Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177233 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dimas Zainul Haq
"Studi ini bertujuan untuk memahami lebih jauh kehadiran tampilan seksual dan objektifikasi tubuh perempuan dalam permainan Honkai Impact, khususnya pada komunitas Honkai Impact Indonesia. Studi-studi sebelumnya telah menunjukkan adanya potensi dampak yang muncul dari hadirnya tampilan seksual dalam permainan terhadap sikap dan pandangan pemain. Melanjutkan penelitian sebelumnya mengenai tampilan seksual pada video game, penelitian ini menggunakan konsep hiperseksualisasi dan objektifikasi tubuh untuk menganalisis bagaimana karakter perempuan ditampilkan dalam permainan dan dampaknya terhadap persepsi pemain. Peneliti berargumen bahwa tampilan perempuan yang dibuat seksual secara berlebihan di dalam permainan mengkondisikan normalisasi tubuh perempuan sebagai objek seksual. Pengumpulan data penelitian dilakukan secara kualitatif melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis isi diskusi dalam komunitas Honkai Impact Indonesia. Penelitian ini menemukan adanya proses penerimaan pemain dan komunitas mengenai tampilan seksual dalam permainan sebagai pengalaman kolektif, sehingga diskusi dan perbincangan pada bagian tubuh perempuan secara seksual dilihat sebagai hal yang wajar. 

This study aims to further understand the presence of sexualized portrayals and objectification of female bodies in the game Honkai Impact, particularly within the Indonesian Honkai Impact community. Previous studies have shown the potential impact that sexualized imagery in games can have on players' attitudes and perceptions. Building on previous research on sexualized image in video games, this study utilizes the concepts of hypersexualization and body objectification to analyze how female characters are portrayed in the game and their impact on players' perceptions. The researchers argue that the overly sexualized portrayal of women in the game conditions the normalization of women's bodies as sexual objects. Qualitative data for this research was collected through in-depth interviews, observations, and content analysis of discussions within the Indonesian Honkai Impact community. The study finds that players and the community as a whole tend to accept the sexualized portrayals in the game as a collective experience. Consequently, discussions and conversations about sexualized aspects of female bodies are seen as commonplace and normalized within the community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresa Bianca Swasono
"Tulisan ini membahas seksualisasi karakter perempuan di dalam video game, khususnya Honkai Impact 3rd dan Genshin Impact dan dampaknya dalam memandang cosplayer perempuan. Tulisan ini adalah tulisan kualitatif dengan model deskriptif-eksplanatori. Hasil penelitian menemukan karakter perempuan masih kerap kali didesain berdasarkan male gaze dan diobjektifikasi. Ketika perempuan cosplay sebagai karakter video game yang diseksualisasi, batas antara fantasi dan realitas seolah kabur dengan adanya standar yang diimplementasikan bagi para penikmat video game terhadap cosplayer perempuan. Standar ini seringkali mengakibatkan adanya komentar dan lelucon seksis, bermakna kekerasan dan pelecehan seksual, juga menghina tubuh cosplayer. Penelitian menggunakan visual kriminologi yang telah diintegrasikan dengan feminis kriminologi agar mendapat cara pandang untuk masalah yang diteliti.

This research discusses the sexualization of female characters in video games, especially Honkai Impact 3rd and Genshin Impact, and their impact on viewing female cosplayers. This research uses a qualitative writing style with a descriptive-explanatory model. Results found that female video game characters are often designed based on the male gaze and are usually objectified. When women cosplay as sexualized video game characters, the boundaries between fantasy and reality seem to blur due to the standards implemented by video game enjoyers towards female cosplayers. These standards repeatedly result in sexist comments and jokes, sexual harassment remarks, and insults to the cosplayer's body. The research uses visual criminology integrated with feminist criminology to get a perspective on the problem of the study.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mei, Liu Xiang
"Penelitian ini membahas tentang perbedaan representasi objektifikasi perempuan dalam humor seksual antara Tiongkok dan Indonesia, serta implikasinya terhadap persepsi sosial. Dengan menggunakan analisis kualitatif, studi ini membandingkan konten humor dari kedua negara, mengidentifikasi cara-cara perempuan diobjektifikasi dalam konteks budaya dan sosial yang berbeda. Di Indonesia, humor cenderung menggambarkan perempuan dalam peran domestik dan tradisional, sementara di Tiongkok, objektifikasi lebih eksplisit dan berfokus pada aspek seksual dan transaksional. Metodologi penelitian melibatkan analisis konten terhadap humor dalam media massa dan digital, dengan teori Avner Ziv tentang humor, teori objektifikasi Nussbaum dan Langton, dan perspektif feminisme serta teori kritis media sebagai kerangka teori. Hasil studi ini menyoroti bagaimana norma sosial dan nilai budaya mempengaruhi representasi objektifikasi perempuan dalam humor, serta dampaknya terhadap pandangan masyarakat terhadap perempuan, menunjukkan perlunya pemahaman kritis terhadap humor dalam konteks sosial dan gender yang lebih luas.

