Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180764 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Azzahra Putri
"Orang tua dari anak dengan ASD mengalami stres pengasuhan yang lebih tinggi daripada anak tanpa ASD. Jika tidak diatasi dengan baik, maka stres pengasuhan bisa berdampak bagi penurunan kualitas pengasuhan, serta berkaitan dengan hubungan pasangan. Oleh karena itu, diperlukan strategi coping untuk menghadapi stres pengasuhan pada orang tua dari anak dengan ASD. Dyadic coping dapat digunakan untuk menghadapi stres pengasuhan dalam mengasuh anak dengan ASD. Dyadic coping terdiri dari positive dan negative dyadic coping. Positive dyadic coping terdiri dari supportive, delegated, dan common dyadic coping. Peneliti berfokus pada supportive dyadic coping karena menampilkan dukungan yang diberikan dan didapatkan pasangan dalam menghadapi stres pengasuhan. Tujuan penelitian adalah melihat hubungan antara supportive dyadic coping dan stres pengasuhan pada orang tua dengan anak ASD. Partisipan penelitian berjumlah 82 ayah atau ibu dari anak dengan ASD di Indonesia. Alat ukur yang digunakan adalah subskala supportive dyadic coping (by partner dan by self) dari Dyadic Coping Inventory (DCI) dan Parenting Stress Index-Short Form (PSI-SF). Hasil penelitian menampilkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara supportive dyadic coping dan stres pengasuhan pada orang tua dengan anak ASD (r=-.261, N=82, p<.01, one-tailed). Artinya, semakin tinggi supportive dyadic coping, maka semakin rendah stres pengasuhan orang tua dengan anak ASD.

Parents of ASD children experience higher parenting stress than those without ASD children. If it doesn't dealt properly, there is a chance that parenting stress has an impact on the quality of parenting and couple's relationship. Therefore, coping strategies are needed to deal with parenting stress for parents of ASD children. Dyadic coping can be used to deal with parenting stress in rearing ASD children. Dyadic coping consists of positive and negative dyadic coping. Positive dyadic coping consists of supportive, delegated, and common dyadic coping. This study focused on supportive dyadic coping because it displays the support by self and partner in dealing with parenting stress. The purpose of this study was to assess the relationship between supportive dyadic coping and parenting stress in parents of ASD children. There are 82 fathers or mothers of ASD children in Indonesia that participated in this study. The measurement tools used in this study were the supportive dyadic coping subscales (by partner and by self) of the Dyadic Coping Inventory (DCI) and the Parenting Stress Index-Short Form (PSI-SF). The results showed that there was a significant negative relationship between supportive dyadic coping and parenting stress in parents of ASD children (r=-.261, N=82, p<.01, one-tailed). That is, the higher the supportive dyadic coping, the lower the parenting stress of parents of ASD children."
Depok: Fakultas Psikologi Univeraitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khariza Nararya
"Tujuan penelitian ini adalah melihat efek moderasi dari kedua faktor common dyadic coping terhadap hubungan antara kepuasan pernikahan dengan parenting stress pada orang tua dari anak dengan spektrum autisme di Indonesia. Penelitian dilakukan kepada 131 partisipan di Jabodetabek, Bali, dan Lampung. Penelitian menggunakan alat ukur Couples Satisfaction Index–Short Form, Parenting Stress Index, dan Dyadic Coping Inventory. Analisis data dilakukan dengan korelasi Pearson, analisis regresi linear, dan Hayes Macro Process. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara kepuasan pernikahan dan parenting stress serta tidak ditemukan efek moderasi dari kedua faktor common dyadic coping terhadap hubungan kepuasan pernikahan dan parenting stress.

