Ditemukan 158155 dokumen yang sesuai dengan query
Kiki Srimayanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengamati, memahami, dan mendeskripsikan nilai persahabatan dalam film animasi ÐаÑа Ð ÐедведÑ/Masha dan Beruang. Penelitian ini berfokus untuk mengkaji kisah persahabatan Masha dan Beruang, dengan menonton dan mendokumentasikan film animasi ÐаÑа Ð ÐедведÑ/Masha dan Beruang, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penggambaran film animasi tentang nilai persahabatan dianalisis melalui adegan dan dialog. Penulis menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes, di mana terdapat penanda dan petanda dalam tingkat denotasi, konotasi yang kemudian menghasilkan mitos dalam bentuk penggambaran nilai persahabatan. Hasil temuan tersebut mengungkapkan adanya nilai persahabatan dalam empat komponen persahabatan pada film animasi ÐаÑа Ð ÐедведÑ/Masha dan Beruang, yaitu keakraban dalam berinteraksi, kepercayaan antara satu sama lain, penerimaan dalam sikap dan sosial, dan dukungan yang diberikan oleh kedua belah pihak dalam hubungan persahabatan.
The purpose of this study is to observe, understand, and describe the value of friendship in the animated film ÐаÑа Ð ÐедведÑ/Masha and the Bear. This research focuses on examining the story of Masha and Bear's friendship, by watching and documenting the animated film ÐаÑа Ð ÐедведÑ/Masha and the Bear, this study used a qualitative descriptive method. The animated film's depiction of the value of friendship is analyzed through scenes and dialogues. The author uses Roland Barthes's method of semiotic analysis, in which there are markers and markers in the degree of denotation, the connotations of which later generate myths in the form of depictions of the value of friendship. The findings revealed the value of friendship in the four components of friendship in The Animated Film ÐаÑа Ð ÐедведÑ/Masha and the Bear, namely familiarity in interacting, trust between each other, acceptance in attitudes and social, and support provided by both parties in friendly relations."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Yeti Marliana
"Artikel ini berisi analisis tentang simbol-simbol kebudayaan Rusia yang terdapat dalam film animasi serial televisi Маша и Медведь /Masha i Medved’ (Masha dan Beruang). Маша и Медведь /Masha i Medved’ (Masha dan Beruang) merupakan sebuah cerita rakyat Rusia yang diangkat kembali menjadi film animasi serial anak-anak. Film ini mengalami pengembangan cerita dari cerita aslinya dan film ini telah dipublikasikan di 20 negara. Melalui penelitian ini peneliti ingin memaparkan simbol-simbol kebudayaan yang terkandung di dalam cerita Маша и Медведь /Masha i Medved’ (Masha dan Beruang) dengan menggunakan teori semiotik Charles Sander Pierce. Berdasarakan hasil analisis, terdapat unsur kebudayaan didalam film animasi serial televisi Маша и Медведь /Masha i Medved’ (Masha dan Beruang) yang ditujukan sebagai salah satu bentuk penyebaran kebudayaan Rusia ke khalayak luas.
