Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hafsah Chairunnisa
"Akses terhadap informasi dan kajian tentang kesehatan mental masih terbilang terbatas di Indonesia. Hal ini karena masih adanya stigma buruk terkait kesehatan mental dan diskriminasi pada orang-orang yang memiliki gangguan jiwa atau masalah mental. Stigma negatif yang muncul di masyarakat mengenai gangguan jiwa disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang gangguan mental, Hal ini juga mempengaruhi tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap isu kesehatan mental di Indonesia. Selain itu layanan edukasi langsung lewat psikolog ataupun psikiatri juga masih sangat kurang dan masih sangat terbatas.
Akses edukasi ini dapat disebarkan lebih mudah melalui platform video online, hal ini karena peningkatan penggunaan media sosial mencapai 10% di setiap tahunnya dan kini sudah mencapai 58,4% dari total penduduk dunia bahkan pada tahun 2022 sudah mendekati angka 60%. Dapat dikatakan media sosial sudah menjadi bagian hidup dari semua yang memiliki gawai dan memiliki akses internet. Salah satu media sosial yang hampir dimiliki tiap orang adalah YouTube yang merupakan platform tempat menonton atau streaming video secara online.
Hal ini tentu saja menunjukkan bahwa YouTube sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia dan sudah menjadi sumber video yang sangat mudah diakses dan digunakan selama kita memiliki perangkat yang mendukung dan juga jangkauan internet, banyak dari media-media cetak yang juga sudah beralih kepada media online dan juga menyebarkan berita-berita informatif melalui Youtube, salah satunya adalah Tempo yang memiliki kanal Youtube pendukung konten bersifat video. Tempo mengamati bahwa gaya hidup konsumen sudah mengarah pada gaya hidup digital. Oleh karena itu Tempo memantapkan strategi memasuki bisnis media digital, yang landasannya telah diimplementasikan sejak 2016 (Laporan Tahunan Tempo.id, 2017).
dikarenakan hal ini, penulis akan membuat proyek karya akhir tentang pembuatan program berbasis edukasi mental pada kanal Youtube Tempo.

Access to information and studies on mental health is still relatively limited in Indonesia. This is because there is still a bad stigma related to mental health and discrimination against people who have mental disorders or mental problems. The negative stigma that arises in society regarding mental disorders is caused by a lack of knowledge about mental disorders. This also affects the level of public awareness and knowledge of mental health issues in Indonesia. In addition, direct educational services through psychologists or psychiatrists are still lacking and very limited.
This access to education can be disseminated more easily through online video platforms, this is because the increase in social media use has reached 10% annually and has now reached 58.4% of the total world population and even in 2022 it will be close to 60%. It can be said that social media has become a part of life for all who have gadgets and have internet access. One of the social media that almost everyone has is YouTube, which is a platform for watching or streaming videos online.
This of course shows that YouTube has become a part of human life and has become a video source that is very easy to access and use as long as we have devices that support it and also internet coverage, many of the print media have also switched to online media and also spreading informative news via Youtube, one of which is Tempo which has a Youtube channel that supports video content. Tempo observes that consumers' lifestyles have led to digital lifestyles. Therefore, Tempo has established a strategy to enter the digital media business, which has been implemented since 2016 (Tempo.id Annual Report, 2017).
because of this, the author will make a final work project about making mental education-based programs on the Tempo Youtube channel.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Sattwika Duhita
"[Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hiperrealitas gender yang digaungkan melalui YouTube terhadap fans perempuan JKT48, secara khusus menilik pada konstruksi industri budaya jepang terhadap budaya dan gambaran perempuan di Indonesia melalui JKT 48. Melalui penelitian ini akan diperoleh pemahaman hiperealitas gender yang terbentuk dan menjadikan JKT48 sebagai sebuah system simulacrum bagi para fans perempuannya. Paradigm yang digunakan adalah critical constructionism dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa para fans perempuan JKT48 terjebak dalam ilusi realita perempuan ideal dan menjadikan JKT48 sebagai standard perempuan yang ideal bagi dirinya.

