Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93849 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agil Kunta Dewangga Pramudya
"Jurnal ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana transmedia storytelling dapat diimplementasikan dalam sebuah game online dan bagaimana konsep tersebut dapat mendorong terbentuknya online community dan earned media melalui user-generated content. Studi dilakukan pada game online VALORANT yang merupakan game penembak kompetitif, tetapi tetap memiliki perkembangan cerita yang kompleks. Literature based research digunakan untuk mencari bukti pada kasus, dan menguji validitas konsep ataupun teori tertentu, ditambah lagi karena pendekatan ini bersifat sempit dan dapat berfokus pada hubungan antara dua variabel tertentu. Transmedia storytelling pada VALORANT memiliki banyak keuntungan, terutama saat VALORANT dikategorikan sebagai game online. Ditemukan bahwa, transmedia storytelling di dalam VALORANT dapat mendorong terbentuknya online community yang tidak hanya berfokus pada permainannya tetapi juga berfokus pada cerita VALORANT. Hal tersebut direalisasikan melalui terbentuknya komunitas Discord yang terdedikasi pada cerita VALORANT saja. Terbentuknya online community juga mendorong terbentuknya user-generated content yang pada akhirnya mendorong terciptanya berbagai konten cerita dari semesta cerita VALORANT. Oleh karena itu, transmedia storytelling dapat membantu game online tidak hanya membuat para pemainnya tertarik pada permainannya tetapi juga pada semesta cerita yang tercipta.

This journal aims to explain how transmedia storytelling can be implemented in an online game and how the concept can form an online community and earned media through user-generated content. The study was conducted on the online game VALORANT which is an online shooter game but still has a complex storyline. Literature-based research is used to find evidence in a case and test the validity of a particular concept or theory. This approach is narrow and focuses on the relationship between two specific variables. This journal found that transmedia storytelling on VALORANT has many advantages, especially when VALORANT is categorized as an online game. It was found that transmedia storytelling in VALORANT can form an online community that not only focuses on the gameplay but also on the VALORANT story. This is done through a Discord community dedicated only to the VALORANT story. The formation of online communities also encourages the formation of user generated content, which in turn encourages the creation of various story elements from the VALORANT universe. Therefore, transmedia storytelling can help online games not only make the players interested in the game but also in the story universe that is created."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sitinjak, Devina Rosefin Aletta
"Transmedia storytelling sering digunakan sebagai strategi pemasaran musik yang efektif. Dalam konteks tersebut, salah satu grup musik asal Korea Selatan, EXO, menggunakan strategi tersebut untuk memasarkan karya-karyanya. Melalui penelitian ini, penulis bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis konten yang dihasilkan EXO, serta melihat sejauh mana EXO dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip transmedia storytelling, Metode penelitian yang digunakan adalah desk research. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EXO telah menerapkan konsep transmedia storytelling dalam pemasarannya secara tepat karena memenuhi keseluruhan prinsip dari transmedia storytelling.

Transmedia storytelling is often utilized as an effective marketing strategy for music. In this context, one of the South Korean music groups, EXO, employs this strategy to promote their works. The aim of this study is to describe and analyze the content produced by EXO, as well as to assess the extent to which EXO implements the principles of transmedia storytelling. The research methodology employed is desk research. The findings indicate that EXO has successfully implemented the concept of transmedia storytelling in their marketing efforts by adhering to the overall principles of transmedia storytelling."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adiva Charisma Zafira
"Korean pop music often referred to as K-pop, is one of Hallyu’s biggest industries. Hallyu, or the Korean wave, is the term used to describe the globalisation of South Korean culture that encompasses many aspects of Korean pop culture (Nye, 2009). The K-pop industry has participated in various ways throughout the many generations to renew and enhance the K-pop experience as a means to tackle the boundaries of the international entertainment industry as well as globalisation and the oversaturation of the market itself. This study's curiosity is focused on K-pop idol groups' content and product distribution, especially for Stray Kids, one of the many currently active fourth-generation idol groups and Hallyu 4.0. Thus, grounded in Jenkins' Transmedia Storytelling principles (2009), this study seeks to examine the various media channels used by Stray Kids to release their content using Jenkins' concept of the Principles of Transmedia Storytelling. The findings suggest that 1) Stray Kids’ content dispersal encompasses transmedia storytelling; 2) there is an obvious highlight of interest in the creation of content that provides depth to idols’ identity.

