Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164795 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galih Bagja Sundara
"Peraturan Pemerintah (PP) No. 24 Tahun 2022 sebagai peraturan pelaksanaan Undang-Undang No. 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif menyediakan fasilitas pembiayaan berbasis kekayaan intelektual yang memanfaatkan produk kekayaan intelektual sebagai jaminan utang guna mendapatkan kredit dari lembaga keuangan. Salah satu produk kekayaan intelektual yang sangat berkembang saat ini adalah konten video yang diunggah pada platform Youtube. Konten Youtube termasuk sebagai karya sinematografi yang dilindungi oleh hak cipta sejak konten Youtube tersebut dibuat. Hak cipta sendiri merupakan kebendaan dalam yang diatur secara sui generis dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud. Pengaturan secara sui generis memang akan membedakan hak cipta dengan kebendaan yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, tetapi sebagai suatu kebendaan hak cipta pun memberikan hak-hak kebendaan salah satunya hak untuk dijaminkan. Akan tetapi, pada praktiknya kekayaan intelektual secara umum hanya terbatas menjadi objek jaminan pelengkap dikarenakan keraguan lembaga pemberi pinjaman dalam perihal valuasi nilai objek kekayaan intelektual yang berkorelasi dengan apakah objek jaminan utang berupa kekayaan intelektual setelah dilakukan eksekusi dapat mengembalikan pinjaman yang telah diberikan oleh lembaga keuangan. Oleh karena itu, penulis akan meneliti bagaimana tata cara eksekusi dan valuasi konten Youtube sebagai karya hak cipta dijadikan objek jaminan utang. Penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitiatif dengan bentuk penelitian yuridis-normatif akan menjelaskan bagaimana pengaturan saat ini mengenai eksekusi dan valuasi konten Youtube sebagai kekayaan intelektual untuk dijadikan objek jaminan utang serta penerapan praktiknya yang ideal di lapangan dimana masih diperlukan beberapa peraturan pelaksanaannya untuk melengkapi praktik pembiayaan berbasis kekayaan intelektual dalam PP No. 24 Tahun 2022.

Government Regulation (PP) No. 24 of 2022 as implementing regulations for Law no. 24 of 2019 concerning the Creative Economy provides intellectual property-based financing facilities that utilize intellectual property products as collateral for debt to obtain credit from financial institutions. One of the highly developed intellectual property products today is video content uploaded on the Youtube platform. Youtube content is included as a cinematographic work that is protected by copyright since the Youtube content was created. Copyright itself is an property rights that is regulated as a sui generis in Law Number 28 of 2014 concerning Copyright as an intangible movable object. Regulations in a sui generis manner will indeed distinguish copyright from property rights stipulated in the Indonesian’s Civil Code, but as an object, copyright also provides property rights, one of which is the right to be guaranteed. However, in practice intellectual property is generally limited to being a complementary object of collateral due to doubts by the lending institution regarding the valuation of the value of the intellectual property object which correlates with whether the object of debt guarantee in the form of intellectual property after execution can repay the loan that has been granted by the financial institution. Therefore, the author will examine how the procedures for executing and valuing Youtube content as copyrighted works are used as collateral for debt. Research conducted by the author with descriptive research through a qualitative approach in the form of juridical-normative research will explain how the current arrangements regarding the execution and valuation of Youtube content as intellectual property to be used as objects of debt guarantees and the application of ideal practices in the field which several implementing regulations are still needed to complement the practice of intellectual property-based financing in PP no. 24 of 2022."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Cyrilla Imani
"Layanan video-on-demand di Indonesia merupakan pendatang baru di industri penyiaran Indonesia. Akan tetapi, situs free-to-access dan situs ilegal penyaji konten masih menjadi pilihan hiburan utama dari target konsumen di Indonesia. Kedatangan Netflix di Indonesia juga diikuti dengan persaingan yang semakin ketat di antara merekmerek layanan video on-demand lain. Maka dari itu, target konsumen tidak hanya perlu mengetahui merek Netflix Indonesia, tetapi juga bagaimana cara menggunakan, mengakses, dan memilih tontonan yang tersedia di Netflix.
Dalam mencapai objektif pemasarannya, Netflix Indonesia menggunakan media sosial sebagai medium utama dari strategi pemasaran digital mereka. Netflix Indonesia menggunakan cara yang unik dalam mengoptimalkan utilitas media sosial yaitu membuat dan membagikan internet meme sebagai konten pemasaran.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk melihat bagaimana penggunaan internet meme dalam konten media sosial Netflix Indonesia dapat menumbuhkan interaksi dengan konsumen dan menyebarkan electronic Word-of-Mouth (e-WOM).
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu desk research. Penemuan yang didapatkan adalah penggunaan internet meme dalam konten pemasaran media sosial cukup efektif dalam timbulnya interaksi dan penyebaran e-WOM.

