perdagangan dunia. AFTA merupakan kesepakatan bersama untuk tujuan bersama, karena adanya kebutuhan bersama. Namun, dalam kondisi Indonesia saat ini sangat patut dipertanyakan siapkah Indonesia mewujudkan kawasan perdagangan bebas, terutama dengan persaingan dagang dengan anggota ASEAN seperti antara lain Singapore, Malaysia, Philippines dan Thailand. Untuk itu pelaku usaha di Indonesia perlu memahami kendala yang mesti dihadapi dan usaha yang perlu dilakukan dengan menimbang usaha bersama pelaku usaha dan pemerintah sebagai antisipasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ali Manshur
"Salah satu tujuan dari pelaksanaan AFTA adalah untuk meningkatkan investasi masuk ke kawasan Asia Tenggara. Pasar yang semakin luas, esklusif dan terintegrasi, serta kebijakan perdagangan yang diskriminatif merupakan insentif bagi perusahaan diluar kawasan ASEAN untuk mengubah sistem bisnisnya dari perdagangan menjadi investasi di dalam kawasan. Berdasarkan penimbangan tersebut, tesis ini bertujuan untuk mengklarifikasi adanya pengamh positif dari pembcrlakuan AFTA terhadap arus FDI masuk ke kawasan ASEAN terutama arus FDI masuk dari Negara-negara diluar ASEAN. Selain itu, tesis ini juga bertujuan untuk mencari tahu faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap arus FDI masuk ke negara-negara anggota ASEAN.
Untuk menjawab pemiasalah penelitian, tesis ini menggunakan model ekonometri dengan analisis data panel. ndonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina merupakan obyek dari pcnelitian ini dan dipilih bcrdasarkan beberapa kriteria seperti besar kecilnya perekonomian, wakiu pelaksanaan AFTA dan tarif eksternal yang diterapkan. Data yang digunakan adalah data tahunan dari tahun 1998 sampai dcngan 2007. Setelah melalui semua prosedur estimasi dengan menggonakan Metodc Efek Tetap (MET), tesis ini menyimpulkan bahwa penerapan AFTA telah memberikan pengaruh positif terhadap arus FDI masuk ke kawaan ASEAN, teruma FDI masuk dari Negara diluar ASEAN. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan AFT A telah memberikan insentif kepada perusal1aan diluar kawasan ASEAN untuk merelokasi usaha mereka sebagai akibat dari diskrirninasi kebijakan perdagangan yang harus mereka terima apabila tetap menjual produk dari Iuar kawasan ASEAN. Penelitian ini juga menemukan bahwa walaupun pangsa pasar dan intensitas perdagangan antar anggota ASEAN tcrbukti memiliki pengaruh positif terhadap arus FDI masuk ke kawasan ASEAN, tetapi pengaruh dari dua variabel sepeninya tidak mencukupi atau tidak seimbang. Dari koefisicn pada dua variabel tersebut dikctahui bahwa untuk mendapatkan FDI masuk dalam jumlah tertentu dibutuhkan meningkatan pangsa pasar dan perdagangan intra ASEAN dalam jumlah yang lebih besar. Studi ini menduga bahwa infrasruktur adalah salah satu penyebab dari masalah tcrscbut.
Selain itu, Studi ini juga menemukan bahwa variabel fundamental makroekonomi yang Yialam hal ini direpresentasikan oleh tingkat suku bunga dan inflasi terbukti memiliki pengaruh terhadap arus FDI masuk kc negara ASEAN walaupun arahnya adalah negatifi Berdasarkan kesimpulan yang ada, penelitian ini menyarankan kepada pemerintah negara-negara ASEAN untuk tidak tcrburu-buru menurunkan tarif eksternal terhadap negara diluar ASEAN dan lebih baik untuk meningkatkan komitmcn dalam memperluas cakupan produk yang dimasukkan dalam kerangka AFT A. Selain itu, penerapan kebijakan ekonomi makro yang tepat harus juga menjadi perhatian untuk menjadikan kawasan ASEAN semakin menarik bagi investor
One of the objectives of the implementation of AFTA is to enhance Foreign Direct Investment across region. The exclusive enlarged and more integrated market, as well as the discriminatory trade policy taken by outsider firm give incentive to them to change the pattem of' their business from trading becomes investment. Therefore, this study, hypothetically, expected that the implementation of AFTA has positive impact on FDI inflows to ASEAN countries, especially those from non member countries. More over, the study is intended to find out other factors determining FDI inflows to ASEAN countries.
