Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112024 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Muthi`ah Rezkiyanti Ridwan
"Limbah plastik yang sulit terurai menyebabkan permasalahan tumpukan sampah di lingkungan, namun, penggunaan plastik selama masa pandemi tidak dapat terhindari. Masalah dalam penelitian ini adalah peningkatan limbah plastik kemasan take-away produk makanan dan minuman saat masa Pandemi Covid-19.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kesadaran lingkungan masyarakat dengan menggunakan analisis variabel pengetahuan, sikap, dan perilaku, serta hubungan ketiga variabel terhadap aktivitas pembelian minuman kemasan yang menggunakan produk plastik sekali pakai.
Metode yang digunakan adalah survey terhadap 268 orang sampel. Metode analisis adalah distribusi frekuensi serta analisis statistik regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat, mayoritas responden sebesar 55,6% memiliki kesadaran lingkungan yang baik. Berdasarkan analisis regresi logistik, variabel perilaku secara signifikan memengaruhi aktivitas masyarakat dalam penggunaan plastik pada pembelian minuman kemasan.
Kesimpulan penelitian ini peminimalan penggunaan plastik dapat dicapai dengan pengubahan perilaku masyarakat dengan menggabungkan peningkatan kesadaran lingkungan pada masyarakat dengan implementasi aturan lingkungan dari pemerintah.

Plastic waste nature which is difficult to decompose causes high amount of its garbage in the environtment. However, the use of plastic during pandemic cannot be avoided. Problems occur when there was a surge of demand of take-away food product resulting an increase in food and beverage packaging waste throughout Covid-19 pandemic.
The objectives are to analyze public’s environmental awareness regarding plastic packaging waste through variables knowledge, attitude, and behavior and its relationship to public activity in plastic use in beverage purchases products.
Methods used are frequency distribution and logistic regression analysis, on total 268 respondents.
Results showed about 55.6% have good environmental awareness. Logistic regression analysis show plastic use behavior significantly affects the activity of plastic use in beverage products during Covid-19 pandemic.
The conclusion is minimizing the use of single-use plastic could be achieved by changing people’s behavior, which could be attained by combining increasing environmental awarenss in the community and implementing environmental regulations from government.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yusuf Amartha
"PT. Y telah menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004 sejak tahun 2006 untuk mencegah terjadinya pencemaran di area PT. Y, namun pencemaran lingkungan masih terjadi. Pencemaran lingkungan umumnya terjadi karena perilaku pekerja yang tidak ramah lingkungan. Tujuan dari riset ini adalah menganalisis hubungan kesadaran lingkungan terhadap perilaku pekerja PT. Y; menganalisis hubungan sistem manajemen lingkungan ISO 14001 terhadap perilaku pekerja di wilayah kerja PT. Y; menganalisis hubungan sistem manajemen lingkungan ISO 14001 dan kesadaran lingkungan secara simultan terhadap perilaku pekerja PT Y.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 314 pekerja, dengan jumlah sampel sebanyak 194 pekerja menggunakan metode Slovin. Untuk pemilihan karyawan menggunakan metode simple random sampling. Metode analisis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Hasil penelitian diolah dengan metode univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil analisis menunjukkan hubungan yang lemah dan searah antara kesadaran lingkungan dan perilaku karyawan dengan nilai korelasi R = 0,23.
Hasil yang berbeda pada sistem manajemen lingkungan ISO 14001 dengan perilaku pekerja. Hasilnya menunjukkan tidak ada hubungan antara sistem manajemen lingkungan ISO 14001 dan perilaku pekerja dengan nilai korelasi R = 0,39. Sedangkan korelasi antara kesadaran lingkungan dan sistem manajemen lingkungan ISO 14001 terhadap perilaku pekerja menunjukkan hubungan yang kuat dengan nilai korelasi R = 0,56.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis tersebut adalah kesadaran terhadap lingkungan memainkan peran penting dari perilaku pekerja PT. Y terhadap Lingkungan. Program perusahaan seperti sistem manajemen lingkungan ISO 14001 tidak dapat berjalan secara efektif tanpa dukungan dari kesadaran lingkungan. Perusahaan harus meningkatkan kesadaran lingkungan terlebih dahulu sebelum menerapkan program lain yang berkaitan dengan lingkungan di wilayah kerja perusahaan.

