Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177138 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Muthoharoh
"Latar belakang Gagal tumbuh atau failure to thrive adalah kondisi keterlambatan pertumbuhan fisik pada anak, dimana terjadi kegagalan penambahan berat badan yang sesuai dengan grafik pertumbuhan normal, dibandingkan dengan tinggi badan. Beberapa kondisi menjadi faktor risiko terjadinya gangguan pertumbuhan terutama pada neonatus. Studi ini memberikan gambaran penerapan Model Adaptasi Roy dalam asuhan keperawatan pada lima kasus neonatus dengan risiko gangguan pertumbuhan.
Presentasi kasus Kasus 1 neonatus laki-laki, dengan extremely preterm usia gestasi 27 minggu, berat badan lahir 870 gram, neonatus kurang bulan kecil masa kehamilan (NKB-KMK), RDS, TTN, septikemia, tersangka SNAD, neonatal jaundice, terpasang ventilator mode high frequency oscilation (HFO), terpasang orogastric (OGT), diet ASI 12x1 ml, TPN PG 2 dengan GIR 4,7, kebutuhan kalori kurang dari target, interpretasi kurva Fenton dibawah persentil 50, berat badan menurun, usia enam hari 860 gram. Kasus 2 perempuan, extremely preterm usia gestasi 26 minggu, berat badan lahir 744 gram, NKB-KMK, RDS, tersangka SNAD, PDA, neonatal jaundice. Terpasang ventilator, sementara puasa, grafik Fenton berada dibawah persentil 50, kebutuhan kalori kurang dari target. Kasus 3 dan 4 neonatus berjenis kelamin perempuan, lahir dengan extremely preterm dan very preterm, terpasang ventilator, kebutuhan kalori kurang dari target, sementara dipuasakan karena kondisi belum stabil. Kasus 5 perempuan, usia gestasi 37 minggu, BBL 2610 gram, berat badan saat dikaji 2340 gram. Diagnosis medis gastroschizis post tutup defek hari ke 27, terpasang non invasif ventilasi, sementara puasa produksi OGT kehijauan, BB/PB berada di -3SD s/d <-2 SD (gizi kurang). Evaluasi respons adaptif dari kelima pasien didapatkan kebutuhan kalori terpenuhi sesuai target.
Kesimpulan Hasil pengkajian perilaku dan stimulus mode fisiologis-fisik kelima kasus didapatkan empat kasus berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dari kondisi neonatus lahir prematur, terpasang ventilator, penundaan pemberian makan karena kondisi klinis, risiko infeksi/sepsis serta kondisi medis lain yang mempengaruhi. Satu neonatus aterm gagal tumbuh karena gastroschizis post tutup defek, dengan produksi OGT kehijauan. Nutrisi optimal baik enteral maupun parenteral diperlukan pada kondisi neonatus tersebut untuk meningkatkan respons adaptif.

Background Failure to thrive or failure to thrive is a condition of delayed physical growth in children, in which there is a failure to gain weight according to the normal growth chart, compared to height. Several conditions are risk factors for growth disorders, especially in neonates. This study provides an overview of the application of the Roy Adaptation Model in nursing care to five cases of neonates with a risk of growth retardation.
Case presentation Case 1 male neonate, with extremely preterm gestational age 27 weeks, birth weight 870 gram, small preterm neonate for gestational age (NKB-KMK), RDS, TTN, septicemia, TSK SNAD, neonatal jaundice, put on ventilator mode high frequency oscillation (HFO), installed orogastric (OGT), diet ASI 12x1 ml, TPN PG 2 with GIR 4.7, caloric requirement less than target, interpretation of Fenton curve below 50th percentile, decreased body weight, age six days 860 gram. Cases of 2 women, extremely preterm, gestational age 26 weeks, birth weight 744 grams, NKB-KMK, RDS, suspected SNAD, PDA, neonatal jaundice. Installed on a ventilator, while fasting, the Fenton chart is below the 50th percentile, calorie needs are less than the target. Cases 3 and 4 female baby were born extremely preterm and very preterm, were attached to a ventilator, their caloric needs were less than the target, while they were fasted because their condition was not yet stable. Case 5 female, gestational age 37 weeks, BBL 2610 grams, body weight when studied 2340 grams. Medical diagnosis of gastroschizis post closed defect on day 27, installed non-invasive ventilation, while fasting green OGT production, BB/PB was in -3SD to <-2 SD (malnutrition). Evaluation of the adaptive response of the five patients found that the calorie needs were fulfilled according to the target.
