Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116270 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lubis, Maududi Muhammad
"Dalam kondisi pasar hari ini, konsumen menginginkan brand yang mereka gunakan mengambil sikap terhadap isu sosial tertentu, termasuk di Indonesia. Ketika brand memiliki kecocokan dengan pesan aktivisme, tujuan, nilai, dengan praktik perusahaan yang pro terhadap isu sosial, serta terlibat aktif dalam Brand Activism, hal ini dapat menciptakan perubahan sosial dan keuntungan terbesar dalam brand equity.Brand Activism tumbuh dan menyebar di lingkungan pemasaran. Hal ini ditandai dengan fenomena Brand Activism yang telah mendapat perhatian baik di dunia akademis, maupun dikalangan pemasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Perceived Argument Quality, Perceived Authenticity, Perceived Altruistic Motives, Perceived Self-Interest Motives, Brand Trust, Brand Attitude, dan Brand Loyalty. Penelitian ini mengambil argumen Brand Activism kampanye “Setiap U Beri Kebaikan” Unilever Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan metode descriptive sampling menggunakan survei online kepada responden generasi z dan generasi milenial dalam rentang usia 18-39 tahun yang mengetahui kampanye “Setiap U Beri Kebaikan” dari Unilever Indonesia. Sebanyak 181 responden yang memenuhi kriteria terkumpul yang kemudian diolah dan dianalisis menggunakan Partial Least Square-Structural Equation Method (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan Perceived Argument Quality berpengaruh positif terhadap Brand Trust, tetapi tidak terhadap Brand Attitude. Selanjutnya, Perceived Authenticity memiliki pengaruh positif terhadap Brand Attitude dan Brand Trust. Kemudian, Perceived Altruistic Motives memiliki pengaruh positif terhadap Brand Trust, tetapi tidak terhadap Brand Attitude. Selanjutnya, Perceived Self-Interest Motives tidak berpengaruh secara positif terhadap Brand Attitude dan Brand Trust. Terakhir, Brand Attitude dan Brand Trust berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh pemasar dan manajemen perusahaan yang ingin menerapkan Brand Activism terhadap brand yang akan dikampanyekan.

In today's market conditions, consumers want the brands they use to take a stand on certain social issues, including in Indonesia. When a brand matches activism messages, purpose, values, with pro-social corporate practices, and engages actively in brand activism, it can create social change and the greatest gains in brand equity. Brand activism grows and spreads in the marketing environment. This is indicated by the phenomenon of Brand Activism which has received attention both in the academia and among marketers. This study aims to determine the relationship between Perceived Argument Quality, Perceived Authenticity, Perceived Altruistic Motives, Perceived Self-Interest Motives, Brand Trust, Brand Attitude, and Brand Loyalty. This research takes a case study of Unilever Indonesia's “Every U Does Good” campaign. Data collection was carried out using a descriptive sampling method using an online survey of respondents from generation z and millennial generation in the age range of 18-39 years who know Unilever Indonesia's "Every U Does Good" campaign. A total of 181 respondents who met the criteria were collected which were then processed and analyzed using the Partial Least Square-Structural Equation Method (PLS-SEM). The results showed that Perceived Argument Quality had a positive effect on Brand Trust, but not on Brand Attitude. Furthermore, Perceived Authenticity has a positive influence on Brand Attitude and Brand Trust. Then, Perceived Altruistic Motives has a positive influence on Unilever Indonesia's Brand Trust, but not on Brand Attitude. Furthermore, Perceived Self-Interest Motives have no positive effect on Brand Attitude and Brand Trust. Last, Brand Attitude and Brand Trust have a positive effect on Brand Loyalty. The results of this study can be used as a reference by marketers and company management who want to apply Brand Activism to the brand that will be campaigned."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Suryatni Harthayasa
"Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dapat merupakan lembaga pendidikan informal yang menampilkan berbagai bentuk peragaan tentang Indonesia. Meskipun demikian sampai seberapa jauh kegiatan dan penyelenggaraannya memperoleh tanggapan dari para pengunjung. Penelitian ini bertujuan: (1) menganalisis perwujudan TMII sebagai lembaga pendidikan informal (2) menganalisis berbagai peragaan yang dilaksanakan oleh TMII melalui anjungan-anjungan daerah (3) menganalisis efektivitas kegiatan dan cara-cara penyelenggaraannya (4) menilai tanggapan masyarakat pengunjung terhadap berbagai hal yang ditampilkan oleh TMII melalui anjungan-anjungan daerah. Metoda yang digunakan ialah metoda deskriptif analisis dengan data kualitatif dan kuantitatif.
