Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167407 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riska Reza Juliani
"Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas No. 74 Tahun 2016, Puskesmas memiliki tanggung jawab dalam dalan kegiatan manajerial Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai serta Pelayanan Farmasi Klinik. Salah satu kegiatan pelayanan farmasi klinik yaitu memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) (Kemenkes RI, 2016). Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah kegiatan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar puskesmas (Kemenkes RI, 2019). Pelaksanaan pelayanan informasi obat di Puskesmas salah satunya dapat dilakukan dengan membuat leaflet serta melakukan kegiatan penyuluhan khususnya bagi pasien rawat jalan, rawat inap serta masyarakat (Kemenkes RI, 2016). Kegiatan tersebut telah rutin dilakukan di Puskesmas Kecamatan Palmerah. Peran apoteker dalam memberikan Pelayanan Informasi Obat di Puskesmas Kecamatan Palmerah yaitu menjawab pertanyaan terkait obat serta melakukan penyuluhan dan pembuatan leaflet secara akurat, jelas, dan terkini kepada pasien, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Informasi terkait Interaksi Obat dan Makanan telah disampaikan dengan baik dan jelas melalui Penyuluhan dan Leaflet kepada pasien di Ruang Tunggu Apotek Puskesmas Kecamatan Palmerah.

Based on Pharmaceutical Service Standards at Health Center No. 74 of 2016, Community Health Centers have responsibility for managerial activities in the Management of Pharmaceutical Supplies and Medical Consumables and Clinical Pharmacy Services. One of the clinical pharmacy service activities is providing Drug Information Services (PIO) (Ministry of Health Republic of Indonesia, 2016). Drug Information Service (PIO) is an activity carried out by pharmacists to provide accurate, clear and up-to-date information to doctors, pharmacists, nurses, other health professionals as well as patients and other parties outside the puskesmas (RI Ministry of Health, 2019). The implementation of drug information services at the Community Health Center can be done by making leaflets and conducting outreach activities, especially for outpatients, inpatients and the community (Ministry of Health Republic of Indonesia, 2016). This activity has been routinely carried out at the Palmerah District Health Center. The role of the pharmacist in providing Drug Information Services at the Palmerah District Health Center is to answer questions related to drugs and conduct counseling and produce leaflets in an accurate, clear and up-to-date manner for patients, health workers and the community. Information related to drug and food interactions has been conveyed properly and clearly through counseling and leaflets to patients in the waiting room of the Palmerah Health Center Pharmacy.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Angelica Bunardi
"Masyarakat yang sadar akan kesehatan merupakan salah satu bentuk investasi dasar dalam pembangunan sumber daya manusia yang produktif dan berkualitas. Puskesmas merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan dalam membangun kesehatan masyarakat yang merata. Apoteker sebagai salah satu substansi tenaga kesehatan dalam rangka mendukung tercapainya tujuan yang ada melakukan berbagai pelayanan kefarmasian sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian yang berlaku. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO). Mengingat akan banyaknya tantangan yang dihadapi oleh orang tua saat memberikan obat pada anak, maka dilakukanlah PIO dengan cara penyuluhan di Puskesmas Kecamatan Palmerah dengan membawa tema “Cara Pemberian Obat pada Anak" menggunakan media leaflet. Leaflet dibuat dengan menyusun materi leaflet yang nantinya akan disusun dalam bentuk tahapan yang perlu diperhatikan pada saat pemberian obat pada anak berdasarkan penelitian berbasis ilmiah. Proses tersebut kemudian dilanjutkan dengan pembuatan desain dan pencetakan leaflet. Penyuluhan dilakukan dengan meminta persetujuan peserta (keluarga yang membawa anak ke lokasi penyuluhan) untuk diberi penyuluhan. Hasilnya, telah dilakukan penyuluhan dengan metode ceramah yang diselingi sedikit diskusi selama 15 menit terhadap 3-5 keluarga di poli Influenza Like Illness (ILI) Puskesmas Kecamatan Palmerah. Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan ini adalah peran apoteker dan tenaga kesehatan lainnya seperti dokter, khususnya dokter anak sangatlah penting dalam pemberian penyuluhan mengenai “Cara Pemberian Obat Pada Anak” untuk keberhasilan pengobatan yang tepat untuk anak.