This research aims to know the gender hyperreality echoed through YouTube towards female JKT48 fans. By seeing the Japanese culture industry towards cultural value and depiction of Indonesian women through JKT48, this research seeks to understand how gender hyperreality is formed and using JKT48 as simulacrum system to their female fans. The paradigm used in this research is critical constructionism, using qualitative approach with descriptive design. The result of the research shows that female JKT48 fans are ensnared in ideal women illusion and making JKT48 as ideal woman they have to be.;This research aims to know the gender hyperreality echoed through YouTube towards female JKT48 fans. By seeing the Japanese culture industry towards cultural value and depiction of Indonesian women through JKT48, this research seeks to understand how gender hyperreality is formed and using JKT48 as simulacrum system to their female fans. The paradigm used in this research is critical constructionism, using qualitative approach with descriptive design. The result of the research shows that female JKT48 fans are ensnared in ideal women illusion and making JKT48 as ideal woman they have to be., This research aims to know the gender hyperreality echoed through YouTube towards female JKT48 fans. By seeing the Japanese culture industry towards cultural value and depiction of Indonesian women through JKT48, this research seeks to understand how gender hyperreality is formed and using JKT48 as simulacrum system to their female fans. The paradigm used in this research is critical constructionism, using qualitative approach with descriptive design. The result of the research shows that female JKT48 fans are ensnared in ideal women illusion and making JKT48 as ideal woman they have to be.]"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Mahesa Alam
"YouTube adalah platform sosial media terkenal dan digunakan oleh banyak orang. Di dalam YouTube, para pembuat konten dapat mengunggah konten yang bervariasi seperti konten tentang memasak, olahraga, edukasi, hiburan, dan konten-konten lainnya. Salah satu tipe konten yang telah menarik banyak penonton adalah konten dengan format acara kencan. Format ini telah digunakan oleh beberapa saluran YouTube dan telah berhasil menarik audiens dengan jumlah banyak. Di dalam beberapa video dengan format acara kencan, dapat dilihat bahwa YouTuber laki-laki menjadi bintang utama dari acara kencan di dalam video tersebut dan diberikan beberapa wanita yang akan menjadi objek observasi oleh para YouTuber laki-laki di dalam video tersebut. Fenomena ini menghasilkan sebuah pertanyaan yaitu jika video-video ini dapat dianalisa dari lensa objektifikasi dan memiliki kemungkinan untuk menunjukkan bahwa bagaimana video-video tersebut dibuat dengan ideologi male chauvinism yang bersifat dominan. Karya tulis ini menganalisa video YouTube dengan format acara kencan dari kelompok-kelompok YouTube yang didominasi oleh laki-laki untuk mengobservasi keberadaan objektifikasi dan menemukan motivasi dibalik objektifikasi yang hadir.

YouTube is a social media platform that is well-known by many in the world. In the platform, every content creator can upload any type of content to their liking, whether it be cooking, sports, educational, entertainment, and many other types of content. One of the types of content that has amassed massive amounts of viewers is content using the format of dating shows. This format has been used by multiple YouTube channels and has resulted in obtaining a great quantity of audience. In several videos using the format of dating shows, it is seen that the male YouTubers are the main stars of the show and have the right to play the game while being presented by multiple women who will be the objects of observation of the YouTube creators. This raises the question if videos as such can be analyzed through the lens of objectification and may even possibly reveal how the videos are made with the dominant perspective of male chauvinism. The paper analyzes YouTube dating shows videos from male-dominated YouTube groups to observe the presence of objectification in the videos and discovering the motivation behind the objectification."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Eka Putri
"Tesis ini membahas tentang pesan kampanye saveKarimunjawa oleh Greenpeace Indonesia dengan menggunakan sosial media Youtube sebagai strategi dalam pemilihan media kampanye dan pengemasan pesan dengan menggunakan pendekatan konfrontatif. Penelitian ini berlatar belakang dengan adanya permasalahan terumbu karang di Indonesia kususnya Karimunjawa yang memiliki tingkat keanekaragaman tertinggi kedua di Indonesia. Greenpeace Indonesia sebagai salah satu organisasi yang melaksanakan kampanye untuk melindungi terumbu karang karimunjawa. Sebagai organisasi pelaksana kampanye, Greenpeace Indonesia memiliki pengemasan pesan yang tidak ideal dari kampanye organisasi lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi pesan kampanye savekarimunjawa yang dilakukan oleh Greenpeace Indonesia dengan menggunakan video youtube sebagai media kampanye. Pelaksanaan kampanye SaveKarimunjawa dilihat dari sudut pandang kampanye perubahan sosial dan komponen dan tahapan kampanye Simon. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Kesimpulkan penelitian ini menunjukkan keterkaitan antara kampanye dengan media yang digunakan serta pesan kampanye yang ditampilkan dapat menarik perhatian khalayak. 

