Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150028 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Muthia Hasna
"Penelitian ini bertujuan menganalisis representasi feminitas perempuan berdasarkan gender sebagai dampak dari globalisasi yang ditampilkan dalam drama televisi Jepang For You in Full Blossom (2007) dan Pretty Proofreader (2016) serta drama televisi Korea Full House (2004) dan Fight for My Way (2017). Perempuan modern terkait feminitas, dihadapkan dengan maskulinitas dalam struktur masyarakat Jepang dan Korea. Dengan unit analisis perilaku, penampilan, dan gaya hidup, penelitian antardisiplin ini menganalisis representasi dari keempat drama televisi sebagai korpus penelitian. Metode analisis isi digunakan sebagai teknik penelitian untuk membuat simpulan yang sahih dan dapat direplikasi dari teks ke konteks penggunaannya, melalui empat tahapan: merumuskan tujuan dan konseptualitas, menyusun kategorisasi unit sampling, mencatat unit sampling, dan terakhir mengkaji hasil pencatatan dengan memberikan interpretasi. Hasil penelitian keempat drama televisi tersebut merepresentasikan perempuan Jepang dan Korea sebelum dan sesudah 2010 sebagai titik pergeseran perilaku dan penampilan perempuan dalam nilai-nilai feminitas yang dihadapkan dengan maskulinitas di Asia Timur. Perempuan Jepang dan Korea memahami tuntutan masyarakat untuk berbaur demi menjaga harmoni yang menjadi nilai penting dalam masyarakat Asia Timur, tanpa mengesampingkan individualitasnya.

This study aims to analyze the representation of women’s femininity according to gender as the impact of globalization shown in the Japanese television dramas For You in Full Blossom (2007) and Pretty Proofreader (2016), and Korean television dramas Full House (2004) dan Fight for My Way (2017). Modern women related to femininity faced masculinity in Japanese and Korean social structures. With behavior, appearance, and lifestyle as analysis units, this interdisciplinary study analyzed the representation in those four television dramas as the corpus of research. The context analysis method is used as a research technique to make a valid and replicable conclusion from text to the usage context through four steps: formulate the purpose and concept of research, arrange a set of sampling unit categorizations, record the sampling unit, and study the data record by giving the interpretation. The study shows that these four television dramas represented Japanese and Korean women before and after 2010 as a shift point of behavior and appearance in femininity values faced masculinity values in East Asia. Japanese and Korean women acknowledged the requirements to mingle in their society to maintain harmony as one of the essential values in East Asian society without neglecting their individualities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Nur Khanifah
"Penelitian ini bertujuan menganalisis representasi perempuan dengan autisme dalam serial drama Korea Extraordinary Attorney Woo dan bagaimana representasi tersebut membentuk konstruksi sosial tentang gender dan disabilitas serta memengaruhi persepsi perempuan tentang perempuan dengan autisme. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis wacana kritis feminis.
Serial televisi Extraordinary Attorney Woo mengisahkan perjalanan perempuan autis bernama Woo Young-woo, seorang pengacara di Korea Selatan. Penelitian ini menganalisis representasi perempuan autis dalam serial tersebut dan pemaknaannya bagi perempuan. Dengan kerangka kerja teori representasi Stuart Hall, feminis disabilitas Rosemarie Garland-Thomson, dan Gendered Audiences Ien Ang, penelitian ini bertujuan untuk menelisik konstruksi gender dan disabilitas dalam serial dramatisasi tersebut serta bagaimana audiens perempuan memaknainya.
Hasil menemukan bahwa representasi Young-woo sebagian menantang stigma patriarkal dan ableisme melalui pencapaian hidupnya, namun juga masih terperangkap dalam batas-batas ketidaksetaraan struktural yang sering dihadapi perempuan autis. Audiens perempuan sebagian besar memaknai representasi Young-woo dalam bingkai narasi melodramatis perjuangan pemberdayaan pribadi melawan ketidakadilan sosial. Perempuan autis masih menemukan harapan meski sadar dilema representasi tak ideal ini. Sementara laki-laki autis lebih kritis, menuntut representasi otentik dengan keterlibatan komunitas autis dalam produksi konten media. Analisis menunjukkan posisi sosial dan interseksionalitas memengaruhi interpretasi audiens.
