Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shabrina Nanda Vitrian
"Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) merupakan gangguan neurodegeneratif progresif yang menyerang unit motorik pada korteks serebral, neuron motorik atas dan neuron motorik bawah. Manifestasi klinis yang umum terjadi pada pasien ALS adalah kelemahan otot. Kelemahan otot terjadi pada otot volunter seperti pada ekstremitas, mulut, tenggorokan, hingga pernapasan. Analisis asuhan keperawatan dilakukan pada kasus seorang pasien laki-laki berusia 54 tahun yang mengalami ALS. Diagnosa keperawatan yang muncul adalah gangguan mobilitas fisik, intoleransi aktivitas, risiko aspirasi, gangguan komunikasi verbal, risiko jatuh, gangguan proses keluarga. Tujuan penulisan ini adalah memaparkan hasil analisis asuhan keperawatan dengan implementasi latihan ROM spherical grip untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak sendi pada pasien ALS. Latihan ROM spherical grip dilakukan dua kali sehari dengan durasi 15 menit selama empat hari Hasil yang didapatkan adalah latihan ROM spherical grip terbukti meningkatkan kekuatan otot dan rentang pergerakan sendi pada pasien ALS. Dapat disimpulkan, latihan ROM spherical grip dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang pergerakan sendi serta intervensi ini mudah, aman, dan tidak menimbulkan efek samping.

Amyotrophic lateral sclerosis (ALS) is a progressive neurodegenerative disorder that attacks motor units in the cerebral cortex, upper motor neurons and lower motor neurons. The main clinical manifestation is muscle weakness. Muscle weakness occurs in voluntary muscles such as in the extremities, mouth, throat, and breathing. The nursing care analysis was performed on a 54 years old male patient with ALS. Nursing diagnosis included impaired in physical mobility, activity intolerance, risk for aspiration, impaired verbal communication, risk for adult fall, and interrupted family process. The purpose of this paper is to present the results of the analysis of nursing care for patient with ALS and the implementation of spherical grip ROM exercises to increase muscle strengths and joint range of motion. Spherical grip ROM exercises were performed twice a day for 15 minutes in four days. The result showed that the spherical grip ROM exercises was beneficial in increasing muscle strength and range of join movements in a patient with ALS. To sum up, the spherical grip ROM exercises increases muscle strength and range of joint movement. This intervention is relatively easy, safe, and does not cause side effects."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI Publishing, 2024
616.839 AMY
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Afifa Annrust Fatina
"Multiple Sclerosis merupakan penyakit kronis, progresif, dan degenerative yang ditandai dengan adanya demielinasi atau peradangan dan kerusakan pada selubung mielin di sistem saraf pusat. Manifestasi klinis pada Multiple Sclerosis tergantung pada lokasi keterlibatan pada sistem saraf pusat. Namun manifestasi klinis yang paling umum terjadi pada pasien dengan Multiple Sclerosis adalah tremor, kelemahan otot, gangguan penglihatan (sulit fokus, buram), dan masalah pada eliminasi (konstipasi). Analisis dilakukan pada pasien perempuan berusia 18 tahun yang diduga mengalami Multiple Sclerosis. Masalah keperawatan yang muncul adalah gangguan mobilitas fisik, konstipasi, risiko jatuh, dan risiko infeksi. Tujuan penulisan ini yaitu memaparkan hasil analisis asuhan keperawatan dengan menggunakan latihan Motor Imagery (MI) yang dikombinasikan dengan latihan Range of Motion (ROM) untuk meningkatkan kekuatan otot pada pasien. Latihan dilakukan selama tiga hari (15, 17-18 April 2023) dengan setiap latihan berdurasi 15-20 menit pada pagi hari. Intervensi keperawatan menghasilkan bahwa tidak ada perubahan dalam kekuatan otot, namun tremor saat duduk berkurang dan pasien melaporkan peningkatan motivasi untuk sembuh secara subjektif. Kesimpulannya, latihan Motor Imagery dan Range of Motion merupakan latihan yang mudah, murah, dan tidak ada efek samping, namun mungkin akan lebih efektif apabila dilakukan dengan waktu dan frekuensi yang lebih lama.

