Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153628 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rulli Wulandari
"Pasien dengan penyakit kronis tidak hanya membutuhkan perawatan medis namun perlu perawatan kesehatan holistik yang berkualitas, baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual untuk bertahan hidup dan pulih. Gangguan spiritual meliputi kondisi spiritual yang tidak stabil dengan kurangnya harapan dan pengakuan diri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan aspek spiritualitas dengan penerapan perawatan spiritual yang dipersepsikan pasien paliatif. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional melibatkan sampel sebanyak 102 pasien paliatif dan menggunakan instrumen The Daily Spiritual Experience Scale (DSES) serta he Nurse Spiritual Care Therapeutics Scale yang dimodifikasi dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian didapatkan aspek spiritualitas pasien tinggi (68,6%) dan persepsi penerapan perawatan spiritual menunjukkan proporsi sebagian besar positif (51%). Hasil uji statistik dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna (p=0,040) antara aspek spiritualitas dengan penerapan perawatan spiritual yang dipersepsikan pasien paliatif. Selain terdapat hubungan yang bermakna antara aspek spiritualitas dengan persepsi perawatan spiritual, jenis kelamin, jumlah anak, dan ruang rawat juga terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05). Perawat perlu meningkatkan kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya spiritual care melalui program pelatihan khusus asuhan keperawatan berbasis spiritual. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini merekomendasikan untuk menggunakan desain intervensi yang lebih memperhatikan tentang perawatan spiritual agar kualitas pelayanan keperawatan menjadi lebih meningkat.

Patients with chronic illness not only need medical care but also need quality holistic health care, both physical, psychological, social and spiritual to survive and recover. Spiritual disturbance includes an unstable spiritual condition with a lack of hope and self-recognition. This study aims to see the relationship between spiritual aspects and the application of spiritual care perceived by palliative patients. This study used a cross-sectional method with 102 palliative patients. This research used The Daily Spiritual Experience Scale (DSES) and The Nurse Spiritual Care Therapeutics Scale which were modified and already passed the validity and reliability test. The results showed that the patient's spiritual aspect was high (68.6%) and the perceptions of spiritual care was positive (51%). The results of relationship between aspects of spirituality and the application of spiritual care perceived by palliative patients (p = 0.040). Gender, number of children, and wards also had a significant relationship (p<0.05). Nurses need to improve their ability to provide nursing care, especially spiritual care through special spiritual-based nursing care training programs. This study recommends using an intervention design to pay more attention about spiritual care in order to improve the quality of nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saras Ayunda Sayid
"Tingkat persepsi spiritualitas pada perawat berdampak pada tingkat kompetensi perawatan spiritual pada pasien. Kompetensi perawatan spiritual yang dimiliki oleh perawat sebagai acuan dalam memberikan asuhan keperawatan spirtual. Persepsi spiritualitas merupakan salah satu faktor yang mendorong perawat untuk meningkatkan kompetensi perawatan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara persepsi spiritualiatas perawat dengan kompetensi perawatan spiritual terhadap pasien di RSKD. Penelitian cross=sectional ini melibatkan 84 perawat yang dipilih secara probablity sampling. Penelitian menggunakan kuesioner Spirituality and Spiritual Care Rating Scale (SSCRS-BI) dan kuesioner Spiritual Care Competence Scale (SCCS). Hasil didaptakna adanya hubungan dan pengaruh yang kuat antara persepsi spiritualitas perawat dan kompetensi perawatan spiritual pada pasien (p=0,0005; OR=12.333). Persspsi spiritualitas perawat yang tinggi meningkatan kompetensi perawatan spiritual. Rekomendasio bagi pihak rumah sakit untuk untuk meningkatkan kualitas pelayanan dalam pemberian asuhan keperawatan spiritual pada pasien dengan mengadakan edukasi, pelatihan serta evaluasi terkait perawatan spiritual. Dengan pembekalan tersebut, diharapkan perawat dapat mengeksplorasi dan meningkatkan kompetensi keperawatan spiritual.

