Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163995 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lukman Maulana Kusuma
"Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh Revolusi Industri bagi Modernisasi pengolahan tebu di Tegal khususnya pabrik gula Doekoewringin dan Kemanglen dari tahun 1841-1853. Pabrik gula ini dibangun pada tahun 1841 oleh seorang veteran tentara Belanda yang bernama Theodore Lucassen. Pabrik gula Doekoewringin dan Kemanglen merupakan pabrik gula pertama yang menggunakan sistem uap tercanggih dan berasal dari perusahaan Derosne et Cail. Pabrik gula ini menjadi salah satu bentuk modernisasi mesin-mesin pabrik gula di Hindia Belanda pada masa cultuurstelsel (tanam paksa). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui modernisasi pengolahan tebu di Jawa dengan contohnya pabrik gula Doekoewringin dan Kemanglen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Sumber-sumber yang digunakan adalah sumber primer berupa arsip nasional dan arsip dari Delpher. Sumber sekunder yang digunakan berupa buku dan jurnal. Berdasarkan sumber yang diperoleh, pabrik gula Doekoewringin dan Kemanglen adalah pabrik gula pertama yang melakukan pengolahan tebu menggunakan mesin uap yang sama seperti pabrik gula di Karibia. Hal ini tentu menjadi sebuah contoh mengenai perkembangan teknologi dan industri yang ada pada pabrik gula di Jawa.

This study explains the influence of the Industrial Revolution on the modernization of sugarcane processing in Tegal, especially the Doekoewringin and Kemanglen sugar factories from 1841-1853. This sugar factory was built in 1841 by a veteran of the Dutch army named Theodore Lucassen. The Doekoewringin and Kemanglen sugar factories were the first sugar factories to use the most advanced steam system and came from the Derosne et Cail company. This sugar factory became a form of modernization of sugar factory machines in the Dutch East Indies during the cultuurstelsel (forced cultivation) period. This study aims to determine the modernization of sugar cane processing in Java with the example of the Doekoewringin and Kemanglen sugar factories. The method used in this study is the historical method. The sources used are primary sources in the form of the national archives and archives from Delpher. Secondary sources used in the form of books and journals. Based on the sources obtained, the Doekoewringin and Kemanglen sugar factories were the first sugar factories to process sugar cane using the same steam engine as sugar factories in the Caribbean. This is certainly an example of technological and industrial developments in sugar factories in Java."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Daniar
"Skripsi ini membahas tentang Pabrik Gula Pangka pada abad ke-19. Berdasarkan pola tata letak bangunan dalam emplasemen pabrik maka dilakukan rekonstruksi sistem produksi gula di Pabrik Gula Pangka pada abad tersebut. Pola tata letak bangunan di atas memperlihatkan sistem pembagian kerja yang terjadi di dalam pabrik. Hal tersebut memiliki keterkaitan pula dengan kelompok-kelompok sosial yang terbentuk dari adanya pembagian kerja.

The focus of this thesis is about Pangka Sugar Factory on 19th Century. Based on the structures disposition pattern at Pangka emplacement then it was a reconstruction of sugar production system in sugar factory on that century. That disposition pattern showed the working distribution system in the factory. It also has relation with social clusters that caused by working distribution system."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43064
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Alexandra Adrian
"ABSTRAK
Pada tahun 1957 Pabrik Gula Gondang Winangoen menjadi milik Pemerintah RI, dan pengawasannya diserahkan kepada Pusat Perkebunan Negara PPN Baru unit Semarang, dan nama Pabrik Gula PG. ini berganti nama menjadi PG. Gondang Baru. Buruh berperan sebagai motor penggerak nasionalisasi pada PG. Gondang Gondang Baru sepanjang tahun 1958-an. Sesuai PP No. 164/1964 tanggal 1 Juli tahun 1964, PG. Gondang Baru beralih di bawah naungan PPN Jawa Tengah V Surakarta. Selanjutnya PPN dibubarkan berdasarkan PP No.14/1968, dan diganti Perusahaan Negara Perkebunan PNP XVI yang berkedudukan di Solo. Perkembangan selanjutnya tahun 1969 terjadi perubahan dari PNP XVI yang menyebabkan perusahaan ini kemudian masuk menjadi PT. Pabrik Gula Gondang Baru.Skripsi ini bertujuan untuk menunjukkan pergerakan industri gula pada masa pemerintahan Republik Indonesia, dari tahun 1957 sampai 1969, khususnya yang terjadi pada pabrik gula ini. Metode penelitian yang digunakan dalam menunjang penelitian ini adalah metode sejarah yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Data tambahan diperoleh melalui wawancara dengan narasumber yang mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan PG. Gondang Baru.