This thesis discusses the saveKarimunjawa campaign message by Greenpeace Indonesia by using Youtube social media as a strategy in selecting campaign media and packaging messages using a confrontational approach. This research is based on the existence of coral reef problems in Indonesia, specifically Karimunjawa, which has the second highest diversity level in Indonesia. Greenpeace Indonesia as one of the organizations implementing a campaign to protect Karimunjawas coral reefs. As a campaign implementing organization, Greenpeace Indonesia has packaging messages that are not ideal from other organizations campaigns. The purpose of this study was to describe the strategy of the savekarimunjawa campaign message carried out by Greenpeace Indonesia by using youtube videos as campaign media. The implementation of the SaveKarimunjawa campaign was seen from the point of view of the campaign for social change and the components and stages of Simons campaign. This research is a descriptive qualitative study with a case study method. Conclusion This study shows the relationship between the campaign and the media used and the campaign messages displayed can attract the attention of the audience. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabian Raffa Reyhan
"Recaps film adalah salah satu jenis konten yang dapat dibuat oleh para creator YouTube untuk mendapatkan uang atau keuntungan dari sistem monetisasi yang disediakan oleh YouTube. Saqahayang adalah salah satu creator yang membuat jenis konten ini pada kanal YouTube-nya. Recaps film sendiri dapat di definisikan sebagai suatu konten penceritaan kembali suatu film/serial yang sedang atau sudah tayang di publik, dengan menggunakan narasi pembuat konten sendiri serta menggunakan unsur audio dan visual dari film atau serial yang dijadikan subjek yang memiliki sifat ‘pengganti’, dimana penonton atau calon penonton suatu film dapat menonton dan mengerti isi dari suatu film dalam waktu 15 sampai 30 menit tanpa harus menonton film yang dijadikan subjek secara keseluruhan di bioskop atau layanan streaming. Walaupun YouTube sebagai penyedia platform sudah memiliki aturan tentang larangan penggunaan karya orang lain tanpa ijin pengguna, pelanggaran mengenai hal tersebut masih kerap terjadi. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, pembuatan konten berjenis recaps film yang dibuat oleh Saqahayang memiliki potensi pelanggaran Hak Cipta. Tindakan yang dilakukan Saqahayang juga tidak dapat dikategorikan sebagai ‘penggunaan yang wajar’ karena terdapat kepentingan ekonomi pencipta cuplikan film atau serial yang dirugikan. Sebagai bentuk tanggung jawab dan cara untuk menanggulangi permasalahan tersebut, YouTube memiliki Formulir Web DMCA Publik, Copyright Match Tool, dan Content ID yang dapat membantu dan melindungi pencipta dan para pemilik hak cipta. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normative, tulisan ini akan menganalisis mengenai bentuk pelanggaran hak cipta yang dilakukan oleh Saqahayang dan bagaimana bentuk tanggung jawab hukum YouTube sebagai penyedia platform.

