Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111927 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Destianne Khansa
"Isu kecurangan atau fraud di industri perbankan khususnya BPR telah menjadi permasalahan yang menyebabkan kondisi keuangan BPR memburuk dan hilangnya kepercayaan nasabah sehingga menghambat kelangsungan usaha dan pada akhirnya menyebabkan kegagalan BPR. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor yang menjadi penyebab fraud pada BPR di Indonesia dan memberikan rekomendasi untuk mengurangi fraud di BPR melalui variabel tekanan/insentif, peluang, pembenaran, dan kemampuan dalam fraud diamond model. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan data primer dari wawancara kepada pegawai LPS yang melakukan pemeriksaan terhadap BPR dan Direktur Utama BPR Panji Aronta. Dan data sekunder dari laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh LPS terhadap BPR yang dilikuidasi untuk periode 2020 s.d. 2022. Serta pendekatan fraud diamond diterapkan untuk menganalisis permasalahan. Tekanan finansial dan non-finansial, peluang yang ada akibat lemahnya kontrol internal dan tata kelola BPR, pembenaran atas perbuatan fraud, dan kemampuan seseorang menjadi faktor penyebab terjadinya fraud di BPR. Faktor internal dan eksternal juga berpengaruh kepada seseorang dalam melakukan fraud. Penelitian ini menjelaskan bahwa BPR yang memiliki tata kelola dan kontrol internal yang baik, integritas pegawai, pengurus dan pemilik yang tinggi, dan pengelolaan kredit yang memperhatikan prinsip kehati-hatian dapat mencegah terjadinya fraud di BPR.

Fraud issues in the banking industry, especially rural banks, has become a problem that has caused poor financial condition and loss of public confidence and, in turn, hinder the continuity of business and eventually led to the failure of rural bank. The research aims to analyze the factors that cause fraud in rural banks in Indonesia and provide recommendations for reducing fraud in rural banks through variables of pressure/incentives, opportunities, justification, and capabilities in the fraud diamond model. This research is qualitative research using primary data from interviews with LPS employees who have conducted rural banks examinations and the Director of BPR Panji Aronta. And secondary data from examinations results reports conducted by LPS on liquidated rural banks for the period 2020 until 2022. And the fraud diamond approach is applied to analyze problems. Financial and non-financial pressures, opportunities that exist due to weak rural bank internal control and governance, rationalization for committing fraud, and capability are factors that cause fraud to occur in rural banks. Internal and external factors also affect someone in committed fraud. This study explains that rural banks must have good internal governance and control, high integrity of employees, management and owners, and prudence credit management can prevent fraud in rural banks. "
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Angely
"Perkembangan reksa dana sebagai salah satu instrumen investasi di Indonesia semakin dirasakan dengan munculnya pihak-pihak yang dapat melakukan pemasaran reksa dana, yakni Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD). Setiap APERD wajib mengikuti dan patuh terhadap seluruh peraturan perundang-undangan, terutama di bidang pasar modal. Namun, PT Bibit Tumbuh Bersama selaku salah satu APERD melakukan tindakan penyebaran informasi yang tidak benar terhadap produk reksa dana dari PT Sinarmas Asset Management pada pertengahan tahun 2020. Tindakan penyebaran informasi yang tidak benar dalam pasar modal dapat dikategorikan sebagai penipuan apabila unsur-unsur dalam penipuan terbukti dipenuhi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang salah satu tugasnya adalah untuk mengawasi di bidang pasar modal, memiliki kewenangan untuk menjatuhkan sanksi administratif dan/atau apabila diperlukan dapat melakukan penyidikan atas pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di pasar modal. Permasalahannya, tidak ditemukan adanya sanksi administratif yang diberikan oleh OJK kepada PT Bibit Tumbuh Bersama hingga saat ini. Oleh karena itu, tulisan ini akan menganalisis terkait peran OJK dalam menangani penipuan yang dilakukan oleh APERD, penyelesaian masalah antara PT Bibit Tumbuh Bersama dan PT Sinarmas Asset Management, serta perbandingan peran Securities and Exchange Commission dalam menangani penipuan yang dilakukan oleh perusahaan penjual reksa dana di Amerika Serikat.