Environmental pollution is happening in working area of PT Y. It happens since worker's behavior is not environmental friendly. This research aims to find factors that influence worker's behavior as an effort to minimize environmental pollution. This study used a combination of the quantitative and qualitative method. Obtaining ISO 14001 environment management system data including knowledge, perception, and satisfaction. On the behavior of workers population in this study are 314 workers, with sample number are 194 Workers number using Slovin method.
Employee selection is done by using simple random sampling method. Analysis method in this research is descriptive analytical. It used the relationship of one variable with the others on the population study tested using cross sectional design. This design could explain study validity of a model or hypothesis formulation and level of difference between the sampling groups at a given point in time. This research was conducted by survey method, observation, and interview using the instrument in questionnaire form. The result was processed by univariate, bivariate, and multivariate ways. The results showed a weak and unidirectional relationship between environmental awareness and employee behavior with correlation value R 0,23.
The different result showed on ISO 14001 environmental management system with worker's behavior. The results showed a moderate and unidirectional relationship between the ISO 14001 environmental management system and the worker 39 s behavior with the correlation value R 0,39 . While the correlation between environmental awareness and ISO 14001 environmental management system to Worker's behavior shows a strong relationship with correlation value R 0,56.
The conclusion is environmental awareness plays an essential role in worker's behavior of PT. Y on the environment. A corporate program such as ISO 14001 management System could not run efficiently without the adequate support of education on environmental awareness. The company should raise environmental awareness first before making or breaking other programs related to the environment in the company 39 s work area. Keyword Environmental Awareness, Environmental Management System ISO 14001, Worker's Behavior.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2017
T49769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudiatmoko Supangkat
"PT. X bergerak di bidang jasa transportasi sudah menerapkan SML ISO 14001 sejak tahun 2014. Hasil observasi didapatkan beberapa titik lokasi tempat sampah terdapat sampah yang tercampur. Metode penelitian yang digunakan kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif antara pemahaman karyawan dengan perilaku peduli lingkungan. Terdapat hubungan positif antara SML ISO 14001 dengan perilaku peduli lingkungan. Terdapat hubungan positif antara pemahaman karyawan terkait lingkungan dan SML ISO 14001dengan perilaku peduli lingkungan. Kesimpulan penelitian terdapat hubungan yang positif dan cukup kuat antara pemahaman karyawan dengan perilaku peduli lingkungan. Terdapat hubungan positif dan cukup kuat antara SML ISO 14001dengan perilaku peduli lingkungan. Terdapat hubungan yang positif dan kuat antara pemahaman karyawan dengan SML ISO 14001 terhadap perilaku peduli lingkungan. Strategi yang diperlukan untuk meningkatkan perilaku peduli lingkungan adalah pengembangan sumberdaya manusia, membangun komitmen, dan sinergisitas antara perusahaan dengan pemerintah.

PT. X is a global leader in transportation services and had implemented ISO 14001 EMS since 2014. Through the observations, several trash cans contain mixed waste. The research method used was a combination of quantitative and qualitative. The results showed that there was a positive relationship between employee understanding and environmental care behavior. There was a positive relationship between the ISO 14001 EMS and environmental care behavior. There was a positive relationship between employees understanding and ISO 14001 EMS and environmental care behavior. The conclusion that there was a positive and strong enough relationship between employee understanding and environmental care behavior. There was a positive and strong enough relationship between ISO 14001 EMS and environmental care behavior. There was a positive and strong relationship between employee understanding and ISO 14001 EMS on environmental care behavior. Strategies needed to increase environmental awareness, build commitment, and synergy between companies and the government."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donna Asteria
Jakarta: Kencana Prenadamedia group, 2015
333.7 DON k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wiendyastari
"Latar belakang: Keberlanjutan lingkungan merupakan suatu keadaan dimana lingkungan hidup di suatu tempat dapat dijaga keberlangsungannya dalam memberikan kenyamanan bagi makhluk hidup yang berada di lingkungan tersebut. Kedokteran gigi merupakan penyumbang limbah yang cukup banyak dalam perubahan iklim dan meningkatkan pencemaran lingkungan. Maka, diperlukan upaya dari bidang kedokteran gigi untuk mengurangi hal tersebut dengan pengetahuan dalam penerapan strategi praktik kedokteran gigi yang ramah lingkungan agar dapat memicu timbulnya kesadaran diri individu untuk memperkuat perilaku. Akan tetapi, penelitian mengenai topik ini masih terbatas di Indonesia. Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa FKG UI program Sarjana, Profesi, dan Spesialis tentang keberlanjutan lingkungan dalam Kedokteran Gigi. Metode: Penelitian deskriptif menggunakan desain studi potong lintang dengan kuesioner Al Shatrat et al yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia terhadap populasi mahasiswa FKG UI program Sarjana, Profesi, dan Spesialis. Hasil: Sebagian besar responden adalah perempuan, dengan rentang usia 18 hingga 40 tahun, lima respon tertinggi mengenai ketidaktahuan pada komponen program pengelolaan limbah untuk membuang fixer (84,7%), program pengelolaan limbah khusus untuk membuang foil timbal (79,5%), komponen penempatan batu bata atau bahan lainnya di dalam tangki toilet (68,9%), penggunaan filter vakum untuk amalgam yang mengarahkan partikel amalgam ke wadah air limbah amalgam (71%), penggunaan kembali bingkai foto radiografis lama untuk pasien baru (71%). Kesimpulan: Kurangnya pengetahuan, keterbatasan biaya, dan sarana yang tidak memadai menyebabkan seseorang tidak termotivasi untuk mengubah pola hidup dan perilaku sehingga tidak adanya kesadaran terhadap lingkungan.

