Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96864 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gadiel Maulana Moechtar
"Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak di Indonesia masih tergolong rendah, padahal hal ini sangat penting untuk perkembangan anak. Salah satu faktor yang memengaruhi keterlibatan ayah adalah biological essentialism. Biological essentialism dapat diartikan sebagai pemikiran seseorang tentang pria dan wanita yang pada dasarnya berbeda dalam kecenderungan mereka untuk melakukan sesuatu karena adanya faktor biologis. Belum adanya penelitian terkait topik serupa di Indonesia membuka celah bagi peneliti untuk meneliti konsep biological essentialism dalam konteks keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran biological essentialism terhadap keterlibatan ayah dalam mengasuh anak pada usia kanak-kanak awal. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dan menyasar pada sampel ayah yang memiliki anak berusia 3-6 tahun. Biological essentialism diukur dengan dimensi essentialist perceptions dan keterlibatan ayah diukur dengan Inventory of Father Involvement (IFI). Terdapat 106 partisipan, dengan rata-rata usia ayah adalah 34.42 dan rata-rata usia anak adalah 4.5 tahun. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis Simple Linear Regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biological essentialism tidak memprediksi keterlibatan ayah dalam mengasuh anak. Penelitian berikutnya dapat kembali menguji kontribusi biological essentialism terhadap keterlibatan ayah, dan mengontrol variabel-variabel lain yang dapat memengaruhi keterlibatan ayah, seperti usia anak dan pekerjaan ibu.

Father's involvement in childcare in Indonesia is still relatively low, even though this is very important for children's development. One of the factors that influence father involvement is biological essentialism. Biological essentialism can be interpreted as someone's thoughts about men and women who are basically different in their tendency to do something because of biological factors. The absence of research related to similar topics in Indonesia has opened up opportunities for researchers to examine the concept of biological essentialism in the family context. This study aims to determine the role of biological essentialism on father's involvement in raising children in early childhood. This research was conducted using a quantitative method and targeted at a sample of fathers who have children aged 3-6 years. Biological essentialism is measured by the essentialist perceptions dimension and father's involvement is measured by the Inventory of Father Involvement (IFI). There were 106 participants, with the average age of fathers being 34.42 and the average age of children being 4.5 years. Data analysis was performed using the Simple Linear Regression analysis technique. The results showed that biological essentialism did not predict father's involvement in parenting. Future studies can re-examine the contribution of biological essentialism to father involvement, and control for other variables that can affect father involvement, such as the child's age and mother's occupation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Kebudayaan , 1993
394.41 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Murdiyanto
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran Panti Asuhan Putri Aisiyah dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, serta faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi panti dalam melakukan pelayanan terhadap anak. Sumber data adalah orang-orang yang memahami dan berhubungan langsung dengan pelayanan di PAnti Asuhan ANak (PSAA), yaitu dipilih beberapa orang yang berfungsi sebagai key information yang terdiri dari pengurus panti dan pengasuh, sebanyak lima orang. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan telaah dokumen.Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif, menggambarkan pelaksanaan pelayanan anak asuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran PSAA dalam menyiapkan SDM berkualitas cukup baik, terlihat dalam pelaksanaan pelayanan di PSAA meliputi pembinaan fisik (pemberian makanan, pakaian, perawatan kesehatan), psikis pembinaan mental rohani (pemberian perhatian, kasih sayang, pendidikan agama dan budi pekerti, rekreasi), bimbingan sosial (kesempatan mengikuti kegiatan di sekolah, kebebasan memilih jurusan, mengikuti kegiatan waktu luang (kebebasan bergaul), dan layanan penunjang yang cukup baik (pembinaan intelektual, pelatihan keterampilan, dan pembinaan hidup mandiri). Kualitas sumber daya anak asuh cukup baik terlihat dalam rutinitasmelaksanakan ibadah, kepribadian melalui menghargai terhadap pendapat orang lain, kemandirian mengatasi kesulitan dalam belajar, percaya diri menyelesaikan pekerjaan, dan kejujuran dengan tidak mencontek terhadap pekerjaan orang lain. Faktor pendukung terhadap keberhasilan panti karena adanya semangat dari pengurus dan pengasuh mengantarkan anak asuh agar dapat hidup layak serta mandiri, kepedulian dan partisipasi dari pemerintah, lembaga sosial, dunia usaha, dan masyarakat. Faktor penghambat, terbatasnya tenaga pengasuh, daya tampung, dan pendanaan operasional panti. Disarankan agar panti dapat lebih mengoptimalkan pelayanan, melalui jejaring khususnya anak asuh yang berhasil, pengasuh dan petugas panti. Pembimbing keterampilan perlu didukung oleh tenaga yang memiliki kualifikasi di bidangnya, jenis keterampilan disesuaikan dengan minat dan bakat anak asuh serta pasaran kerja."