The development of mutual funds as an investment instrument in Indonesia is increasingly felt by the emergence of parties who can market mutual funds, namely Mutual Fund Selling Agent. Each Mutual Fund Selling Agent must follow and comply with all laws and regulations, especially in the capital market sector. However, PT Bibit Tumbuh Bersama as one of the Mutual Fund Selling Agent, carried out an act of disseminating incorrect information on mutual fund products from PT Sinarmas Asset Management in mid-2020. The act of disseminating incorrect information in the capital market can be categorized as fraud if the elements in fraud proved fulfilled. The Financial Services Authority, one of whose duties is to supervise the capital market, has the authority to impose administrative sanctions and/or if necessary can conduct investigations into violations that occur in the capital market. The problem is, there is no administrative sanction to date given by The Financial Services Authority to PT Bibit Tumbuh Bersama. Therefore, this paper will analyze the role of The Financial Services Authority in dealing with fraud committed by Mutual Fund Selling Agent, the resolution of the problem between PT Bibit Tumbuh Bersama and PT Sinarmas Asset Management, as well as a comparison of the role of the Securities and Exchange Commission in dealing with fraud committed by mutual fund selling companies in the United States of America."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Arini
"Kondisi pandemi mengakibatkan perubahan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam aspek pendidikan. Kegiatan belajar mengajar yang secara normal dilakukan secara tatap muka harus berubah menjadi pembelajaran jarak jauh sehingga meningkatkan permasalahan berkaitan dengan ketidakjujuran akademik. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fraud diamond yaitu incentive, opportunity, rationalization, dan capability terhadap kecenderungan perilaku fraud akademik berupa penggunaan solusi manual dari situs web untuk mengerjakan kuis atau ujian dalam pembelajaran jarak jauh pada mahasiswa akuntansi. Selain itu dalam skripsi ini juga menganalisis pengaruh academic integrity culture sebagai variabel moderasi terhadap hubungan antara fraud diamond dan kecenderungan perilaku fraud akademik. Penelitian ini dikhususkan terhadap mahasiswa akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa incentive dan capability berpengaruh terhadap perilaku fraud akademik. Sementara itu, opportunity, rationalization tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku fraud akademik. Hasil dari penelitian ini juga membuktikan bahwa academic integrity culture tidak mempengaruhi hubungan antara fraud diamond dan kecenderungan perilaku fraud akademik.

The pandemic has resulted in changes in practices, likewise in education. Learning activities that are normally in class should be transformed into online learning, thereby increasing problems related to academic dishonesty. This study aims to analyze the effect of fraud diamonds, incentives, opportunities, rationalization, and capability on academic fraud behavior in the form of using manual solutions from websites for quizzes or exams in online class in accounting students. In addition, this study also analyzes the influence of academic integrity culture as a moderation variable on the relationship between fraud diamond and academic fraud behavior. This study is conducted specifically on accounting students at the Faculty of Economics and Business, University Indonesia. In this study, I find that incentives and capability affect academic fraud behavior. Meanwhile, opportunity and rationalization do not have a significant effect on academic fraud behavior. The results of this study also prove that academic integrity culture does not affect the relationship between fraud diamond and academic fraud behavior."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harpa Sugiharti
"Capability diartikan sebagai sifat-sifat pribadi dan kemampuan seseorang yang menjadi faktor utama dalam melakukan fraud ketika terdapat elemen fraud triangle (Wolfe dan Hermanson, 2004). Penelitian ini mengevaluasi bagaimana perbedaan kecenderungan Eksekutif yang memiliki capability dan Eksekutif yang kurang memiliki capability terhadap fraudulent financial reporting dalam kondisi perusahaan terdapat elemen fraud triangle (pressure, opportunity dan rationalization).