Data yang digunakan ialah data primer dan data sekunder. Obyek observasi antara lain: (1) Kualitas dan kuantitas misi dan kegiatan TMII melalui anjungan-anjungan daerah (2) Kualitas dan kuantitas hambatan dari pengelola obyek wisata budaya TMII (3) Kualitas kondisi Astagatra sebagai ketahanan budaya secara integral, holistik dan sistemik merupakan ketahanan nasional.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) perwujudan TMII sebagai lembaga pendidikan informal adanya perubahan prilaku individu atau masyarakat yang diakibatkan terjadinya proses interaksi informasi tanpa adanya pengaturan tertentu dan sering dilakukan tanpa sadar mencapai tujuan tertentu. Dalam merealisasikan proses tersebut diperlukan berbagai cara dari TMII dalam mengemas potensi yang ada sehingga dapat menarik masyarakat untuk berrekreasi. 2) Berbagai bentuk peragaan yang ditampillcan melalui anjungan-anjungan daerah pada umumnya sama baik yang bersifat statik maupun yang bersifat dinamis. Tetapi dalam melaksanakan aktivitasnya sangat bervariasi. (3) Efektivitas kegiatan dan cara-cara penyelenggaraannya pada umumnya sama antar anjungan daerah baik berupa pameran pertunjukan maupun pendidikan dan latihan, begitu pula dengan cara penyelenggaraannya baik secara mingguan atau bulanan, khusus dan insidentil, tetapi yang menjadi perbedaan adalah kualitas dan kuantitasnya. Disisi lain masing-masing Pemerintah Daerah mempunyai kemampuan yang berbeda sehingga dalam perkembangannya kurang baik yang dapat menimbulkan kecemburuan antar anjungan. (4) Tanggapan masyarakat pengunjung terhadap berbagai hal yang ditampilkan oleh TMII melalui anjungan-anjungan daerah secara bersama antara gatra geografi, gatra budaya dan gatra ekonomi sebesar 70% sedangkan 30% lagi dipengaruhi oleh faktor lain.
Pemeriksaan secara statistik untuk koefisien-koefisien ini sangat signifikan dengan uji statistik t, pengembangan dan pelestarian obyek wisata budaya TMII disarankan antara lain: (1) Keberadaan obyek wisata budaya TMII berpotensi untuk saling mengerti dan memahami perbedaan yang ada diharapkan partisipasi dan proaktif dari masyarakat luas dan khusus kepada pengelola TMII dalam melaksanakan misinya perlu ditingkatkan sesuai dengan dinamika masyarakat. (2) Perkembangan pembangunan obyek wisata budaya TMII hams memperhatikan ciri khas daerah dan tidak merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat maupun obyek wisata yang sudah ada. (3) Untuk lebih dikenal oleh masyarakat luas promosi perlu ditingkatkan dan khusus bagi anjungan daerah lebih banyak menampilkan pertunjukan atau pagelaran yang bemuansa budaya daerah. (4) Kontribusi TMII sebagai obyek wisata budaya dalam membina sating pengertian di dalam masyarakat majemuk Indonesia cukup positip sehingga dapat mempengaruhi wawasan nusantara dan ketahanan nasional, perkembangan lebih lanjut perlu diantisipasi budaya global yang berdampak negatif."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T2472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulus Jasmin
"Penelitian ini membahas tentang Upacara Gawai Makna dan hubungan dengan hidup Masyarakat Dayak Mualang di Sungai Antu Hulu, Kee, Belitang Hulu Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat. Upacara Gawai adalah bagian yang dari tradisi yang sangat panting di kalangan orang Mualang. Tujuan penelitian ini mengetahui makna gawai menurut pandangan orang Mualang, dan menemukan hubungannya dengan hidup manusia.
Penelitian ini menggunakan berbagai teori yang kiranya dapat mempertajam analisis dari tema yang dibahas. Beberapa teori yang digunakan di dalam tesis ini dengan maksud untuk mempertajam pembahasan mengenai upacara gawai.Saya mengambil infomasi dan berbagai informan, khususnya masyarakat setempat, antara lain: orang tua, dukun, orang muda, pengurus adat, sesepuh, perangkat desa, beberapa buku yang membahas mengenai latar belakang Suku Dayak Mualang. Dan tentunya yang lebih penting adalah pengamatan secara langsung dan terlibat serta wawancara mendalam terhadap beberapa tokoh yang mempunyai pengetahuan mengenai adat dan upacara gawai.