Background: Environmental sustainability is a situation where the environment in a place can be maintained sustainability in providing comfort for living things in the environment. Dentistry contributes a lot of waste in climate change and increases environmental pollution. Therefore, it requires efforts from the field of dentistry to reduce with knowledge in the application of eco-friendly dentistry practices so that individual self-awareness can arise to assess behavior. However, investigating this topic is still limited in Indonesia. Objective: To know the level of knowledge of FKG UI students of Undergraduate, Professional, and Specialist programs about environmental sustainability in Dentistry. Method: Cross-sectional study of Al Shatrat et al questionnaires that have been translated to Bahasa Indonesia and sent to the students of FKG UI Undergraduate, Professional, and Specialist programs. Results: Most of the respondents were female, with an age range of 18 to 40 years. Most respondent are not aware of these five component, such as waste management programme fixer disposal (84.7%), waste management programme leads foils disposal (79.5%), bricks or other bulky materials in toilet cisterns (68.9%), amalgam vacuum filters to amalgam waste water containers (71%), reuse x-ray mounts for new patients when purging old files (71%). Conclusion: Lack of knowledge, limited cost, and inadequate means cause a person not to be motivated to change their lifestyle and behavior so that there is no awareness of the environment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Avelinus Dwi Hartono
"Kepedulian terhadap lingkungan sangat diperlukan bagi kegiatan pengusahaan energi geothermal, walaupun energi geothermal sering disebut dengan energi yang ramah lingkungan. Kerusakan lingkungan tetap saja dapat terjadi bilamana perusahaan tidak memperhatikan masalah lingkungan. Untuk memastikan kegiatan di lapangan tidak merusak lingkungan maka PT X mengangkat pengawas operasional yang berkompeten yang salah satu tugasnya adalah memastikan bahwa kegiatan perusahaan dapat dilakukan dengan aman, selamat dan ramah lingkungan. Kompetensi seseorang terbentuk karena pengetahuan, sikap dan keterampilan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kompetensi pengawas operasional dengan kepedulian lingkungan di PT X. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan cara menyebarkantan kuesioner kepada 50 orang responden. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah univariat, bivariat dan multivariat. Hasil dari analisis terdapat hubr-rngan antara pengetahuan dengan kepedulian lingkungan (0,887), antara sikap dengan kepedulian lingkungan (0,723), dan antara keterampilan dengan kepedulian lingkungan (0,820), Hubungan ketiga sub variabel kompetensi (secara bersama-sama) dengan kepedulian lingkrngan sebesar (0,954). Jadi terdapat hubungan yang positif dan kuat antara kompetensi pengawas operasional dengan kepedulian lingkungan.