Conclusion The results of the assessment of the behavior and stimulus of the physiological-physical mode of five cases found that four cases were at risk of experiencing growth retardation from the condition of the neonate born prematurely, being placed on a ventilator, delaying feeding due to clinical conditions, risk of infection/sepsis and other affecting medical conditions. One term neonate failed to thrive because of a closed post gastroschizis defect, with greenish OGT production. Optimal nutrition, both enteral and parenteral, is needed in these neonatal conditions to increase adaptive responses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Muthoharoh
"Latar belakang Gagal tumbuh atau failure to thrive adalah kondisi keterlambatan pertumbuhan fisik pada anak, dimana terjadi kegagalan penambahan berat badan yang sesuai dengan grafik pertumbuhan normal, dibandingkan dengan tinggi badan. Beberapa kondisi menjadi faktor risiko terjadinya gangguan pertumbuhan terutama pada neonatus. Studi ini memberikan gambaran penerapan Model Adaptasi Roy dalam asuhan keperawatan pada lima kasus neonatus dengan risiko gangguan pertumbuhan. Presentasi kasus Kasus 1 neonatus laki-laki, dengan extremely preterm usia gestasi 27 minggu, berat badan lahir 870 gram, neonatus kurang bulan kecil masa kehamilan (NKB-KMK), RDS, TTN, septikemia, tersangka SNAD, neonatal jaundice, terpasang ventilator mode high frequency oscilation (HFO), terpasang orogastric (OGT), diet ASI 12x1 ml, TPN PG 2 dengan GIR 4,7, kebutuhan kalori kurang dari target, interpretasi kurva Fenton dibawah persentil 50, berat badan menurun, usia enam hari 860 gram. Kasus 2 perempuan, extremely preterm usia gestasi 26 minggu, berat badan lahir 744 gram, NKB-KMK, RDS, tersangka SNAD, PDA, neonatal jaundice. Terpasang ventilator, sementara puasa, grafik Fenton berada dibawah persentil 50, kebutuhan kalori kurang dari target. Kasus 3 dan 4 neonatus berjenis kelamin perempuan, lahir dengan extremely preterm dan very preterm, terpasang ventilator, kebutuhan kalori kurang dari target, sementara dipuasakan karena kondisi belum stabil. Kasus 5 perempuan, usia gestasi 37 minggu, BBL 2610 gram, berat badan saat dikaji 2340 gram. Diagnosis medis gastroschizis post tutup defek hari ke 27, terpasang non invasif ventilasi, sementara puasa produksi OGT kehijauan, BB/PB berada di -3SD s/d <-2 SD (gizi kurang). Evaluasi respons adaptif dari kelima pasien didapatkan kebutuhan kalori terpenuhi sesuai target.
Kesimpulan Hasil pengkajian perilaku dan stimulus mode fisiologis-fisik kelima kasus didapatkan empat kasus berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dari kondisi neonatus lahir prematur, terpasang ventilator, penundaan pemberian makan karena kondisi klinis, risiko infeksi/sepsis serta kondisi medis lain yang mempengaruhi. Satu neonatus aterm gagal tumbuh karena gastroschizis post tutup defek, dengan produksi OGT kehijauan. Nutrisi optimal baik enteral maupun parenteral diperlukan pada kondisi neonatus tersebut untuk meningkatkan respons adaptif.