The level of perceived spirituality in nurses has an impact on the level of spiritual care competence in patients. The spiritual care competence possessed by nurses is a reference in providing spirtual nursing care. Perceived spirituality is one of the factors that encourage nurses to improve spiritual care competence. This study aimed to identify the relationship between nurses' perceptions of spirituality and spiritual care competence in patients at the RSKD. This cross-sectional study involved 84 nurses selected by probablity sampling. The study used the Spirituality and Spiritual Care Rating Scale (SSCRS-BI) questionnaire and the Spiritual Care Competence Scale (SCCS) questionnaire. The results showed a strong relationship and influence between nurses' perceived spirituality and spiritual care competence in patients (p=0.0005; OR=12.333). high perceived spirituality of nurses increases spiritual care competence. Recommendations for hospitals to improve the quality of service in providing spiritual nursing care to patients by providing education, training and evaluation related to spiritual care. With this provision, nurses are expected to explore and improve spiritual nursing competence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riani Setiowati
"Semakin meningkatnya pasien COVID-19 yang dirawat diruang isolasi, menunjukan pentingnya dampak ruangan isolasi. Salah satu dampak ruang isolasi yang terjadi paa pasien yang sedang dirawat adalah adanya kecemasan. Variabel spiritual yaitu tingkat pemahaman tentang makna hidup dan iman. Spiritual secara positif atau negatif mempengaruhi atau dipengaruhi oleh kondisi dan efek interaktif misal mulai meningkatkan spiritualnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat spiritual terhadap kecemasan pada pasien COVID-19 yang dirawat diruang isolasi rumah sakit. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional dengan teknik consecutive sampling. Penelitian ini melibatkan 53 pasien yang terpapar positif COVID-19 yang menjalani perawatan isolasi. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat spiritual terhadap kecemasan pada pasein dengan COVID1-9 yang dirawat diruang isolasi rumah sakit (p value = 0,961).  Walaupun demikian, spiritual tetap menjadi kebutuhan holistik yang perlu dipenuhi pada asuhan keperawatan. Studi ini merekomendasikan penelitian lanjutan yang mampu melibatkan lebih banyak responden.

The increasing number of COVID-19 patients being treated in isolation rooms shows the importance of the impact of isolation rooms. One of the impacts of the isolation room that occurs in patients being treated is anxiety. The spiritual variable is the level of understanding of the meaning of life and faith. Spiritually positively or negatively affects or is affected by interactive conditions and effects, for example starting to increase spiritually. This study aims to determine the relationship between spiritual level and anxiety in COVID-19 patients who are treated in hospital isolation rooms. The research method used a cross sectional design with consecutive sampling technique. This study involved 53 patients who were positively exposed to COVID-19 who underwent isolation treatment. The results of this study showed that there was no significant relationship between spiritual level and anxiety in patients with COVID1-9 who were treated in hospital isolation rooms (p value = 0.961). However, spirituality remains a holistic need that needs to be met in nursing care. This study recommends further research that is able to involve more respondents. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fardi Fajrian Ihsana
"Sebagian besar pendekatan perawat dalam merawat pasiennya ditentukan oleh peran gender, sehingga masalah seperti kesetaraan dalam pemberian perawatan keperawatan spiritual menjadi sangat penting. Studi-studi yang ada belum secara menyeluruh memfokuskan perbedaan peran gender dalam asuhan keperawatan spiritual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara kompetensi dalam pemberian asuhan keperawatan spiritual oleh setiap perawat berdasarkan peran gender bagi pasien perawatan paliatif kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain korelasional kuantitatif potong-lintang dengan 110 perawat sebagai partisipan melalui teknik quota sampling dengan Bem Sex Role Inventory-Short Form (BSRI) dan Spiritual Care Competence Scale (SCCS) sebagai instrumen penelitian untuk mengukur peran gender dan kompetensi asuhan keperawatan spiritual. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara feminitas (r = 0,530, p < 0,001) dan maskulinitas (r = 0,611, p < 0,001) dengan kompetensi asuhan keperawatan spiritual, serta adanya perbedaan dalam kompetensi asuhan keperawatan spiritual antara perawat dengan peran gender androgynous dan undifferentiated (p < 0,001). Rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang memiliki perawatan paliatif bagi pasien kanker seharusnya mendorong perawat, terlepas dari jenis kelamin biologisnya, untuk mengekspresikan kedua peran gender karena berkorelasi positif dengan kompetensi asuhan keperawatan spiritual. Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi lebih lanjut karakteristik masing-masing peran gender sehingga dapat ada bukti yang lebih definitif mengenai hubungan antara peran gender dan kompetensi perawatan keperawatan spiritual.