Penelitian selanjutnya dapat mengkaji respon publik yang lebih luas, demi memetakan lebih kompleks interaksi media, identitas, dan kekuasaan dalam masyarakat Korea Selatan.

This research aims to analyze the representation of women with autism in the Korean drama series Extraordinary Attorney Woo and how this representation shapes the social construction of gender and disability and influences women's perceptions of women with autism. This research uses qualitative methods with critical feminist discourse analysis.
The television series Extraordinary Attorney Woo tells the story of an autistic woman named Woo Young-woo, a lawyer in South Korea. This research analyzes the representation of autistic women in the series and its meaning for women. With the framework of Stuart Hall's representation theory, disability feminist Rosemarie Garland-Thomson, and Ien Ang's Gendered Audiences, this research aims to examine the construction of gender and disability in the dramatization series and how female audiences interpret it.
The results found that Young-woo's representation partly challenges patriarchal stigma and ableism through her life achievements, but is also still trapped within the boundaries of structural inequality that autistic women often face. Female audiences mostly interpret Young-woo's representation within the frame of a melodramatic narrative of a struggle for personal empowerment against social injustice. Autistic women still find hope even though they are aware of the dilemma of non-ideal representation. Meanwhile, autistic men are more critical, demanding authentic representation with the involvement of the autistic community in media content production. Analysis shows social position and intersectionality influence audience interpretations.
Future research could examine broader public responses, in order to map more complex interactions of media, identity and power in South Korean society.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shaffira Diraprana Gayatri
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi politik tubuh dalam tokoh-tokoh perempuan utama dalam novel Pillars of Salt dan My Name is Salma karya Fadia Faqir, serta menyimpulkan apakah ilustrasi perjuangan para tokoh tersebut dalam melawan manifestasi politik tubuh yang opresif mendobrak atau justru menguatkan representasi Barat mengenai perempuan Muslim. Menggunakan metodologi kualitatif-deskriptif dengan pendekatan close reading sebagai metode analisis, penelitian ini berangkat dari stereotipe perempuan Muslim dari sudut pandang Barat yang cenderung negatif dan asumsi bahwa novel-novel penulis perempuan Arab umumnya bertujuan untuk mendobrak stereotipe tersebut.
Penemuan penelitian ini adalah: pertama, tokoh-tokoh protagonis dalam kedua novel menjadi obyek dari berbagai bentuk politik tubuh yang dikenakan para tokoh laki-laki Timur maupun Barat, dan kedua, meskipun kedua teks tersebut terlihat menguatkan representasi Barat bahwa perempuan Muslim mengalami opresi, namun sesungguhnya mendobrak anggapan Barat bahwa perempuan Muslim cenderung pasif dan patuh. Penelitian ini menyimpulkan bahwa patriarki dan kolonialisme merupakan dua sistem yang membatasi resistensi dan menguatkan marjinalisasi perempuan, dan media operasi kedua sistem tersebut adalah tubuh.

This research aims to analyse the construction of body politics in the female protagonists in Pillars of Salt and My Name is Salma by Fadia Faqir, and to draw a conclusion on whether the illustration of the female characters‘ struggles against the oppressive manifestation of body politics succeed to challenge, or conversely to strengthen, western representation of Muslim women. Using a qualitative methodology with a close reading approach as a method of analysis, this research builds on the western stereotype of Muslim women that tends to be negative and the assumption that Anglophone Arab female writers commonly intends to challenge such stereotype.