Background Failure to thrive or failure to thrive is a condition of delayed physical growth in children, in which there is a failure to gain weight according to the normal growth chart, compared to height. Several conditions are risk factors for growth disorders, especially in neonates. This study provides an overview of the application of the Roy Adaptation Model in nursing care to five cases of neonates with a risk of growth retardation. Case presentation Case 1 male neonate, with extremely preterm gestational age 27 weeks, birth weight 870 gram, small preterm neonate for gestational age (NKB-KMK), RDS, TTN, septicemia, TSK SNAD, neonatal jaundice, put on ventilator mode high frequency oscillation (HFO), installed orogastric (OGT), diet ASI 12x1 ml, TPN PG 2 with GIR 4.7, caloric requirement less than target, interpretation of Fenton curve below 50th percentile, decreased body weight, age six days 860 gram. Cases of 2 women, extremely preterm, gestational age 26 weeks, birth weight 744 grams, NKB-KMK, RDS, suspected SNAD, PDA, neonatal jaundice. Installed on a ventilator, while fasting, the Fenton chart is below the 50th percentile, calorie needs are less than the target. Cases 3 and 4 female baby were born extremely preterm and very preterm, were attached to a ventilator, their caloric needs were less than the target, while they were fasted because their condition was not yet stable. Case 5 female, gestational age 37 weeks, BBL 2610 grams, body weight when studied 2340 grams. Medical diagnosis of gastroschizis post closed defect on day 27, installed non-invasive ventilation, while fasting green OGT production, BB/PB was in -3SD to <-2 SD (malnutrition). Evaluation of the adaptive response of the five patients found that the calorie needs were fulfilled according to the target.
Conclusion The results of the assessment of the behavior and stimulus of the physiological-physical mode of five cases found that four cases were at risk of experiencing growth retardation from the condition of the neonate born prematurely, being placed on a ventilator, delaying feeding due to clinical conditions, risk of infection/sepsis and other affecting medical conditions. One term neonate failed to thrive because of a closed post gastroschizis defect, with greenish OGT production. Optimal nutrition, both enteral and parenteral, is needed in these neonatal conditions to increase adaptive responses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Ambar Asmarini
"Bayi baru lahir memiliki kebutuhan fisiologis khusus untuk beradaptasi dengan lingkungan ekstrauterin dan seringkali membutuhkan perawatan khusus. Rutinitas perawatan di ruang rawat dapat membuat bayi baru lahir berisiko mengalami gangguan integritas kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas edukasi integritas kulit terhadap kompetensi perawat dalam pemantauan risiko cedera kulit neonatus. Studi menggunakan metoda Pre- experimental dengan rancangan pre and post-test without control design. Sampel penelitian berjumlah 62 perawat yang bekerja di ruang Perinatologi sebuah rumah sakit rujukan di Jakarta. Sampel diambil secara purposive. Intervensi penelitian yang dilakukan yaitu memberikan edukasi secara blended learning dengan memberikan informasi melalui link video presentasi integritas kulit dan diskusi secara langsung saat praktik pemantauan kulit. Hasil penelitian didapatkan rerata nilai pengetahuan responden naik sebesar 3,93, rerata nilai sikap naik sebanyak 32,1 dan rerata keterampilan naik sebanyak 14,41. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat kenaikan nilai rerata secara bermakna dengan p value <0,001, sehingga ada pengaruh intervensi edukasi integritas kulit mampu meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan perawat dalam pemantauan risiko cedera kulit. Untuk mencapai kualitas kompetensi perawat yang optimal, sebaiknya dilakukan mentoring, supervisi, pendampingan dan pengarahan secara terintegrasi. Pembuat kebijakan diharapkan dapat membuat standar pemantauan integritas kulit yang terkini sesuai dengan kondisi neonatus yang memerlukan perawatan intensif.