Every nurse regardless of their sociodemographic background must be competent in providing quality spiritual nursing care. As gender roles dictate much of nurses’ approach in caring for their patients, matters such as equality in the provision of spiritual nursing care becomes urgent. Existing studies have not focused thoroughly on the gender roles difference in spiritual nursing care. The aim of this study was to investigate the correlation between the competence of spiritual nursing care provision by each nurse by gender roles for cancer palliative care patients at Dharmais Cancer Hospital, Jakarta. This study used quantitative correlational cross-sectional design with 110 nurses as participants through quota sampling with Bem Sex Role Inventory-Short Form (BSRI) and Spiritual Care Competence Scale (SCCS) as the research instruments to measure gender roles and spiritual nursing care competence. Univariate analysis results showed that as much as 42,7% nurses had undifferentiated gender role followed by 39,1% nurses having androgynous gender role; while the median score of SCCS was 107, indicating high competence in spiritual nursing care. Bivariate analysis results showed that there were statistically significant correlations between femininity (r = 0,530, p < 0,001) and masculinity (r = 0,611, p < 0,001) with spiritual nursing care competence and that there was a difference in spiritual nursing care competence between nurses with androgynous and undifferentiated gender roles (p < 0,001). Existing hospitals or health facilities with palliative care for cancer patients should encourage nurses regardless of biological sex to express both gender roles as they correlate positively with spiritual nursing care competence. The next research can explore more regarding each characteristic in each gender role so that there can be more definitive evidence regarding the relationship between gender roles and spiritual nursing care competence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairrunnisa
"Perawat berperan dalam melakukan asuhan keperawatan, termasuk perawatan spiritual. Perawatan spiritual dapat memberikan ketenangan batin dan menumbuhkan harapan baru bagi pasien yang membutuhkan. Mahasiswa keperawatan merupakan cikal bakal yang nantinya akan menjadi perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat spiritualitas dengan dengan penerapan spiritual care pada mahasiswa keperawatan program profesi ners. Sampel pada penelitian ini berjumlah 208 orang mahasiswa keperawatan di Jakarta. Penelitian ini menggunakan design cross sectional dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner karakteristik responden, Daily Spiritual Experience Scale (DSES) dan Nursing Spiritual care Therapeutics Scale (NSCTS). Hasil menujukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat spiritualitas dengan penerapan spiritual care dengan p<0,05. Temuan ini menggambarkan spiritualitas dan penerapan spiritual care pada mahasiswa keperawatan. Rekomendasi pada peneitian ini adalah perlu adanya peningkatan kurikulum dengan menambahkan pembalajaran mengenai spiritual care untuk dapat meningkatkan penerapan spiritual care.