Hasil penelitian ini menemukan berbagai aspek penting dalam dalam upacara gawai. Melalui gawai kita dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang masyarakat Mualang dalam hubungannya dengan pola hidup, sikap terhadap sesama, pandangan mengenai alam, dan pandangan mereka mengenai hidup. Aktivitas gawai menggambarkan seluruh aspek kehidupan masyarakat Mualang dalam hubungan dengan leluhur, kehidupan sosial dengan sesama manusia dan hubungan dengan alam semesta. Melalui gawai kita dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang masyarakat Mualang dalam hubungannya dengan pola hidup, sikap terhadap sesama, pandangan mengenai alam, dan pandangan mereka mengenai hidup. Aktivitas gawai menggambarkan seluruh aspek kehidupan masyarakat Mualang dalam hubungan dengan leluhur, kehidupan sosial dengan sesama manusia dan hubungan dengan alam semesta.
Dalam hubungannya dengan hidup, Gawai merupakan sumber inspirasi bagi manusia untuk menata kehidupan bersama. Gawai patokan dalam menentukan sikap dan tata karma sopan santun. Pesan-pesan moral yang terdapat dalam upacara gawai kiranya menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat Mualang. Selain itu gawai juga menjadi sarana untuk memahami hubungan manusia dengan Tuhan (Petara), sesama dan alam semesta. Gawai berkerja sebagai sistem yang mempengaruhi semua aspek kehidupan orang Mualang, baik secara konret dalam perbuatan maupun dalam pikiran.
Pada akhimya penelitian ini mau menyadarkan kita bahwa, gawai Dayak Mualang merupakan ekspresi dari seluruh aspek kehidupan orang Mualang. Dengan mengetahui upacara gawai berarti mengenal Orang Mualang secara keseluruhan. Sebab gawai menggambarkan seluk beluk kehidupan Orang Mualang yang sesungguhnya. Penelitan ini akan berguna dalam upaya mengetahui dan mengenal secara lebih dekat Orang Dayak Mualang."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Maulana Thalib
"ABSTRAK
Budaya telah ditemukan mempengaruhi terjadinya Social Loafing dalam sebuah kelompok. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh budaya terhadap Social Loafing dalam kondisi kerja kolektif. Melalui 2x2 independent group
design, 40 mahasiswa (20 berkewarganegaraan cina dan 20 berkewarganegaraan australia) yang mewakili budaya
Individualism dan Collectivism berdasarkan dimensi budaya Hofstede. Partisipan ditugaskan untuk bekerja secara
individu (koaktif) atau dalam kelompok yang terdiri dari lima orang (kolektif) untuk menghasilkan sebanyak mungkin
kegunaan sendok dalam tiga menit, dimana hasilnya akan mewakili kinerja mereka. Hasil penelition menunjukkan
bahwa peserta dari budaya kolektivis lebih banyak menemukan kegunaan sednok daripada peserta yang berasal dari
budaya individualis. Studi ini menunjukkan bahwa budaya memang berpengaruh pada kemunculan social loafing dalam
kondisi kerja kolektif. Studi selanjutnya perlu melibatkan prosedur tugas yang lebih sulit agar bisa lebih tepat
mengidentifikasi performa dalam kondisi kerja kolektif dan mengidentifikasi penyebab social loafing.