To meet the objective, the study employ econometric model with pooled data analysis. Indonesia, Malaysia, Thailand and the Philippines were the object of this study that picked under some criterions such as the size ofthe economy, the time- frame of implementation of AFTA and the extemal tariff applied on. The Data being used was annually data fiom 1998 to 2007. After all technical process of estimating the model using Fixed Effect Method, the study was confirmed that the implementation of AFTA has given positive impact on FDI inflows to ASEAN countries, especially FDI inflows from non ASEAN member countries. It implies that AFTA has provided an incentive for outsider firm to invest inside region due to the discriminatory trade treatment they take. The study also founded that even though market size and the intensity of trade among ASEAN members are confirmed to have positive impact on FDI inflows, but the impact is likely inadequate or imbalance. This was concluded from the coefficient of those two variables and from the R-square ofthe estimation result of the model. We guessed that the lack of infrastructure was the one of the triggers of this problem.
The study also founded that fundamental macroeconomic variable, hereby represented by interest rate differential and inflation, also confirmed to have influence on FDI inflows to ASEAN countries. Based on the conclusion of the study, we suggest to the ASEAN eountry?S government to not to be hurry to alleviate discriminatory trade policy having imposed to non member countries and keep trying to expand product covered under AFT A. In addition, the appropriate attention of the govemment on the fundamental macroeconomic condition represented by setting up eligible policy is the action needed to make ASEAN to be more attractive for F DI.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desty Astrid Nurputri
"Tesis ini menjelaskan mengenai faktor-faktor yang menentukan dalam kebijakan perdagangan internasional Indonesia yang akan digunakan menghadapi liberalisasi dalam AFTA. Penulis juga bermaksud untuk menjelaskan kesiapan Indonesia dalam posisinya sebagai produsen dan pengekspor komoditi produk. Komoditi sektor industri secara umum siap memasuki perdagangan bebas di kawasan ASEAN (AFTA). Dari total 8.296 komoditi industri yang diekspor ke negara-negara ASEAN, komoditas yang memiliki struktur daya saing mencapai 46%. Namun, untuk meningkatkan daya saing diperlukan upaya mengatasi masalah yang cukup fundamental di sektor industri. Bagi Indonesia, pelaksanaan AFTA merupakan tantangan dan sekaligus peluang, karena dengan keikutsertaannya dalam AFTA berarti persaingan dalam melakukan ekspor ke negara-negara ASEAN akan menjadi lebih kompetitif Sedangkan posisi Indonesia sendiri terkenal sebagai negara anggota ASEAN yang posisi persaingannya masih sangat lemah. Dengan demikian Indonesia harus meningkatkan usaha-usaha untuk memperbaiki efisiensi produksi sehingga memiliki daya saing komoditi yang cukup tinggi di pasar internasional.