Newborns are physiologically adapted to the extrauterine environment and often require special care. Routine care in the ward has the risk of increasing skin integrity disorders. The purpose of the study was to determine the effectiveness of skin integrity education on the competence of nurses in monitoring the risk of skin injury. The study used a quasi-experimental method with pre and post-test without a control design. Sampling was done by purposive sampling, where 62 nurses worked in the Perinatology section of a hospital in Jakarta. The interventions carried out were education via video links presentations on skin integrity, and direct discussions during practice. The results of this study are the average score of respondents' knowledge values increased by 3.93, the average score of attitude scores increased by 32.1, and the average score of skills increased by 14.41. The results of the analysis showed a positive average increase, with a p-value <0,001 so there was an effect of skin integrity education intervention, being able to increase the knowledge, attitudes, and skills of nurses in monitoring the risk of skin injury. The implementation of an educational program for five days can improve the competence of nurses in monitoring the prevention of skin injuries. To achieve optimal quality of nurse competence, mentoring, supervision, mentoring and guidance must be carried out in an integrated manner. Hospital policymakers are also expected to develop new standards for monitoring skin integrity according to the condition of neonates in intensive care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Febriyeni
"Anak yang mengalami penyakit ginjal kronis (PGK) dapat mengalami gangguan ketidakseimbangan cairan. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran aplikasi Model Adaptasi Roy (MAR) dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak penyakit ginjal kronis yang mengalami ketidakseimbangan cairan. Teori Roy mengkonseptualisasikan proses keperawatan menjadi enam langkah yaitu pengkajian perilaku, pengkajian stimulus, diagnosis keperawatan, penetapan tujuan, intervensi, dan evaluasi. Metode karya ilmiah ini adalah studi kasus yang terdiri atas lima kasus anak PGK yang menjalani hemodialisis yang diberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan Model Adaptasi Roy. Berdasarkan hasil pengkajian pala lima anak masalah yang muncul yaitu ketidakseimbangan cairan, selain itu masalah lainya seperti gangguan tumbuh kembang, penampilan peran tidak efektif, risiko penurunan curah jantung, risiko perdarahan, risiko infeksi, defisit pengetahuan. Intervensi keperawatan yang diberikan pada masalah ketidakseimbangan cairan yaitu menimbang berat badan pra HD, mengkaji berat badan kering, berat badan sebelumnya, melakukan perawatan akses kateter dan memberikan edukasi tentang edukasi kebutuhan gizi, cairan dan perawatan akses menggunakan video. Kesimpulan aplikasi teori Roy dapat diterapkan pada anak penyakit ginjal kronis dengan masalah ketidaseimbangan cairan.

Children with chronic kidney disease (CKD) can experience imbalance disorders. Fluid restriction is one of the nursing interventions to overcome fluid balance disorders. This final scientific work aims to provide an overview of the application of the Roy Adaptation Model (MAR) in providing nursing care to children with chronic kidney disease who experience fluid imbalance. Roy's theory conceptualizes the nursing process into six steps, namely behavioral assessment, stimulus assessment, nursing diagnosis, goal setting, intervention, evaluation. Provides an overview of the application of nursing care to children with chronic kidney disease who experience fluid imbalance in the dialysis unit using the Roy Adaptation Model approach. The method of this scientific work is a case study consisting of five cases of CKD children undergoing hemodialysis who were given nursing care using the Roy Adaptation Model approach. The nursing intervention provided based on evidence-based practice is providing education about nutritional needs, fluids and access care using videos. Implementing a quality improvement project by providing effective education increases the knowledge of caregivers of children with chronic kidney disease undergoing hemolysis. The conclusion is that the application of Roy's theory can be applied to children with chronic kidney disease who have fluid imbalance problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yayah
"Neonatus prematur seringkali mengalami gagal napas dan gangguan ventilasi spontan akibat dari kegagalan adaptasi ekstrauterin, sehingga membutuhkan bantuan ventilasi mekanik. Extremely preterm, very preterm, dan kondisi klinis yang kompleks dapat mengakibatkan perlunya dukungan ventilasi mekanis yang berkepanjangan, kadangkadang membutuhkan trakeostomi. Tujuan karya ilmiah ini untuk mengaplikasikan Model Adaptasi Roy dalam asuhan keperawatan pada neonatus dengan gangguan ventilasi spontan. Desain yang digunakan adalah studi kasus terhadap lima neonatus prematur yang mengalami gangguan ventilasi spontan dengan pendekatan proses keperawatan. Aplikasi Model Adaptasi Roy diimplementasikan untuk meningkatkan respons adaptif dan menurunkan respons inefektif pada empat mode adaptasi fisiologisfisik, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi. Intervensi keperawatan berdasarkan evidence-based nursing practice seperti manajemen ventilasi mekanik, pemantauan respirasi, dan perawatan rutin trakeostomi dengan menggunakan bundel TRACHE-T, serta intervensi lainnya. Pada evaluasi, dua neonatus menunjukkan respons adaptif meningkat dan gangguan ventilasi spontan teratasi. Tiga neonatus lainnya menunjukkan respons inefektif. Respons inefektif tersebut dipengaruhi oleh imaturitas dengan PMA kurang dari 28 minggu pada dua neonatus, dan satu neonatus dengan BPD berat dengan trakeostomi. Edukasi perawatan trakeostomi neonatal dengan menggunakan game terbukti efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat di ruang perinatologi.