ABSTRACT
In 1957 the Gondang Winangoen Sugar Factory belonged to the Government of Indonesia, and its supervision was handed over to the New Plantation Enterprise of the State Pusat Perkebunan Negara PPN Baru unit of Semarang. The name Gondang Winangoen Sugar Factory was changed to Gondang Baru Sugar Factory. The Labourers had a role as a driving force of nationalization at the Gondang Baru Sugar Factory during the 1958 rsquo s. According to Government Regulation No. 164 1964 July 1 1964, PG. Gondang Baru was registered and placed under the auspices of the PPN V Surakarta, Central Java. Subsequently the PPN was dissolvedbased on Government Regulation No.14 1968 and in the end of 1968 replaced to State Plantation Company Perusahaan Negara Perkebunan PNP XVI based in Solo. In this case PG. Gondang Baru was included under the auspices of PNP XVI.In 1969 PNP XVI underwent changes and was then registered as PT. Gondang Baru Sugar Factory. This thesis aims to show the movement of the sugar industry during the Republic of Indonesia, from 1957 to 1969, especially what happened to this sugar factory. The research methods used in this paper are historical method that is heuristics, critics, interpreting and historiography. Additional data was obtained through interviews with informants who are able to relate the history of Gondang Baru Sugar Factory. "
2017
S70053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Febrianto
"Artikel ini membahas tentang pengaruh Pabrik Gula Poerwodadie bagi wilayah sekitarnya yakni Desa Pelem, Magetan. Hadirnya industri gula memberikan dampak ekonomi pada peningkatan perekonomian masyarakat. Hal ini disebabkan oleh adanya penyerapan tenaga kerja, penggunaan lahan, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Meskipun industri gula memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat, kehadiran Pabrik Gula Poerwodadie juga berdampak terhadap lingkungan masyarakat karena pabrik gula merupakan salah satu industri yang berpengaruh di Indonesia terutama di wilayah Desa Pelem pada tahun 1997 hingga tahun 2006. Untuk mengatasi permasalahan lingkungan pihak Pabrik Poerwodadie memberikan kompensasi kepada masyarakat berupa bahan pangan yang kemudian berpengaruh pada eksistensi pabrik ini sendiri. Secara spesifik penelitian ini mencakup periode ketika terjadi krisis moneter hingga pasca berakhirnya krisis. Tujuannya agar dapat melihat perkembangan ekonomi daerah di Desa Pelem. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penulis menggunakan data dari sumber-sumber berupa arsip, wawancara, koran, buku, dan jurnal yang diperoleh dari perpustakaan nasional, arsip pabrik, serta badan pusat statistik. Hasil penelitian ini memuat pengaruh pabrik gula Poerwodadie bagi perekonomian masyarakat pada periode 1997-2006.