Teori yang dipergunakan yaitu teori ketergantungan (interdependensi) yang saling menguntungkan Bruce M. Russet, Robert Gilpin untuk menjelaskan konsep regionalisme, James Rosenau yang mengemukakan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kebijakan suatu negara dan teori tahapan perdagangan bebas dari Bela Balasa. Dalam rangka mencari kebijakan perdagangan internasional yang tepat untuk menghadapi pelaksanaan AFTA, diperlukan pembahasan yang mendalam mengenai faktor-faktor yang mendukung ke arah tersebut dengan memperhatikan pemantapan organisasi pelaksana AFTA, promosi dan penetrasi pasar, peningkatan efisiensi produksi dalam negeri, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan perlindungan terhadap industri kecil ditambah pula dengan kesiapan yang perlu dilakukan oleh Indonesia sendiri. Tesis ini merupakan kajian kualitatif dan penelitian tesis adalah deskriptif analitis. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan teknik pengumpulan data kepustakaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5103
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Irzal
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak penerapan Asean-China Free Trade Area (ACFTA) terhadap integrasi pasar modal negara-negara ASEAN-China. Dengan menggunakan data indeks harga saham harian yang dikeluarkan oleh Morgan Stanley Capital International dari 1 Januari 2005 hingga 31 Desember 2014 untuk enam negara yaitu China, Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura dan Filipina observasi dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan keseimbangan jangka panjang dan jangka pendek dengan pengujian kointegrasi Johansen dan Error Correction Model. Pengujian dilakukan pada data sebelum penerapan ACFTA dan setelah ACFTA dengan breakpoint pada 1 Januari 2010 dimana perjanjian kerjasama ACFTA mulai diberlakukan.
Hasil pengujian jangka panjang dengan kointegrasi Johansen membuktikan bahwa setelah penerapan ACFTA pasar modal di negara-negara ASEAN-China lebih terkointegrasi dengan China sebagai centrepoint. Hasil yang sama juga terlihat dari hubungan jangka pendek menggunakan ECM dimana seluruh pasar modal negara-negara ASEAN-China memiliki hubungan keseimbangan jangka pendek yang stabil dan dinamis terkecuali dengan Filipina yang hanya memiliki hubungan keseimbangan jangka pendek dengan Thailand.

This research attempts to analyze the impact of ACFTA establishment on capital market integration between ASEAN-China. Observation was performed to investigate the long run and the short run correlation using Johansen cointegration test and Error Correction Model. The test performed in two devided periode, before and after Januari 1st 2010 as brekpoint when ACFTA implemented. The Johansen Cointegration test result as measurement of the long run equlibrium proves that after implementation of ACFTA all ASEAN cuntries cointegrated with China except Philippines while among ASEAN countries the cointegration exist between Thailand, Singapore and Malaysia.
The fairly result also found in the short run analysis using ECM where all the countries have a stable and dynamic short run equlibrium except Filipina which only have an equlibrium with Thailand.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"AFTA is basically a good thing for Indonesia considering Indonesia has a huge potential when compared to other Countries Country in ASEAN. It can be seeded by Indonesia is that Indonesia has a very human resource overflow. When AFTA goes into effect so we can imagine how many labor from Indonesia who can work in other countries. The enermous potential possessed by Indonesia has not been put to good use. We have the human resources very much, but not the educated and well-trained labor. So are the potential in the field of tourism has yet to be developed because it is still constrained in the fields of infrastructure and facilities. Similarly, the agricultural sector is not well developed, it is visible from a few ingredients must import them basic necessities in the field of agriculture to other countries. Indonesia must think back to propose postponement of the implementation of the AFTA, because if not, then no advantage to be gained by Indonesia but losses. A delay was possible if other countries also agree to the delay. Therefore it is necessary a good lobbying so that the other countries agree to do the delays."
ILMUHUKUM 6:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Sylvana Murni Deborah
"Tesis ini membahas tentang dampak berlakunya ASEAN-China Free Trade Area terhadap industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia. Berlakunya ACFTA secara bertahap menimbulkan permasalahan baru terhadap sektor TPT di Indonesia. Kondisi tekstil Indonesia yang dari awal tidak stabil kembali terguncang dengan banyaknya pabrik tutup sehingga menimbulkan pengangguran. Produsen TPT pun beralih menjadi pedagang yang memicu gejala deindustrialisasi. Pemerintah pun dianggap perlu untuk turun tangan mengatasi permasalahan ini. Kesepakatan yang dianggap mendukung pasar bebas dan meningkatkan persaingan yang sehat nyatanya hanya menambah daftar keterpurukan sektor TPT di Indonesia. Penelitian ini menggunakan kajian hukum normatif untuk memahami penerapan norma-norma hukum terhadap fakta-fakta.