The aim of this study is to evaluate the moderating effect of the two factors of common dyadic coping in the relationship between marital satisfaction and parenting stress for parents of individuals with autism spectrum disorder in Indonesia. The study was conducted to 131 participants in Jabodetabek, Bali, and Lampung area. This study uses Couples Satisfaction Index–Short Form, Parenting Stress Index, and Dyadic Coping Inventory to measure the variables. Data is analyzed using Pearson correlation, linear regression analysis, and Hayes Macro Process. Findings of the study showed that there is a significant negative correlation between marital satisfaction and parenting stress, and there is no moderating effect from the two factors of common dyadic coping to that relationship."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadlun Nissa
"Kepuasan pernikahan yang rendah pada orang tua dari anak dengan spektrum autisme dapat menimbulkan dampak negatif terhadap individu maupun keluarga. Orang tua sering ditemukan mengalami parenting stress dalam mengasuh anak dengan spektrum autisme. Parenting stress yang berkepanjangan dapat memprediksi rendahnya kepuasan pernikahan orang tua. Akan tetapi, supportive dyadic coping diduga dapat mengurangi stres yang dirasakan orang tua, sehingga kepuasan pernikahan dapat tetap terjaga.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kepuasan pernikahan dan parenting stress serta efek moderasi dari supportive dyadic coping terhadap hubungan antara kepuasan pernikahan dan parenting stress pada orang tua dari anak dengan spektrum autisme di Indonesia. Penelitian ini dilakukan kepada 134 partisipan di Jabodetabek, Lampung, dan Bali.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kepuasan pernikahan dan parenting stress serta tidak ditemukan efek moderasi dari supportive dyadic coping terhadap hubungan antara kepuasan pernikahan dan parenting stress.

Low marriage satisfaction in parents of children with the autism spectrum can have a negative impact on individuals and families. Parents are often encountered experiencing parenting stress in caring for children with the autism spectrum. Prolonged parenting stress can predict low satisfaction of marriages. However, supportive dyadic coping is thought to reduce parenting stress, so that marital satisfaction can be maintained.
This study aims to look at the relationship between marital satisfaction and parenting stress and the moderating effects of supportive dyadic coping on the relationship between marital satisfaction and parenting stress in parents of children with autism spectrum in Indonesia. This research was conducted on 134 participants in Jabodetabek, Lampung, and Bali.
The results showed that there was a significant negative relationship between marital satisfaction and parenting stress and no moderating effect of supportive dyadic coping on the relationship between marital satisfaction and parenting stress was found.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Dewianti Putri
"Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan yang jumlahnya terus bertambah termasuk di Indonesia. Masalah perkembangan tersebut membuat anak dengan spektrum autisme (SA) harus bergantung kepada bantuan dan pendampingan dari orang tuanya. Untuk menjaga kepuasan pernikahan meskipun dihadapkan oleh tantangan terkait simtom anak, orang tua dapat menghadapi permasalahan secara bersama atau yang biasa disebut dyadic coping. Penelitian ini menggunakan teknik korelasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan pernikahan dan dyadic coping serta masing-masing faktornya pada orang tua dari anak dengan SA. Partisipan merupakan 145 orang tua dari anak dengan SA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan secara signifikan antara kepuasan pernikahan dan dyadic coping serta masing-masing faktornya. Dari penelitian ini, diketahui bahwa faktor emotion-focused supportive dyadic coping merupakan faktor yang paling berkontribusi pada kepuasan pernikahan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Larasati
"Pengasuhan terhadap anak dengan ASD bukan suatu hal yang mudah dan seringkali dapat membuat tingkat stres yang tinggi pada orang tua (Shattnawi dkk., 2020; Bonis, 2016). Oleh karena itu, dibutuhkan pengelolaan stres yang baik salah satunya dengan melakukan pemecahan masalah secara bersama dengan pasangan atau disebut common dyadic coping. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara penggunaan strategi common dyadic coping dengan stres pengasuhan pada orang tua yang memiliki anak dengan Autistic Spectrum Disorder. Penelitian dilakukan pada 94 partisipan orang tua yang memiliki anak dengan Autistic Spectrum Disorder. Alat ukur yang digunakan berupa Dyadic Coping Inventory (DCI) dan Parenting Stress Index Short Form (PSI-SF). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang negatif antara penerapan strategi common dyadic coping dengan stres pengasuhan pada orang tua yang memiliki anak dengan Autistic Spectrum Disorder (r = -0,291, n = 82, r2 = 0,0846). Penelitian ini dapat menjadi implikasi pada bidang psikologi dalam psikoedukasi terkait dengan common dyadic coping dan stress pengasuhan.