Yogyakarta : Kementerian Sosial Republik Indonesia, 2016
360 MIPKS
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Afinafaza Rusyda Putri
"Rendahnya keterlibatan ayah merupakan situasi yang mengkhawatirkan mengingat pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, khususnya anak pada masa kanak-kanak awal (3-6 tahun). Salah satu faktor yang diduga dapat memengaruhi keterlibatan ayah adalah maternal gatekeeping. Maternal gatekeeping didefinisikan sebagai perilaku ibu yang memfasilitasi, membatasi, dan mengontrol ayah, baik ketika mereka berinteraksi dengan anak atau bahkan sebelum dan sesudah terlibat dengan anak. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah maternal gatekeeping dapat memprediksi keterlibatan ayah. Secara khusus, penelitian ini akan melihat kontribusi dimensi-dimensi maternal gatekeeping sebagai prediktor keterlibatan ayah, yaitu dimensi encouragement, discouragement, dan control. Partisipan penelitian ini adalah 94 ayah yang berumur 28-49 tahun dan memiliki anak berumur 3-6 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inventory of Father Involvement dan The Maternal Gatekeeping Scale yang disebar secara online melalui Google Form. Hasil penelitian menggunakan analisis Multiple Linear Regression menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh tiga dimensi maternal gatekeeping secara bersama-sama terhadap keterlibatan ayah adalah sebesar 28.7%. Selain itu, hasil analisis kontribusi setiap dimensi maternal gatekeeping terhadap keterlibatan ayah menemukan bahwa perilaku ibu yang memfasilitasi (dimensi encouragement) memprediksi tingkat keterlibatan ayah, sedangkan dimensi discouragement dan control tidak.

The low of father involvement is a concerning situation given the importance of their involvement in childcare, particularly during early childhood (3-6 years). One suspected factor that might influence father involvement is maternal gatekeeping. Maternal gatekeeping refers to a mother's behavior that either facilitates, restricts, or controls the father's interactions with the child, even before and after they engage with the child. Therefore, this study aims to investigate whether maternal gatekeeping can predict father involvement. Specifically, the research will examine the contributions of dimensions of maternal gatekeeping, encouragement, discouragement, and control, as predictors of father involvement. The participants of this study were 94 fathers aged 20-50 years who had children aged 3-6 years. The measures used in this study were the Inventory of Father Involvement and The Maternal Gatekeeping Scale, distributed online through Google Form. The results of the study using Multiple Linear Regression analysis showed that the three dimensions of maternal gatekeeping collectively accounted for 28.7% of the variance in father involvement. Furthermore, the analysis indicates that facilitative behavior from mothers (encouragement) predicts the level of father involvement, meanwhile discouragement and control did not."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cresentia Clarissa Adiwinata