ABSTRACT
Culture has been found to affect the occurrence of social loafing in groups. This study aims to examine the effect of
culture on social loafing in collective working condition. Via a 2x2 independent group design, 40 university students (20
Chinese Citizen and 20 Australians Citizens) based on their culture determined by Hofstede cultural dimensions index of
Individualism vs. Collectivism. They were assigned to work individually (coactive) or in groups of five (collective) to
generate as many uses of a spoon in three minutes, as their results would represent performance. Results revealed that
participants from collectivist culture generated more uses of a spoon than those from individualist culture. The finding
suggest that culture does has an effect on social loafing in collective working condition. Future studies should use a
more challenging task to examine social loafing precisely."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Baudrillard, Jean, 1929-2007
London : Sage, 1998
306 BAU c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Riany Fajrin
"Dalam sejarah kepemilikan tanah, hak ulayat masyarakat adat telah diakui dan dihormati oleh negara dan terdapat pengaturannya pada perundang-undangan di Indonesia. Tanah ulayat di Papua menjadi penting karena mengikat budaya dan identitas masyarakat adat. Konflik di Papua sering terjadi mengenai sengketa tanah. Seperti yang ada pada putusan Mahkamah Agung Nomor 4241 K/Pdt/2022 dimana permasalahan timbul ketika warga lokal Papua yang bukan merupakan bagian dari masyarakat hukum adat membeli tanah ulayat untuk kepentingannya melalui masyarakat hukum adat di distrik Hubikiak, Wamena Kota. Jual beli dilakukan sesuai dengan proses hukum adat yaitu dengan cara pelepasan hak atas tanah adat yang diawasi oleh kepala adat atau Ondoafi, para tetua adat, ketua RT/RW. Setelahnya dilanjutkan dengan membuat permohonan penerbitan SHM kepada BPN. Dalam hukum adat, penerbitan sertifikat harus menyertakan bukti surat pernyataan pelepasan hak atas tanah. Pendaftaran tanah selain dapat memberikan kepastian hukum juga sangat penting karena merupakan alat bukti kepemilikan yang sah dan diakui oleh negara. Pengakuan hak milik seringkali bertentangan dengan hukum adat karena terdapat ketidakselarasan dengan konsep hukum modern. Oleh karena itu, adapun permasalahan mengenai bagaimana pengaturan tanah ulayat di masyarakat hukum adat Papua berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kedudukan surat hak milik yang berasal dari tanah ulayat masyarakat hukum adat Papua. Guna menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian doktrinal dengan melakukan kajian objek hukum berupa peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berupa bahan hukum primer yang relevan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini adalah peraturan hukum mengenai kesejahteraan masyarakat adat dalam peraturan UU Otsus Papua dan Perdasus Papua, namun implementasinya masih sangat kurang serta mengenai kedudukan surat hak milik yang berasal dari tanah ulayat masyarakat hukum adat meskipun bertentangan dengan hukum adat harus diakui karena merupakan bukti kepemilikan yang sah menurut hukum dan diakui oleh negara. Sehingga, objek tanah jika sewaktu-waktu diakui kembali oleh masyarakat hukum adat tidak dapat dipermasalahkan maupun diambil alih.

In the history of land ownership, the rights of indigenous peoples have been recognized and respected by the state and have been laid down in the laws of Indonesia. The land of rite in Papua has become important because it binds the culture and identity of indigenous peoples. Conflicts in Papua are often about land disputes. As in the decision of the Supreme Court Number 4241 K/Pdt/2022 where the problem arises when the local citizens of Papua who are not part of the customary law community buy land for their interests through the ordinary llaw society in the district of Hubikiak, Wamena Kota. The sale is carried out in accordance with customary legal processes that is by the way of realese of the right to the original land supervised by the chief or Ondoafi, ordinary elders, the head of RT/RW. Afterwards proceeded by making a request for the issuance of SHM to BPN. In customary laws, the issue of the certificate must include proof of th declaration of the release of rights to the land. Land registration, in addition to providing legal certainty, is also very important as it is a legitimate and state recognized proof of ownership. The recognition of property rights is often contrary to customary law because it is inconsistent with modern legal concepts. Therefore, with regard to the problem of how the arrangement of land in Papua customary law society is based on the rules of the laws in force and the position of the title of property originating from the land of the Papua common law society. In order to answer these questions, this study uses the method of doctrinal research by conducting a study of legal objects such as regulations of laws and judgments of courts. The data used is secondary data that is primary legal material relevant to this research. The results of this research are legal regulations concerning the welfare of indigenous peoples in the regulations of the Otsus Papua and the Perdasus Papua, but their implementation is still very poor as well as regarding the position of the title of property originating from the land of the communities the customary land law although contrary to customary laws must be recognized as proof of legitimate ownership according to the law and recognized by the state. Thus, the object of land if at any time recognized by the common law society cannot be challenged nor taken."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Junaedi Satya Wicaksana
"[ABSTRAK
Penyebaran Bahasa Inggris di Indonesia dimulai setelah lengsernya Presiden Republik Indonesia
Soeharto pada zaman Pasca-Orde Baru. Pada saat itu pula, banyak kata-kata atau ungkapan dalam bahasa Inggris
yang mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia di dalam setiap aspek kehidupan, termasuk media massa
