Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188378 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Margaretta Ulina. P
"Penyebaran COVID-19 yang sangat cepat hampir menginfeksi seluruh wilayah yang ada di Indonesia. Wilayah-wilayah besar di Indonesia, seperti DKI Jakarta, Banten, Depok, Bekasi, dan Bogor masih menjadi bagian dari wilayah Indonesia dengan transmisi komunitas (Kemenkes, 2022). Community transmission biasanya terjadi dalam lingkungan masyarakat dan perkantoran. Peningkatan kasus COVID-19 pada klaster perkantoran dapat terjadi ketika kedisiplinan penerapan protokol kesehatan yang abai. Satgas COVID-19 mengkonfirmasi adanya peningkatan kasus COVID-19 yang ditemukan pada klaster perkantoran. Satgas COVID-19 mendapati adanya temuan 459 kasus pada 90 klaster perkantoran khususnya DKI Jakarta per 28 Juli 2020. Maka untuk membantu mengurangi penyebaran COVID-19 di perkantoran, diperlukan upaya perilaku pencegahan COVID-19 pada karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan karyawan terhadap kejadian COVID-19 di PT Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. Penelitian dengan pendekatan metode kuantitatif, desain cross sectional, dilakukan pada 324 karyawan di PT Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta. Data dikumpulkan dengan kuesioner secara online dan dianalisis secara deskriptif. Dalam analisis hubungan pengetahuan karyawan dengan kejadian COVID-19 ditemukan adanya hubungan signifikan pengetahuan karyawan dengan kejadian COVID-19 di PT Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta dengan p-value sebesar 0.003. Bagi karyawan, diharapkan menerapkan protokol kesehatan dengan lebih baik lagi mengingat bandar udara merupakan pintu keluar dan masuknya masyarakat global, baik selama pandemi COVID-19 maupun pasca pandemi COVID-19. Menerapkan protokol kesehatan secara konsisten di masa pandemi COVID-19 penting untuk dilakukan saat ini agar seluruh aspek dapat kembali pulih dan bebas dari COVID-19. Disarankan ada evaluasi bersama bagi para karyawan akan pentingnya pengetahuan dalam menyikapi permasalahan COVID-19.

COVID-19 has spread rapidly and almost infected all regions in Indonesia. Large areas in Indonesia, such as DKI Jakarta, Banten, Depok, Bekasi, and Bogor, are still part of the territory of Indonesia with community transmission (Kemenkes, 2022). Community transmission usually occurs in the community and office environment. An increase in COVID-19 cases in office clusters can happen when discipline in implementing health protocols is neglected. The COVID-19 Task Force confirmed increased COVID-19 cases found in office clusters. The COVID-19 Task Force found that there were 459 cases in 90 office clusters, especially DKI Jakarta, as of July 28, 2020. So, to help reduce the spread of COVID-19 in offices, preventive behavior measures were needed for employees. This study aims to determine the employees’ knowledge related to the incidence of COVID-19 at PT Angkasa Pura II Soekarno Hatta International Airport. Research with a quantitative method approach, cross-sectional design, was conducted on 324 employees at PT Angkasa Pura II Soekarno Hatta International Airport. Data were collected by online questionnaire and analyzed descriptively. In the analysis of the relationship between employees’ knowledge and the incidence of COVID-19, it was found that there was a significant relationship between employees’ knowledge and the incidence of COVID-19 at PT Angkasa Pura II Soekarno Hatta International Airport with a p-value of 0.003. Employees are expected to implement health protocols better, considering that airports are the entry and exit points for the global community during the COVID-19 pandemic and after the COVID-19 pandemic. Implementing health protocols consistently during the COVID-19 pandemic is important now so that all aspects can recover and are free from COVID-19. It is recommended that there will be an evaluation for employees of the importance of knowledge in addressing the COVID-19 problem."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfah Humairo
"Skripsi ini membahas manajemen risiko pada divisi Main Power Station PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Soekarno Hatta pada tahun 2013 dengan menganalisis bahaya dan risiko pada proses dan lingkungan kerja. Penelitian ini merupakan penelitian semikuantitatif deskriptif analitik dengan pendekatan observasional dan menggunakan standar AS/NZS 4360:2004. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses kerja pada divisi Main Power Station memiliki 52 risiko dengan jumlah risiko tertinggi pada pemeriksaan tekanan udara dan pemeriksaan arus trafo. Risiko tertinggi memiliki nilai 1800 (very high) pada bahaya mekanik dan listrik.