"Keterlibatan ayah dalam pengasuhan merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, utamanya anak yang berada pada masa kanakkanak awal. Penelitian sebelumnya yang melibatkan mayoritas partisipan dari tingkat SSE atas menyatakan bahwa ideologi gender merupakan salah satu prediktor dari keterlibatan ayah pada pengasuhan. Di sisi lain penelitian yang melibatkan mayoritas partisipan dengan tingkat SSE rendah menyatakan bahwa tidak ditemukannya hubungan antara ideologi gender dan tingkat keterlibatan ayah pada pengasuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat peran Status Sosial Ekonomi (SSE) sebagai moderator dari hubungan antara ideologi gender dan keterlibatan ayah pada pengasuhan anak usia 3-6 tahun (kanak-kanak awal). Partisipan dari penelitian ini merupakan 106 ayah yang berusia 20-50 tahun dan memiliki anak usia 3-6 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inventory of Father Involvement (IFI), Intergenerational Panel Study of Parents and Children (IPSPC), dan Kuppuswamy Socioeconomic Scale. Hasil analisis uji moderasi menggunakan PROCESS Hayes model 1 menunjukan bahwa ideologi gender memiliki pengaruh positif yang signifikan sebagai prediktor dari keterlibatan ayah (b=0.11, p<0.05), tetapi status sosial ekonomi tidak memiliki efek moderasi yang signifikan dalam hubungan antara ideologi gender dan keterlibatan ayah (b=-0.00, p>0.05). Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para ayah terkait ideologi gender yang dapat berperan sebagai prediktor dari keterlibatan pengasuhan anak. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya keterlibatan ayah terhadap pengasuhan anak mengingat tingkat keterlibatan ayah di Indonesia masih tergolong rendah.

Fathers' involvement in parenting is very important for the growth and development of children, especially those in early childhood. Previous research involving the majority of participants from the upper socioeconomic status (SSE) level stated that gender ideology is a predictor of a father's involvement in parenting. On the other hand, research with a large percentage of individuals with low SSE found that there was no relationship between gender ideology and the level of father involvement in parenting. The aim of this research is to look at the role of socioeconomic status (SSE) as a moderator of the relationship between gender ideology and father involvement in raising children aged 3- 6 years (early childhood). The participants in this study were 106 fathers aged 20–50 years who had children aged 3-6 years. The measuring instruments used in this study were the Inventory of Father Involvement (IFI), the Intergenerational Panel Study of Parents and Children (IPSPC), and the Kuppuswamy Socioeconomic Scale. The results of the moderation test analysis using the Process Hayes model 1 show that gender ideology has a significant positive effect as a predictor of father involvement (b = 0.11, p<0.05), but socioeconomic status does not have a significant moderating effect on the relationship between gender ideology and involvement. father (b = -0.00, p>0.05). It is hoped that the findings from this study can increase fathers' awareness regarding gender ideology, which can act as a predictor of parenting involvement. In addition, it is hoped that the results of this study can increase awareness of the importance of father involvement in child care, considering that the level of father involvement in Indonesia is still relatively low."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Diori Melisa
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah keterlibatan ayah yang dilihat dari persepsi anak perceived father involvement memiliki kontribusi terhadap relational self-esteem pada remaja awal. Keterlibatan ayah diukur menggunakan Nurturant Fathering Scale dan Father Involvement Scale Reported, sedangkan relational self-esteem diukur menggunakan Relational Self-Esteem Scale. Partisipan pada penelitian ini adalah remaja berusia 12-15 tahun n=162. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa father nurturance, yang diukur dengan Nurturant Fathering Scale, memiliki kontibusi terhadap relational self-esteem sebesar 6.4 p0.05.