Taking care of children with Autistic Spectrum Disorder can be quite challenging, often leading to high levels of stress in parents (Shattnawi et al., 2020; Bonis, 2016). Therefore, an effective stress management in parents is essential, such as engaging in joint problem-solving with a partner, which is referred to as common dyadic coping. This study aims to examine the relationship between the use of common dyadic coping strategies and parenting stress in parents who have children with Autistic Spectrum Disorder. The study was conducted on 94 parents who had children with Autistic Spectrum Disorder. Dyadic Coping Inventory (DCI) and Parenting Stress Index Short Form (PSI-SF) are used to measure common dyadic coping and parenting stress in parents. The results showed that there was a negative relationship between the implementation of common dyadic coping strategies and parenting stress in parents who have children with Autistic Spectrum Disorder (r = -0.291, n = 82, r2 = 0.0846). This research can be implication in the field of psychology related to common dyadic coping and parenting stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yublina Septiani
"Dalam keluarga menjadi salah satu stresor yang dialami oleh orangtua. Dalam menangani stres yang dirasakan, setiap orang tentunya memiliki strategi koping yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres dan strategi koping orangtua yang memiliki anak autism spectrum disorder. Desain yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 41 orangtua di Rumah Autis yang dipilih dengan menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah Parental Stress Scale untuk mengukur tingkat stres orangtua dan Ways of Coping Revised Version untuk mengukur strategi koping. Penelitian ini menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki tingkat stres yang tinggi 51,2 dan sebagian besar menggunakan strategi emotion-focused coping 67,86 . Disarankan perawat bekerja sama dengan Rumah Autis untuk membantu orangtua dalam manajemen stres dengan memberikan konseling atau edukasi tentang stres dan koping.

The presence of children with autism spectrum disorder in the family becomes one of the stressors experienced by parents. In dealing with the stress that is felt, every person have own different coping strategies. This study aimed to identify the level of stress and coping strategies in parents of children with autism spectrum disorder. Descriptive design used in this study with cross sectional approach. Respondents in this study were 41 parents in Rumah Autis that selected with total sampling technique. Instrument that used in this study are Parental Stress Scale to measure the level of stress, and Ways of Coping Questionnaire Revised Version to measure coping strategies. This study used univariate analysis. The result showed that the majority of parents have high level of stress 51,2 , and the majority of parents used emotion focused coping strategy 67,86 . It is recommended for nurses to cooperate with Rumah Autis to help parents in stress management by providing counseling or education about stress and coping.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67561
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariani Putri Maharani
"Berperan sebagai orang tua berarti memiliki peran penting dalam pengasuhan anak. Namun, mengasuh anak dapat menjadi faktor penyebab orang tua mengalami stres. Kondisi tersebut dapat diperparah ketika orang tua memiliki anak yang berkebutuhan khusus. Tingkat resiliensi yang rendah dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan orang tua mengalami tingkat stres yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dan tingkat stres orang tua yang memiliki anak penyandang Autism Spectrum Disorder.
Metode penelitian ini menggunakan desain analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah orang tua murid di Sekolah Mandiga Jakarta Selatan sebanyak 30 orang dengan menggunakan metode total sampling. Alat ukur penelitian yang digunakan adalah Brief Resilience Scale untuk variabel resiliensi, dan Parental Stress Scale untuk variabel tingkat stres orang tua. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat menggunakan uji korelasi gamma. Uji korelasi gamma digunakan untuk melihat adanya hubungan serta tingkat kekuatan hubungan pada dua variabel.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara resiliensi dan tingkat stres pada orang tua yang memiliki anak penyandang Autism Spectrum Disorder di Sekolah Mandiga Jakarta Selatan. Koefisien korelasi yang didapatkan adalah -0,701, sehingga hubungan bersifat kuat dan negatif. Promosi kesehatan mental bagi orang tua perlu dilakukan secara rutin untuk mempertahankan status kesehatan mental, meningkatkan resiliensi, serta mencegah terjadinya stres pada orang tua.