Nurses play a role in providing nursing care which include spiritual care. Spiritual care can provide inner peace and bring new hope for patients who need it. Nursing students are the initiators who will later become nurses. This aims of this study is to see the relationship between level of spirituality and application of spiritual care in nursing students in Ners program. This study use a cross sectional design with a purposive sampling technique. The sample in this study involved 208 nursing student in Jakarta. The instruments used in this study were respondent characteristic questionnaire, the Daily Spiritual Experience Scale (DSES) and the Nursing Spiritual care Therapeutics Scale (NSCTS). The result of this study there is a significant relationship between level of spirituality and spiritual care (p<0,05). This finding shows spirituality and application of spiritual care in nursing students. The study recommends that it is necessary to improve the curriculum by adding spiritual care learning to increase application of spiritual care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizatul Aini
"Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit pernapasan kronik yang menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Penyakit ini bersifat progressif dan irreversible, menjadi beban penyakit baik fisik, psikologi, sosial dan spiritual menyebabkan penurunan kualitas hidup bagi penderitanya. Banyak pasien PPOK yang menerima perawatan paliatif belum memadai. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan efikasi diri, symptom burden, kecemasan, dukungan sosial dan spiritual dengan kebutuhan perawatan paliatif pada pasien PPOK. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan purposive sampling sebanyak 143 orang. pengumpulan data menggunakan kuesioner dan medical record, kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif, uji bivariat dan uji multivariat. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pasien (55,9%) membutuhkan perawatan paliatif, sebagian besar memilikiefikasi diri tinggi (87,4%), symptom burden sedang (72%), kecemasan rendah (92,3%), dukungan sosial tinggi (64,3%) dan spiritual sedang (76,9%). terdapat hubungan yang signifikan efikasi diri, kecemasan dan dukungan sosial dengan kebutuhan perawatan paliatif dengan p value= <0,05, sementara symptom burden dan spiritual menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan kebutuhan perawatan paliatif dengan p value= >0,05. Berdasarkan hasil uji regresi logistik hubungan yang paling dominan dengan kebutuhan perawatan paliatif adalah dukungan sosial (p=0,020). Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah perawatan paliatif harus diintegrasikan sejak awal pasien terdiagnosa PPOK dan pentingnya edukasi terhadap pasien dan keluarga untuk mendapatkan perawatan dan penatalaksanaan komprehensif sesuai dengan kondisi penyakit.

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a chronic respiratory condition that represent one of the leading causues of morbidity and mortality. This disease is progressive and irreversible, resulting in physical, psychological, social and spiritual burden that lead to a decline in the quality of life ffor those affected. Many COPD patients who receive palliative care do not receive adekuquate treatment. The objective of this study was to identify the relationship between self-effycacy, symptom burden, anxiety, social support and spirituality with the need for palliative care in COPD patients. This study used across-sectional design with purposive sampling, involving 143 participants. Data ware collected using questionare and medical records, and subsequently analyzed using descriptive statistics, bivariate tests and multivariate tests. The findings showed that the mayority of patients (55,9%) required palliative care, most had high self-efficacy (87,4%), moderate symptom burden (72%), low anxiety (92,3%), high social support (64,3%), and moderate spirituality (76,9%). Significant relationship were found between self=efficacy, anxiety and social support with the need for palliative care with p-values <0,05. However, symptom burden and spirituality showed no significant relationship with the need for palliative care, with p-values >0,05. Based on the logistic regression analysis, the most dominant factor influencing the need for palliative car should be integrated from the outset of COPD diagnosis, and it is assential to educate both patients and their families to recieve comprehensive care and management according to the disease's condition."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Ahyani
"Persepsi pasien terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan spiritual dikaitkan dengan tingkat kecemasan pada pasien di ruang rawat inap. Penelitian dengan desain cross sectional memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan spiritual yang diberikan perawat dan tingkat kecemasan menurut persepsi pasien di ruang rawat inap rumah sakit. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2023, dengan menggunakan tiga jenis kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti dan dilakukan uji validitas serta reliabilitas. Kuesioner terdiri dari karakteristik pasien atau data demografi, kuesioner Spiritual Care Rating Scale (SCRS) untuk menilai persepsi pasien terhadap dukungan spiritual yang diberikan oleh perawat, dan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) untuk mengukur tingkat keparahan gejala kecemasan yang dirasakan oleh pasien. Hasil dari penelitian ini menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi pasien terhadap asuhan keperawatan spiritual dan tingkat kecemasan pada pasien di ruang rawat inap. Penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis chi-square menghasilkan p value 0,001 dan r 0,737. Perlu diteliti lebih lanjut terkait faktor yang mempengaruhi pelaksanaan asuhan keperawatan spiritual dan yang mempengaruhi kecemasan pasien di ruang rawat inap.