The study focused on risk management in Main Power Station PT Angkasa Pura II Soekarno Hatta International Airport on 2013 in analyzed hazard and risk on process and workplace. The study was conducted by semi-quantitative analitical descriptive with observational approach using AS/NZS 4360:2004 standard. In resulting process and workplace in Main Power Station have 52 risks with the highest number of risk in maintenance air pressure starter and maintenance trafo current. The highest valve of risk was 1800 (very high) in mecanic and electric hazard."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sayed Raksamana
"Manajemen komunikasi krisis sangatlah penting didalam suatu perusahaan, pada penelitian ini peneliti membahas tentang ldquo;Manajemen Komunikasi Krisis Pada Perusahaan Badan Milik Negara Studi Kasus : Evaluasi Pengoperasian Terminal 3 Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta oleh PT Angkasa Pura II.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah pengelolaan krisis yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura II pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya krisis. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Hasil temuan berasal dari wawancara mendalam serta pengumpulan dokumentasi yang akan diselaraskan dengan konsep-konsep manajemen krisis dan komunikasi krisis. Penelitian ini menemukan bahwa manajemen komunikasi krisis yang baik sepanjang pra-krisis, krisis dan pasca krisis pada objek penelitan.

Crisis communication management is very important within a company, in this study the researchers discuss about the ldquo Communication Management Crisis on State Owned Enterprises Case Study Evaluation of Operation Terminal 3 Jakarta International Airport Soekarno Hatta by PT Angkasa Pura II.
The purpose of this study is to determine the crisis management measures undertaken by PT Angkasa Pura II at the time, before and after the crisis. This research approach uses a qualitative approach.
The findings come from in depth interviews and the collection of documentation that will be harmonized with the concepts of crisis management and crisis communications. This study found that a good crisis communication management throughout the pre crisis, crisis and post crisis on the research object.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
DeVrye, Catherine
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997
658.8 DEV g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Sukmawati Rahardjo
"Tesis ini membahas mengenai analisa efektivitas kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu terhadap perusahaan Penanaman Modal Asing di sektor perdagangan penjualan langsung. Dengan adanya kebijakan tersebut, perusahaan melewati 5 (lima) tahapan perizinan dan melalui 4 (empat) institusi untuk dapat memulai kegiatan usahanya di Indonesia secara komersial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan tersebut belum efektif karena walaupun terjadi penurunan biaya dan waktu namun penurunan tersebut tidak signifikan dan persepsi pelaku usaha bernilai cukup. Untuk mendukung kebijakan tersebut harusnya dilakukan pelimpahan kewenangan dari berbagai macam instansi dan didirikannya lembaga pemantau kebijakan.

This thesis discusses about the analysis of the effectiveness of One Stop Service Policy towards foreign investment in direct selling sector. With this policy, the company through 5 (five) stages of licensing and through the 4 (four) institutions to be able to start its business in Indonesia. The results showed that the policy is not effective because the decreasing of cost and time was not significant and the perception of the business is worth enough. To support this policy should be total delegation of authority from various agencies and the establishment of a policy monitoring agency."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T29998
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Amalia Putri
"Laporan ini bertujuan untuk menganalisis bisnis model yang diterapkan oleh PT AGD di bandara Soekarno-Hatta. Analisis dilakukan dengan mengacu pada Porter’s Five Forces Model. Riset pasar yang dilakukan selama proses magang merupakan sumber dari analisis. PT AGD melakukan riset pasar dengan tujuan mengetahui permintaan pasar dan kompetitor di wilayah bandara Soekarno-Hatta. Analisis bisinis model di lakukan untuk mengetahui posisi layanan cargo service lini satu dari PT AGD. Hasil analisis dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam pengembangan bisnis agar dapat bersaing dengan pesaing yang ada.

This report aims to analyze the business model applied by PT AGD at Soekarno-Hatta international airport. The analysis is carried out by referring to Porter's Five Forces Model. The source of the analysis is the market research carried out during the internship. PT AGD conducts market research with the aim of knowing market demand and competitors in the Soekarno-Hatta international airport area. The business model analysis was carried out to determine the position of the line 1 cargo service from PT AGD. The results of the analysis can be used to assist decision-making in business development in order to compete with existing competitors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Rahmawati
"ABSTRAK
Ketika kecepatan menjadi tantangan pada dunia penerbangan saat ini, baggage delivery sebagai salah satu komponen layanan juga memegang peranan penting di dalam keseluruhan proses operasional terutama pada layanan bagasi kedatangan. Studi ini menganalisis komponen-komponen operasional yang mempengaruhi tercapainya kualitas layanan baggage delivery time sesuai dengan target yang ditetapkan dalam service level agreement. Keluhan penumpang terhadap waktu tunggu bagasi dalam tahun-tahun belakangan ini mengarah pada kompetisi dari perusahaan penerbangan untuk dapat meminimalkan waktu tunggu dan mempercepat proses dengan melakukan terobosan-terobosan perbaikan. Ground handler sebagai operator tata kelola darat dari perusahaan penerbangan berkewajiban untuk dapat memenuhi indikasi kinerja kunci tersebut. Rekomendasi layanan first baggage-last baggage sebagai variabel-variabel dalam pemenuhan layanan baggage delivery time yang juga dipengaruhi oleh karakteristik infrastruktur dan fasilitas serta operasional yang tersedia pada bandar udara Soekarno-Hatta dapat meningkatkan keunggulan dalam berkompetisi dari gerak dinamis penerbangan.