Premature neonates often experience respiratory distress and spontaneous ventilation disorders due to the failure of extrauterine adaptation, which requires mechanical ventilation. Extremely preterm, very preterm, and medically complex infants need prolonged mechanical ventilation support, sometimes tracheostomy. This study aims to apply Roy's Adaptation Model in nursing care for neonates with impaired spontaneous ventilation. We adopted a case study of five premature neonates who experience impaired spontaneous ventilation through a nursing process approach. The application of Roy's Adaptation Model is implemented to increase adaptive responses and reduce ineffective responses there are four adaptation modes: physiological-physical mode, self-concept mode, role function mode, and interdependence mode. Nursing interventions are based on evidence-based nursing practice such as mechanical ventilation management, respiratory monitoring, and routine tracheostomy care using the TRACHE-T bundle, and other interventions. On evaluation, two neonates showed an increased adaptive response and resolved impaired spontaneous ventilation. Three neonates had ineffective responses to impaired spontaneous ventilation that have not resolved. The ineffective response was caused by immaturity at Post-menstrual Age (PMA) less than 28 weeks in two neonates, one neonate with severe BPD, and tracheostomy. Neonatal tracheostomy care education using games has been proven effective in improving the knowledge and skills of nurses in the perinatology ward."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Merita Basril
"Janin dan bayi prematur menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur di dalam dan di luar rahim. Tidur dianggap sebagai aktivitas penting pada periode neonatal, serupa dengan pernapasan dan nutrisi. Kebisingan merupakan salah satu penyebab gangguan pola tidur pada bayi prematur di ruang perawatan intensif neonatal dan berdampak pada gangguan tumbuh kembang. Studi ini memberikan gambaran penerapan Model Adaptasi Callista Roy dalam asuhan keperawatan pada lima kasus bayi prematur dengan risiko gangguan pola tidur. Desain yang digunakan adalah studi kasus yang didapatkan dari lima kasus terpilih. Teori Adaptasi Callista Roy mampu memfasilitasi perawat untuk menggali masalah keperawatan pada bayi prematur secara komprehensif. Pemberian edukasi Bundles Alert to Alarm kepada seluruh perawat neonatal menggunakan media pitstop dapat menurunkan angka kebisingan diruang perawatan neonatal. Penerapan teori Adaptasi Callista Roy dan penerapan Bundles allert to alarm dapat direkomendasikan untuk diterapkan dalam asuhan keperawatan yaitu dapat memfasilitasi istirahat tidur bayi prematur yang dirawat di ruang perawatan neonatal.

Fetuses and premature babies spend most of their time sleeping inside and outside the womb. Sleep is considered an important activity in the neonatal period, similar to breathing and nutrition. Noise is one of the causes of disturbed sleep patterns in premature babies in the neonatal intensive care room and has an impact on growth and development disorders. This study provides an overview of the application of the Callista Roy Adaptation Model in nursing care in five cases of premature babies at risk of sleep pattern disorders. The design used is a case study obtained from five selected cases. Callista Roy's Adaptation Theory is able to facilitate nurses to comprehensively explore nursing problems in premature babies. Providing Bundles Alert to Alarm education to all neonatal nurses using pitstop media can reduce noise levels in the neonatal care room. The application of Callista Roy's Adaptation theory and the application of Bundles alert to alarm can be recommended for application in nursing care, namely it can facilitate sleep for premature babies who are cared for in the neonatal care room."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Kurniaty Ika Sari
"Pemulangan bayi dengan pemakaian selang orogastrik dapat berisiko terjadinya masalah risiko gangguan pertumbuhan karena ketidaksiapan orang tua/pengasuh dalam perawatan bayi di rumah. Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan Model Adaptasi Roy terhadap asuhan keperawatan pada neonatus dengan risiko gangguan pertumbuhan di ruang perinatologi. Terdapat tiga kasus dengan masalah keperawatan risiko gangguan pertumbuhan yang didapat melalui pengkajian perilaku mode fisiologis dan interdependensi selama perawatan di ruang perinatologi. Tindakan keperawatan yang dilakukan dengan mengelola stimulus untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku adaptif pada bayi. Hasil menunjukkan bahwa Model Adaptasi Roy dapat digunakan dalam asuhan keperawatan pada bayi dengan masalah risiko gangguan pertumbuhan melalui penggunaan media video tentang pemberian minum bayi melalui selang orogastrik sebagai sarana edukasi kepada ibu sebagai pengasuh utama bayi di rumah. Terjadi respons efektif pada mode interdependensi melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam pemberian minum bayi melalui selang orogastrik. Model Adaptasi Roy diharapkan dapat diterapkan dalam optimalisasi asuhan keperawatan bayi dengan masalah risiko gangguan pertumbuhan di ruang perinatologi.