This article contains an analysis of the Russian cultural symbols contained in the television series of animated film Маша и Медведь / Masha i Medved '(Masha and Bear). Маша и Медведь / Masha i Medved '(Masha and Bear) is a Russian folk tale re-elected as the animated film series children. The film is experiencing the development from the original story of this movie has been published in 20 countries. Through this study the researcher wants to expose the cultural symbols contained in the story Маша и Медведь / Masha i Medved '(Masha and Bear) by using semiotic theory of Charles Sanders Pierce. Based on the anlysis result, there is a cultural element in the television series of animated films Маша и Медведь / Masha i Medved '(Masha and Bear) are intended as a from of dissemination of Russian culture to a wide audience."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2014
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Alifia Hamidah Wiryawan
"Penelitian ini menganalisis teknik terjemahan judul film animasi Disney dengan teori teknik penerjemahan oleh Yoko Hasegawa. Studi ini memiliki tujuan untuk mengetahui teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan judul film animasi Disney ke bahasa Jepang serta alasan penggunaan teknik tersebut. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk menganalisis sumber data berupa judul film animasi Disney yang diakses dari https://www.disney.co.jp/studio/animation.html. Dari hasil penelitian ini, terdapat lima teknik yang digunakan dalam penerjemahan judul film animasi Disney, yaitu teknik borrowing, literal, modulation, equivalence, dan addition/deletion. Dalam total 57 data, terdapat 37 penggunaan teknik borrowing, 2 penggunaan teknik literal, 1 penggunaan teknik modulation, 1 penggunaan teknik equivalence, dan 34 penggunaan teknik addition/deletion. Teknik borrowing paling banyak digunakan karena kata/kalimat yang ada pada judul film tidak memiliki padanan yang baik dalam BSa dan juga digunakan untuk memperkenalkan tokoh utama dalam film tersebut.
This study analyses the translation techniques of Disney’s animated film titles by using Yoko Hasegawa’s translation techniques theory. This study aims to determine the techniques used in translating Disney’s animated film titles into Japanese and the reasons for using these techniques. Qualitative research method is used to analyse the data source of Disney’s animated film titles accessed from https://www.disney.co.jp/studio/animation.html. The results are there are 5 techniques that is used to translate Disney’s animated film titles, which is borrowing technique, literal technique, modulation technique, equivalence technique and addition/deletion technique. From the total of 57 data, there are 37 use of borrowing technique, 2 use of literal technique, 1 use of modulation technique, 1 use of equivalence technique and 34 use of addition/deletion technique. Borrowing technique is mostly used because the words/sentences in the film titles do not have a good equivalent in SL and are also used to introduce the main character in the film."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fanny Haristianti
"Kesantunan berbahasa sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, tindak tutur yang mengancam muka mitra tutur tidak dapat dihindari pada beberapa situasi tertentu, salah satunya tindak tutur menghina yang penuh konflik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi tindak tutur menghina yang dituturkan tokoh film animasi al-Riḥlah dengan menggunakan teori strategi Face-Threatening Acts (FTA) atau Tindakan Mengancam Muka oleh Brown dan Levinson 1987. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data dilakukan dalam tiga tahap, yaitu 1) teknik simak bebas libat cakap; 2) transkripsi; dan 3) catat. Selanjutnya, data dianalisis menggunakan teknik analisis padan ekstralingual dan disajikan melalui metode informal. Penelitian ini menemukan 20 tindak tutur menghina yang terdiri dari 1) 16 tindak tutur menghina yang termasuk dalam kategori strategi langsung tanpa basa-basi (bald on-record) dan 2) terdapat 4 tindak tutur menghina yang menggunakan strategi tidak langsung (off record) berupa pertanyaan retorik, ironi (al-Sikhriyyah), dan menggantikan mitra tutur (displace Hearer) yang digunakan oleh para tokoh film animasi al-Riḥlah untuk menghina.