This article discusses the impact of "Pabrik Gula Poerwodadie" to its surrounding area, especially Desa Pelem, Magetan. The existence of sugar industry brought significant impact on improving the economy of its surrounding area. The reason behind the impact are employment and land usage that improving the income of the surrounding village. Although the sugar industry brought economic impact on society, the existence of "Pabrik Gula Poerwodadie" also impacted the surrounding environment because its vital role in Desa Pelem area in 1997 until 2006. To deal with the environmental issues, "Pabrik Gula Poerwodadie" gave compensation to the surrounding villager in the form of comestibles which affect the existence of the factory itself. Specifically this research limit the scope of time during the period of financial crisis until post-crisis era. The main objective of this research is to see the regional economic development in Desa Pelem. This research utilize historical method which consists of heuristic, criticism, interpretation, and historiography. The author uses data from historical sources in form of archives, interview, newspaper article, books, and journal article that accessible from Indonesia National Library, company archives, and Indonesia Central Agency on Statistics. This research contain the impact of "Pabrik Gula Purwodadie" to its surrounding people economy during 1997 until 2006."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Aryo Nugroho
"Industri perkebunan adalah sektor industri yang sangat menguntungkan selama masa Hindia Belanda. Di tahun 1830, Pemerintah Hindia Belanda menerapkan sistem tanam paksa, yang mana penduduk lokal diwajibkan untuk menanam tanaman yang telah ditentukan oleh pemerintah, salah satunya adalah tebu. Sejak saat itu gula tebu menjadi komoditas penting di Hindia Belanda. Di tahun 1870, Pemerintah menetapkan undang- undang Agraria yang dapat memberikan peluang kepada pihak swasta untuk berbisnis di Hindia Belanda. Setelah ditetapkan, banyak pabrik gula dibuka di Jawa, dan produksi gula meningkat pesat. Di Tahun 1920-1930an industri gula di Jawa mencapai masa emasnya, dengan 179 pabrik gula yang tersebar dan jumlah produksi hampir 3 juta ton pada tahun 1931. Jumlah ini menjadikan Hindia Belanda sebagai produsen gule terbesar kedua di Dunia di bawah Kuba. Dewasa ini, tidak banyak lagi pabrik gula peninggalan Hindia Belanda yang tersisa. Banyak pabrik gula yang sudah tidak melakukan produksi, ditinggalkan, atau telah beralih fungsi. Dari sedikit pabrik gula yang tersisa, terdapat satu pabrik gula yang masih beroperasi hingga sekarang. Pabrik gula itu adalah Pabrik Gula Mojo di Sragen, Jawa Tengah. Di Pabrik Gula Mojo masih terdapat banyak bangunan dan peninggalan arkeologi industri yang dapat diamati, diantaranya adalah bangunan pabrik, gudang, jalur lori, dan rumah karyawan. Penelitian ini mencoba untuk merekonstruksi proses perjalanan komoditas gula selama masa kolonial, termasuk penanaman, proses manufaktur, dan distribusi. Rekonstruksi pada penelitian ini menggunakan pendekatan life history model. Perjalanan gula akan di klasifikasi berdasarkan prosesnya, yaitu persiapan penanaman, masa tanam, masa panen, manufaktur, dan distribusi.

The plantation industry was a profitable sector during the colonial era. In 1830 Dutch East Indies government applied the Cultivation System which forced local people to plant some plantation that has been set by the government, one of them was sugar cane. Since that time sugar had become an important commodity in Dutch East Indies. In 1870, the Dutch East Indies government passed agrarian regulations that open opportunities for those who want to develop a plantation in the Dutch East Indies. Many sugar factory opened in Java, and sugar production increased rapidly. In the 1920-1930s sugar industry reached its golden ages, with 179 sugar factories established in Java. In 1931, the amount of sugar production in the Netherlands reached almost 3 million tons which made the Dutch East Indies a second-largest sugar producer in the world at that time. However, in the present, there are not many sugar factories that still operate. Many sugar factories have been abandoned and lost. One of the factories that are still operating is Mojo Sugar Factory in Sragen, Central Java. Mojo Sugar Factory still uses a lot of heritage buildings, including the factory, warehouse, rails, and employee houses. This research aims to reconstruct the journey of sugar commodity during the colonial period, including planting, fabrication, and distribution. The reconstruction in this research uses a life history model. The journey of sugar will be classified by the processes, such as planting preparation, planting period, harvest, fabrication, and distribution."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Kurniawan
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas Pabrik Gula Soemberhardjo dengan menggunakan
kajian arkeologi industri. Pengaruh Belanda pada masa kolonial memicu
berkembangnya industrialisasi di Nusantara. Salah satu industri yang berkembang
adalah industri gula. Berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah kolonial
mempengaruhi dinamika industri gula di Nusantara. Kondisi tersebut mendorong
berkembangnya pabrik-pabrik gula, salah satunya PG Soemberhardjo.
Lingkungan serta ketersediaan infrastruktur menjadi faktor penentu dalam
pendirian pabrik gula. Pendirian PG Soemberhardjo didukung dengan keberadaan
bangunan pabrik, pemukiman pegawai, dan peralatan produksi. Kelas-kelas sosial
pada masyarakat industri di PG Soemberhardjo terbentuk berdasarkan jabatan
yang tercermin dari bentuk rumah tinggal pegawai. Emplasemen pabrik gula
soemberhardjo dibentuk untuk mengakomodir kelas-kelas sosial yang ada.