Multiple Sclerosis is a chronic, progressive and degenerative disease characterized by demyelination or inflammation and damage to the myelin sheath in the central nervous system. Clinical manifestations in Multiple Sclerosis depend on the location of involvement in the central nervous system. However, the most common clinical manifestations in patients with Multiple Sclerosis are tremor, muscle weakness, visual disturbances (difficulty focusing, blurring), and problems with elimination (constipation). The analysis was performed on an 18-year-old female patient suspected of having Multiple Sclerosis. Nursing problems that arise are impaired physical mobility, constipation, the risk of falling, and the risk of infection. The purpose of this writing is to present the results of an analysis of nursing care using Motor Imagery (MI) exercises combined with Range of Motion (ROM) exercises to increase muscle strength in patients. The exercises were carried out over three days (15, 17-18 April 2023) with each exercise lasting 15-20 minutes in the morning. The nursing intervention resulted in no change in muscle strength, but the tremor while sitting was reduced and the patient reported subjectively increased motivation to recover. In conclusion, Motor Imagery and Range of Motion exercises are easy, inexpensive, and have no side effects, but may be more effective if done with a longer time and frequency."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Albom, Mitch, 1958-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006
378.12 ALB t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Albom, Mitch, 1958-
Jakarta: Gramedia, 2006
291.3 ALB tt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Albom, Mitch, 1958-
Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2016
378.12 ALB s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anggie Puspita Maharani
"Defisiensi fungsi motorik merupakan kondisi yang sering dialami pada pasien pasca stroke iskemik. Hal ini kerap menimbulkan menurunnya rentang gerak sendi individu yang ditandai dengan penurunan kekuatan otot. Komplikasi lainnya seperti kontraktur juga dapat terjadi pada pasien dengan gangguan mobilitas tersebut. Latihan ROM dan menggenggam stress ball dilakukan pada pelaksanaan asuhan keperawatan pasien pasca stroke iskemik. Masalah keperawatan yang muncul antara lain: perfusi serebral tidak efektif, ketidakstabilan glukosa darah, dan gangguan mobilitas fisik. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memaparkan dan menganalisis latihan ROM dan menggenggam stress ball untuk meningkatkan kekuatan otot dalam asuhan keperawatan pada pasien pasca stroke iskemik. Evaluasi harian dilakukan menggunakan skala Manual Muscle Testing. Hasilnya, terjadi peningkatan kekuatan otot selama 5 hari penerapan intervensi pada pasien pasca stroke iskemik. Dapat disimpulkan bahwa latihan ROM dan menggenggam stress ball bermanfaat dalam meningkatkan kekuatan otot pada pasien pasca stroke iskemik.

Motor function deficiency is a condition often experienced in patients post-stroke. This often leads to decreased range of motion of individual joints characterized by decreased muscle strength. Other complications such as contractures can also occur in patients with these mobility disorders. ROM and stress ball-squeezing exercises are carried out in the implementation of nursing care for patients after ischemic stroke. Nursing problems that arise include: ineffective cerebral perfusion, unstable blood glucose level, and impaired physical mobility. The purpose of this paper is to describe and analyze ROM exercises and stress ball- squeezing to increase muscle strength in nursing care for post-ischemic stroke patients. Daily evaluation was carried out using the Manual Muscle Testing scale. As a result, there was an increase in muscle strength during the 5 days of application of the intervention in post-ischemic stroke patients. It can be concluded that ROM exercises and stress ball-squeezing are beneficial in increasing muscle strength in ischemic stroke patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adisresti Diwyacitta
"ABSTRAK
Latar belakang: Multipel sklerosis (MS) merupakan penyakit autoimun yang menyebabkan inflamasi dan demielinasi pada sistem saraf pusat dimana sering melibatkan nervus optikus (94-99%). Namun hanya sekitar 20% yang mengalami neuritis optik (NO). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan struktur dan fungsi nervus optikus antara pasien MS dengan kontrol normal, perbedaan pada kelompok MS selama pengamatan satu tahun, serta hubungannya dengan durasi penyakit, jumlah relaps, derajat disabilitas, dan subtipe MS.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort prospektif yang melibatkan 58 mata pasien MS. Fungsi nervus optikus dinilai dengan visus, sensitivitas kontras, dan latensi P100. Sedangkan struktur nervus optikus dinilai dengan melihat ketebalan GCIPL, RNFL melalui pemeriksaan Optical Coherence Tomography (OCT), dan gambaran fundus.