seperti internet, televisi, radio dan lain sebagainya. Pada akhirnya, bahasa Inggris pun mempengaruhi sebagian
besar orang Indonesia terutama bagi para remaja metropolitan di Jakarta yang bahasa percakapan sehari-harinya
bergaya kebarat-baratan. Dalam penelitian ini, penulis ingin menjelaskan bagaimana bahasa Inggris seringkali
disisipkan di dalam percakapan bahasa Indonesia, yang tentunya memiliki tujuan tersendiri. Kita dapat
menjumpai percakapan seperti itu dalam pergaulan kaula muda Jakarta yang mendefinisikan diri mereka sebagai
anak gaul. Selain itu, penulis juga akan menjabarkan bagaimana kaula muda ini mengidentifikasi diri mereka
pada situasi tersebut. Oleh karena itu, pengaruh bahasa Inggris ini dapat terhubung dengan aspek-aspek budaya
mengenai kehidupan kaula muda Jakarta sejak zaman Soeharto sampai saat ini.ABSTRACT The spread of English in Indonesia began after the President Soeharto?s fall or pasca-Orde Baru (post-
New Order). At that time, many English words affected Indonesian language and bombarded the use of
Indonesian language in every aspect. This includes electronic media such as, the internet, television, radio, etc.
and printed media like newspaper and magazine which become media for the spread of English in Indonesia.
Eventually, this foreign language affects most of Indonesian people, especially the Jakarta metropolitan
teenagers whose daily conversations are really westernized. In this research, I want to explain how English is
frequently asserted in Indonesian language conversations for several reasons. We can find the insertion of
English among Jakarta metropolitan teenagers who identify themselves as gaul (socialized) people. Besides, I
also want to explain how these teenagers identify their identities given this situation that has been a phenomenon
for years. Thus, this can be connected to the cultural aspects that study the Jakarta metropolitan teenagers?
lifestyles in post-authoritarian Soeharto regime in 1998 up to now.;The spread of English in Indonesia began after the President Soeharto?s fall or pasca-Orde Baru (post-
New Order). At that time, many English words affected Indonesian language and bombarded the use of
Indonesian language in every aspect. This includes electronic media such as, the internet, television, radio, etc.
and printed media like newspaper and magazine which become media for the spread of English in Indonesia.
Eventually, this foreign language affects most of Indonesian people, especially the Jakarta metropolitan
teenagers whose daily conversations are really westernized. In this research, I want to explain how English is
frequently asserted in Indonesian language conversations for several reasons. We can find the insertion of
English among Jakarta metropolitan teenagers who identify themselves as gaul (socialized) people. Besides, I
also want to explain how these teenagers identify their identities given this situation that has been a phenomenon
for years. Thus, this can be connected to the cultural aspects that study the Jakarta metropolitan teenagers?
lifestyles in post-authoritarian Soeharto regime in 1998 up to now., The spread of English in Indonesia began after the President Soeharto’s fall or pasca-Orde Baru (post-
New Order). At that time, many English words affected Indonesian language and bombarded the use of
Indonesian language in every aspect. This includes electronic media such as, the internet, television, radio, etc.
and printed media like newspaper and magazine which become media for the spread of English in Indonesia.
Eventually, this foreign language affects most of Indonesian people, especially the Jakarta metropolitan
teenagers whose daily conversations are really westernized. In this research, I want to explain how English is
frequently asserted in Indonesian language conversations for several reasons. We can find the insertion of
English among Jakarta metropolitan teenagers who identify themselves as gaul (socialized) people. Besides, I
also want to explain how these teenagers identify their identities given this situation that has been a phenomenon
for years. Thus, this can be connected to the cultural aspects that study the Jakarta metropolitan teenagers’
lifestyles in post-authoritarian Soeharto regime in 1998 up to now.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Syifa Syahira
"@babufess merupakan salah satu autobase di media sosial Twitter yang digunakan oleh komunitas virtual pemain video game Genshin Impact, autobase ini menjadi wadah bagi komunitas pemain Genshin Impact di Twitter untuk saling berinteraksi. Kajian terdahulu yang meneliti mengenai penggunaan autobase berfokus terhadap bagaimana informasi dari autobase mempengaruhi perilaku pengguna autobase, sedangkan kajian mengenai komunitas virtual pemain video game cenderung membahas bagaimana interaksi pemain video game di media sosial membawa keuntungan untuk developer game. Masih sedikit kajian yang menganalisis kebudayaan digital yang terbentuk di dalam sebuah komunitas virtual. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis bagaimana penggunan autobase @babufess sebagai alat pendukung dalam komunitas virtual pemain Genshin Impact di Indonesia berperan dalam infrastruktur komunitas tersebut, dan interaksi yang terjadi dalam komunitas yang menggunakan autobase ini menunjukkan adanya budaya komunitas digital. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode netnografi dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan observasi. Analisis dalam penelitian ini menunjukkan bagaimana penggunaan teknologi digital dalam komunitas virtual berperan dalam pembentukan infrastruktur komunitas virtual dan budaya komunitas digital tersebut, dalam komunitas pemain Genshin Impact di Indonesia autobase termasuk ke dalam infrastruktur komunitas virtual, sementara interaksi individu yang berada dalam komunitas tersebut menunjukkan identitas, partisipasi individu dalam komunitas, dan sense of virtual community yang menjadi dimensi dalam kebudayaan komunitas digital.