This research discusses the differences in the representation of women's objectification in sexual humor between China and Indonesia, and its implications on social perceptions. Utilizing qualitative analysis, the study compares humor content from both countries, identifying how women are objectified within different cultural and social contexts. In Indonesia, humor tends to depict women in domestic and traditional roles, whereas in Tiongkok, objectification is more explicit and focuses on sexual and transactional aspects. The research methodology involves content analysis of humor in mass media and digital platforms, employing Avner Ziv’s theory of humor, Nussbaum and Langton's objectification theory, and perspectives from feminism and critical media theory as the theoretical framework. The findings highlight how social norms and cultural values influence the representation of women's objectification in humor, and its impact on societal views of women, indicating the need for a critical understanding of humor within broader social and gender contexts.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Shafira
"ABSTRAK
Paprika merupakan sebuah film yang menceritakan bagaimana mimpi dapat mempengaruhi dunia nyata dan kesadaran orang-orang yang bermimpi. Mereka yang berada di dunia nyata dapat masuk ke dalam dunia mimpi, miliknya maupun milik orang lain dengan bantuan teknologi pada zaman tersebut. Dalam skripsi ini akan dibahas objektifikasi seksual terhadap perempuan yang terlihat dalam film tersebut. Penelitian ini menggunakan teori feminisme eksistensialis oleh Simone de Beauvoir yang mengatakan bahwa laki-laki adalah subjek dan memosisikan perempuan sebagai objek, juga teori male gaze oleh Laura Mulvey yang mengatakan bahwa perempuan dalam film merupakan hasil imajinasi laki-laki terhadap perempuan. Analisis akan dilakukan dengan sekuen-sekuen yang diambil dari film dan dialog yang diucapkan oleh para karakter. Hasil penelitian ini adalah dalam film Paprika, karakter laki-laki diperlihatkan sebagai subjek dengan perempuan sebagai objek erotis yang ada untuk memenuhi kebutuhan laki-laki, penonton maupun karakter laki-laki dalam film.

ABSTRACT
Paprika is a film about how dreams could affect the real life world and the consciousness of the people who dreamt. Those people in the real world could go into the dream world, their own or others rsquo , with the help of the technology at that time. This study is focusing on how sexual objectification of women is shown in the film. This research is based on existentialist feminism by Simone de Beauvoir which talks about man as subject and positioning the women as objects. Male gaze theory by Laura Mulvey is about how women in films are the embodiment of women in man rsquo s imaginations, is also used to see how women in film Paprika is shown as the erotic objects of man characters. The scenes and the dialogue in the films will be used for the analyzation. The researcher suggest that in Paprika, the man characters is shown as the subjects and women as erotic objects that exist for the need of man, as audience and as characters in the films. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arma Jala Vira Shanty
"ABSTRAK
Skripsi ini menjelaskan kajian kriminologi terhadap objektifikasi tubuh
perempuan yang terjadi pada model perempuan (Jessy dan Fei) sebagai penampil
dalam fenomena Sexy Car Wash. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode feminis yang bertujuan untuk melihat opresi tubuh perempuan
yang terjadi dalam praktik Sexy Car Wash. Peneliti menggunakan teori feminis
radikal untuk menjelaskan objektifikasi yang terjadi dan didukung oleh konsep
komodifikasi dan kapitalisme. Ditemukan bahwa model perempuan dalam Sexy
Car Wash terobjektifikasi secara seksual oleh sistem budaya patriarki yang
melekat pada hobi maskulin laki-laki, yaitu otomotif, yang dikomodifikasi oleh
kapitalisme. Pada akhirnya, penelitian ini menemukan bahwa objektifikasi tubuh
perempuan pada Jessy dan Fei merupakan kejahatan terhadap perempuan karena
telah mengopresi tubuh perempuan sebagai objek hiburan semata dalam hobi
otomotif dan melahirkan adanya objektifikasi lanjutan yang terealisasikan dalam
escorting dan prostitusi online.