Film recaps are one type of content that can be created by YouTube creators to earn money or profit from the monetization system provided by YouTube. Saqahayang is one of the creators who produces this type of content on their YouTube channel. Film recaps can be defined as a retelling of a movie/TV series that is currently airing or has already been released to the public, using the creator's own narration and incorporating audio and visual elements from the film or series being discussed. It serves as a 'substitute' that allows viewers or potential viewers to understand the content of a film within 15 to 30 minutes, without having to watch the entire film in theaters or on streaming services. Although YouTube, as a platform provider, has rules against the unauthorized use of others' work, violations still occur frequently. Referring to Law Number 28 of 2014 concerning Copyright, the production of film recap content by Saqahayang has the potential to infringe on Copyright. Saqahayang's actions cannot be categorized as 'fair use' because they economically affect the creators of the film or series excerpts. As a form of responsibility and a way to address this issue, YouTube provides the Public DMCA Web Form, Copyright Match Tool, and Content ID to assist and protect creators and copyright owners. Using a normative juridical research method, this paper will analyze the forms of copyright infringement committed by Saqahayang and the legal responsibilities of YouTube as a platform provider."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Indiarto Sumiko
"Penggunaan Youtube sebagai sumber informasi meningkat khususnya dalam konteks ketika konsumen ingin membeli sesuatu. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh konten rekomendasi produk di Youtube untuk meningkatkan niat membeli secara impulsif produk yang direkomendasikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Kuesioner digunakan sebagai instrumen untuk pengumpulan data. Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah 338 pengguna Youtube di Indonesia yang menonton saluran Youtube GadgetIn setidaknya di tahun lalu. Data diproses menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dan menggunakan perangkat lunak Lisrel 8.0. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa karakteristik sinyal tertentu memiliki efek pada kepercayaan pada merekomendasikan dan kasih sayang produk untuk menciptakan perilaku pembelian impulsif pelanggan.

The use of Youtube as source of information is increasing specially in a context when consumers want to buy something. This study aims to understand the effect of product recommendation content on Youtube to increase the intention to buy impulsively the products recommended. This study uses a quantitative approach. The questionnaire is used as an instrument for data collection. Respondent who were included in this study are 338 Youtube users in Indonesia who watched GadgetIn Youtube channel at least in last year. Data is processed using the Structural Equation Modeling SEM method and using Lisrel 8.0 software. The result of the study concluded that certain signals characteristics have an effect on trust in recommender and product affection in order to create an impulsive buying behaviour of customers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ariani
"Beberapa tahun belakangan, program yang menggunakan video YouTube sebagai sumber utama produksi siaran marak bermunculan di layar kaca televisi Indonesia. Membuat program dengan video YouTube sangatlah mudah dan murah dibanding dengan memproduksi sendiri suatu tayangan. Dengan bermodalkan waktu dan biaya yang sedikit, program sejenis ini dapat mendulang keuntungan yang sangat besar. Pionir dari program 'Courtesy of YouTube' ini adalah On The Spot yang ditayangkan oleh Trans 7 sejak tahun 2010. Meskipun program On The Spot meraih kesuksesan, terdapat beberapa masalah yang menghadangnya, yaitu masalah copyright dan validitas informasi.
Penelitian ini bermaksud untuk menganalisa acara On The Spot dilihat dari peraturan YouTube, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan opini masyarakat dari tahap produksi, konsumsi sampai distribusi. Pada akhirnya, On The Spot menjadi kontroversi dan terbukti melanggar peraturan yang ditetapkan oleh YouTube dan KPI.

In recent years, programs that use YouTube's videos as the main source of its production are widely spread in Indonesia's television industry. Creating a program with YouTube's video is very simple and inexpensive, compared with producing the original one. It only takes a little time and low cost to gain a very satisfying revenue. The pioneer is 'On The Spot', which has been broadcasted by Trans 7 since 2010. Despite its success, there are some serious problems with this program, involving copyright and information's validity issue.
This research is made to analyze the 'On The Spot' program from the perspective of YouTube's term of service, Komisi Penyiaran Indonesia's (KPI) regulation and public opinion, from production to consumption and distribution level. In the end, 'On The Spot' has become a controversy and has been caught violating the rules that has been established by YouTube and KPI.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Josua Steven Mangara
"Bagian1
Analisis Situasi: Eksistensi lagu daerah di Indonesia di masyarakat Indonesia tidak sebaik lagu populer. Hal ini dapat dilihat dari banyak media yang menyajikan lagu populer dibandingkan lagu daerah. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya sebuah media yang dapat mempromosikan lagu daerah kepada masyarakat Indonesia bahkan sampai masyarakat global. Hasil riset membuktikan bahwa hal ini dapat terwujud menggunakan media YouTube dengan konten berbasis video klip musik lagu daerah.
Bagian 2
Tujuan dan Manfaat: Tujuan utama dari pembuatan prototipe ini adalah menumbuhkan rasa nasionalisme dengan mengingatkan kembali kebudayaan Indonesia serta bermanfaat sebagai jembatan kebudayaan antara Indonesia dengan masyarakat global.