@babufess is an autobase on Twitter that is used by the virtual community of Genshin Impact players, this autobase is a place for the Genshin Impact player community on Twitter to interact. Previous studies that examined the use of autobase focused on how information from autobase influences the user's behavior, while studies on virtual communities of video game players tend to discuss how the interaction of video game players on social media brings benefits to game developers. There are still few studies that analyze digital culture that is formed in a virtual community. Therefore, this study aims to analyze how the use of @babufess autobase as a supporting tool in the virtual community of Genshin Impact players in Indonesia plays a role in the infrastructure of the community, and the interactions that occur in communities that use this autobase indicate the existence of a digital community culture. The approach used in this study is a qualitative research approach using netnography methods with in-depth interviews and observation data collection techniques. The analysis in this study shows how the use of digital technology in virtual communities plays a role in the formation of virtual community infrastructure and digital community culture, in the Genshin Impact player community in Indonesia autobase is included in the virtual community infrastructure, while interactions that happens in the community show identity, individual participation, and a sense of virtual community which is a dimension of the digital community culture."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Gunawan
"ABSTRAK
Penelitian ini mengenai risiko viktimisasi secara virtual yang bertransisi menjadi risiko aktual. Proses transisi risiko dari virtual melalui sarana media sosial
bertansisi menjadi risiko aktual patut dipandang sebagai sebuah masalah yang untuk diteliti.. Karena saat ini masih terdapat pengguna media sosial yang terpapar
risiko viktimisasi seksual yang umumnya anak perempuan hingga bertransisi korban secara aktual, yang seharusnya dapat dicegah melalui pemahaman mengenai penyalahgunaaan media sosial serta pengawasan dari orang tua, guru
dan masyarakat sehingga megurangi terjadi korban lain berjatuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut untuk menjelaskan bagaimana hubungan
antara pola interaksi virtual remaja perempuan melalui media sosial dengan risiko viktimisasi seksual mereka ketika interaksi virtual berubah menjadi interaksi
aktual. Metode yang digunakan metode gabungan, yang menggunakan data kuantitatif dikonfirmasi dengan data kualitatif atau Mix method One-Phased Model. Melalui data kuantitatif dalam mencari signifikansi hubungan antar
variabel digunakan koefisien korelasi product moment-Pearson, untuk mencari
signifikansi hubungan variabel X dengan Variabel Y yang melalui data kuantitatif
dengan n= 208. Respondennya terdiri dari SMAN 5 Bekasi, SMA Islam
Assyafi‟iyah, dan SMA PB Sudirman diolah melalui bantuan SPSS versi 20. Melalui data kualitatif digunakan metode wawancara kepada narasumber dan responden kemudian diinterpretasikan. Hasil dari Koefisien Determinasi (KD)
adalah sebesar 84.82 %, dan sisanya sebesar 15.18 % oleh variabel lain yang tidak
diteliti (implisit eksogenous/epsilon). Selanjutnya perhitungan di konfirmasi
melalui data kualitatif hasil wawancara. Kesimpulan hasil penelitian
Penggunaannya media sosial dikalangan siswi SMA yang memiliki eksposur
online yang sangat tinggi berpotensi terjadi risiko viktimisasi seksual. Faktor yang
paling besar dalam menentukan terjadi risiko viktimisasi ini adalah pengawasan.