Video-on-demand service is a newcomer of the broadcasting industry in Indonesia. However, free-to-access sites and illegal content provider sites are still the main entertainment choices of Netflixs target consumers in Indonesia. Netflixs arrival in Indonesia was also followed by increasing competition among other on-demand video service brands. Therefore, the target consumers not only need to know the Netflix brand in Indonesia, but also how to use, access, and choose which shows are available on Netflix.
In achieving its marketing objectives, Netflix Indonesia uses social media as the primary medium of their digital marketing strategy. Netflix Indonesia uses a unique way to optimize social media utilities by creating and sharing internet memes as their content marketing.
The purpose of this paper is to see how the use of internet memes in Netflix Indonesias social media content can foster interaction with consumers and disseminate electronic Word-of-Mouth (e-WOM).
This research used a qualitative method with desk research as data collecting. The findings obtained are that the use of internet memes in social media marketing content is quite effective in the emergence of interaction and dissemination of e-WOM.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Berliana Pitaloka
"Lebih dari 3 miliar orang di dunia menggunakan web untuk menemukan produk, hiburan, dan teman (Chaffey, 2012). Realitas bahwa web juga digunakan untuk menemukan produk, kemudian mendorong perubahan praktik bisnis dan pemasaran ke ranah digital. Pemasaran digital berbeda dengan dengan pemasaran tradisional, tantangan terbesarnya terletak pada penentuan inovasi yang relevan, baik dengan perusahaan, maupun dengan audiens yang dituju (Chaffey, 2012: 8). Relevansi menjadi salah satu indikator penentuan keberhasilan praktik pemasaran digital. Akan tetapi, untuk menjadi “relevan” itu tidak mudah. Perlu ada serangkaian riset untuk mengenali siapa audiens kita, mengetahui apa minatnya, bahkan mencari tahu apa yang mereka tidak suka, yang kemudian disesuaikan dengan tujuan/misi perusahaan. Oleh karena itu, di sini saya menggunakan perspektif Antropologis milik Ingold, yaitu korespondensi dalam upaya mengenali audiens sebagai basis data penentuan proses mendesain dan memproduksi konten pemasaran digital. Melalui korespondensi, saya menemukan bahwa perspektif Antropologi dapat mendukung proses mendesain dan memproduksi konten social media menjadi lebih relevan dengan minat audiens, sebagaimana yang menjadi tujuan praktik pemasaran digital.