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, dengan jumlah partisipan sebanyak 120 (seratus dua puluh) mahasiswa program Magister rumpun Ilmu Ekonomi dan Bisnis yang dipilih secara random assigment. Uji statistika pada penelitian ini meliputi statistik deskriptif, uji asumsi Anova dan uji beda. Dikarenakan data tidak memenuhi salah satu uji asumsi Anova, maka uji beda yang digunakan adalah statistik non-parametrik, yaitu Mann-Whitney U.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Eksekutif yang memiliki capability cenderung melakukan fraudulent financial reporting lebih tinggi dibandingkan dengan Eksekutif yang kurang memiliki capability dalam kondisi perusahaan terdapat elemen fraud triangle.

Capability is defined as personal traits and the ability of a person who becomes a major factor in commit fraud when there are elements of the fraud triangle (Wolfe and Hermanson, 2004). This study evaluates how the differences of an Executive who has a tendency of capability and Executive who lacks of capability on fraudulent financial reporting when the corporate has the elements of fraud triangle (pressure, opportunity and rationalization).
The method that used in this research was experiment, the number of participants are 120 (one hundred and twenty) students of Magister program of Economics and Business that selected by random assignment. The statistics test in the research include descriptive statistics, the test of Anova assumptions and the test different. Because of the data did not meet one of the assumptions of Anova test, then the test different that used was non-parametric statistics, namely the Mann-Whitney U.
The results showed that an Executive who has the capability tends to be higher on fraudulent financial reporting than an Executive who lacks capability when the corporate has the elements of fraud triangle.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noperida Damanik
"Bank adalah salah satu industri keuangan. Sebagai industri keuangan yang melayani
nasabah, ada risiko yang terjadi pada bank. Salah satu risiko yang sering terjadi dan
menyebabkan kerugian di bank adalah fraud dalam bentuk skimming pada transaksi tarik
tunai ATM. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemodelan data mining yang
dapat digunakan untuk mendeteksi fraud skimming di salah satu bank. Tujuan dari
penelitian ini adalah memberikan referensi dalam mencari pemodelan deteksi fraud.
Karakteristik data yang digunakan adalah imbalanced data karena data transaksi fraud
sangat kecil dibandingkan dengan data transaksi normal. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah tinjauan pustaka, wawancara dan eksperimen terhadap teknik
machine learning. Pembentukan model pada penelitian ini dilakukan dengan
mengimplementasikan kombinasi dari penggunaan feature selection dan tanpa feature
selection, penggunaan SMOTE dan tanpa SMOTE, serta penggunaan feature engineering
dan tanpa feature engineering dengan jarak dan jeda transaksi sehingga diperoleh delapan
scenario dari hasil kombinasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari seluruh
skenario yang diuji coba, algoritma Extreme Gradient Boosting merupakan algoritma
terbaik dalam menghasilkan model deteksi fraud. Skenario terbaik yang dihasilkan adalah
skenario dengan mengimplementasikan ketiga teknik sekaligus yaitu feature selection,
SMOTE dan feature engineering dengan jarak dan jeda transaksi. Berdasarkan hasil
evaluasi model, pembentukan model dengan feature engineering dengan jarak dan jeda
transaksi dapat meningkatkan performa model klasifikasi.

Bank is one of financial industry. As a financial industry that serve customers, bank is
potentially exposed to risk. One of potentially risk that making loss in bank is fraud in
form of skimming on ATM transaction. This study is conducted to know data mining
modelling that can be used to detect skimming fraud in a bank. The purpose of this study
is to provide reference in looking for fraud detection modelling. The characteristics of the
data used in this study is imbalanced data since fraud transaction data is very small
compared to normal transaction data. The method used in this study is the literature
review, semi-structured interviews, and experiments on machine learning techniques.