This thesis discusses the impact of entry into force of the ASEANChina Free Trade Area of the textile industry and textile products in Indonesia. Applicability ACFTA gradually raises new problems of textile sector in Indonesia. Condition of Indonesia's textile unstable from the beginning again shaken with thousands of factories closed, causing unemployment. Textile manufacturers were turning to vendors that trigger symptoms of de-industrialization. The government also considered necessary to intervene to overcome this problem. The deal is considered to support the free market and increase competition in fact only adds to the list of the downturn in the textile sector this Indonesia. This study uses normative legal analysis to understand the application of legal norms tofacts."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
T28594
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purwaningsih
"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis daya saing dan kinerja ekspor produk manufaktur negara ASEAN-5, khususnya Indonesia, sebelum dan sesudah ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis daya saing dinamis dan analisis regresi data panel. Melalui analisis daya saing dinamis diperoleh kesimpulan bahwa setelah ACFTA dilaksanakan beberapa produk manufaktur Indonesia mengalami perubahan posisi daya saing. Selanjutnya, penelitian ini melakukan analisis regresi data panel dengan menggunakan dua model, yaitu model regresi tarif tunggal dan model regresi tarif majemuk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya saing mempengaruhi kinerja ekspor negara ASEAN-5 secara positif. Namun, penurunan tarif bea masuk impor Cina dari Indonesia tidak mendorong peningkatan kinerja ekspor produk manufaktur Indonesia, sedangkan penurunan tarif bea masuk impor Cina dari Filipina dan Singapura mendorong peningkatan kinerja ekspor produk manufaktur negara tersebut. Mengingat keterbatasan penelitian ini, perlu diberi catatan bahwa perubahan daya saing dan kinerja ekspor tersebut tidak mutlak disebabkan oleh ACFTA.

This study analyses the export competitiveness and performance of ASEAN-5 manufacturing products, particularly those of Indonesia, before and after the implementation of ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). This study uses dynamic revealed comparative advantage (dynamic RCA) and panel regression analysis methods. According to the dynamic RCA analysis, it is found that there have been some changes in the competitiveness of Indonesian manufacturing products. Furthermore, this study uses two models in panel regression analysis, i.e single tariff regression model and multiple tariff regression model.
The findings from panel regression analysis conclude that the ASEAN-5 export performance is positively influenced by competitiveness, represented by the dynamic RCA. However, the decrease of import tariff in Chinese market for Indonesian manufacturing products will not increase their export performance. On the other hand, the decrease of import tariff in Chinese market for Philippines and Singapore will increase their manufacturing export performance. Given the limitation of this study, it should be noted that the changes in competitiveness and export performance in ASEAN-5 is not solely affected by ACFTA.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghea Ishabela Toloh
"Tesis ini membahas tentang dampak berlakunya ASEAN-China Free Trade Area terhadap sektor pertanian di Indonesia. Berlakunya ACFTA secara bertahap menimbulkan permasalahan baru terhadap sektor pertanian di Indonesia. Pertanian yang seharusnya menjadi sektor utama peningkatan perkenomian Indonesia. Dalam subsektor holtikultura yang merasakan dampak yang paling signifikan dengan melonjaknya impor dari China, dan dalam subsektor perkebunan yang merasakan dampak positif dari pemberlakuan ACFTA ini karena permintaan ekspor dari China semakin meningkat. pemerintah mempunyai peran penting dalam melindungi produk pertanian di Indonesia akibat dari dampak ACFTA ini.