Hasil: Struktur dan fungsi nervus optikus kelompok MS lebih buruk dibandingkan dengan kontrol normal. Selama pengamatan 6 dan 12 bulan, lapisan GCIPL dan RNFL pada kelompok MS mengalami penipisan. Durasi penyakit dan jumlah relaps berkorelasi dengan pemanjangan latensi P100 (r=-0,61, p<0,001 dan r=-0,46, p=0,02). Lapisan GCIPL dan RNFL lebih tipis pada subtipe SPMS dibandingkan RRMS.
Kesimpulan: Struktur dan fungsi nervus optikus pasien MS lebih buruk dibandingkan orang normal. Terjadi penipisan GCIPL dan RNFL dalam 6 dan 12 bulan namun tidak berkorelasi dengan durasi penyakit, jumlah relaps, dan derajat disabilitas.

ABSTRACT
Background: Multipel sclerosis (MS) is an autoimmune disease that causes inflammation and demyelination of central nervous system which often involves the optic nerve (94-99%). However, only about 20% patients experience optic neuritis (ON). This study aims to determinate the optic nerve structure and function differences between MS patients and healthy controls (HC), the optic nerve changes in MS group over 1-year follow up, and its correlations with the disease duration, number of relapses, degree of disability, and MS subtype.
Methods: This is a prospective cohort study involving 58 eyes of MS patients. Optic nerve function was evaluated by visual acuity, contrast sensitivity, and P100 latency. While the optic nerve structure was assessed by looking at GCIPL and RNFL thickness through Optical Coherence Tomography (OCT), also fundus appearance.
Results: Optic nerve structure and function of MS group were worse than HC. During 6 and 12 months observations, GCIPL and RNFL in MS group were depleting. The disease duration and number of relapses correlated with delayed P100 latency (r=-0,61, p<0,001 and r=-0,46, p=0,02). GCIPL and RNFL in SPMS subtype were thinner than in RRMS."
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darwin
"Penulisan ini merupakan basil pemantauan praktis, studi lapangan, pengalaman pribadi, dan pemanfaatan Hteratur-literatur yang tidak tersedia untuk umum. Oleh karena itu penulis sangat berterima kasih pada pihak-plhak yang telah membantu penyelesaian tulisan ini. Daftar berikut ini ada1ah mereka yang telah banyak memberikan bantuan dalam hal waktu, kesempatan maupun pemikiran. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih. Dan bagi mereka yang tidak dapat disebutkan semuanya disini, penulis juga sangat menghormati dan menghargai bantuan moral yang diberikan.
1. Bapak DR. Ir. Yanuar M.Sc. M.Eng., selaku dosen pernbimbing.
2. PT Apecmas usantara, Handoko, Bapak IS Tridoso. dan staff yang telah membantu dalam penyediaan katalog, spare partpetunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan.
3. PT lndographica, Bapak Agus Handaniwinata, Bapak Reynaldi, atas waktu dan kesempatan yang diberikan dalam pengamatan langsung di lapangan.
4. PT Dian Rakyat, Bapak Mahrur, Bapak Rozali, dan rekao-rekan operator yang telah banyak meluangkan waktu untuk herdiskusi dan hertukar pikiran.
Sistem penggerak harmonik merupakan komponen mesin yang relatif baru, Dengan pemanfaatan tabung silindris berdinding tipis, ia mampu menjadi komponen pereduksi kecepatan motor, dan sekaligus meningkatkan torsi keluarannya. Pada mesin cetak sheet-fed offset IvfiJsubishi 3F, ia digunakan pada mekanisme pengontrol ketepatan poslsi cetakan. Pengalaman di Iapangan kadang menunjukkan terjadinya kerusakan pada komponen iill, yang menyebabkan kerugian dari segi waktu maupun biaya.
Untuk itu penulis melakukan pendekatan dari studi terhadap rancangan dan sistem kerja mekanis, serta beban-beban yang timbut Pernanfaatan gambar teknik, katalog mesin, buku petunjuk operasi, pemeliharaan, maupun troubleshooting, sangat banyak memberikan informasi yang membantu. Dengan dasar ini kemudian dUakukan telaah secara teoritis untuk mendapatkan parameter­-parameter yang berpengarun pada pembebanan. Analisa selanjutnya dilakukan dengan menganggap tetjadi perubahan pada parameter-parameter tertentu di lapangan Untuk selanjutnya diharapkan dapat memberlkan masukan dan informasi yang berarti dalam bal rancang bangun maupun operasional mesin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37259
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Martin Dunitz, 1999
616.73 MUL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>