Musik pop Korea, sering disebut sebagai K-pop, adalah salah satu industri terbesar Hallyu. Hallyu, atau Korean
wave, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan globalisasi budaya Korea Selatan yang mencakup
banyak aspek budaya pop Korea (Nye, 2009). Industri K-pop telah memperbarui dan meningkatkan K-pop, sebuah
perluasan yang terlihat dari generasi ke generasi, khususnya dalam hal konten; baik secara kuantitas,
kualitas, maupun penggunaan media selama empat era Hallyu atau gelombang budaya pop Korea. Oleh
karena itu, penelitian ini akan berfokus pada sifat transmisi konten dan distribusi produk Stray Kids sebagai
salah satu idol group K-pop generasi keempat yang juga merupakan bagian dari Hallyu 4.0. Studi kasus ini
akan menggunakan analisis konten serta prinsip Transmedia Storytelling dari Henry Jenkins (2009) sebagai
landasan teori dalam menelaah berbagai saluran media yang digunakan oleh Stray Kids untuk merilis
konten mereka. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penilitian ini adalah sebagai berikut: 1)
penyebaran konten Stray Kids mencakup transmedia storytelling; dan 2) terdapat minat pada produksi
konten yang membantu dalam membangun identitas idol.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie Westiana
"Transmedia storytelling merupakan sebuah narasi fiksi bersifat interaktif yang terjadi di berbagai platform media. Sejumlah perusahaan menerapkan transmedia storytelling dalam strategi brandingnya. Salah satunya adalah The LEGO Group melalui seri The LEGO Movie. Studi ini bertujuan untuk menganalisis penerapan transmedia storytelling dalam The LEGO Movie dengan analisis sequence dan analisis tujuh prinsip transmedia storytelling. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah desk study dengan mengumpulkan sejumlah data sekunder yang relevan. Analisis sequence memperlihatkan rangkaian media yang digunakan dalam The LEGO Movie dan bagaimana kaitan antar medianya. Dalam analisis tujuh prinsip transmedia storytelling, penulis membahas unsur-unsur dalam seri The LEGO Movie yang dapat menjelaskan ketujuh prinsip tersebut. Adapun prinsip transmedia storytelling menurut Jenkins (2010) antara lain Spreadability vs. Drillability, Continuity vs. Multiplicity, Immersion vs. Extractability, Worldbuilding, Seriality, Subjectivity, dan Performance. Sebagai hasil, seri The LEGO Movie dapat mengimplementasikan seluruh prinsip transmedia storytelling tersebut. Dengan dua prinsip yang paling menonjol yaitu Immersion vs Extractability dan Performance.

Transmedia storytelling is an interactive fictional narrative that occurs on multiple media platforms. Several companies have implemented transmedia storytelling in their branding strategies. One of these companies is The LEGO Group through The LEGO Movie franchise. This study aims to analyze the implementation of transmedia storytelling in The LEGO Movie through sequence analysis and analysis of the seven principles of transmedia storytelling. The method used in this study is desk study with some secondary data collected. Sequence analysis shows all the media used in The LEGO Movie and the connection between them. In analyzing the seven principles of transmedia storytelling, the author examines the elements in the LEGO Movie that can explain the seven principles. According to Jenkins (2010), seven principles of transmedia storytelling are Spreadability vs. Drillability, Continuity vs. Multiplicity, Immersion vs. Extractability, Worldbuilding, Seriality, Subjectivity, and Performance. The results show that The LEGO Movie can implement all of the seven principles of transmedia storytelling, with two most significant principles that are Immersion vs Extractability and Performance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aynan Salsabila Dunda
"Branding memerlukan proses bercerita yang persuasif dan efektif sesuai dengan perkembangan media. Hal ini dapat dicapai dengan transmedia storytelling yang menggunakan berbagai platform untuk memperluas dunia narasi di berbagai media, menciptakan pengalaman yang imersif. Pemetaan strategi transmedia storytelling terhadap narasi Harry Potter dapat membantu para praktisi dalam meramu kerangka dan strategi yang tepat dengan melihat proses pembuatan narasi, cara pengembangan dan aplikasi narasi tersebut dalam medium-medium tertentu, lalu pembentukan tipe konten yang akan dijumpai oleh khalayak. Penjabaran teks narasi Harry Potter dilakukan dengan menganalisa elemen dasar narasi, worldbuilding, alam semesta transmedia serta konten dan partisipasi khalayak.