Bagian 3
Prototipe yang Dikembangkan: Video klip musik lagu daerah ini akan dibuat sebanyak 12 episode yang dikemas dalam sebuah kanal YouTube yang bernama Nusantara. Setiap episodenya akan mengangkat satu lagu daerah yang dikemas dalam bentuk sebuah video klip konseptual yang diangkat dari daerah yang berbeda-beda di Indonesia.
Bagian 4
Rencana Evaluasi: Evaluasi dilakukan melalui observasi secara online dengan melihat index key performance yang dicapai serta survei online.
Bagian 5
Anggaran: Anggaran yang diperlukan untuk memproduksi satu episodenya adalah Rp1.000.000,00 sehingga biaya untuk memproduksi 12 episode adalah Rp12.000.000,00. Perkiraan pendapatan minimal yang diperoleh dari tiap episode adalah Rp520.000,00.

Part 1
Situation Analyze: The existence of Indonesia rsquo s folk songs among Indonesian people is not as good as popular song. This can be seen from many media which presented popular songs rather than folk songs. To overcome, it is necessary to provide the media which can promote folk songs to Indonesian even to the global community. The research proves that it can be achieved by using YouTube as media which based on folk songs music clips.
Part 2
Purposes and Benefits: The main purposes of making this prototype are to grow a sense of nationalism by recalling the culture of Indonesia and can be the benefit as cultural bridge between Indonesia and the global community.
Part 3
Prototype That Developed: The music clips of folk songs will be made up of 12 episodes which packed in a YouTube channel called Nusantara. Each episode will bring a folk song that brought in conceptual video from different places in Indonesia.
Part 4
Evaluation Planning: Evaluation will be done through online observation by looking at the index key performance achieved and online survey.
Part 5
Budget: The budget needed to produce each episode is Rp1.000.000,00 so the production cost of 12 episode is Rp12.000.000,00. Estimated minimum income earned from each episode is Rp520.000,00.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Husna Nabilah
"Dampak pandemi COVID-19 telah mengubah perilaku masyarakat Indonesia dalam mendapatkan hiburan, salah satunya dengan memanfaatkan platform digital, seperti layanan Video-on-Demand (VOD). Salah satu bentuk layanan VOD adalah Advertising Video-on-Demand (AVoD) di mana pengguna dapat menikmati konten secara gratis dengan menonton iklan yang ditampilkan. YouTube, sebagai salah satu aplikasi AVoD yang terkenal di Indonesia, menjadi fokus penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor push, pull, dan mooring yang memengaruhi switching intention pengguna YouTube versi gratis di Indonesia ke layanan berbayar YouTube, yaitu YouTube Premium. Penelitian ini dilakukan karena rendahnya angka pengguna YouTube versi gratis yang berpindah ke YouTube Premium. Penelitian ini memanfaatkan teori push-pull-mooring (PPM) yang kerap digunakan untuk meneliti niat beralih pengguna. Responden valid penelitian ini berjumlah 476 orang yang telah berlangganan akun YouTube Premium setidaknya sekali dalam satu tahun terakhir. Penelitian ini dianalisis secara kuantitatif (CB-SEM) dan kualitatif (wawancara). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perceived time efficiency, social influence, switching cost, dan habit memiliki pengaruh terhadap switching intention. Sementara itu, dissatisfaction, intrusiveness of advertising, perceived functional benefits, perceived emotional benefits, dan free mentality tidak berpengaruh pada switching intention. Untuk faktor moderasi, tiga dari empat faktor mooring terbukti memoderasi beberapa faktor push dan pull terhadap switching intention. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk perkembangan industri AVoD, khususnya perusahaan YouTube, dalam meningkatkan jumlah pengguna premium pada layanan mereka. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap celah penelitian pada konteks layanan freemium ke premium dengan memanfaatkan teori PPM.