Language politeness is necessary for social life. However, speech acts threatening Hearer’s face are unavoidable in some specific situations, one of which is insulting speech acts full of conflict. This research aimed to investigate the insulting speech acts strategy from al-Riḥlah animated movie characters and used Brown and Levinson’s Face-Threatening Acts (FTA) strategies theory. This study is qualitative research with a descriptive-analytical method. The data collecting techniques comprised 1) uninvolved conversation observation; 2) transcription; and 3) note-taking. Furthermore, the data were analyzed using the extra lingual equivalent analysis method and presented by informal methods. The result showed 20 insulting speech acts comprising 1) 16 insulting speech acts in the bald on-record strategy category and 2) 4 insulting speech acts in the off-record strategy comprised of rhetorical questions, irony (al-Sikhriyyah), and displace Hearer, which is used by al-Riḥlah animated movie characters."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Elok Mawarni
"Film Little Door Gods (小门神) adalah film animasi yang dirilis pada 1 Januari 2016. Film ini menceritakan tentang kisah bersaudara dua dewa pintu yaitu Shen Tu (神荼) dan Yu Lei (郁垒) yang menghadapi pengangguran di dunia roh karena hanya sedikit orang yang percaya pada kekuatan spiritual mereka di dalam kehidupan modern saat ini sehingga mereka satu demi satu harus berkelana ke dunia manusia untuk membuktikan nilai dan keberadaannya. Dewa Pintu atau Menshen adalah salah satu mitos yang cukup dikenal oleh masyarakat Cina. Menshen digambarkan sebagai sosok dua pengawal yang memiliki tatapan mata yang tajam dan terlihat garang dengan pakaian perang lengkap dengan senjatanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggambaran makna mitos Menshen yang terdapat dalam film Little Door Gods serta membandingkannya dengan mitos Menshen yang terdapat dalam mitos Kebudayaan Cina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi dan kontradiksi antara makna mitos Menshen yang divisualisasikan dan diceritakan di dalam film dengan makna mitos Menshen yang diceritakan dalam mitos kebudayaan Cina. Penelitian ini memberikan pemahaman lebih mengenai mitos Menshen dalam kebudayaan masyarakat Cina.
Little Door Gods (小门神) is a fantasy animated film released on January 1, 2016. This film tells the story of two door gods, Shen Tu (神荼) and Yu Lei (郁垒) who face unemployment in the spirit world because few people believe in their spiritual powers in today's modern life, so one by one have to venture to the world human beings to prove their value and existence. The God of Doors or Menshen is one of the myths that are quite well known by the Chinese people. Menshen is described as the figure of two bodyguards who have sharp eyes and look fierce in battle clothes complete with weapons. This research aims to analyze the depiction of the meaning of Menshen myths contained in the Little Door Gods film and compare it with the Menshen myth that is found in myths of Chinese culture. The method used in this research is the qualitative method. The results show that there are correlations and contradictions between the meaning of Menshen myths that are visualized and told in the film and the meaning of the Menshen myths that are told in myths of Chinese culture. This research provides a deeper understanding of the Menshen myth in the culture of Chinese society."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Annisa Putri Ashri
"Topik mengenai virus covid-19 merupakan topik yang sedang menjadi perbincangan penting dua tahun ke belakang di seluruh dunia termasuk di Belanda. Salah satu cara yang digunakan untuk memberi edukasi mengenai pencegahan virus covid-19 adalah dengan membuat film animasi edukasi mengenai virus covid-19. Cara tersebut dilakukan oleh dua kanal YouTube asal Belanda, kanal YouTube pribadi Sjoerd Visser dan kanal YouTube lembaga akademik Social and Behavioural Sciences Leiden University. Penelitian ini membahas mengenai tindak tutur dari penyampaian informasi penting yang terdapat pada dua film animasi dengan topik virus covid-19 dan perbedaan serta persamaan yang terdapat pada dua film animasi edukasi dari dua kanal tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori tindak tutur yang dikembangkan oleh John R. Searle. Data diambil dari film animasi edukasi yang diunggah oleh kanal YouTube pribadi dan lembaga akademik asal Belanda. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa diantara dua film animasi tersebut ditemukan perbedaan yaitu pada jenis tindak tutur, penokohan, dan pusat pengisahannya serta persamaan yaitu tindak tutur pada kedua film animasi tersebut berisi langkah-langkah mengurangi laju penyebaran virus covid-19 yang ditujukan kepada anak-anak.