More than 3 billion people worldwide use the web to find products, entertainment and friends (Chaffey, 2012). The reality that the web is also used to find products, then drives changes in business and marketing practices to the digital realm. Digital marketing is different from traditional marketing, the biggest challenge lies in determining relevant innovations, both with the company and with the intended audience (Chaffey, 2012: 8). Relevance is one indicator of determining the success of digital marketing practices. However, to be "relevant" is not easy. There needs to be a series of research to identify who our audience is, find out what their interests are, even find out what they don't like, which is then adjusted to the company's goals/mission. Therefore, here I use Ingold's Anthropological perspective, namely correspondence in an effort to identify the audience as a database for determining the process of designing and producing digital marketing content. Through correspondence, I found that the Anthropological perspective can support the process of designing and producing social media content to be more relevant to the interests of the audience, as is the goal of digital marketing practices."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabil Abdurrahman
"Kehadiran media sosial di era digital ini memiliki banyak manfaat yang diperoleh masyarakat. Diawal kehadiran media sosial, masyarakat menggunakan media sosial hanya sebagai sarana komunikasi. Seiring dengan perkembangan zaman, media sosial mengalami transformasi sebagai medium untuk mencari informasi dan memproduksi informasi itu sendiri. Salah satu bentuk dari khalayak yang memproduksi pesan mereka sendiri adalah fenomena social media influencer, salah satunya adalah Gadgetin. Gadgetin memanfaatkan medium media sosial yaitu Youtube untuk memproduksi pesan atau konten, dan kemudian membagikannya kepada sesama khalayak pengguna Youtube. Tulisan ini ditujukan untuk menganalisis peran dan karakteristik social media influencer pada medium Youtube. Hasil analisis memperlihatkan bahwa terdapat 4 karakteristik utama yang diperlukan seorang social media influencer untuk sukses mempengaruhi sudut pandang target khalayak mereka.

The presence of social media in this digital era has many benefits obtained by the society. At the beginning of the presence of social media, society used social media only as a means of communication. Along with the times, social media undergoes transformation as a medium to seek information and produce information itself. One form of audience that produces their own message is the phenomenon of social media influencers, one of which is Gadgetin. Gadgetin utilizes social media medium, Youtube to produce message or content and then share the message to fellow Youtube users. This article is intended to analyze the role and characteristic of social media influencer on Youtube. The results of the analysis shows that there are 4 main characteristics needed by social media influencer to successfully influence the viewers and influence their viewpoint of their target audience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Isa Nuruddin Ahmad
"Pesatnya perkembangan teknologi informasi sekarang ini, dibarengi dengan perkembangan pengguna media sosial, tercatat bahwa dari 251 juta penduduk Indonesia, 62 juta diantaranya sudah menggunakan media sosial. Salah satu pengguna media sosial seperti produk pesan instan dikuasai oleh Konsumen Generasi Y. Berdasarkan Hierarki kebutuhan Maslow, kebutuhan Sosial dan Ego dapat memenuhi motivasi konsumen generasi Y dalam menggunakan produk pesan instan. Kebutuhan ini mengacu pada keinginan untuk berinteraksi antar masyarakat, dan keinginan mendapatkan pengakuan dari orang lain terkait status sosial yang mereka miliki. Generasi Y juga memiliki enam kebutuhan dalam menggunakan media sosial yaitu kontribusi, berbagi, konsumsi, pencarian, partisipasi, dan bermain yang telah dipenuhi oleh salah satu produk pesan instan yaitu Line. Line memberikan berbagai fitur menarik seperti seperti Line Free Call, Line Games, Line Find Alumni, Line Camera, dan fitur lainnya yang tergabung dalam lebih dari 52 aplikasi keluarga Line. Line dapat memenuhi enam kebutuhan Generasi Y karena memiliki fitur Social Platform yang tidak dimiliki oleh produk Pesan Instan lainnya.

A huge development of information technology today is in line with the development of social media users, noted that out of 251 million from all Indonesian, 62 million of them already used social media. One of the use from social media such as instant messaging products mostly used by the Consumer of Generation Y. Based on Maslow's hierarchy of needs, social needs and ego needs can fulfilled consumer motivation generation Y from using instant messaging products. This requirement refers to the desire for interaction between the community and the desire to get recognition from others related to their social status. Generation Y also has six requirements in the use of social media are contributing, sharing, consuming, searching, participating, and playing which have been met by one of the instant messaging product, that is Line. Line provides a variety of interesting features such as Line Free Call, Line Games, Line Find Alumni, Line Camera, and other features that are incorporated with more than 52 applications of Line family. Line can answer the six needs of Generation Y because it has a Social Platform features that are not available on the other Instant Messaging products."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiansyah
"Tesis ini ingin menguji pengaruh bauran pemasaran yang dilakukan oleh media performance portal social media terhadap sebuah attitude program social marketing, serta hubungannya dengan source credibility portal tersebut. Program sosial yang dijadikan objek penelitian adalah program Generasi Berencana. Penelitian menggunakan metode Structural Equations Modelling (SEM).
Berdasarkan data dari 150 responden maka dapat diketahui bahwa dalam program social marketing, kredibilitas sumber, engagement, dan word of mouth berpengaruh positif terhadap pembentukan prilaku, namun tidak untuk awareness sebuah program. Kemudian didapatkan temuan bahwa sikap berpengaruh terhadap niat perilaku, namun norma subjektif tidak berpengaruh secara positif dalam pembentukan niat perilaku.