Playing the role as a parent means having an important role in parenting. However, taking care of children can be one of the factors causing parents to experience stress. This condition can be aggravated when parents have children with special needs. Low levels of resilience can be one of the factors that causes older people to experience high levels of stress. This study aims to determine the relationship between resilience and stress levels of parents who have children with Autism Spectrum Disorder.
This research method uses correlative analytic design with cross sectional approach. The subjects of this study were 30 students parents at the Sekolah Mandiga Jakarta Selatan and the study was carried out using the total sampling method. The research measuring instrument used was the Brief Resilience Scale for resilience variables, and the Parental Stress Scale for variable stress levels of parents. The data analysis used was univariate and bivariate analysis using the gamma correlation test. The gamma correlation test is used to see the relationship and the level of strength of the relationship between the two variables.
This study concludes that there is a strong relationship between resilience and stress levels in parents who have children with Autism Spectrum Disorder at Sekolah Mandiga South Jakarta. The correlation coefficient obtained is -0.701, so the relationship is strong and negative. Promoting mental health for parents needs to be done routinely to maintain mental health status, increase resilience, and prevent stress among parents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Made Puspita Sari
"Pola asuh merupakan rangkaian interaksi intensif yang melibatkan orang tua dan anak. Sibling relationship adalah interaksi antar dua individu maupun lebih yang memiliki hubungan secara biologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap sibling relationship dengan anak penyandang Autisme Spectrum Disorder (ASD).
Penelitian ini menggunakan pendekatan potong silang pada 107 responden dipilih melalui teknik purposive sampling. Peneliti melihat pola asuh orang tua menggunakan kuesioner Parenting Style and Dimensions Questionnaire (PSDQ) dan sibling relationship menggunakan kuesioner Sibling Relationship Questionnaire (SRQ).
Hasil penelitian menunjukkan 77,78% ibu yang menerapkan pola asuh demokratis memfasilitasi sibling relationship bersifat positif dan 74,28% ayah yang menerapkan pola asuh demokratis memfasilitasi sibling relationship bersifat negatif. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola asuh responden dengan sibling relationship (p>0,05; α=0,05). Penelitian selanjutnya dapat dilakukan observasi dan wawancara langsung kepada sibling serta memperluas lokasi penelitian untuk lebih menggambarkan populasi penelitian.

Parenting is an intensive interaction involving parents and children. Sibling relationship is the interaction between two or more individuals who have a biological relationship. The aim of this research was to identify the relation between parenting style of sibling relationship with Autism Spectrum Disorder (ASD).
This research used cross-sectional on 107 respondents was involved with purposive sampling technique. Researcher used Parenting Style and Dimensions Questionnaire (PSDQ) to study parenting style and Sibling Relationship Questionnaire (SRQ) to measure sibling relationship.
The result showed that 77,78% mother applying authoritative facilitate sibling relationship is positive and 74,28% applying authoritative facilitate sibling relationship is negative. Bivariate analysis result showed that there was no relation between parenting style of sibling relationship with Autism Spectrum Disorder (p>0,05; α=0,05). It is recommended that research should conduct observation and interview are more appropriate toward sibling. Beside, the future research can increasing the number of respondents will benefit the future research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Shaliha Nurisman
"Orang tua dengan anak ADHD merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami parenting stress sehingga dibutuhkan sebuah metode yang tepat untuk menurunkan keadaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dyadic coping dan parenting stress pada orang tua dengan anak ADHD. Partisipan terdiri dari 69 suami dan/atau istri yang mempunyai anak ADHD dibawah 18 tahun. Parenting stress diukur melalui PSI-SF oleh Abidin (1995), sedangkan dyadic coping diukur melalui DCI oleh Bodenmann (2008). Penelitian ini menggunakan analisis korelasi pearson dan spearman melalui SPSS ver 26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya dimensi negative dyadic coping yang berhubungan negatif signifikan dengan parenting stress, sedangkan dimensi common, delegated, dan supportive tidak berhubungan. Penelitian ini menyarankan untuk memperhatikan penggunaan negative dyadic coping pada orang tua dengan anak ADHD.