The topic of the Covid-19 virus is a topic that has become an important topic of discussion for the past two years around the world, including in the Netherlands. One of the methods used to provide education about the prevention of the covid-19 virus is by making educational animated films about the covid-19 virus. This method was carried out by two YouTube channels from the Netherlands, Sjoerd Visser's personal YouTube channel and the YouTube channel of Leiden University's Social and Behavioral Sciences academic institution. This study discusses the speech acts of delivering important information contained in two animated films with the topic of the covid-19 virus and the differences and similarities found in the two educational animated films from the two channels. This study uses a qualitative descriptive method using the speech act theory developed by John R. Searle. The data is taken from educational animated films uploaded by private YouTube channels and academic institutions from the Netherlands. The results of this study show that between the two animated films there are differences, namely in the types of speech acts, characterizations, and the center of the story, and the similarity, namely the speech acts in the two animated films, which contain steps to reduce the spread of the covid-19 virus aimed at children. ."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Ajrina Luthfia
"Penelitian ini hendak membahas keberadaan unsur eksistensialisme dalam film animasi Spirited Away karya Hayao Miyazaki dengan pendekatan Eksistensialisme Jean-Paul Sartre. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang menggunakan metode analisis naratif untuk menganalisis keterkaitan unsur eksistensialisme dengan alur pada suatu karya sastra dalam bentuk media film. Analisis yang dilakukan dalam film ini melibatkan keterkaitan faktor internal seperti tema, alur cerita, dan penokohan, serta faktor eksternal seperti kepercayaan masyarakat Jepang, keadaan ekonomi, serta kritik terhadap masyarakat Jepang modern. Hasil dari penelitian ini menunjukkan elemen-elemen dalam pemahaman Eksistensialisme Sartre ditemukan dalam film animasi Spirited Away dan direpresentasikan oleh tindakan dan perilaku dari beberapa karakter dalam film tersebut.
This study intends to discuss the existence of existentialism elements in the animated film "Spirited Away" by Hayao Miyazaki with an approach of Jean-Paul Sartre's existentialism. This research is a qualitative research, which uses a narrative analysis method to analyze the connection between existentialism elements and the plot of a certain literary work in the form of a film media. The analysis carried out in this film involves the interconnection of internal factors such as themes, storylines, and characterizations, as well as external factors such as Japanese beliefs, economic conditions, and criticism toward modern Japanese society. The results of this study indicate that elements in Sartrean existentialism was found in the animated film of "Spirited Away" and were represented by actions and behaviors of several characters in the film."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Luqyana Marsiaputri Zoelitha Yahya
"
ABSTRAKJurnal ini membahas film Sevilla (2012), film pendek tentang liburan tiga sahabat ke kota Sevilla. Hal yang tidak terduga terjadi dalam liburan itu. Dari kejadian luar biasa itu, masalah yang diangkat adalah hakikat persahabatan di antara ketiganya. Penelitian ini mengaitkan peran unsur sinematografi; mise-en-scène, tata kamera dan tata cahaya, dalam menggambarkan hakikat persahabatan itu. Dari tata kamera terlihat posisi tiga tokoh yang tidak setara. Tata cahaya menandai dua macam alur; yang maju dan yang mundur. Cahaya terang dipakai ketika suasana persahabatan ceria, sedang cahaya gelap sebaliknya terutama ketika salah satu sudah tiada. Pencahayaan terang biasanya bersamaan dengan long shot, pencahayaan gelap bersamaan dengan medium shot.
ABSTRACTThis journal analyses the film Sevilla (2012), short film that tells the story of three best friends holiday to Sevilla. An unexpected thing happened during the holiday. From that unexpected thing, the problem that will be analyzed is the meaning of friendship among these three. This study uses cinematographical elements such as mise-en-scène, the kind of shots and lighting, in analyzing the meaning of that friendship. From the camera layout, the position of three characters is not equal. The lighting marks two kinds of plot, forward and backward. The bright one marks the joy of that friendship, while the dark one marks the gloom of the friendship especially when one of them is gone. The bright lighting used along with long shot, the dark one with medium shot."