The thesis is to examine the influence of marketing mix by media performance social media portals attitude towards a social marketing program, and its relationship with the source credibility portal. Social programs that made the object of research are the generation of program planning. The Research is using Structural Equations Modeling (SEM).
Based on data from 150 respondents it can be seen that in social marketing programs, source credibility, engagement, word of mouth and positive influence on the formation of behavior, but not for an awareness program. Then research obtained findings that attitudes influence behavioral intention, but not subjective norms positively influence the formation of behavioral intentions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34767
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldo Hermawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu pengaruh antaseden pembentukan komitmen seorang individu terhadap suatu kelompok sosial didalam mendorong perilaku penciptaan konten di jejaring sosial. Didalam penelitian ini, dikemukakan bahwa perilaku penciptaan konten ddidalam jejaring sosial dipengaruhi oleh affective commitment, continuance commitment dan normative commitment, dimana pembentukan masing-masing dimensi komitmen dipengaruhi oleh antesedennya masing-masing, antara lain dukungan sosial, sunk cost, kualitas alternatif, dan dorongan sosial. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif yang bersifat single cross-sectional.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam jejaring sosial Instagram sebagai bentuk jejaring sosial yang lebih menekankan fungsi "inspirasional", affective commitmen dan, continuance commitment dibuktikan memiliki pengaruh didalam mendorong perilaku penciptaan konten, sementara normative commitment tidak dapat dibuktikan memiliki pengaruh yang signifikan. Pada hasil penelitian ini, dikemukakan pula bahwa didalam jejaring sosial seperti instagram, relational capital dan perceived critical mass tidak dapat dibuktikan memiliki pengaruh yang signifikan didalam mendorong pembentukan dimensi komitmen.

This research is conducted to examine the influence of commitment’s antecedents on content-creation behaviour in social networking sites (SNSs). Previous research shows that content-creation on SNSs is affected by dimensions of commitment, whereas each dimension acts as mediating variabel for its antecedents.
The results found that affective commitment and continuance had significant positive influence on content-creation behaviour on Instagram, where normative commitment was found to be insignificantly influencing contentcreation behaviour. Slightly different with previous study, results on this research shows that on Instagram, relational capital and perceived critical mass had insignificant effects on influencing its commitment dimension.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S58319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nandita Istiqomah
"Popularitas internet di Indonesia semakin meningkat dan terjadi pergeseran konsumsi konten, dari TV konvensional menjadi internet melalui video on demand. Di Indonesia, penyedia layanan video on demand juga semakin banyak. Hampir semua penyedia layanan menggunakan media sosial untuk mempromosikan layanannya, salah satunya adalah Netflix Indonesia. Pemasaran melalui media sosial lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan khalayaknya. Media sosial yang masih aktif dan digunakan oleh Netflix Indonesia hingga saat ini adalah Instagram dan Twitter.
Makalah ini akan menganalisis mengenai strategi pemasaran media sosial yang digunakan berdasarkan fitur-fiturnya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pengambilan data menggunakan desk research melalui akun media sosial Netflix Indonesia. Dari analisis yang dilakukan, ditemukan fitur-fitur yang digunakan dalam strategi pemasaran media sosial Netflix Indonesia, yaitu tone positif, selebriti, humor, promosi konten, dan relevansi kultural. Secara umum, strategi yang digunakan adalah dalam bentuk humor dengan memasukkan budaya lokal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gyanindra Ali Akbar Mangitung
"Pesatnya perkembangan teknologi seperti internet telah mengubah alur komunikasi di berbagai bidang, seperti dalam bidang pemasaran. Media sosial, khususnya, dengan karakteristiknya yang memperkenankan pengguna untuk memberi umpan balik, telah mengubah cara bisnis atau organisasi mempromosikan produknya. Tak terkecuali penulis yang juga mempergunakan media sosial untuk mempromosikan bukunya. Contohnya adalah Marchella FP, penulis Indonesia terlaris, yang secara kumulatif memiliki 3 juta pengikut dalam akun-akun Instagramnya. Akademisi Mangold dan Faulds berargumen bahwa karena media sosial, cara baru untuk mempromosikan sebuah produk adalah dengan membentuk diskusi yang menguntungkan sebuah bisnis. Mangold dan Faulds juga berargumen bahwa terdapat sembilan hal yang bisa dilakukan sebuah bisnis untuk membentuk diskusi. Makalah ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana penggunaan Instagram membantu Marchella dalam mempromosikan bukunya. Dengan penelitian sekunder dan analisis konten, ditemukan bahwa Marchella FP telah melakukan sembilan hal tersebut dalam penggunaan Instagramnya dan hal tersebut membantu membentuk diskusi dan mempromosikan bukunya.