Environmental awareness is indispensable for the geothermal energy business. Although geothermal energy is often referred to as an environmentally friendly energy, environmental degradation can still occur when companies do not put any attention to environmental issues. To ensure that field activities do not cause the environment degradation, PT X appointed competent operating supervisors whose job is to make sure that the company's activities can be carried out safely and environmental friendly. Competence is formed through knowledge, skill and attitude. This research was conducted to determine the relationship between operational supervisory competence with environmental awareness in PT X. This study uses a quantitative approach. On this research, the researcher distributed questionnaires to 50 respondents. Analysis of the data used in this research is univariate, bivariate and multivariate. The results of the analysis of the relationship between knowledge with environmental awareness (0.887), attitude with environmental awareness (0.723), and skills with environmental awareness (0.820), The relationship among third competency sub-variable (together) with the environmental awareness is (0.954). Therefore, there is a positive and strong relationship between competence operational supervisor and environmental awareness.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawaati Abda
"Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi terhadap penerapan manajemen lingkungan dari segi moneter dan fisik berdasarkan aktivitas historis dan perencanaan di masa depan serta pentingnya akuntansi manajemen lingkungan di rumah sakit. Penelitian ini dilakukan di rumah sakit pendidikan X di Malang sebagai rumah sakit rujukan bagi pasien Covid-19 di Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus. Data penelitian dikumpulkan dengan melakukan wawancara pada pihak rumah sakit. Hasil penelitian ditemukan bahwa rumah sakit telah melakukan pengelolaan kesehatan lingkungan berdasarkan regulasi yang berlaku, beserta pencatatan biaya lingkungan. Terkait dengan kondisi pada penelitian saat pandemi, tidak terdapat perbedaan perlakuan secara signifikan terhadap pengelolaan limbah yang signifikan dibandingkan dengan pada saat kondisi sebelum pandemi. Namun, saat ini rumah sakit belum menerapkan akuntansi manajemen lingkungan baik dalam bentuk analisis biaya dan manfaat serta strategi lingkungan dan inovasi untuk keberlangsungan kesehatan lingkungan yang lebih baik.

This study aimed to evaluate the environmental management at the hospital from the monetary and physical perspectives based on records of activities and future planning and the importance of environmental management accounting. This study took place at the X Teaching Hospital in Malang as a reference hospital for Covid-19 patients. The study employed a qualitative approach with a case study design. Data were collected through interviews with the hospital staff. The results of the study found that the hospital had carried out environmental health management based on applicable regulations, along with recording environmental costs. Regarding the conditions in the study during the pandemic, there was no significant difference in treatment of waste management compared to conditions before the pandemic. Findings confirmed that the hospital had recorded environmental costs and conducted environmental management in handling waste. However, the hospital implemented neither environmental management accounting in the form of cost and benefit analysis nor environmental strategies nor innovations for sustainable environmental health."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamila Iman
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya arus informasi dan kesadaran masyarakat terkait isu kesehatan mental yang bertujuan untuk mengetahui dan memahami perilaku pencarian informasi Generasi Z mengenai psikopatologi atau yang dikenal sebagai gangguan jiwa. Penelitian ini disusun menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan data yang diperoleh melalui kuesioner. Kuesioner disusun dan disebar secara daring menggunakan teknik accidental sampling dan diisi oleh 124 responden. Penyusunan kuesioner didasarkan pada model Information Behavior oleh T.D. Wilson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi utama dalam melakukan pencarian informasi psikopatologi adalah dipicu oleh rasa ingin tahu dan keinginan untuk mempelajari hal baru. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Instagram merupakan media sosial yang paling sering digunakan untuk mencari dan mendapatkan informasi tersebut. Beberapa alasan mengapa informasi psikopatologi tidak dicari antara lain: tidak/belum merasa perlu melakukan pencarian informasi gangguan jiwa, tidak/belum tertarik dengan informasi gangguan jiwa, tidak/belum siap menerima informasi gangguan jiwa, tidak/belum percaya pada fenomena gangguan jiwa.

This research is motivated by the increasing flow of information and public awareness regarding mental health issues, aiming to understand the information-seeking behaviors of Generation Z concerning psychopathology or mental disorders. The study employs a descriptive quantitative method with data collected through a questionnaire distributed online using accidental sampling techniques, with 124 respondents participating. The questionnaire design is based on T.D. Wilson's Information Behavior model. Findings indicate that the primary motivations for seeking information on psychopathology include curiosity and a desire to learn new things. Moreover, the research highlights Instagram as the most frequently used social media platform for obtaining such information. Reasons why information on psychopathology is not sought include not feeling the need to search for mental disorder information, lack of interest or readiness to accept such information, and disbelief in mental health issues."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Stacia Ariella
"Latar Belakang: Kolaborasi antara kedokteran dan kedokteran gigi merupakan hal yang esensial dalam meningkatkan efisiensi sumber daya dan standar pelayanan. Namun, masih sangat sedikit penelitian yang membahas mengenai hal ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui awareness mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) dan Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Indonesia (UI) terhadap kolaborasi antara dokter dan dokter gigi dalam praktik.

Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Seluruh populasi mahasiswa FK & FKG UI angkatan 2013-2017 (n = 1432) diminta untuk melengkapi kuesioner. Kuesioner terdiri dari 12 pertanyaan yang didesain untuk mengetahui awareness mahasiswa mengenai kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi.

Hasil: Response rate penelitian ini adalah 79.39%. Mayoritas mahasiswa (86.1%) aware terhadap kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi. Mahasiswa menganggap bahwa disiplin ilmu Kecelakaan dan Layanan Darurat, Bedah, dan Telinga, Hidung & Tenggorokan (THT) merupakan tiga disiplin ilmu yang paling umum memiliki kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi.

Kesimpulan: Dalam penelitian ini, mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi pada umumnya menunjukkan awareness yang baik terhadap kolaborasi antara praktik kedokteran dan kedokteran gigi di Universitas Indonesia. Hal ini merupakan fondasi penting untuk terus mendorong kolaborasi yang sangat vital dalam meningkatkan efisiensi sumber daya dan standar pelayanan kesehatan.


Background: Medical-dental collaboration is essential for improving resource efficiency and standards of care. However, few studies have been conducted on it. This study aimed to investigate the awareness of medical and dental students about collaboration between medical and dental practices in University of Indonesia.

Methods: The study design used is cross-sectional. All population of Faculty of Medicine & Faculty of Dentistry UI students (n = 1432) in the year of 2013-2017 was asked to complete a questionnaire. It contained 12 questions designed to elicit their awareness of the collaboration between dentistry and medicine.

Results: The response rate of this study is 79.39%. Most students (86.1%) were aware of the collaboration between medical and dental practice in University of Indonesia. They considered that Accident & Emergency, Surgery, and Ear, Nose & Throat were the three most common medical disciplines which entailed collaboration between medical and dental practice.

Conclusion: In this study, the medical and dental students in general demonstrated a good awareness of the collaboration between medical and dental practice in University of Indonesia. This established an essential foundation for fostering medical-dental collaboration, which is vital to improving resource efficiency and standards of care."

Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramita Puspaningtyas Putri
"Survei Badan Pusat Statistik RI pada Februari 2022 melaporkan sebanyak 62,1% masyarakat Indonesia merasa jenuh pada situasi pandemi COVID-19 sebagai alasan tidak menerapkan protokol kesehatan. Tujuan penelitian adalah untuk menilai tingkat kestabilan perilaku protektif masyarakat Indonesia antara periode awal pandemi (2020) dengan periode satu tahun terakhir dan determinan yang mempengaruhinya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dengan menggunakan instrumen survei online yang disebarkan melalui social media dan situs Kudata. Responden merupakan masyarakat Indonesia berusia 18-64 tahun yang berdomisili di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas tingkat kestabilan perilaku protektif menetap (53,1%), dan menurun (25,7%). Kestabilan perilaku menetap pada protokol kesehatan paling tinggi adalah memakai masker (86,3%). Faktor yang berhubungan terhadap kestabilan perilaku protektif adalah akses informasi dan pandemic fatigue (p-value <0,05). Penelitian ini menyarankan bahwa Kementrian Kesehatan dan stakeholder lainnya dalam penyelenggaraan komunikasi kesehatan untuk meningkatkan kualitas informasi yang sederhana, mudah dimengerti, bernada tegas baik termasuk dengan metode gain frames untuk menumbuhkan intensi masyarakat mempertahankan perilaku protektif yang sudah dilakukan, bahkan setelah pandemi berakhir.

Indonesian Central Bureau of Statistics survey in February 2022 stated that 62,1% Indonesians were bored during COVID-19 pandemic as their reason to avoid adherence health protocol. The purpose of this study is to understand the stability between behavior change in pandemic between the beginning of pandemic (2020) and last year period, and the determinants that contribute to. This research is quantitative cross sectional design. The data were collected by online survey utilizing social media and Kudata platform. Respondents of this research are Indonesian’s people in range 18-64 years old that live in Indonesia. Study results show the majority of behavior stability is in stable (53,1%), and decreased (25,7%) level. Stable level behavior stability in health protocol shows the highest for wearing mask (86,3%). Determinants of behavior stability are access to information and pandemic fatigue (p-value <0,05). The researcher suggests that Health Ministry and other health communication events stakeholders to improve the quality of health information in order to build public’s intention to maintain the protective behavior, even after pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>