Infant’s discharge using orogastric tube could pose a risk growth failure due to the incapable of the parents/caregivers in caring for infant at home. This case study aims to provide an overview of the application of Roy's Adaptation Model in nursing care for infants at risk of growth failure in perinatology. There are three cases with nursing problems at risk of growth failure obtained through the assessment of physiological mode behavior and interdependence during hospitalization. Nursing intervention are carried out by managing stimuli to increase and maintain adaptive behavior in infants. The results show that Roy's Adaptation Model could be used in nursing care for infants with risk of growth failure through the use of video about infant feeding through an orogastric tube as media education for mothers as being main caregivers of infants at home. There was an effective response in the interdependence mode with the increasing mother's knowledge and skill in orogastric tube feeding. Roy Adaptation Model is expected to be applied in optimizing nursing care for infants with risk of growth failure in perinatology."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Evy Marlinda
"Karya Ilmiah Akhir ini membahas aplikasi Teori Adaptasi Roy dalam asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi di ruang perawatan anak. Fokus pembahasan terhadap lima kasus berbeda dalam karya ilmiah akhir ini adalah penggunaan teori Adaptasi Roy dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Asuhan keperawatan dilakukan melalui proses keperawatan yang meliputi pengkajian perilaku dan stimulus; merumuskan tujuan; menentukan dan melaksanakan intervensi; dan evaluasi. Tujuan keperawatan anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah mempertahankan dan meningkatkan perilaku adaptif serta merubah perilaku yang tidak efektif menjadi adaptif. Kemampuan adaptasi anak dapat dilihat dari keempat mode yaitu mode fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependence.

This scientific asignment explored about the application of the Roy's Adaptation Theory in nursing care of children with disorders of nutrition in the child care unit. Five different cases under discussion here, the focus of discussion is the use of the Roy's Adaptation Theory in meet the need of nutrition. Nursing care through Roy's nursing process which includes behavior and stimulus assessment, nursing diagnosis, intervention and evaluation. The goal of nursing is to maintain and enhance adaptive behavior and change ineffective behaviors into adaptive. Adaptability of children can be seen from the fourth mode is the physiological mode, self-concept, role function and interdependence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Anggraini
"Lingkungan perawatan intensif anak dapat menjadi stimulus yang memengaruhi proses adaptasi anak maupun orang tua/wali. Orang tua akan mengalami tekanan psikologis yang berat seperti stres dan kecemasan. Asuhan keperawatan dengan pendekatan model adaptasi Roy diharapkan dapat membantu proses adaptasi orang tua ketika anak menjalani perawatan di ruang intensif. Tujuan karya tulis ilmiah ini untuk memberikan gambaran aplikasi teori model adaptasi Roy pada orang tua yang mengalami stres dan kecemasan di ruang perawatan intensif anak serta mengembangkan inovasi orientasi pasien baru melalui video untuk menurunkan stres dan kecemasan orang tua. Proses keperawatan digambarkan pada lima kasus dengan menggunakan model adaptasi Roy. Proses keperawatan yang khas pada model adaptasi Roy terdapat pada pengkajian yang dilakukan dua tahap yaitu pengkajian perilaku dan stimulus. Proses selanjutnya menyusun diagnosis, tujuan, dan implementasi keperawatan. Hasil evaluasi akhir diketahui empat dari lima orang tua memiliki respons konsep diri yang adaptif. Kecemasan orang tua menurun setelah mendapatkan video orientasi pada hari pertama anak dirawat. Oleh sebab itu, model adaptasi Roy dapat diaplikasikan pada orang tua yang mengalami stres dan kecemasan di ruang perawatan intensif anak. Inovasi video orientasi dapat dijadikan alternatif media penyampaian informasi yang konsisten kepada orang tua pada saat hari pertama anak dirawat di ruang intensif