ABSTRACT
This research is to study PG Soemberhardjo using industrial archaeology
as the perspective. Dutch influence in colonial era triggered the process of
industrialization in Nusantara. Regulations introduced by the colonial government
in that era affected the nature of sugar industries. The outcome was the thriving of
sugar factories accross Nusantara, one of the sugar factory built in this era was PG
Soemberhardjo. Environment and infrastructures are the determinant factors in the
establishment of sugar factory. The establishment of PG Soemberhardjo was
supported by the construction of the factory building, worker?s settlement, and the
availability of machineries. Social structures in PG Soemberhardjo?s industrial
society was formed based on the job position in factory and such structures are
reflected in the form of the dwellings. Emplacement of PG Soemberhardjo was
constructed to accomodate those kind of social structures"
2015
S66883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyandaru Kuncorojati
"Pabrik gula Sindanglaut merupakan salah satu tinggalan industri yang berasal dari masa kolonial dan diteliti menggunakan sudut pandang arkeologi industri. Masuknya bangsa Belanda ke Indonesia mulai memicu industri gula dalam skala besar dengan berdirinya pabrik gula di berbagai daerah di Jawa. Bangsa Belanda datang membawa pengaruh terhadap perkembangan teknologi produksi gula di Indonesia dengan dipergunakannya mesin-mesin hasil Revolusi Industri yang terjadi di Inggris pada abad ke-18. Salah satu pabrik gula yang didirikan di Jawa Barat pada masa kolonial adalah pabrik gula Sindanglaut. Pabrik gula Sindanglaut memiliki beberapa komponen penunjang kegiatan produksi gula, yaitu sumber daya alam, bahan baku, alat dan bangunan produksi, serta bangunan tempat tinggal pegawai. Berdirinya pabrik gula Sindanglaut tidak hanya memperkenalkan kegiatan industri kepada masyarakat pribumi tetapi juga ikut mengubah tatanan masyarakat yang semula feodal menjadi masyakarat industri. Pada masyarakat industri terdapat pembagian kelas sosial berdasarkan pekerjaan atau jabatan mereka. Pembagian kelas sosial menjadi beberapa golongan ditampilkan dalam bentuk bangunan pegawai dan pola ketetakanya.

Sindanglaut sugar factory is one of industrial heritage, which cmose from colonial era and is being researched with industrial archaeology’s perspective. The arrival of the Dutch in Indonesia started to affect sugar industry in huge scale in some of areas in Java. The Dutch has influenced the technology development of sugar production in Indonesia, such as using the machines, which is a result from Industry Revolution in England, that happened in 18th century. One of sugar factory that has built in West Java in colonial era is Sindanglaut sugar factory. Sindanglaut sugar factory has supporting components for activities of sugar production, such as natural resources, raw material, tools and production building, and also houses for the workers. The establishment of Sindanglaut sugar factory is not only to introduce industrial activity to the society, but also has changed the social structure of society, which at first is feudal and then became industrial society. In industrial society there is classification of social class, based on the job or their position. The classification of social class which divided the society into some classes is represented from the style of the building of worker’s houses and its position pattern."
2013
S46531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Satria Nugraha
"ABSTRAK
Kajian arkeologi industri memberikan pemahaman dan gambaran akan kehidupan sosial masyarakat industri masa lalu. Objek kajian arkeologi industri berupa artefak, struktur, atau bangunan bekas kegiatan industri. Pada masa kolonial, banyak industri didirikan di Indonesia, dan salah satunya adalah industri gula. Industri gula yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Pabrik Gula Kalibagor di Banyumas, Jawa Tengah. Penelitian ini membahas tentang tata ruang emplasemen pabrik yang berkaitan dengan aktivitas produksi dan kehidupan sosial yang ada dalam lingkungan industri Pabrik Gula Kalibagor pada masa lalu. Semua itu dapat diketahui dari pola keletakkan bangunan-bangunan dalam emplasemen pabrik.