ABSTRACT
This study focus on women?s body objectification based on two case studies from two models (Jessy and Fei) as performers in the Sexy Car Wash phenomenon. This research used feminism method which aims to see women's body operation that occurs in Sexy Car Wash practice and discuss it in criminological perspectives. In discussion sesion, researcher used radical feminism theory to explain objectification that is supported by commodification and capitalism concepts. This research found that women models in the Sexy Car Wash are sexually objectified by patriarchy culture system that attached to men?s masculine hobby, which is automotive, that is commodified by capitalism. In the end, this research found that women?s body objectification againts Jessy and Fei is a crime againts women, because it has been oppressing the women?s body as an object of entertainment in automotive hobby and inflicts to their continued objectifications that are realized in escorting and online prostitution."
2016
S65744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gigha Angel Winly Oktaviana
"Industri K-pop sudah tidak diragukan lagi ketenarannya dan menjadi salah satu fenomena global yang memiliki banyak peminat, terutama remaja. Namun, hal tersebut juga memicu banyaknya persaingan demi menarik perhatian publik. Perusahaan berlomba-lomba untuk mendebutkan boy atau girl grup dengan aturan yang cukup ketat. Girl idola contohnya, standar kecantikan seperti tubuh ideal, cantik, berkulit putih yang telah diterapkan pada industri K-pop secara tidak langsung menyebabkan adanya perilaku objektifikasi terhadap tubuh perempuan dan dijadikan sebagai objek untuk menyenangkan hasrat laki-laki. Penelitian ini berusaha untuk membongkar bagaimana objektifikasi dan seksualisai idola dapat terjadi dan kehidupan idola perempuan banyak disetir oleh perusahaan mereka. Dengan menggunakan teori politik seksual yang dikemukakan oleh Andrea Dworkin yang mana menyatakan pornografi menggambarkan laki-laki sebagai pria jantan yang mendominasi, sedangkan perempuan diperdagangkan, dikolektifikasi dan diobjektifikasi. Penulis berusaha untuk memperlihatkan bagaimana tubuh perempuan diperlakukan sebagai objek yang dapat dikomersialkan kepada publik dan digunakan untuk menarik perhatian masyarakat.
The K-pop industry has undoubtedly become a global phenomenon that has many fans, especially teenagers. However, it also triggers a lot of competition to attract public attention. Companies are competing to debut boy or girl groups with quite strict rules. Girl idols, for example, beauty standards such as ideal body, beautiful, white skin that have been applied to the K-pop industry indirectly lead to objectification behavior towards women's bodies and are used as objects to please men's desires. This research seeks to uncover how objectification and sexualization of idols can occur and the lives of female idols are largely driven by their companies. By using the theory of sexual politics put forward by Andrea Dworkin, which states that pornography depicts men as dominating males, while women are trafficked, collectivized and objectified. The author tries to show how women's bodies are treated as objects that can be commercialized to the public and used to attract public attention."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Carina Putri Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kekerasan seksual terhadap perempuan, khususnya dalam bentuk pemerkosaan, merupakan masalah serius yang terjadi di Indonesia. Meskipun demikian, masih belum tercipta kondisi yang mendukung bagi korban karena adanya penerimaan mitos pemerkosaan. Studi ini dilakukan untuk menguji peranan seksisme ambivalen dan objektifikasi seksual terhadap perempuan dalam memprediksi penerimaan mitos pemerkosaan pada mahasiswa laki-laki di wilayah Jabodetabek. Hasil menunjukkan bahwa seksisme ambivalen ? = 0,412, t 2, 272 =8,118.

Sexual violence against woman, particularly in the form of rape, is a serious problem that occurs in Indonesia. However, the condition for rape victim is still not supporting enough because of rape myth acceptance. This study is conducted to examine the role of ambivalent sexism and sexual objectification of women to predict rape myth acceptance among male college student in Jabodetabek region. The result shows that ambivalent sexism 0,412, t 2, 272 8,118."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darell Hanriza Putra
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara perilaku objektifikasi seksual interpersonal dengan sikap mengenai persetujuan seksual pada dewasa muda pengguna aplikasi kencan daring di Indonesia, serta apakah terdapat perbedaan dalam skor rata-rata kedua variabel antara partisipan laki-laki dan perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional Pearson Product-Moment Correlation dan komparatif menggunakan Independent Samples t-test, dengan menggunakan alat ukur adaptasi Sexual Consent Attitude Scale dan Interpersonal Sexual Objectification Scale – Perpetration Version dengan jumlah total 330 sampel. Hasil analisis utama penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku objektifikasi seksual interpersonal, baik secara keseluruhan maupun masing-masing dimensinya (body comments, body gazes, dan unwanted explicit sexual advances), dengan masing-masing dimensi dari sikap mengenai persetujuan seksual (hubungan negatif pada asking for consent first is important dan hubungan positif pada commitment reduces asking for consent). Selain itu, hasil penelitian ini juga mennjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan dalam objektifikasi seksual interpersonal maupun sikap mengenai persetujuan seksual antara partisipan laki-laki dan perempuan. Penelitian ini berimplikasi terhadap program psikoedukasi mengenai persetujuan seksual dan/atau upaya prevensi kekerasan seksual.