Creating model on this study is conducted by implementing combination of three used
techniques namely feature selection, SMOTE, and feature engineering with distance and
transaction lag. There are eight scenarios used in this study that were tested and analyzed
the results according to the needs of the case study research. The results of this study
indicate that the Extreme Gradient Boosting algorithm can identify fraudulent
transactions. The best scenario is a scenario by creating a model that implements feature
selection, SMOTE to handle imbalanced data, and feature engineering with distance and
transaction lag. Based on model evaluation, model generation by implementing feature
engineering with distance and transaction lag can improve performance of classification
model.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bakat Purwanto
"Latar Belakang Masalah: Pengawasan asset perusahaan perbankan merupakan hal yang sangat penting, karena sebagian besar assetnya berupa uang, sehingga mudah dicuri atau digelapkan. Keadaan ini meniadi lebih rawan bagi perusahaan yang menggunakan komputer dalam sistem informagi akuntansinya. Untuk itu perlu sistem pengamanan yang komprehensif, meliputi aspek-aspek personal dan organisasional.
Bank Dagang Negara Cabang Bintaro Jaya, yang mengalami kerugian sebesar Rp 1.525.132.300,- (Satu milyar lima ratus dua puluh lima juta seratus tiga puluh dua ribu tiga ratus rupiah) karena digelapkan oleh petugas Back Office bank itu, berlangsung dari tanggal 18 Juil 1988 sampai dengan 20 Januari 1989, adalah bukti dari tidak dipatuhinya prinsip prinsip pengamanan asset perusahaan tersebut.
Untuk itu penulis melakukan studi kasus terhadap kecurangan tersebut untuk mengetahui sejauh mana sistem pengawasan dan pengamanan asset perusahaan mengikuti prinsip?pninsip yang telah diakui kebenarannya, dilihat baik dan aspek personal maupun organisastonal. Kemudian dengan berdasarkan temuan? temuan dalani studi ini dicari jalan keluar agar kecurangan semacam itu tidak terulang lagi.
Metode Penelitian: Penelitian ini berusaha mendeskripsikan system pengawasan dan pengendalian aset perusahaan, kemudian membandingkannya dengan prinsip-prinsip pengamanan dan pengendalian asset perusahaan sebagai kriteria, kemudian dicari pemecahan persoalannya.
Temuan-temuan dalam penelitian: Kejahatan yang terjadi adalah penggelapan uang milik Bank Dagang Negara Cabang Bintaro Jaya, dilakukan oleh Baron Sudarmadji, petugas Back office (Accounting) yang mempunyai tugas pokok memproses transaksi non tunai, merangkap sebagai pengumpul, pengolah dan penyimpan data. Kejahatan tersebut dilakukan berturut-turut selama 6 bulan tidak diketahui oleh supervisor dan pimpinan cabang.
Kejahatan tersebut dilakukan dengan memindahkan rekening selisih memorial, yang digunakan untuk menampung selisih antara debet dengan kredit pada memorial (catatan debet dan kredit harian), ke dalam suatu rekening mati yang telah dihidupkan kembali atas izin supervisor, atas nama Suhendi Selanjutnya dengan mutasi fiktif, atau mutasi tanpa nota, saldo rekening selisih memorial tersebut dipindahan ke rekening nasabah Suhendi. Selanjutnya dari rekening Suhendi. tersebut dimutasikan dengan tanpa nota juga ke rekening lain, ialah rekening Hartati, Nasabah KNKP dengan plafon kredit sebesar Pp 15.000.000,-, dan M. Soleh, nasabah pemegang giro, keduanya pada bank yang sama, baru kemudjan ditarik oleh yang bersangkutan dengan cek tunai atau giro bilyet yang ia pinjam dari kedua orang tersebut.
Untuk mengelabuhi atasan dan supervisor, pemasukan data mutasi tanpa nota tersebut dilakukan setelah neraca akhir banru dibuat dan dengan membuat jurnal koreksi, seolah-olah telah terjadi kesalahan pencatatan pada hasil sebelumnya.