ABSTRACT
One of the challenges in airlines industry nowadays is about the speed, and delivery baggage service is one of the components which play important role in overall operational process especially for the post-flight service. This study analizes the influence of the operational components in regard of the baggage delivery time achievement in compliance with the quality of service as in the service level agreeement. Recently passenger?s complaint againts length of waiting time at the baggage claim which has been arrised as big issued among the airline competition. Thus the airlines try to find the way reducing the lengh of time and speed the process up into maximum by many kind of improvement. Ground Handler as the operator of the airlines during flight on the ground, has the responsibility to accomplish the key perfomance indicator as lay down in the service level agreement. Recommended first baggage-last baggage service is also effected by the the characteristic of the infrastructure and facilitiy as of operasional process provided at the airport to leverage the competitive advatage of this dynamic industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jenni Wihartini Tjakra
"ABSTRAK
Karya akhir ini mempunyai tujuan untuk menganalisis dampak otonomi daerah
terhadap jalannya usaha asuransi kesehatan yang dikelola oleh PT. ASKES dan strategi
pemasaran yang sistematis dan terarah bagi PT. ASKES dalam era otonomi daerah tersebut.
Pada hakekatnya, kebijakan otonomi daerah menempatkan Pemerintah Daerah
sebagai Pemegang kewenangan dalam penyelenggaraan semua bidang pemerintahan
berazaskan desentralisasi dalam arti luas kecuali atas kewenangan strategis tertentu yang
akan ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah, dalam wujud nyata untuk ditumbuh
kembangkan secara bertanggung jawab sebagai konsekuensi pemberian hak dan kewenangan
kepada daerah. Pemberian otonomi ditujukan bagi peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta
pemeliharaan hubungan yang sesuai antara Pusat dan Daerah dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
PT. ASKES sebagai penyelenggara jaminan pemeliharaan kesehatan memulai
kiprahnya sejak tahun 1968 dengan program ASKES Sosial yang berlingkup nasional bagi
pegawai negeri sipil (PNS), pensiunan PNS, pensiunan TNI/Polri, Veteran dan Perintis
Kemerdekaan beserta keluarganya. Dalam perkembangannya sejak tahun 1992 PT. ASKES
memperluas usahanya dengan menyelenggarakan program ASKES Komersial bagi karyawan
Badan Usaha dan keluarganya.
Dengan terbitnya kebijakan tentang otonomi daerah (UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999)
ditemui beberapa daerah yang mengembangkan wacana dan keinginan untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan mandiri berupa ASKESDA (Asuransi Kesehatan
Daerah), sebagai salah satu program PEMDA yang akan menggantikan program ASKES
Sosial. Hal ini tentu saja dapat berkembang menjadi ancaman bagi kesinambungan program
ASKES Sosial yang berlingkup nasional yang selama ini diselenggarakan oleh PT. ASKES.
Perubahan status rumah sakit menjadi Perjan, yang secara otomatis mempengaruhi biaya
pemeliharaan kesehatan, dimana tarif pelayanan rumah sakit ditentukan oleh pemerintah
daerah bersama DPRD setempat, yang berorientasi terhadap keniampuan rumah sakit untuk
membiayai operasi rumah sakit tersebut. Hal ini menimbulkan kecenderungan provider
meningkatkan tarif pelayanan kesehatan untuk memperbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Adanya wacana dan keinginan dari beberapa daerah tersebut diatas telah
memunculkan inspirasi bagi penulis untuk melihat seberapajauh dampak ancaman kebijakan
Pemerintah Daerah di bidang kesehatan dalam era otonomi daerah terhadap kesinambungan
dalam mempertahankan posisi sebagai "market leader'' penyelenggara jaminan pemeliharaan
kesehatan serta sebagai "development agent" dalam memberi pelayanan kesehatan yang
memadai dan terjangkau bagi masyarakat peserta ASKES Sosial. Selain daripada itu juga
akan dilakukan pengkajian dampak otonomi daerah terhadap program ASKES Komersial.