This research is conducted to see whether there is a relationship between interpersonal sexual objectification and sexual consent attitude and in young adult dating app users in Indonesia, and whether there are differences in both variable mean scores between male and female participants. This study uses correlational quantitative method using Pearson Product-Moment Correlation and comparative method using Independent Samples t-test, using the adapted version of Sexual Consent Attitude Scale and Interpersonal Sexual Objectification Scale – Perpetration Version with a total of 330 samples. Results of this research showed that there is a significant relationship between interpersonal sexual objectification, both with the total score and scores within each dimension (body comments, body gazes, and unwanted explicit sexual advances) and each dimension of sexual consent attitude (negative relationship on asking for consent first is important, and positive relationship on commitment to reduce asking for consent). Besides that, results of this study also showed that there is a significant mean difference on both interpersonal sexual objectification and sexual consent attitude between male and female participants. This research has an implication towards psychoeducational programs about sexual consent and/or to prevent sexual violence."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Hanif Perdana Puteranda
"Dalam platform media digital, khususnya Twitter, terdapat konten revenge porn. Pada media sosial Twitter terdapat banyak akun yang menyediakan layanan berupa kumpulan konten revenge porn yang dikomodifikasikan dengan sistem membership. Konten revenge porn dapat menjadi sebuah komoditas karena masyarakat masih terbiasa dengan objektifikasi perempuan di dalam dunia maya. Komodifikasi merupakan pemahaman bahwa segala hal yang mereduksi nilai kemanusiaan menjadi nilai ekonomis dan kemudian membuat berbagai perbedaan menjadi sama yang seharusnya menjadi karakteristik kehidupan sehari-hari. Dari proses komodifikasi tersebut terdapat beberapa pihak yang mendapatkan social capital. Penulisan jurnal ini bertujuan untuk menganalisa proses objektifikasi perempuan menjadi penyebab komodifikasi dari konten revenge porn dan juga bagaimana komodifikasi berpengaruh terhadap social capital dari pihak yang terkait dengan konten tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis komparatif yang membandingkan beberapa penelitian yang membahas topik serupa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan dianggap sebagai objek yang memiliki nilai untuk diperjualbelikan lalu beberapa pihak yang tidak bertanggungjawab melakukan komodifikasi lalu social capital, sang pelaku dan korban dalam revenge porn mengalami perbedaan perubahan kapital-nya dan bersifat berat sebelah atau dalam kata lain hanya bersifat positif bagi laki-laki saja.

Revenge porn has grown prevalent on Twitter. Realising the potential of a digital market, an exclusive band of users have found ways to collect and distribute ‘exclusive’ revenge porn, and eventually established a paid membership system for such content. A commodity of sorts. One in which women are objectified. This journal critically analyzes how women are commodified as revenge porn content, as well as how commodification affects the dynamics of social capital for those involved in the process of revenge porn distribution. This journal uses a comparative analysis of secondary sources that discuss similar topics, as well as an interview with past revenge porn victims. The research results confirm the perception that women are valuable ‘objects’, allowing them to be exploited and commodified, including in the form of digital images. As a further result, this perception tips social capital in favor of men."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Sekarningrum
"Perempuan di film Amerika masih mengalami representasi yang kurang tepat. Isu ini terdapat pada film Catch Me If You Can 2002 yang terkandung konsep objektifikasi perepuan di dalamnya. Dengan menganalisis beberapa adegan yang terdapat karakter perempuan dan terdapat konsep objektifikasi di dalamnya, dan memakai teori ldquo;Male gaze rdquo; Laura Mulvey dan teori penggambaran perempuan di media massa oleh Gaye Tuchman, artikel ini bertujuan untuk membahas bentuk dari objektifikasi perempuan dan posisi mereka yang ditampilkan di film ini. Artikel ini mengungkapkan bahwa mise-en-scene dari beberapa adegan di film ini dan karakterisasi dari karakter perempuan tertentu di film ini mengindikasikan penggambaran perempuan sebagai objek yang tidak berdaya.

Women in American film are still very much underrepresented. This includes in Catch Me If You Can 2002 movie that features a concept of women objectification. Through analyzing particular scenes that involve the and affirms the objectification concept, and using Laura Mulvey rsquo;s framework of ldquo;male gaze rdquo; and Gaye Tuchman rsquo;s ldquo;women depiction by mass media, rdquo; this article aims to examine the form of women objectification and their position portrayed in this movie. This article reveals that the mise-en-scene of selected scenes and the characterization of particular female characters in the movie indicate the portrayal of women as powerless objects.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>