Sebab terjadinya kecurangan: Kejahatan pada bank (Bank Fraud) yang teriadi pada BDN Cabang Bintaro, terjadi karena adanya kelemahan pada faktor-faktor Pengendalian organisasional, yang meliputi pengamanan akses data, pengendali akses program dan kurangnya pengawasan dalam pengembangan sistem. Dilain pihak faktor?faktor personal juga merupakan pendorong tirnbulnya niat untuk melakukan kecurangan itu, antara lain adalah rendahnya gaji pegawai yang bersangkutan. Kelemahan dalam faktor pengendalian organisasi adalah karena tidak adanya pemisahan antara petugas yang melakukan fungsi informasi. Pelaku berwewenang melakukan pemprosesan transaksi sejak transaksi itu dilakukan sampai dengan pembuatan laporan. Pengendalian hanya mengandalkan pencocokan jurnal-jurnal pada laporan akhir hari dengan nota-nota yang mendukung.
Ketidakpatuhan manajemen tenhadap prosedur dan kebijaksanaan organisasi yang lebih atas juga merupakan faktor penyebab terjadinya kejahatan ini, dimana supervisor bersedia menutup nutupi sesuatu yang dianggapnya kegagalan, ialah membuat agar saldo rekening memorial bernilai nol, sedangkan rekening itu sendiri sebenarnya merupakan sarana pengendalian.
Kelemahan dalam pengendalian akses data juga merupakan sebab Terjadiny kekahatan ini. Usaha-usaha pengendalian secara fisik telah dilakukan dengan menempatkan sistem pada ruangan yang tertutup, namun tidak diikuti dengan monitoring terhadap kegiatan Petugas tersebut. Selain itu juga tidak ada pembatasan waktu keria dan usaha untuk mencegah agar seorang petugas tidak bekerja berturut-turut dalam waktu yang lama.
Faktor personal yang mendorong niat terjadinya fraud adalah rendahnya gaji pegawai yang bersangkutan, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan fisiologis dan tidak diimbangi dengan Perilaku pimpinan yang simpatik, ramah tamah dan mau mendengarkan keluh kesah bawahannya. Wewenang yang besar dan meljbatkan transaksi-transaksi keuangan yang besar dan tidak dibarengi dengan pengawalan yang lebih ketat juga merupakan sebab terjadinya bank fraud ini, pengawasan di luar pekerjaan tidak dilakukan sehingga perkawmnan pelaku dengan programer sistem yang dipakai tidak diikuti dengan tindakan pencegahan berupa pemindahan pelaku dan jabatan yang dipegangnya Faktor?faktor lainnya yang tidak diperhatikan pinpinan dan supervisor adalah adanya transaksi-transaksi yang ganjil dilihat dan segi jumlah dan keseringannya yang tidak sesuaj dengan perkiraan kernampuan nasabah debitur KMKP.
Saran-saran: Perlu adanya pemisahan tugas antara pelayan transaksi, pemasok data dan pengolah dan pembuat laporan. Pengawasan kepada petugas-petugas yang memiliki wenangan yang besar harus dilakukan secara lebih ketat ialah dengan melakukan pengawasan di dalam dan di luar lingkungan kerja. Pengguna sistem hendaknya dilibatkan dalam pengawasan pengembangan sistem, agar memudahkan memonitor orang-orang yang terlibat dalam pengembangan sistem."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Tri Santoso
"Kerangka kerja konseptual mengenai praktik Audit Internal telah dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditor dimana Auditor Internal harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk mengevaluasi risiko fraud dan cara organisasi mengelola risiko tersebut. Sehingga Audit Internal turut mempunyai peran dalam mencegah dan mendeteksi fraud. Walaupun pencegahan dan pendeteksian fraud merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan, Auditor Internal diharapkan dapat melakukan dua hal tersebut sebagai bagian dari pelaksanaan tugas manajemen.