Lengkap +
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Dayinta Prakasita
"Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana konstruksi gender direpresentasikan dalam film animasi Disney Princess “Raya and the Last Dragon” melalui penokohan, adegan (scene) dan narasi (monolog atau dialog). Studi-studi terdahulu mengenai representasi perempuan pada film animasi Disney tentang “Princess” tahun 1950-1990-an menunjukkan masih kental stereotip gender berbasis konstruksi feminitas pada perempuan, dan maskulinitas pada laki-laki. Sementara pada kurun 2000an hingga akhir 2000an film film Disney menunjukkan konstruksi perempuan sebagai pemberontak dan ambisius. Seiring dengan wacana pergeseran konstruksi kepada pencairan gender di masyarakat, pertanyaannya apakah Disney juga mempresentasikannya dalam film filmnya? Melalui kajian terhadap film Disney bergenre princess, “Raya and The Last Dragon” (2021) akan digali apakah film tersebut sudah lebih progresif dalam merepresentasikan isu gender? Dalam arti, film tersebut mengkonstruksikan suatu gagasan tentang feminitas dan maskulinitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif semiotika oleh Roland Barthes untuk menganalisis makna representasi dalam tanda/simbol. Teknik dokumentasi dilakukan dengan teknik screencapture sebagai pengumpulan data. Hasil Penelitian menunjukkan bagaimana adanya tiga representasi, antara lain: (1) Raya sebagai Pendekar Perempuan; (2) Raya sebagai PemimpinPerempuan; (3) Raya sebagai Perempuan Mandiri. Hasil kajian menunjukkan bahwa perempuan direpresentasikan sebagai karakter yang maskulin, digambarkan dengan sifat tangguh, dominan, dan mandiri. Konstruksi gender tradisional yang cenderung stereotip kini bergeser ke arah yang lebih progresif.
This study aims to explore and reveal how gender construction is represented in the Disney Princess animated film "Raya and the Last Dragon" through characterizations, scenes and narratives (monologue or dialogue). Previous studies on the representation of women in Disney's animated film “Princess” in the 1950s-1990s show a strong gender stereotype based on the construction of femininity in women and masculinity in men. While Disney films in the early 2000s to the late 2000s showed the construction of women as rebellious and ambitious. Along with the discourse of shifting construction to gender disbursement in society, the question is how does Disney present it in its films? Through a study of the Disney princess film genre, “Raya and The Last Dragon” (2021), it will be explored whether the film is more progressive in representing gender issues and ideas about femininity and masculinity? The method used in this research is Roland Barthes' qualitative semiotics to analyze the meaning of representation in signs/symbols. Documentation technique with screen capture technique as data collection. The results of the study show how there are three representations, including: (1) Raya as a female warrior; (2) Raya as Female Leader; (3) Raya as an Independent Woman. The results of the study show that women are represented as masculine characters, described as tough, dominant, and independent. The traditional gender construction that tends to stereotype has shifted to a more progressive direction. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dika Nurul Hikmah
"Skripsi ini membahas propaganda yang terdapat di dalam film animasi Momotaro no Umiwashi 1943 dan Momotaro Umi no Shinpei 1945 melalui analisis aspek naratif dan sinematografis. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pesan propaganda dirumuskan ke dalam film. Analisis didukung latar belakang produksi film dan latar belakang Jepang memulai Perang Pasifik pada tahun 1941. Hasil analisis menunjukkan adanya pesan propaganda yang disampaikan oleh Angkatan Laut Jepang melalui simbol. Propaganda tersebut bertujuan membuat penonton film percaya bahwa Jepang adalah bangsa superior dan mengajak penonton untuk membenci Barat yang saat itu menjadi musuh Jepang dalam Perang Pasifik.
This study focuses on Pacific War Propaganda in Animated Film Momotaro no Umiwashi 1943 and Momotaro Umi no Shinpei 1945. This study aims to analyze how propaganda messages are encoded into the films through narrative and cinematographic aspects. The analysis is supported by the film production rsquo s background and the reasons why Japan started Pacific War in 1941. The results of this study showed that the propaganda messages are conveyed through symbols. The contain of the propaganda is to make audiences believe that Japan is a superior nation and make them hate the enemy of Japan during the Pacific War."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69699
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library