The COVID-19 pandemic has affected Indonesians in ways of finding entertainment, and one is to utilize digital platforms, such as Video-on-Demand (VOD). Advertising Video-on-Demand (AVoD) is one type of VOD service where the contents are free to watch, but the users need to watch certain advertisements. This research focuses on YouTube as one of the most popular AVoD in Indonesia. The research aims to identify push, pull, and mooring factors affecting Indonesian YouTube free users’ switching intention to a paid version of YouTube, namely YouTube Premium. This particular problem needs to be studied since the number of YouTube free user that have subscribed to YouTube Premium is exceedingly low. This research utilizes push-pull-mooring (PPM) theory, which researchers have often used to assess users' switching intentions in the past. The research has 476 valid respondents who have subscribed to YouTube Premium at least once in the past year. This study was analyzed quantitatively and qualitatively using CB-SEM and interview methods. This study shows that perceived time efficiency, social influence, switching cost, and habit affect users’ switching intention. Meanwhile, dissatisfaction, intrusiveness of advertising, perceived functional benefits, perceived emotional benefits, and free mentality do not affect users' switching intention. As for the moderating factors, three of the four mooring factors were found to affect a few of the push and pull factors' relation with switching intention. With those findings, it is hoped that this research can contribute to developing the AVoD industry, especially YouTube, in increasing its premium users. It is also hoped that this research can contribute to the freemium to premium service research gap incorporating PPM theory. "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najwa Lathifah Ulima
"Dampak pandemi COVID-19 telah mengubah perilaku masyarakat Indonesia dalam mendapatkan hiburan, salah satunya dengan memanfaatkan platform digital, seperti layanan Video-on-Demand (VOD). Salah satu bentuk layanan VOD adalah Advertising Video-on- Demand (AVoD) di mana pengguna dapat menikmati konten secara gratis dengan menonton iklan yang ditampilkan. YouTube, sebagai salah satu aplikasi AVoD yang terkenal di Indonesia, menjadi fokus penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor push, pull, dan mooring yang memengaruhi switching intention pengguna YouTube versi gratis di Indonesia ke layanan berbayar YouTube, yaitu YouTube Premium. Penelitian ini dilakukan karena rendahnya angka pengguna YouTube versi gratis yang berpindah ke YouTube Premium. Penelitian ini memanfaatkan teori push- pull-mooring (PPM) yang kerap digunakan untuk meneliti niat beralih pengguna. Responden valid penelitian ini berjumlah 476 orang yang telah berlangganan akun YouTube Premium setidaknya sekali dalam satu tahun terakhir. Penelitian ini dianalisis secara kuantitatif (CB- SEM) dan kualitatif (wawancara). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perceived time efficiency, social influence, switching cost, dan habit memiliki pengaruh terhadap switching intention. Sementara itu, dissatisfaction, intrusiveness of advertising, perceived functional benefits, perceived emotional benefits, dan free mentality tidak berpengaruh pada switching intention. Untuk faktor moderasi, tiga dari empat faktor mooring terbukti memoderasi beberapa faktor push dan pull terhadap switching intention. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk perkembangan industri AVoD, khususnya perusahaan YouTube, dalam meningkatkan jumlah pengguna premium pada layanan mereka. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap celah penelitian pada konteks layanan freemium ke premium dengan memanfaatkan teori PPM.

The COVID-19 pandemic has affected Indonesians in way of finding entertainment, one is to utilize digital platforms, such as Video-on-Demand (VOD). Advertising Video-on- Demand (AVoD) is one type of VOD service where the contents are free to watch, but the users need to watch certain advertisements. This research focuses on YouTube as one of the most popular AVoD in Indonesia. The research aims to identify push, pull, and mooring factors affecting Indonesian YouTube free users’ switching intention to a paid version of YouTube, namely YouTube Premium. This particular problem needs to be studied since the number of YouTube free user that have subscribed to YouTube Premium is exceedingly low. This research utilizes push-pull-mooring (PPM) theory, which researchers have often used to assess users' switching intentions in the past. The research has 476 valid respondents who have subscribed to YouTube Premium at least once in the past year. This study was analyzed quantitatively and qualitatively using CB-SEM and interview methods. This study shows that perceived time efficiency, social influence, switching cost, and habit affect users’ switching intention. Meanwhile, dissatisfaction, intrusiveness of advertising, perceived functional benefits, perceived emotional benefits, and free mentality do not affect users' switching intention. As for the moderating factors, three of the four mooring factors were found to affect a few of the push and pull factors' relation with switching intention. With those findings, it is hoped that this research can contribute to developing the AVoD industry, especially YouTube, in increasing its premium users. It is also hoped that this research can contribute to the freemium to premium service research gap incorporating PPM theory.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>