The findings of this research are: first, the female protagonists in the novels of Pillars of Salt and My Name Is Salma underwent several forms of body politics that were imposed by both eastern and western men, and second, although these texts seem to strengthen western representations of Muslim women as oppressed, but it actually challenge the western portrayals of Muslim women as passive and obedient. This research concludes that it is both patriarchy and colonialism that overturn their resistance and strengthen female marginalisation, and that both systems take place first and foremost through the body.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Habiba Amalia
"Perempuan sering kali menjadi korban dari dominasi yang dilakukan oleh laki-laki. Hampir di setiap cerpen menunjukkan ketertindasan perempuan oleh latar belakang masalah dan peran laki-laki yang berbeda-beda, tetapi analisis dilihat dari segi laki-laki. penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik maskulinitas tokoh laki-laki terhadap perempuan melalui delapan cerpen dalam Perempuan di Kamar Sebelah. Hampir semua tokoh laki-laki diwakili sebagai tokoh bawahan. Pada akhirnya, semua tokoh laki-laki dalam penelitian ini memiliki karakteristik maskulin yang mampu mendominasi perempuan dan lingkungan yang ada di sekitarnya menggunakan kekuasaan dan kekuatan fisik.

Women are often being the victims of men`s domination. Almost in eight short stories indicate of women suppressing by men`s problems background and different role, but this research refer from men`s side. This research aims to look masculinity characteristic of men`s characters trough a eight short stories in Perempuan di Kamar Sebelah. Almost all men`s characters are representative as subordinate characters. In this research all men`s characters have a masculine characteristic. They are able to dominating all women and surroundings with the power."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Octavia Viriyo
"Pada 1970-an, shōjo manga menjadi salah satu media perwujudan gagasan perempuan Jepang dan menjadi suatu genre dari perempuan untuk perempuan. Skripsi ini membahas gambaran perempuan Jepang dalam shōjo manga Haikarasan ga Tōru dan N.Y. Komachi sebagai suatu gagasan Yamato Waki atas perempuan Jepang. Penelitian ini menggunakan pendekatan feminis dengan menerapkan teori Gynocritics dari Elaine Showalter pada analisis. Sebagai hasil, diketahui bahwa tokoh utama perempuan pada masing-masing shōjo manga yang menjadi korpus penelitian mewakili pola pikir perempuan Jepang pada masa karya tersebut diterbitkan. Meski menampilkan tokoh utama perempuan yang menentang subordinasi, disimpulkan bahwa dua karya tersebut bukan karya feminis.

In 1970s, shōjo manga became one of media which embodied Japanese women?s ideas and became a from women to women genre. This study will focus on explaining the images of Japanese women in shōjo manga titled Haikarasanga Tōru and N.Y. Komachi as Yamato Waki?s ideas of women. This research uses feminist approach and applies Gynocritics theory from Elaine Showalter on the analysis. As a result, it's shown that the main female protagonists of both shōjo mangas who become the center of this research represent Japanese women?s mindset from the era when those works were published. Though it?s featuring female protagonist who against female subordination, it's concluled that both works are not a feminist works.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winner Se Naufallaksono
"ABSTRAK
Tulisan ini akan meneliti sifat-sifat maskulin yang direpresentasikan melalui tokoh-tokoh laki-laki di dalam novel Tschick ndash; in einfacher Sprache karya Wolfgang Herrndorf. Terdapat tiga tokoh yang akan dianalisa, yaitu Maik, Tschick, dan ayahnya Maik. Ketiga tokoh tersebut akan dianalisa sifat-sifat maskulin mereka yang paling menonjol melalui kajian gender dan seperti apa keterkaitannya dengan gaya hidup masyarakat urban. Lebih jauh lagi, tulisan ini akan meninjau apakah gender tokoh-tokoh tersebut sesuai dengan konstruksi gender yang ada di dalam masyarakat dan bagaimana peran gender masing-masing tokoh mendapat pengaruh dari anggota keluarga dan teman sebaya yang direpresentasikan dalam novel ini. Orang tua dan teman sebaya memiliki peran penting dalam proses pembentukan gender seorang remaja yang sedang dalam masa transisi. Hal ini yang akan menjadi unsur utama pembahasan dalam tulisan ini.