The patient's perception of the implementation of spiritual nursing care is associated with the level of anxiety in patients in the inpatient room. This research with a cross-sectional design aims to determine the relationship between the spiritual support provided by nurses and the level of anxiety according to the perceptions of patients in hospital inpatient rooms. This research was conducted in 2023, using three types of questionnaires modified by researchers and tested for validity and reliability. The questionnaire consisted of patient characteristics or demographic data, the Spiritual Care Rating Scale (SCRS) questionnaire to assess the patient's perception of spiritual support provided by nurses, and the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire to measure the severity of anxiety symptoms felt by patients. The results of this study stated that there was a significant relationship between patient perceptions of spiritual nursing care and the level of anxiety in patients in the inpatient room. The research was analyzed using chi-square analysis resulting in a p value of 0.001 and r 0.737. Further research is needed regarding the factors that influence the implementation of spiritual nursing care and those that affect patient anxiety in the inpatient room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Klien yang dirawat dengan pola praktik spitual yang baik diharapkan dapat beradaptasi dengan kondisi hospitalisasi, sehingga praktik spiritual tetap dapat dilakukan selama menjalani perawatan. Disamping itu praktik spiritual merupakan sumber kekuatan, dukungan dan penyembuhan bagi klien yang sakit. Praktik spiritual cenderung bermasalah ketika seseorang merasa tidak bebas alau tidak tahu bagaimana untuk mengatakan pembahan aspek spiritualnya. Kecemasan yang dialami klien berkaitan dengan proses adaptasi dan cara mengatasinya tergantung pada kemampuan mengatasi perubahan yang terjadi; Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara pola praktik spiritual dengan tingkat kecemasan klien yang dirawat, dan bila ada hubungan maka ingin diketahui seberapa besar tingkat hubungannya. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi dan pengambilan sample secara simple random sampling. Pengambilan sampel dilakukan dari tanggal 15 s.d. 19 April 2002, diperoleh 30 sampel. Data yang terkumpul dianaiisa dengan statistik korelasi dau uji statistik korelasi Pearson Product Moment. Hasil penelitian: dari 17 klien yang pola spiritualnya baik 6 orang (35,29%) tidak mengaiami kecemasan dan 11 orang (64,71%) mengalami kecemasan ringan, dari 8 orang yang poia spiritualnya kurang: 3 orang (37,5%) tidak mengaiami kecemasandan 5 orang (62,5%) mengalami kecemasan ringan. Dari 5 orang klien yang pola spirituahuya cukup 5 orang (100%) tidak mengalami kecemasan. Hal ini menunjukkan bahwa pola praktik spiritual klien cukup bervariasi dan tingkat kecemasan tidak tergantung pada pola praktik spiritual klien yang dirawat. Setelah uji statistik dengan korelasi Pearson Product Moment dengan, dimaua didapatkan r = 0,055 dan uji kemaknaan (α = 0,01, df = 28) menunjukkan tidak ada korelasi antara pola praktik spiritual dengan tingkat kecemasan klien yang dirawat (t hitung = 0,265 < nilai ktitis = 2,763)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5104
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Pramudita
"Ketidaknyamanan seringkali dirasakan pasien kanker payudara seiring perjalanan penyakit dan efek samping pengobatan. Kesejahteraan spiritual dianggap dapat menjadi mekanisme koping dalam menghadapi situasi sulit sehingga dapat membantu meningkatkan kenyamanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kesejahteraan spiritual dengan kenyamanan. Desain penelitian berupa analitik korelasi dengan pendekatan cross-sectional, melibatkan 92 responden yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Studi ini menggunakan kuesioner SWBQ (Spiritual Well-Being Questionnaire) dan PKKP (Pengkajian Kenyamanan Kanker Payudara). Hasil penelitian menunjukkan 52,2% responden memiliki kesejahteraan spiritual tinggi serta terdapat proporsi yang imbang antara responden yang merasa nyaman dan yang tidak nyaman. Hasil uji chi-square didapatkan adanya hubungan antara kesejahteraan spiritual dengan kenyamanan pasien kanker payudara dengan p-value 0,007 (p < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan spiritual menjadi aspek penting dalam asuhan keperawatan untuk meningkatkan kenyamanan pasien kanker payudara.