Untuk itu dilakukan analisis terhadap lingkungan bisnis dan dari hasil analisis
terhadap lingkungan eksternal makro maupun semi makro khususnya tentang dampak
otonomi daerah terhadap PT ASKES menunjukkan bahwa :
Masyarakat yang terjamin oleh asuransi kesehatan hanya 18%, artinya pasar asurans1
kesehatan masih sangat. besar. Namun pasar yang besar tersebut justru adalah masyrakat
miskin sekitar 20% dari jumlah penduduk.
Sesuai dengan prinsip asuransi kesehatan pengelolaannya mengikuti hukum bilangan
besar (law of the large number), sehingga terjadi cross subsidy diantara peserta.
Belum adanya kesiapan Pemerintah Daerah, baik dari segi pembiayaan, administrasi dan
fasilitas pelayanan kesehatan.
Tersedianya produk ASKES komersial yang beragam yang dapat memenuhi kebutuhan
peserta sesuai dengan macam benefit dan luasnya jangkauan jaringan pelayanan
kesehatan.
Memperhatikan hal-hal tersebut, maka PT. ASKES menetapkan strategi pemasaran
yang sistemetis dan terarah bagi kelompok pasar ASKES Sosial dan pasar ASKES Komersial
yang disewaikan dengan target market yang ditetapkan. PT. ASKES. Selain daripada itu
dikembangkan pula pemahaman terhadap ancaman yang menghadang sebagai dasar untuk
mengembangkan peluang untuk merekrut Pemerintah Daerah sebagai mitra kerja PT. ASKES
untuk mengelola jaminan pemeliharaan kesehatan bagi penduduknya terutama masyarakat
miskin yang belum mempunyai jaminan asuransi kesehatan. Adanya sinergi tersebut akan
berimplikasi pada perluasan market share PT. ASKES, dengan mengoptimalkan kekuatan
dan menekan kelemahan-kelemahan perusahaan, sehingga misi dan visi perusahaan dapat
terlaksana sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan manfaat yang maksimal bagi
seluruh stakeholder.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Lerbin R.
Jakarta : Gramedia, 2005
658.834 ARI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusuma Dewi
"ABSTRAK
Industri transportasi umum darat di Indonesia semakin dibutuhkan, mengingat semakin banyak masyarakat yang membutuhkan. Situasi yang serba tiada kepastian, masih menyisakan adanya kegiatan-kegiatan usaha yang bersifat pribadi dan bisnis, sehingga alat transportasi pendukung ke bandara Soekarno-Hatta bagi masyarakat yang membutuhkan masih diperlukan. Perum Damri Unit Angkutan Khusus Bandara Soekarno-Hatta sebagai perusahaan BUMN yang mengkhususkan dan dengan menyediakan jasa transportasi ke bandara mencoba memberikan pelayanan yang terbaik bagi penumpang. Layanan yang dapat memuaskan penumpang adalah yang selalu dicari dimana ada rasa aman, nyaman, tepat waktu dan tarif yang yang terjangkau. Oleh sebab itu agar perusahaan dapat mencapai kepuasan pelanggan yang tinggi, maka perlu diketahui aspek-aspek yang relevan dengan kepuasan pelanggan.
Dengan dasar pemikiran diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi atribut-atribut yang mempengaruhi penumpang dalam memutuskan pemilihan perusahaan angkutan khusus ke bandara menggunakan bus DAMRI, kinerja perusahaan jasa angkutan umum dalam memuaskan pelanggan.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 200 responden, dengan hasil 188 responden (sisanya rusak, tidak menjawab, dli) yang berdomisili di Jabotabek melalui pengisian kuisioner dimana pengumpulan data dilakukan dengan metode self-administered survey. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelitian eksploratif terhadap berbagai media cetak. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah cluster sampling (Probability sampling).
Hasil-hasíl penelitian ini menunjukkan bahwa atribut-atribut yang mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan pemilihan perusahaan jasa angkutan bus dengan mengacu kepada tingkat kepentingan atribut yaltu harga karcis bus yang terjangkau termasuk dalain kategori layanan sebelum keberangkatan (dimensi Reliability), dan kebersihan dalam bus termasuk dalam kategori layanan selama perjalanan ke bandara (dimensi Tangibles).