ABSTRACT
This paper will examine the masculine traits that represent through male characters in novel by Wolfgang Herrndorf, Tschick in einfacher Sprache. There are three characters that will be analyzed, they are Maik, Tschick, and Maik 39 s father. Those three characters will be analyzed through their most prominent masculine traits within gender studies and what are their correlations within urban lifestyle. Furthermore, this paper will examine whether the gender of those characters fit in the existing gender constructions within the community and how the gender roles of each character are influenced by the family members and peers that represent in this novel. Parents and peers does have an important role in the gender forming process of a teenager in transition. These will be the main point of the discussion in this paper."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Novy Nur Permata
"Kisah dosa pertama banyak digunakan masyarakat patriarkhat untuk melegitimasi superioritas laki-laki atas perempuan. Pada drama Der zerbrochene Krug karya Heinrich von Kleist kisah tragis ini digarap kembali, dengan suatu perbedaan tajam. Bukan Eve yang merayu Adam untuk berbuat dosa, melainkan sebaliknya. Berdasarkan titik awaI ini figur Eve sebagai searang perempuan diteliti demi rnenginterpretasi nuansa perubahan tersebut dan menggali unsur lain dari drama yang sekilas hanya mengulang kembali stereotip perempuan yang sudah ada.
Tujuan penelitian adalah menunjukkan, bahwa pembalikan mitos oleh Kleist, seperti telah disinggung di atas memiliki suatu arti krusial bagi drama ini. Dan selain itu juga, bahwa konsep jender yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat kala itu memang dipertanyakan.
Pencapaian tujuan di atas akan dilakukan melalui analisis struktural drama bersangkutan. Surat-surat pribadi dan salah satu esei Kleist, Uber das Marionettentheater, serta teori jender akan menjadi pendukung yang sangat berguna dalam proses analisis ini.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa Kleist memang meletakkan konsep jender yang berlaku waktu itu (dan yang juga dianutnya sendiri) dalam lingkaran pertanyaan. Figur Eve ditampilkan sangat cemerlang di tengah keburaman jenis kelamin lainnya, ditengah masyarakat patriarkhat. Konfrontasi antara Adam dan Eve dengan dikuti kaburnya Adam dari arena menunjukkan keunggulan Eve si perempuan dibandingkan Adam si laki-laki."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S14656
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhika Januar Suhendar
"Maskulinitas salaryman yang diterima sebagai hegemoni dalam masyarakat Jepang memarginalkan bentuk maskulinitas lainnya termasuk bapak rumah tangga atau sengyoushufu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat representasi maskulinitas sengyoushufu melalui tokoh Tatsu dalam drama televisi Gokushufudou (The Way of Househusband) dan refleksi film tersebut terhadap fenomena bapak rumah tangga di Jepang. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teori deskriptif analisis melalui tangkapan layar adegan dan dialog dalam drama, lalu dianalisis dengan teori Hegemonic Masculinity dari R.W Connel (1987,1995) sebagai teori utama, dan didukung oleh teori maskulinitas New Man oleh John Beynon (2002). Dari hasil analisis ditemukan bahwa 1) Tokoh Tatsu merepresentasikan maskulinitas sengyoushufu yang tidak tunduk terhadap nilai-nilai maskulinitas salaryman sebagai Hegemonic Masculinity dalam masyarakat Jepang; 2) Identitas sengyoushufu direpresentasikan dengan positif dalam drama televisi inimelalui tokoh Tatsu yang secara sukarela menjadi bapak rumah tangga dengan lingkungan yang menerimanya dengan baik. Gokushufudou menjadi salah satu wacana baru yang mendekonstruksi hegemoni maskulinitas salaryman dalam masyarakat Jepang melalui representasi bapak rumah tangga.