The focus of this thesis is the impact of the validity into force of the ASEANChina Free Trade Area towards the agricultural sector in Indonesia. ACFTA gradually led to the validity of new problem to the agricultural sector in Indonesia. The agricultural sector should be a major increase in Indonesian economy. In the education subsector feel the impact the most significant with skyrocketing imports from China, and in a sense the subsector estates had a positive impact of the validity of this because of the export request ACFTA China was increasing. Government has an important role in protecting agricultural products in Indonesia as a result of ACFTA."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T30415
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sofiyan Fachruddin
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui dampak pembentukan Asean Free Trade Area (AFTA) terhadap arus perdagangan (ekspor dan impor) bilateral masing-masing negara ASEAN5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand) dengan negara mitra dagang utamanya di luar kawasan yaitu Amerika Serikat (AS).
Penelitian ini menggunakan data nmtun waktu (time series) tahunan dari tahun 1970 hingga tahun 2005. Variabel yang digunakan adalah pendapatan masing-masing negara ASEAN 5 dan AS, harga relatif ekspor AS dan harga relatif impor AS. Penelitian ini menggunakan model standar permintaan ekspor dan impor bilateral. Pcnuiis juga menambahkan variabel Foretgn Direct Investment (FDI) AS ke masing-masing negara ASEAN 5 untuk melihat dampak aliran investasi AS terhadap peningkatan arus perclagangan bilateral ASEAN5-AS. Untuk melihat dampak pcmbcntukan AFTA, penulis menggunakan dumnry AFTA dimana bemilai I untuk implcmcntasi AFT A tahun 1993 hingga 2005 dan 0 (noi) untuk tahun sebelumnya. Ditambahkan juga dumny krisis untuk menangkap efek krisis ekonomi Asia tahun 1997 terhadap pertumbuhan ekspor dan impor ASEAN 5 ke dan dari AS. Hasil estimasi diperoleh berdasarkan pendekatan Unrestricted Error Correction Model (UECM) dengan pendckatan Autoregressive Distributed Lag (ARDL).
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa pemberlakuan ABTA memberikan dampak positif dan negatif terhadap arus perdagangan (ekspor dan impor) bilateral masing-masing negara ASEAN 5 - Amerika Serikat (AS). Bagi pertumbuhan ckspor ASEAN 5 ke AS, AFT A memberikan efek yang positif untuk perdagangan Indonesia dan Malaysia. Sedangkan untuk perdagangan Filipina, Singapura dan Thailand memberikan efek yang negatif. Pembentukan AFTA bagi pertumbuhan impor ASEAN 5 dari AS memberikan efek yang positif untuk perdagangan Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Sedangkan untuk perdagangan Indonesia, pemberlakuan AFTA membcrikan efek yang negatif Klasifikasi JEL : FIO; F15; F4l; C22
The objective of this thesis is to investigate the impact of Asean Free Trade Area (APTA) establishment on bilateral trade flows (export and import) between each of the ASEAN 5 countries (Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore, and Thailand) and their major non-member trading partner, United States of America (USA).
This study is used the annually time series data from |970 to 2005. The variables used are the income of each ASEAN 5 and USA and the relative export and import prices of USA. In this study, also use the standard exports and imports demand model. The author also add the Foregn Direct Investment (FDI) USA as one of the variables since the FDI of USA to each ASEAN-5 played an important role in determining the bilateral trade flows. To investigate the impact of AFT A, the author include AFTA dummy variable, where l to periode of AFTA implementation in I993 to 2005 and 0 to previous periode. Crisis dummy variable is also added to represent the effects of Asian economic crisis in 1997 to growth of export and import ASEAN5 - USA. The estimated results based on unrestricted error-correction model of autoregressive distributed lag (ARDL) modelling approach.
The conclusion of this research is implementation of AFTA gives us two impacts on ASEAN5-USA bilateral trade flows. First, the implementation of AFT A has positive impact on Indonesia and Malaysia export to USA, and negative impact to Philippines, Singapore and Thailand. Secondly, implementation of AFT A has positive impact to Malaysia, Philippines, Singapore and Thailand. And only Indonesia import from USA have negative impact alter implementation of AFTA.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>