This study examined the contribution of perceived father involvement towards relational self esteem in early adolescence. Father involvement was measured using Nurturant Fathering Scale and Father Involvement Scale Reported, while relational self esteem was measured using Relational Self Esteem Scale. The participant of this study were adolescents in the designated age range of 12 15 years old n 162. This study used multiple regression to analyse the data. The result indicates that father nurturance, measured by Nurturant Fathering Scale has 6.4 contribution towards relational self esteem p0.05.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlita Dewi
"Pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak memiliki hubungan dengan pengalaman keterlibatan orangtua di masa lalu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan orangtua (ayah dan ibu) yaitu instrumental, ekspresif, dan mentoring/advising terhadap parenting self-efficacy pada orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya. Persepsi keterlibatan orangtua merupakan sejauh mana orangtua menunjukkan perilaku yang menandakan bahwa mereka ikut berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan anak. Parenting self-efficacy merupakan persepsi dalam memandang kemampuannya yang dapat memengaruhi perilaku dan perkembangan anak secara positif. Pada penelitian ini, pengukuran persepsi keterlibatan orangtua menggunakan alat ukur Reported Father Involvement Scales (Finley & Schwartz, 2004) dan Reported Mother Involvement Scales (Finley, Mira, & Schwartz, 2008), sedangkan pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000). Partisipan dalam penelitian ini adalah 302 orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya dan berada di rentang usia 25-45 tahun yang diperoleh dengan teknik convenience sampling. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan ayah yang signifikan secara bersama-sama terhadap parenting self-efficacy F(3,298)= 3,959, p<0,01. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan ibu yang signifikan secara bersama-sama terhadap parenting self-efficacy F(3,298)= 2,858, p<0,05. Implikasi dari hasil penelitian ini yaitu diharapkan orangtua meningkatkan keterlibatannya dalam berbagai aspek kehidupan anak dan memberikan pengasuhan yang positif bagi anak-anak mereka.

Parenting correlates with how ones parent involve in childhood experience. This research was conducted to determine the influence of the three dimensions of perceived parental involvement (father and mother) that is instrumental, expressive, and mentoring/advising on parenting self-efficacy among parents with middle childhood children. Perceived parental involvement refers to the extent to which parents participate in various aspects of their children?s lives. Parenting self-efficacy is parents perceptions of their ability to positively influence the behavior and development of their children. Perceived parental involvement was measured by Reported Father Involvement Scales (Finley & Schwartz, 2004) and Reported Mother Involvement Scales (Finley, Mira, & Schwartz, 2008), parenting self-efficacy was measured by Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000). Participants in this study were 302 parents aged 25-45 years with middle childhood children are obtained through convenience sampling technique. This research used quantitive method. The results showed that there was a significant influence of three dimensions of perceived father involvement on parenting self-efficacy F(3,298)= 3,959, p<0,01, also there was a significant influences of three dimensions of perceived mother involvement on parenting self-efficacy F(3,298)= 2,858, p<0,05. The implication of this research is parent are expected to increase their involvement in various aspects of their children's lives and provide positive parenting to their children."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laily Affiani
"Pengasuhan yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak memiliki hubungan dengan pengalaman keterlibatan orangtua di masa lalu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan orangtua (ayah dan ibu) yaitu instrumental, ekspresif, dan mentoring/advising terhadap parenting self-efficacy pada orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya. Persepsi keterlibatan orangtua merupakan sejauh mana orangtua menunjukkan perilaku yang menandakan bahwa mereka ikut berpartisipasi dalam berbagai aspek kehidupan anak. Parenting self-efficacy merupakan persepsi dalam memandang kemampuannya yang dapat memengaruhi perilaku dan perkembangan anak secara positif. Pada penelitian ini, pengukuran persepsi keterlibatan orangtua menggunakan alat ukur Reported Father Involvement Scales (Finley & Schwartz, 2004) dan Reported Mother Involvement Scales (Finley, Mira, & Schwartz, 2008), sedangkan pengukuran parenting self-efficacy menggunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000). Partisipan dalam penelitian ini adalah 302 orangtua dengan anak usia kanak-kanak madya dan berada di rentang usia 25-45 tahun yang diperoleh dengan teknik convenience sampling. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan ayah yang signifikan secara bersama-sama terhadap parenting self-efficacy F(3,298)= 3,959, p<0,01. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara ketiga dimensi persepsi keterlibatan ibu yang signifikan secara bersama-sama terhadap parenting self-efficacy F(3,298)= 2,858, p<0,05. Implikasi dari hasil penelitian ini yaitu diharapkan orangtua meningkatkan keterlibatannya dalam berbagai aspek kehidupan anak dan memberikan pengasuhan yang positif bagi anak-anak mereka.