Branding requires a persuasive and effective storytelling process in accordance with media developments. This can be achieved by transmedia storytelling which uses multiple platforms to expand the narrative across multiple media, creating an immersive experience. The transmedia storytelling strategy mapping of the Harry Potter narrative can help practitioners to establish the right framework and strategy by looking at the narrative creation process, the way in which the narrative is developed and applied in certain media, then forming the types of content that will be encountered by the audience. The elaboration of the Harry Potter narrative text is done by analyzing the basic elements of narrative, worldbuilding, the transmedia universe as well as content and audience participation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Azzura Fredella
"Popularitas industri hiburan Korea Selatan mengalami perkembangan pesat dalam satu dekade terakhir dan K-pop menjadi salah satu faktor pendorong di balik popularitas tersebut. Hal ini tidak lepas dari beragam strategi pemasaran yang dilakukan oleh agensi pengelola dalam memasarkan musik para artisnya. Agensi pengelola sangat pandai penggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan artis dan musik baru, berinteraksi dengan penggemar, dan mendistribusikan musik dengan biaya yang relatif rendah. Salah satu strategi yang kini mulai dilirik oleh banyak agensi pengelola adalah transmedia storytelling, sebuah strategi perluasan narasi yang didistribusikan melalui berbagai saluran media untuk menambah wawasan baru terhadap keseluruhan narasi. Strategi ini telah digunakan oleh beberapa grup, tetapi perluasan narasi yang kompleks terlihat dari SM Culture Universe (SMCU) milik SM Entertainment dan Bangtan Universe milik BTS. SMCU menggunakan jenis transmedia bergaya West Coast yang bersifat ringan, sedangkan Bangtan Universe menggunakan perpaduan gaya West Coast dan East Coast yang bersifat lebih interaktif. Kedua semesta ini menggunakan pendekatan media yang berbeda yang menyesuaikan dengan narasi yang mereka angkat. Melalui transmedia storytelling, baik SMCU maupun Bangtan Universe membuka ruang partisipasi bagi penggemar untuk terlibat dalam narasi utama melalui petunjuk-petunjuk kecil yang diberikan dalam setiap media. Hal ini tentunya akan semakin membangun loyalitas antara artis dan penggemarnya.