ABSTRACT
Industrial archaeology review provides an understanding and the description about the social life of the past industrial society. The object of the study of industrial archaeology is in the form of artifacts, structures, or former buildings of the industrial activity. During the colonial period, many industries were established in Indonesia, and one of which was a sugar industry. The sugar industry that becomes the object of this research is the Kalibagor sugar factory at Banyumas, Central Java. This study discusses the factory spatial emplacement which is related to the production and social life activity that is presented in the industrial environment at Kalibagor sugar factory in the past. All can be known by the layout pattern of the buildings in factories emplacement."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Yuniarti
"Penelitian ini bertujuan mendapatkan usulan kebijakan sustainable manufacturing menggunakan cluster analysis method dan gap analysis berdasarkan variabel yang mencerminkan indikator sustainable manufacturing pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada Sentra Industri Logam di Kabupaten Tegal. Indikator tersebut meliputi indikator kepedulian lingkungan, pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, kemajuan teknologi dan kemampuan manajemen. Pengklasteran menghasilkan cluster growth dan cluster mature. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan adalah pemberian insentif, penerapan punishment, pengembangan infrastruktur yang sustainable di kawasan industri, membangun sistem informasi industri hijau melalui pembentukan kelompok usaha dan pemberian kesempatan kelompok untuk berperan aktif, peningkatan kemampuan inovasi teknologi, melibatkan peran aktif lembaga pendidikan dan penelitian serta pengembangan, sosialisasi program dan pelatihan produksi bersih dan Standar Nasional Indonesia (SNI).

This research aims to suggestions of sustainable manufacturing policy, using cluster analysis method and gap analysis, based on selected variables that reflect indicators sustainable manufacturing at Small Medium Enterprises (SMEs) on Metal Industrial District in Regency of Tegal. This indicators include indicators of economic growth, social well-being, technological advance, performance management and environmental stewardship. The clustering produces cluster growth and cluster mature. According to the characteristic of the cluster, the resulting recommendations of policy is the provisions of incentives, applications of punishment, development of a sustainable infrastructure in industrial areas, building a green industrial information system through the establishment of business groups and giving the group the opportunity to play an active role, increasing the ability of technological innovation, involving the active role of educational institutions and research and development, socialization programs and trainning about cleaner production and National Indonesia Standar (SNI)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noegroho Andy Handojo
"Industri dikelompokan menjadi industri hulu atau industri
dasar, industri hilir atau aneka industri dan industri kecil.
Dari pengelompokan industri tersebut, industri logam termasuk
dalam kelompok industri hulu atau industri dasar. Industri
logam sebagai salah satu jenis industri hulu mempunyai nilai
tambah yang cukup tinggi dan juga merupakan penghasil barang
modal Kegiatan industri di Kotamadya Tegal mengalami laju
pertumbuhan yang relatif pesat, yang pengembangannya secara
intensif dan terarah diprioritaskan pada
1. Industri mesin dan logam dasar;
2. Industri dan peralatan pertanian;
3. Aneka industri;
4. Industri kecil dan kerajinan.
Dengan begitu industri logam mendapatan prioritas utama dalam
pengembangan industri di Kotamadya Tegal.
Sehubungan dengan latar belakang tersebut, maka permasalahan
Yang dikemukakan dalam penelitian mi adalah
1. Di maria saja lokasi industri logam dan bagaimana
perkembangannya pada kurun waktu 1984-1994 ?
2. Bagaimana pengaruh kegiatan industri tersebut terhadap
taraf hidup masyarakat ?
Dalam penelitian mi variabel-variabel yang diteliti adalah
kegiatan sektor informal di sekitar lokasi industri logam,
penyerapan tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan dan kualitas rumah permanen. Unit analisis yang
digunakan adalah Kelurahan. Metode analisis yang digunakan
untuk menjawab permasalahan tersebut adalah korelasi peta dan
korelasi statistik.
Kesinipulan dari penelitian adalah lokasi industri logam pada tahun 1984 terdapat pada 12 kelurahan. Sedang pada tahun 1994
1okasinvahnva bertambah di Ke] häñ Kaligangsa
Pmbangan industri logam yang paling tinggi terdapit di
Kelurahan Kejambon Sedarigkan pengaruhn ya terhadap taraf
hdüp rnasyarakat dilihat dari vaniabel-variabel yang ditelIti
adaláh timbulnya usaha sektor informal di sekitar lokasi
thdüstni logam, adanya penyerapán tenaga keria, tingkat
pendidikan yang tingiun€iik dapat terserap dalam kegiatati
indixstri logam, dari segi pendapatan jenis industri 'ogam
meèindàn suku cadang kendaraan bermotor mempunyai pendapa€an
t'rtinggi dan pendapatan t.ersebut meningkatkan kemampuan
rirasyarakat untuk memiliki rumah permanen.
Taraf hidup masyarakat yang ada cenderung lebih baik di
wjlayah yang rnempunyai ,jenis industri logam mesin dan suku
cadang kendaraan bermotor"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>