The paediatric intensive care unit can be a stimulus that influences the adaptation process of children and their parents or guardians. Parents will experience severe psychological pressure, such as stress and anxiety. Nursing care using the Roy adaptation model approach is expected to help parents' adaptation processes when children undergo treatment in intensive care. The aim of this scientific paper is to provide an overview of the application of Roy's adaptation model theory to parents who experience stress and anxiety in paediatric intensive care and to develop new patient orientation innovations via video to reduce parental stress and anxiety. The nursing process is described in five cases using Roy's adaptation model. The typical nursing process in the Roy adaptation model consists of an assessment carried out in two stages, namely behavioural and stimulus assessment. The next process develops a diagnosis, goals, and implementation of nursing. The final evaluation results showed that four out of five parents had an adaptive self-concept response. Parental anxiety decreased after receiving an orientation video on the child's first day of care. Therefore, Roy's adaptation model can be applied to parents who experience stress and anxiety in paediatric intensive care. The orientation video innovation can be used as an alternative medium for delivering consistent information to parents on the child's first day of care in the intensive care unit."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Purnamayanti
"Perawat memiliki peran dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien dalam upaya meningkatkan pencegahan perburukan penyakit yang dapat menurunkan derajat kesehatan mereka.Peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular secara langsung mengakibatkan peningkatan hospitalisasi dan kematian. Perawat memiliki peran dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien dalam upaya meningkatkan pencegahan perburukan penyakit yang dapat menurunkan derajat kesehatan mereka dengan menjalankan perannya baik sebagai pemberi asuha, pendidik, peneliti, dan pembaharu. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dan pendidik diterapkan pada 31 pasien dengan berbagai macam kasus kardiovaskular baik kasus medical maupun surgical. Pendekatan teori model yang digunakan adalah Teori Adaptasi Sister Callista Roy. Hasil analisis praktek menunjukkan bahwa teori Adaptasi Roy dapat digunakan pada asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskular. Peran peneliti dilakukan dengan melakukan uji kelayakan Zadit Burden Interview sebagai instrument pengkajian beban caregiver pada klien dengan gagal jantung. Hasil uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa instrument tersebut memiliki reliabilitas yang cukup baik, namun harus dimodifikasi kembali dikarenakan terdapat 5 pertanyaan yang tidak valid. Adapun peran sebagai pembaharu adalah dengan merancang screening kebutuhan paliatif. Hasil uji validitas menunjukkan adanya hubungan yang positif dan kuat antara skor paliatif dengan beratnya gejala r=0,53, p=0,004.

Nurses have a role in improving the knowledge and skills of patients in an effort to improve the prevention of worsening disease that can reduce their health status. Increased prevalence of cardiovascular disease directly leads to increased hospitalization and death. Nurses have a role in improving the knowledge and skills of patients in an effort to improve the prevention of disease deterioration that can reduce their health by performing their role as a caregiver, educator, researcher, and inovator. Roles as nursing caregivers and educators are applied to 31 patients with various cardiovascular cases in both medical and surgical cases. The model theory approach used is Sister Callista Roy Adaptation Theory. The results of the practice analysis show that Roy's Adaptation theory can be used on client's nursing care with cardiovascular system disorders. The role of the researcher was conducted by conducting the Zadit Burden Interview feasibility test as a caregiver burden assessment instrument on clients with heart failure. Validity and reliability test results indicate that the instrument has a good enough reliability, but must be modified again because there are 5 invalid questions. The role of inovator is by designing palliative needs screening. The results of the validity test showed a positive and strong correlation between the palliative score and the symptomp burden r = 0.53, p = 0.004."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>