Penelitian ini mengkaji penerapan program pencegahan dan pendeteksian fraud serta peran Audit Internal dalam mendukung efektivitas Fraud Management Program yang ada di perusahaan dengan metode penelitian kualitatif deskriptif dan pendekatan studi kasus. Observasi, wawancara dan studi dokumentasi digunakan dalam proses pengumpulan data.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa manajemen telah memiliki struktur pengendalian yang cukup baik dalam pencegahan dan pendeteksian fraud dan Audit Internal sudah berperan secara menyeluruh dalam semua komponen pembentuk effective Fraud Management Program.

Internal Audits Professional Practices Framework has been issued by The Institute of Internal Auditors, stated that Internal Auditors must have sufficient knowledge to evaluate the risk of fraud and the manner in which it is managed by the organization. Thus, Internal Audit also has a role in fraud prevention and detection. Although the responsibility in fraud prevention and detection addressed to the management, Internal Audit is expected to conduct those activities as part of the managements task force.
This study examines the application of fraud prevention and detection program and the role of Internal Audit in improving the effectiveness of Fraud Management Program in place by using qualitative descriptive research method and using case study approach. Observation, interview and documentation studies are used in data collection method.
As result explains that currently the management already has sufficient control structure in preventing and detecting fraud and Audit Internal has played a comprehensive role in all components that forming the effective Fraud Management Program.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Try Bagus Harminto
"ABSTRAK
Fraud dalam dunia perbankan bukanlah suatu hal yang baru lagi untuk terjadi, terutama dalam bidang perkreditan. Dalam praktiknya, jenis dan modus dilakukannya fraud selalu berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi sehingga sudah tentu makin sulit pula untuk dideteksi. Modus dilakukannya fraud dalam perkreditan dapatlah bermacam-macam bentuknya seperti pembuatan rekening fiktif, pemberian kredit dengan menggunakan nominee, penyerahan jaminan kredit yang fiktif atau tidak senilai dengan nilai kreditnya itu sendiri, dan sebagainya. Untuk itulah pada tanggal 9 Desember lalu BI mengeluarkan suatu peraturan baru untuk bank-bank umum di Indonesia yang dinamakan dengan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum. Dalam penelitian ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai bagaimana saja bentuk fraud dalam perbankan, khususnya perkreditan yang di antaranya seperti contoh yang disebutkan di atas. Serta akan dibahas pula mengenai pengawasan BI atas bentuk penerapannya dalam bidang perkreditan oleh bank umum di Indonesia dengan menggunakan Bank X (nama disamarkan) sebagai sampelnya. Dengan menggunakan metode yuridis normatif, penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa BI telah menyusun kebijakan tentang mekanisme pengawasan fraud yang cukup komperhensif dan bentuk penerapan Strategi Anti Fraud ini oleh Bank X pun, dalam bidang perkreditannya, dapat dikatakan telah memenuhi standar penerapan dalam peraturan tentang Strategi Anti Fraud untuk bank umum tersebut.