The popularity of South Korean entertainment industry has grown rapidly in the last decade and K-pop is one of the supporting factors of this popularity. This is inseparable from the various marketing strategies conducted by the management agency to promote the music of its artists. Management agencies are very good at using social media to raise awareness of new artists and music, interact with fans, and distribute music at a relatively low cost. One strategy that is looked by many management agencies nowadays is transmedia storytelling, a narrative expansion strategy that is distributed through various media channels to add new insights to the overall narrative. This strategy has been used by several groups, but the complex narratives is seen in SM Entertainment's SM Culture Universe (SMCU) and BTS's Bangtan Universe. SMCU uses West Coast Transmedia style, meanwhile Bangtan Universe uses a blend of West Coast and East Coast styles that are more interactive. These two universes use different media approaches that conform to the narratives they adopt. Through transmedia storytelling, both SMCU and Bangtan Universe open up space for fans to be involved in the main narrative through small clues given in each medium. This of course will further build loyalty between the artist and the fans."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Azzura Fredella
"Popularitas industri hiburan Korea Selatan mengalami perkembangan pesat dalam satu dekade terakhir dan K-pop menjadi salah satu faktor pendorong di balik popularitas tersebut. Hal ini tidak lepas dari beragam strategi pemasaran yang dilakukan oleh agensi pengelola dalam memasarkan musik para artisnya. Agensi pengelola sangat pandai penggunakan media sosial untuk meningkatkan kesadaran akan artis dan musik baru, berinteraksi dengan penggemar, dan mendistribusikan musik dengan biaya yang relatif rendah. Salah satu strategi yang kini mulai dilirik oleh banyak agensi pengelola adalah transmedia storytelling, sebuah strategi perluasan narasi yang didistribusikan melalui berbagai saluran media untuk menambah wawasan baru terhadap keseluruhan narasi. Strategi ini telah digunakan oleh beberapa grup, tetapi perluasan narasi yang kompleks terlihat dari SM Culture Universe (SMCU) milik SM Entertainment dan Bangtan Universe milik BTS. SMCU menggunakan jenis transmedia bergaya West Coast yang bersifat ringan, sedangkan Bangtan Universe menggunakan perpaduan gaya West Coast dan East Coast yang bersifat lebih interaktif. Kedua semesta ini menggunakan pendekatan media yang berbeda yang menyesuaikan dengan narasi yang mereka angkat. Melalui transmedia storytelling, baik SMCU maupun Bangtan Universe membuka ruang partisipasi bagi penggemar untuk terlibat dalam narasi utama melalui petunjuk-petunjuk kecil yang diberikan dalam setiap media. Hal ini tentunya akan semakin membangun loyalitas antara artis dan penggemarnya.
The popularity of South Korean entertainment industry has grown rapidly in the last decade and K-pop is one of the supporting factors of this popularity. This is inseparable from the various marketing strategies conducted by the management agency to promote the music of its artists. Management agencies are very good at using social media to raise awareness of new artists and music, interact with fans, and distribute music at a relatively low cost. One strategy that is looked by many management agencies nowadays is transmedia storytelling, a narrative expansion strategy that is distributed through various media channels to add new insights to the overall narrative. This strategy has been used by several groups, but the complex narratives is seen in SM Entertainment's SM Culture Universe (SMCU) and BTS's Bangtan Universe. SMCU uses West Coast Transmedia style, meanwhile Bangtan Universe uses a blend of West Coast and East Coast styles that are more interactive. These two universes use different media approaches that conform to the narratives they adopt. Through transmedia storytelling, both SMCU and Bangtan Universe open up space for fans to be involved in the main narrative through small clues given in each medium. This of course will further build loyalty between the artist and the fans.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cheryl Annisa Paramesti
"For the past years, Muslim representation in the teen drama series has been gradually increasing. However, evidence proves misinformation muddles the image of Muslim women with a frequent stereotypical trope of oppression and victimization which affect people’s perspective. Involving sincere Muslim women representation in the narratives gives a sense of inclusion and empowerment, especially those who are represented. Transmedia storytelling is powerful to convey message because it gives room for exploratory experiences. Skam is a slice-of-life transmedia storytelling teen drama series that dedicate one season to portray Muslim. Previous studies have examined how Skam includes inclusivity. However, there is a minimal amount of further study that focuses on Muslim representation in Skam. This essay will analyze how Skam utilize transmedia storytelling in representing Muslim women representation’s authentic and relatable story. The discussion will also adopt narrative complexity and stereotypes with explanatory approach and critical discourse analysis way of thinking for data collection. The analysis reveals that Skam’s Muslim women representation eliminates stereotype by implementing Jenkin’s seven transmedia storytelling principle and Jason Mittell’s narrative complexity. This essay will help understand the importance of Muslim women representation and the media roles in communication essential topics to the audiences.