Discomfort is often felt by breast cancer patients along with the course of the disease and the side effects of the treatment. Spiritual well-being is considered to be a coping mechanism in dealing with difficult situations so that it can help increase comfort. This study aims to identify the relationship between spiritual well-being and comfort. The research design is analytic correlation with a cross-sectional approach, involving 92 respondents selected by consecutive sampling technique. This study used the instrument of SWBQ (Spiritual Well-Being Questionnaire) and PKKP (Breast Cancer Convenience Assessment) questionnaires. The results showed that 52.2% of respondents had high spiritual well-being and there was an even proportion of respondents who felt comfortable and those who were uncomfortable. The results of the chi-square test found that there was a relationship between spiritual well-being and the comfort of breast cancer patients with a p-value of 0.007 (p <0.05). It can be concluded that spiritual well-being is an important aspect of nursing care to increase the comfort of breast cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elok Dwi Oktaviana
"Asuhan keperawatan spiritual pada pasien di Rumah sakit dikaitkan dengan pengetahuan dan sikap yang dimiliki mahasiswa profesi keperawatan. Pengetahuan dan sikap mempengaruhi mahasiswa saat memberikan asuhan keperawatan spiritual di Rumah Sakit. Penelitian dengan desain Cross Sectional bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap mahasiswa profesi dengan pelaksanaan asuhan keperawatan spiritual pada pasien. Penelitian dilakukan secara online dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling pada 133 mahasiswa profesi di Institusi A sebagai perwakilan institusi umum dan Institusi B sebagai institusi berbasis agama pada tahun 2021. Pengetahuan diukur menggunakan kuesioner yang dimodifikasi oleh peneliti. Sikap diukur menggunakan Spirituality and Spiritual Care Rating Scale (SSCRS) dan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Spiritual diukur menggunakan kuesioner modifikasi. Analisis bivariat dihitung dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pelaksanaan (p = 0,495; α = 0,05). Namun, ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan pelaksanaan (p = 0,000; α = 0,05). Penelitian ini merekomendasikan institusi pendidikan untuk meningkatkan sikap mahasiswa terkait pemberian asuhan keperawatan spiritual dengan pengoptimalan kompetensi pada mata kuliah terkait.

Spiritual nursing care for patients in hospitals is associated with the knowledge and attitudes possessed by students of the nursing clinical student. Knowledge and attitudes influence students when providing spiritual nursing care in hospitals. This study was a cross sectional design, aims to determine the relationship between knowledge and attitudes of nursing clinical students with the implementation of spiritual nursing care for patients. This study using a consecutive sampling technique, involving 133 clinical nursing students at the Institution A as a representative of public institutions and Institution B as a religion-based institution. Knowledge was measured using a questionnaire modified by the researcher. Attitudes were measured using the Spirituality and Spiritual Care Rating Scale (SSCRS) and the Implementation of Spiritual Nursing Care was measured using a modified questionnaire. Bivariate analysis was calculated using Chi-square test. The results showed that there was no significant relationship between knowledge and implementation (p = 0.495; = 0.05). However, there is a significant relationship between attitude and implementation (p = 0.000; = 0.05). This study recommends educational institutions to improve student attitudes regarding the provision of spiritual nursing care by optimizing competencies in related subjects.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>