ABSTRACT
Fraud is not a new thing to happen in banking anymore, especially in its credit sector. In practice, types and modes of bank fraud are always developing along with the development of information technology which make it more difficult to be detected. Fraud in banking credit sector can be conducted in several ways such as make an account with a fictive id, granting a credit solicitation which use a nominee party, giving a fictive collateral in a credit solicitation, delivery of a collateral that does not have a same value with the credit itself, etc. Because of that, Bank Indonesia (?BI?) has make a new regulation named ?Anti Fraud Strategy? for Indonesian banks. This study will explain about the forms of fraud, especially in credit sector like what are explained above. Besides that, this study will also explain about BI?s oversight mechanism over the implementation of this anti fraud strategy by Indonesian banks with Bank X (the real name is disguised) as the sample. By using normative juridical method, this study gives conclusion that BI has made a comprehensive oversight mechanism and the implementation of anti fraud strategy by Bank X, in its credit sector, is can be said has already met the requirements that are stipulated in the anti fraud strategy regulation."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S43368
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Bintang Muhammad Raihan Yusvan
"Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan telekomunikasi di sektor fixed broadband seringkali mengalami kebocoran pendapatan signifikan. Diantara beberapa penyebab kebocoran pendapatan, fraud merupakan faktor kebocoran yang memiliki dampak terbesar terhadap finansial dan citra perusahaan. Salah satu upaya untuk meminimalkan fraud dengan mendeteksi fraud yang dilakukan oleh pelanggan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini merancang classification model menggunakan machine learning untuk diaplikasikan terhadap sistem fraud detection. Classification model akan dibangun menggunakan supervised machine learning yang bertujuan untuk memprediksi kelas tertentu berdasarkan data historis yang didapatkan. Dalam penelitian ini, beberapa beberapa algoritme machine learning akan dibandingkan diantaranya logistic regression, decision tree, random forest, dan backpropagation neural network. Selain itu, dalam kasus fraud detection, data historis yang didapatkan memiliki perbandingan antar kelas yang tidak seimbang sehingga dibutuhkan pra-proses data balancing. Pada penelitian ini, data balancing dilakukan dengan oversampling berbasis Adaptive Synthetic (ADASYN). Hasil penelitian ini menunjukkan backpropagation neural network memiliki performa terbaik diantara algoritma lainnya. Selain itu didapatkan seluruh algoritme memiliki indikator performa diatas 90% menunjukkan pada kasus fraud detection di sektor fixed broadband, machine learning bekerja dengan akurat.

In running their business, telecommunications companies in the fixed broadband sector often experience significant revenue leakage. Among several causes of revenue leakage, fraud is the leakage factor that has the most significant impact on finances and corporate image. One of the efforts to minimize fraud is to detect fraud committed by customers. Therefore, this study aims to design a classification model using machine learning to be applied to the fraud detection system. The classification model will be built using supervised machine learning, which aims to predict certain classes based on historical data. Several machine learning algorithms will be compared in this study, including logistic regression, decision tree, random forest, and backpropagation neural network. In addition, in fraud detection, the historical data obtained has an unbalanced comparison between classes, so pre-processing data balancing is needed. In this research, data balancing is done by using Adaptive Synthetic (ADASYN) based oversampling. The results of this study indicate that the backpropagation neural network has the best performance among other algorithms. In addition, it is found that all algorithms have performance indicators above 90%, indicating that in the case of fraud detection in fixed broadband sector, machine learning works accurately."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rasyid Rabbani
"Fraud atau kecurangan merupakan salah satu permasalahan yang masih dihadapi oleh industri asuransi dan masih memberikan kerugian yang sangat besar bagi industri ini. Biaya yang dikeluarkan pun untuk mengatasi permasalahan ini masih cukup besar, untuk itu dikembangkanlah sebuah model machine learning untuk membantu pencegahan terjadinya fraud pada asuransi. Salah satu model yang sedang sangat berkembang adalah model Imbalance-XGBoost, penelitian ini dilakukan untuk meninjau kemampuan model Imbalance-XGBoost dalam mendeteksi fraud sebagai langkah pencegahan fraud pada asuransi. Penelitian ini berhasil mendapati bahwa Imbalance-XGBoost memiliki performa yang lebih baik jika dibandingkan dengan model dasarnya yaitu XGBoost tanpa penanganan kelas tidak seimbang.

Fraud or dishonesty is one of the persistent challenges faced by the insurance industry and continues to result in significant losses for the industry. The costs incurred to address this issue are also quite substantial. Therefore, a machine learning model has been developed to assist in preventing insurance fraud. One of the models that is currently gaining traction is the Imbalance-XGBoost model. This research was conducted to assess the ability of the Imbalance-XGBoost model in detecting fraud as a preventive measure in insurance. The study found that Imbalance-XGBoost performs better compared to its base model, XGBoost, which does not handle imbalanced classes.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>