Parents of children with ADHD are prone to parenting stress, indicating a method is needed to tackle this condition. This study aimed to examine the relationship between dyadic coping and parenting stress among parents of children with ADHD. The participants consisted of 69 husbands and/or wives with children diagnosed with ADHD under the age of 18. PSI-SF by Abidin (1995) was used to measure parenting stress, while the DCI by Bodenmann (2008) was used to measure dyadic coping. Pearson and Spearman correlation analyses were conducted using IBM SPSS Statistics 26. The results showed that (1) there was no association between positive dyadic coping, including common, supportive, and delegated dyadic coping, and parenting stress, and (2) there was a significant positive correlation between negative dyadic coping and parenting stress among parents of children with ADHD, with a medium effect size. This study suggests the need to pay attention to the use of negative dyadic coping among parents of children with ADHD."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Dwi Larasati
"Temperamen dan pengasuhan reflektif (Parental Reflective Functioning/PRF) merupakan faktor internal dan eksternal pada anak yang berkontribusi dalam memengaruhi kemampuan regulasi emosi anak. Namun belum diketahui faktor mana yang memberikan kontribusi lebih besar dalam memengaruhi regulasi emosi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor mana di antara temperamen anak dan parental reflective functioning (PRF) ibu, beserta dimensi-dimensinya, yang memberikan kontribusi terbesar dalam memengaruhi regulasi emosi pada anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD), berdasarkan perspektif ibu. Desain penelitian non-experimental dan pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini dengan total partisipan penelitian berjumlah 76 orang yang merupakan ibu yang memiliki anak dengan ASD. Alat ukur yang digunakan adalah Emotion Regulation Checklist (ERC) untuk mengkur regulasi emosi, Child Behavior Questionnaire (CBQ) untuk mengukur temperamen, dan Parental Reflective Functioning Questionnaire (PRFQ) untuk mengukur PRF. Teknik olah data statistik yang digunakan adalah hierarchical multiple regression - stepwise method. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa dua dimensi dari temperamen, yaitu effortful control dan negative affect, serta dua dimensi dari PRF, yaitu certainty of mental states dan interest and curiosity memberikan kontribusi secara signifikan dalam memengaruhi regulasi emosi, dengan dimensi yang memiliki kontribusi tertinggi adalah dimensi effortful control. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling berkontribusi dalam memengaruhi regulasi emosi pada anak dengan ASD adalah faktor effortful control yang merupakan bagian dari temperamen.

Temperament and reflective parenting (Parental Reflective Functioning/PRF) are contributing internal and external factors that influences child's emotion regulation. However, which factor that give larger contribution is remain unknown. This study aims to see which factor between temperament and mother's PRF, along with dimensions respectively, give larger contribution on influencing emotion regulation among children with Autism Spectrum Disorder (ASD), based on mothers perspective. Using non-experimental and quantitative design, with total 76 mothers who has children with ASD age 6-12 as participant, given three parent-report instruments, which are Emotion Regulation Checklist (ERC) to measure child's emotion regulation, Child Behavior Questionnaire (CBQ) to measure child's temperament, and Parental Reflective Functioning Questionnaire (PRFQ) to measure mother's PRF. Hierarchical multiple regression - stepwise method was used in this study. Result showed that two of three dimensions of temperament which are effortful control and negative affect, also two of three dimensions of PRF which are certainty of mental states and interest and curiosity significantly contribute in influencing emotion regulation among ASD children, with effortful control as the largest contributor. Thus, it can be concluded that the most contributing factor in influencing emotion regulation among ASD children is effortful control as part/dimension of temperament."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>