Parenting correlates with how ones parent involve in childhood experience. This research was conducted to determine the influence of the three dimensions of perceived parental involvement (father and mother) that is instrumental, expressive, and mentoring/advising on parenting self-efficacy among parents with middle childhood children. Perceived parental involvement refers to the extent to which parents participate in various aspects of their children?s lives. Parenting self-efficacy is parents perceptions of their ability to positively influence the behavior and development of their children. Perceived parental involvement was measured by Reported Father Involvement Scales (Finley & Schwartz, 2004) and Reported Mother Involvement Scales (Finley, Mira, & Schwartz, 2008), parenting self-efficacy was measured by Self-Efficacy for Parenting Task Index (SEPTI) (Coleman & Karraker, 2000). Participants in this study were 302 parents aged 25-45 years with middle childhood children are obtained through convenience sampling technique. This research used quantitive method. The results showed that there was a significant influence of three dimensions of perceived father involvement on parenting self-efficacy F(3,298)= 3,959, p<0,01, also there was a significant influences of three dimensions of perceived mother involvement on parenting self-efficacy F(3,298)= 2,858, p<0,05. The implication of this research is parent are expected to increase their involvement in various aspects of their children's lives and provide positive parenting to their children.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Rusdian
"Penelitian ini membahas tentang hubungan antara psychological well-being dan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak disabilitas intelektual usia kanak-kanak (4-11 tahun). Partisipan penelitian berjumlah 44 orang tua yang rentang usianya dewasa muda hingga dewasa menengah, yang memiliki anak disabilitas intelektual ringan, sedang, atau Sindroma Down. Penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara psychological well-being dan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak disabilitas intelektual usia kanak-kanak (r = 0.665, p < 0.01). Analisis lebih mendalam menemukan bahwa dimensi personal growth dari psychological well-being memiliki sumbangan yang signifikan terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Selain itu, psychological well-being memberikan sumbangan paling besar terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak di rumah.

This study discusses the relationship between psychological well-being and parent involvement in education of intellectual disability children in childhood (4-11 years old). Participants were 44 parents that ranged from young adulthood until middle adulthood, which has mild intellectual disability children, moderate, or Down syndrome. The study was a correlational study using a quantitative approach.
The results showed a significant relationship between psychological well-being and parent involvement in intellectual disability children's education (r = 0.665, p <0.01). Further analysis found that the personal growth dimension of psychological well-being has a significant contribution towards parent involvement in education. In addition, psychological well-being provide the greatest contribution of parent involvement in children's education at home.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Rusdian
"Penelitian ini membahas tentang hubungan antara psychological well-being dan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak disabilitas intelektual usia kanak-kanak (4-11 tahun). Partisipan penelitian berjumlah 44 orang tua yang rentang usianya dewasa muda hingga dewasa menengah, yang memiliki anak disabilitas intelektual ringan, sedang, atau Sindroma Down. Penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara psychological well-being dan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak disabilitas intelektual usia kanak-kanak (r = 0.665, p < 0.01). Analisis lebih mendalam menemukan bahwa dimensi personal growth dari psychological well-being memiliki sumbangan yang signifikan terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan. Selain itu, psychological well-being memberikan sumbangan paling besar terhadap keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak di rumah.

This study discusses the relationship between psychological well-being and parent involvement in education of intellectual disability children in childhood (4-11 years old). Participants were 44 parents that ranged from young adulthood until middle adulthood, which has mild intellectual disability children, moderate, or Down syndrome. The study was a correlational study using a quantitative approach. The results showed a significant relationship between psychological well-being and parent involvement in intellectual disability children's education (r = 0.665, p <0.01). Further analysis found that the personal growth dimension of psychological well-being has a significant contribution towards parent involvement in education. In addition, psychological well-being provide the greatest contribution of parent involvement in children's education at home."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>