Salaryman masculinity which is accepted as hegemony in Japanese society marginalizes other forms of masculinity including househusbands or sengyoushufu. This study aims to see the representation of sengyoushufu masculinity through the character Tatsu in the television drama Gokushufudou (The Way of Househusband) and the film's reflection on the phenomenon of househusbands in Japan. The method that will be used in this research is descriptive analysis method through screenshots of scenes and dialogues in the drama, then analyzed with the theory of Hegemonic Masculinity from R.W Connel (1987, 1995) as the basic theory, and supported by the theory of new man masculinity by John Beynon (2002). The results from this study show that 1) Tatsu's character represent sengyoushufu masculinity that is not subject to the values of salaryman masculinity as Hegemonic Masculinity in Japanese society; 2) The identity of sengyoushufu is represented positively in this television drama through the characterization of Tatsu who voluntarily becomes a househusband, and surrounding environment that accept his identity. Gokushufudou is one of the new discourses that deconstructs the hegemony of salaryman masculinity in Japanese society through the representation of househusband."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kholipiyana
"Syair Putri Akal merupakan satu dari 17 naskah dalam khazanah Sastra Melayu Klasik yang menggunakan nama tokoh perempuan sebagai judul. Syair ini termasuk jenis syair romantis. Dalam naskah, ditemukan bentuk ketidakadilan gender dan sikap perlawanan untuk mempertahankan eksistensi. Penelitian ini akan berfokus terhadap tokoh utama, yaitu Putri Akal. Tokoh ini merupakan representasi perempuan yang mengalami ketidakadilan sehingga melakukan perlawanan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menyajikan hasil tinjauan bentuk ketidakadilan gender yang dialami tokoh utama dan (2) menyajikan hasil tinjauan bentuk perlawanan ketidakadilan gender yang dilakukan oleh tokoh utama sebagai wujud eksistensi perempuan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan dua teori. Teori ketidakadilan gender oleh Fakih Mansour digunakan untuk menganalisis bentuk ketidakadilan gender pada tokoh utama, sedangkan teori feminisme eksistensialis oleh Simone de Beauvoir digunakan untuk menganalisis bentuk perlawanan tokoh utama sebagai wujud eksistensi perempuan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya bentuk ketidakadilan gender berupa subordinasi, stereotipe, dan kekerasan. Sementara itu, bentuk eksistensi perempuan yang terkandung dalam naskah adalah (1) perempuan harus dapat membuat keputusan sendiri, (2) perempuan berani melawan penindasan, dan (3) perempuan tidak hanya narsistik, tetapi juga dapat rasional.

Syair Putri Akal is one of 17 manuscripts in the treasure of Classical Malay Literature that uses the name’s female character as the title. This poem is a romantic poem. In the text, gender inequity and attitude of resistance are found to maintain existence. This research will focus on the main character, Putri Akal. She is representation women who are inequity so that fight back. This research aims to (1) present the gender inequity of the main character and (2) present the form resistance by the main character as women's existence. The method used is descriptive qualitative with two theories. The theory of gender inequity by Fakih Mansour is used to analyze the form gender inequity, while the existentialist feminism theory by Simone de Beauvoir is used to analyze the form resistance as women's existence. The results are forms of gender inequity of subordination, stereotype, and violence. Meanwhile, the forms of women's existence are (1) women must be able to make their own decisions, (2) women have the courage to fight oppression, and (3) women not only narcissistic, but also rational."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mariana
"Masalah seksualitas perempuan kerap kali jatuh pada ambiguitas. Pandangan yang meletakkan seks seks secara tidak adil pada perempuan ini memberikan legtimasi semu bahwa laki-laki sebagai pemilik hasrat, garah dan antuisiasme seks sedangkat perempuan hanya perangkat gairah itu sendiri. Seksualitas perempuan yang direpresentasikan dalam novel Saman dapat memberikan wacana seks yang bersudut pandang kehendak atau pengalaman peremuan yangs elama ini hanya dipegang kaum lelaki."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>