The awareness of health in a society is a form of basic investment in the development of productivity and quality of human resources. Public Health Center as a form of strategy carried out by the government, aims to develop an equally level of health around the citizens. Pharmacists as one of the substance of healthcare workers perform various pharmaceutical services based on pharmaceutical service standards in supporting the achievement of this goal. One of the way is by conducting Drug Information Services (DIS). Based on many challenges faced by parents when giving medicine to children, a DIS in a counseling form was carried out at the Palmerah District Public Health Center with the theme "How to Give Medicine to Children" using leaflets as the media. Leaflets are made by compiling materials which are arranged in the form of stages that need to be considered when administering drugs to children based on scientific based research. The process is continued into the making of leaflet designs and printing. Counseling is firstly done by giving consent to the participants (families that brought children to the location of counseling). As a result, counseling was carried out to 3-5 families at the Influenza Like Illness (ILI) polyclinic of Palmerah District Health Public Center using the lecture method for 15-minute, interspersed with a brief discussion. The conclusion that can be drawn from this activity is that the role of pharmacists and other healthcare workers such as doctors, especially pediatricians, is very important in providing counseling on "How to give medicine to children" to carry out appropriate treatment for children."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Mardy Fitria
"https://lib.ui.ac.id/unggah/node/151106#:~:text=Pelayanan%20informasi%20obat%20(PIO,ketersediaan%20waktu%20dari%20pasien.

Drug information services and counseling are important aspects of clinical pharmacy services to increase public knowledge about how to use drugs properly. Drug information services is an activity carried out by pharmacists in providing information about drugs that are impartial, evaluated critically and with the best evidence in all aspects of drug use to other health professionals, patients or the public. Counseling is an interactive process between pharmacists and patients/families to increase knowledge, understanding, awareness, and compliance so that a change in behavior occurs in drug usage and resolves problems faced by patients. The implementation of drug counseling and information services at the Roxy Pharmacy has not yet been implemented for all patients who meet the counseling criteria. This is caused by various factors such as the limited time that the patient can spare, the patient's willingness to be counseled, and the patient who uses a delivery service to redeem his prescription. Roxy Biak Pharmacy provides a telephone number that patients can use to contact the pharmacist on duty. However, from the archives of drug information services reports and drug-related counseling at the Roxy Biak Pharmacy, it is known that all of them are still carried out face-to-face. Therefore, drug information services and counseling are still often hampered by the patient's time availability."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Friscilia Nindita Pamela
"Formularium nasional didefinisikan sebagai daftar obat terpilih yang dibutuhkan dan tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan sebagai pedoman dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Indikator utama dari penggunaan obat adalah kesesuaian resep dengan formularium dan pedoman terapi. Daftar obat yang terdapat di formularium nasional Puskesmas Kecamatan Palmerah sesuai acuan formularium nasional melalui Keputusan Menteri Kesehatan. Obat-obatan yang telah diseleksi untuk Rencana Kebutuhan Obat (RKO) tahun 2022 dan tahun 2023 diperoleh bahwa terdapat obat-obatan yang termasuk ke dalam RKO 2022 namun tidak termasuk dalam RKO 2023. Leaflet merupakan suatu media penyampaian informasi yang berisi pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Penyuluhan menggunakan media leaflet memberikan dampak positif bagi masyarakat mengenai edukasi cara penggunaan obat dan vaksin ketika berpuasa.