Semakin sering menggunakan media sosial, maka semakin besar risiko anak
menjadi korban kejahatan penyalah gunaan media sosial. Semakin jarang
menggunakan media sosial, maka semakin kecil risiko anak menjadi korban
penyalahgunaan media sosial.

ABSTRACT
This study is focused on the risks of girl sexual victimization on social media which the
transform to be the actual risk. The process of transformation from the virtual sexual risk
through social media to be an actual risk should be viewed as a problem to be
investigated. Because there are still many girl who use social media are exposed to the
risk of virtual sexual victimization that transform into actual sexual victim risk, which
actually could be prevented misuse of social media through an understanding of social
media as well as the supervision of parents, teachers and the community that happen
eliminate further victims. The purpose of this study are to analyze how the relationship
between the ways of use social media with sexual risk victimization on virtual which
transformed to be sexual risk victimization in real. The method used in this research is the
combined method, which uses quantitative data and qualitative data which use in the
same time, and the result from quantitative data confirmed by qualitative data or known
as Mix-method One-Phased Model. Through quantitative data in the search for
significance of the relationship between variables use Product Moment Correlation
Coefficient-Pearson to find out the significance relationship between variable X with
variable Y, and continued confirmed the relationship between dependent variable and
independent variable by using qualitative data interpreted from interview with
respondents, and interviewees. Population taken from female students of SMAN 5
Bekasi, Islam Assyafi'iyah SMA and SMA PB Sudirman. By using Solvin formula it
resulted sample n=208. Results of the coefficient of determination (KD) is amounted to
84.82%, and the balance of 15:18% by other variables not studied (implicit exogenous /
epsilon). Further calculations confirmed through interviews qualitative data. Conclusion
of the study is the use of social media among high school female students who have a
very high online exposure could potentially occur risk of sexual victimization. The
biggest factor in determining the risk of victimization happens is capable guardian."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Raymond Adikarta
"Dalam era modern ini membawa banyak perubahan yang signifikan dalam hal life style. Manusia modern berpikir tentang seberapa penting status itu. Indikator untuk mengukur seberapa tinggi status adalah dengan melihat atribut fashion mereka pakai. Fashion memberikan kepercayaan diri yang lebih kepada seseorang dan termasuk dalam salah satu dari kategori produk mewah. Salah satu dari merk mewah adalah produk fashion yang sedang digandrungi adalah produk sepatu Nike. Merk mewah adalah produk yang mahal, eksklusif, prestisius dan memberikan emotional value dalam customer experience. Banyak produk mewah telah memakai strategi sosial media dan terbukti berhasil. Oleh karena itu, Nike React Element 87 akan mencoba strategi ini lewat User Generated Content (UGC) memakai media Youtube. Indikator untuk mengukur Youtube Vlogger yang tepat adalah berdasarkan jumlah subscribers atau viewers. Penelitian ini akan mencoba membantu marketing dari sepatu Nike untuk menemukan Vlogger yang tepat untuk memasarkan Nike React Element 87. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa Boim Lenno memiliki Physical Attractiveness, Social Attractiveness dan Attitude Homophily yang mampu menghasilkan Para Social Interaction dengan penontonnya sehingga membentuk Brand Value, Brand Luxury dan Brand Imagery Fit, namun hanya Brand Value saja yang berpengaruh positif terhadap Purchase Intention dari Nike React Element 87.

In this modern era right now brings a significant changing on life style. The modern people think of how important that the status is. Indicator to measure how high people status is by looking at the attribute they wear, called fashion. Fashion brings confident to somebody. One of the fashion icon that became trend nowadays is Nike product. Luxury brand is high quality product and also service that expensive, exclusive, presticious, authenthic, offering high level of emotional value through consumer experience. Based on several of luxury brand above that has already done with social media marketing strategy, Nike React Element 87, will try this strategy. Through social media, consumers can easily and quickly access User Generated Content (UGC) that contain review and information related to the product. The indicator to measure in choosing the right vlogger based on total subscribers or viewers. So, this paper made to help marketer of Nike shoes to select the right Vlogger for Nike React Element 87. As the result, Boim Lenno has physical attractiveness, social attractiveness and attitude homophily that can produce Para Social Interaction with the viewers so can shape Brand Value, Brand Luxury and Brand Imagery Fit, but the interesting thing is only Brand Value that has pisitive effect to Putchase Intention of Nike React Element 87."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>