The rapid development of technology such as the internet has reshaped the communications flow in various fields, including marketing. Social media, in particular, with its traits that allows users to give feedbacks, has reshaped the way a business or an organization promote its products. Writers are not the exception as they too rely on social media to promote their books. An example is the Indonesian best-selling author, Marchella FP, who cumulatively has over 3 million followers on her Instagram accounts. Scholars Mangold and Faulds argue that due to social media, the new way to promote a product is to shape the discussions to be favorable towards the business. Mangold and Faulds further argue that there are nine things that a business is able to do to shape discussions. This research paper aims to analyze how the utilization of Instagram helps Marchella to promote her books. Through secondary research and content analysis, it is found that Marchella FP does all of the nine things in her utilization of Instagram and it helps Marchella to shape the discussions and promote her books.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fadil Mahdi Rajab
"Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat arus informasi menjadi semakin mudah. Ditambah dengan semakin majunya internet, setiap orang bisa mengakses berbagai informasi bila terhubung dengan jaringan internet. Disusul juga dengan munculnya berbagai situs social media yang mempermudah arus komunikasi antar setiap penggunanya. Situs social media ini pun sudah menjadi hal yang umum pada masyarakat belakangan ini, terutama pada golongan generasi muda yang disebut juga kaum Generation Y. Social media ini sudah menjadi salah satu bagian dari kebutuhan kaum Generation Y, terutama untuk menjadi sarana aktualisasi diri mereka. Belakangan ini banyak bermunculan berbagai macam situs social media baru di internet, salah satunya adalah Ask.fm yang kini menjadi amat populer di kawasan Asia khususnya di Indonesia. Berdasarkan pada hal tersebut, penulis akan menganalisa motivasi dari kaum Generation Y dalam menggunakan social media, khususnya pada Ask.fm. Dimana penulis akan membahas hal-hal yang membuat kaum Generation Y tersebut menyukai Ask.fm dan cara Ask.fm memenuhi kebutuhan konsumsi social media dari mereka.

The rapid growth of technology makes the flow of information easier. In addition to that, the development of internet can make anyone access it. Nowadays, there are many type of social media that sophisticates the current flow of users communication process. Social media is now a normal thing for society, especially for youth, also called as Generation Y. For Generation Y, social media is now a part of their needs, as a way of their self actualization. Ask.fm is one of the various type of social media you can find on the internet. It is very popular in Asia, especially in Indonesia. Based on that, the author will analyze Generation Y’s motivation in their social media usage, which will be focusing on Ask.fm. The author will analyze the factors that make Ask.fm interesting to Generation Y and how Ask.fm satisfies the needs of Generation Y’s social media consumption."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>