Selain itu dengan melihat analisa Gap yang ada pada perusahaan, bahwa dimensi Responsivenss (daya tanggap) yang memberikan celah antara penumpang dengan perusahaan yang terbesar adalah petugas tidak dapat memberikan informasi jika ada masalah seperti kesesuaian jadwal penerbangan dengan ketepatan keberangkatan bus sehingga menyebabkan perusahaan harus Iebih memperhatikan kinerja dari SDMnya serta memberikan layanan yang terbaik bagi para penumpangnya. Gap berikutnya juga mengenai ketepatan waktú keberangkatan bus yang tidak tepat waktu. Penumpang mengharapkan adanya disiplin tepat waktu agar dapat menyesuaikan dengan kesesuaian jadwal penerbangan maupun sampai di kantor didaerah bandara.
Sebelum memasuki perusahaan DAMRI, akan Iebih balk bila kita membahas tentang industri transportasi di Indonesia, dimana Perum DAMRI termasuk sebagai transportasi darat. Kemudian Jika dilihat bahwa Perum DAMRI yang memiliki karakteristik jasa yaltu ketidaknyataan (intangibility), tidak terpisahkan antara produksi dan konsumsinya (inseparability), tidak tahan lama (perishability), dan keragaman (variability), dimana Perusahaan harus lebih melihat elemen-elemen pemasaran seperti price, product, promotions, place, people, process dan customer service (7P) serta untuk lebih mengkajì strategi apa yang baik bagi perusahaan jasa seperti Perum DAMRI ususnya bus bandara DAMRI.
Adanya empat karakteristik yang khas pada perusahaan jasa maka umumnya kegagalan dan usaha jasa adalah karena adanya perbedaan persepsi antara jasa yang diharapkan oleh pelanggan dan yang disampaikan oleh penyedia jasa. Untuk menghindari kegagalan tersebut maka strategi pemasaran yang seharusnya dilakukan oleh Perum DAMRI UAK. Bandara harus meliputi pemasaran eksternal, pemasaran internal dan pemasaran interaktif.
Pemasaran eksternal menggambarkan kerja normal yang dilakukan oleh perusahaan melalui strategi-strategi : mempersiapkan jasa dengan ramuan jasa pada UAK. Bandara, menentukan harga jasa dengan metoda yang berorientasi pada nilai guna permintaan, mendistribusikan jasa dan mempromosikan jasa kepada konsumen dengan penyebaran informasi, promosi dan kerjasama dengan perusahaan / negosiasi dan mengkomunikasikan jasa kepada pelanggan yang selama ini pasif kini dengan adanya personal selling maka UAK. Bandara dapat lebih meningkatkan komunikasi jasanya kepada pelanggan.
Pemasaran internal menggambarkan pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan untuk melatih dan mendorong pelanggan internalnya, yaitu : karyawan penghubung pelanggan, dan karyawan pendukung pelayanan yang bekerja sebagai sebuah team agar dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan, agar setiap orang dalam organisasi dapat melakukan pemasaran. Hal ini yang dilakukan oleh UAK. Bandara adalah dengan usaha usaha jangka panjang seperti menciptakan budaya melayani dan orientasi pemasaran pelayanan kepada pelanggan dan usaha jangka pendek dengan kampanye pemasaran secara berkesinambungan agar karyawan sadar bahwa pemuasan kebutuhan dan keinginan penumpang bus bandara merupakan hal yang signifikan.
Dalam kenyataannya pemasaran internal harus mendahului pemasaran ekstemal. Akan sedikit sekali artinya, jika perusahaan mengiklankan jasa istimewa sementara pada staf perusahaan belum slap melayanínya. Diperlukan adanya motivasi yang kuat dari karyawannya. Oleh karena itu adanya usaha-usaha seperti peningkatan kesejahteraan karyawan yang dibenikan oleh UAK. Bandan, adanya pemberian THR, lalu menyelenggarakan training-training yang berkesinambungan agar karyawan dapat menìngkatkan mutu pelayanan yang maksimal kepada penurnpang.
Kemudian yang tenakhir adalah pemasaran interaktif menjelaskan keahlian karyawan dalam menangani hubungan dengan pelanggan. Dalam pemasaran jasa mutu pelayanan ditentukan oleh yang melakukan pelayanan. Para pelanggan tidak dapat menganggap bahwa mereka akan memuaskan pelanggan hanya karena niereka telah melakukan pelayanan teknis yang balk. Oleb karena itu harus dikuasai bend tentang pemasaran interaktif oleh para karyawan. Hal-hal yang harus dilakukan adalah dengan menead SDM yang bandai, tepat dan terpercaya. Kemudian adanya faktor pendukung linnya seperti fasilitas yang dapat menunjang kegiatan usaba UAK. Bandara seperti bengkel atau tempat pemeiiharaan dan adanya kelengkapan suku cadang sebagai sarana pendulcung dari kinerja perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>