Representasi Muslim dalam serial drama remaja secara bertahap mengalami peningkatan, namun data membuktikan bahwa masih banyak misinformasi terutama terhadap Wanita Muslim. Hal tersebut berbahaya karena dapat mempengaruhi perspektif masyarakat. Misrepresentasi di media mengangkat tema stereotip penindasan dan viktimisasi. Melibatkan representasi wanita muslim dalam narasi memberikan rasa inklusi dan pemberdayaan bagi audiens, terutama bagi mereka yang terwakili. Transmedia storytelling memiliki peran besar dalam mengkomunikasikan pesan secara menarik dan memberikan ruang untuk pengalaman eksploratif. Skam adalah serial drama remaja dengan konsep transmedia storytelling dengan tema slice-of-life yang mendedikasi satu season tentang kehidupan Muslim. Penggambaran Muslim dalam serial Skam dikenal lebih akurat. Studi sebelumnya telah meneliti tema inklusivitas Skam. Namun, sedikit penelitian lebih lanjut yang berfokus pada representasi Muslim di Skam. Esai ini akan menganalisis bagaimana serial Skam memanfaatkan transmedia storytelling dalam mengkomunikasikan representasi wanita Muslim. Diskusi ini mengadopsi teori narrative complexity dan stereotip dengan pendekatan eksplanatori dengan lensa critical discourse analysis untuk mengumpulkan data. Analisis membuktikan bahwa oleh Skam menghilangkan narasi stereotip pada representasi Muslim dengan menerapkan tujuh prinsip transmedia storytelling yang diutarakan oleh Jenkins dan narrative complexity sesuai dengan opini Jason Mittell. Esai ini membantu memahami pentingnya representasi wanita Muslim dan peran media dalam mengkomunikasikan topik-topik penting kepada audien"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arifiliani Mahira Nasywa
"Transmedia storytelling merupakan salah satu strategi yang mulai banyak digunakan untuk melakukan pemasaran karena konsepnya yang relatif sederhana dengan membagi dunia cerita ke berbagai media untuk menjangkau khalayak seluas-luasnya. Penulis novel cetak juga dapat menggunakan strategi pemasaran ini untuk dapat melihat kontribusi yang dilakukan khalayaknya secara langsung. Lexie Xu, salah satu penulis Indonesia juga menggunakan konsep strategi transmedia storytelling untuk menceritakan narasi dunianya. Melalui media buku novel serial, web series, website, hingga media sosial, Lexie memanfaatkan media untuk menjangkau khalayak. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan bagaimana praktik penggunaan strategi tersebut oleh seorang penulis dan bagaimana keterlibatan khalayak pada setiap konten medianya. Penggunaan strategi transmedia storytelling yang digunakan oleh Lexie Xu, dapat menjadi contoh bagi para penulis lainnya maupun praktisi yang sedang merancang narasi dunia ceritanya.

Transmedia storytelling is a strategy that is starting to be widely used for marketing because of its relatively simple concept of dividing the world of stories into various media to reach the widest audience. A novel writer can also use this marketing strategy to be able to see the contributions made by their audience directly. Lexie Xu, one of the Indonesian writers also uses the concept of transmedia storytelling strategy to tell the narrative of her story world. Through the media of serial novels, web series, websites, and social media, Lexie uses the media to reach audiences. This study was conducted to show what the author's practice of using this strategy is and how the audience engages in each media content. The use of the transmedia storytelling strategy used by Lexie Xu can be an example for other writers and practitioners who are designing narratives for their world stories."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Ariella Diwana
"Dalam industri hiburan, telah banyak ditemukan penggunaan strategi transmedia storytelling yang dicetuskan oleh Henry Jenkins untuk menawarkan produk atau jasa kepada target khalayaknya. Tujuan dari strategi ini adalah menyediakan suatu narasi yang dipisah-pisah ke dalam media dan platform yang berbeda, masing-masing dapat menjadi pintu masuk ke dalam dunia cerita tersebut. Penulis-penulis novel juga dapat memanfaatkan strategi tersebut untuk menyampaikan ceritanya kepada pembaca. Dee Lestari, seorang penulis lokal di Indonesia, menggunakan strategi transmedia storytelling dalam bercerita. Makalah ini akan membahas mengenai peran transmedia storytelling bagi Dee Lestari dalam rangka menyampaikan ceritanya kepada para pembaca dengan menggunakan metode deskriptif-kualitatif serta pengumpulan data menggunakan metode desk research. Melalui transmedia storytelling, Dee Lestari dapat memanfaatkan berbagai media dan platform berbeda serta mendorong budaya partisipatoris kepada pembaca-pembacanya.

In the entertainment industry, there have been many uses of transmedia storytelling by Henry Jenkins to offer products or services to their target audiences. The aim of this strategy is to provide a narrative that is divided into multiple media and platforms, each of which can be an entry point to enter the story world. Novel authors can also use this strategy to convey their stories to readers. Dee Lestari, a local author in Indonesia, uses transmedia storytelling strategy while telling her stories. This research will discuss the role of transmedia storytelling for Dee Lestari in order to deliver the story to her readers using the descriptive-qualitative method and collecting data using the desk research method. Through transmedia storytelling, Dee Lestari can utilize a variety of media and platforms as well as encourage a participatory culture among her readers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>