The national formulary is defined as a list of selected drugs that are needed and available in health service facilities as a guide in implementing the National Health Insurance. The main indicator of drug use is the conformity of the prescription with the formulary and therapy guidelines. The list of drugs contained in the national formulary of the Palmerah District Health Center is in accordance with the national formulary reference through the Decree of the Minister of Health. The medicines that have been selected for the 2022 and 2023 Drug Needs Plan (RKO) show that there are medicines that are included in the 2022 RKO but are not included in the 2023 RKO. Leaflets are a medium for conveying information containing health messages through folded sheet. Counseling using leaflet media has a positive impact on the community regarding education on how to use drugs and vaccines when fasting. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Reforma Yunita Masri
"Pemberian informasi obat dan penyerahan obat pada pasien merupakan kegiatan paling akhir dalam tahap pengobatan pasien. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker kepada pasien, yang biasanya telah disiapkan oleh tenaga teknis kefarmasian. Pelayanan ini dilakukan mulai dari tingkat Apotek, Puskesmas, klinik maupun Rumah sakit. Pelayanan pemberian informasi obat dan penyerahan obat yang dilakukan oleh unit kefarmasian tidak lepas dari risiko kesalahan pemberian obat pada pasien. Bentuk-bentuk kesalahan yang terjadi, seperti kesalahan dalam pelayanan atau pengobatan yang dikarenakan kesalahan dalam mengidentifikasi pasien dengan benar, kesalahan dalam pemberian obat dikarenakan Look-Alike Sound-Alike, serta metode penggunaan obat yang terbukti tidak efektif. Panjangnya alur yang dilakukan saat penyiapan obat dapat mengakibatkan Insiden keselamatan pasien. Analisis risiko kesalahan pemberian obat dapat dilakukan dengan metode FMEA. Failure Mode Effect Analysis atau FMEA adalah metode perbaikan kinerja dengan cara mengidentifikasi dan mencegah adanya potensi kegagalan atau kesalahan sebelum terjadi dengan tujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien.

Providing drug information and handing over drugs to patients is the final activity in the patient's treatment stage. The drug delivery is carried out by the pharmacist to the patient, which is usually prepared by pharmaceutical technical personnel. This service is carried out starting from the pharmacy, health center, clinic and hospital level. The service of providing drug information and drug delivery carried out by the pharmacy unit is not free from the risk of medication administration errors to patients. Types of errors that occur, such as errors in service or treatment due to errors in correctly identifying patients, errors in administering medication due to Look-Alike Sound-Alike, as well as methods of using medication that are proven to be ineffective. The long process involved in preparing medication can result in patient safety incidents. Analysis of the risk of medication administration errors can be carried out using the FMEA method. Failure Mode Effect Analysis or FMEA is a method of improving performance by identifying and preventing potential failures or errors before they occur with the aim of improving patient safety."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Wijaya
"Latar Belakang : Tesis ini membahas tentang Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Obat Untuk Mendukung Pelayanan Kefarmasian (Studi Kasus Di Puskesmas Pejuang Kota Bekasi). Sistem Informasi ini diharapkan dapat mendukung pelaksanaan administrasi mulai dari pencatatan, pelaporan, pengarsipan yang baik, bertujuan agar lebih mudah dimonitor dan dievaluasi. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan model sistem informasi manajemen obat untuk mendukung pelayanan kefarmasian di Puskesmas Pejuang Kota Bekasi.
Metode : Pendekatan yang dipergunakan dalam pengembangan Sistem Informasi Manajemen Obat di Puskesmas Pejuang Kota Bekasi ini adalah Pendekatan Rapid Application Development (RAD), Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pedoman observasi dan Pedoman Wawancara.
Hasil : Pencatatan pengelolaan obat yang tertib dan lengkap belum dilaksanakan, sehingga sulit untuk monitoring dan evaluasi. Maka perancangan Sistem Informasi Manajemen Obat yang terintegrasi menggunakan basis data yang dapat memudahkan dalam pengorganisasian data untuk menghasilkan informasi sehingga perencanaan pengelolaan obat, monitoring dan evaluasi menjadi lebih mudah. Keluaran sistem informasi ini berupa laporan pemakaian dan lembar permintaan (LPLPO) dan indikator monitoring dan evaluasi yang ditampilkan dengan grafik.
Kesimpulan : Terbangunnya model sistem informasi manajemen obat yang terintegrasi menggunakan basis data sehingga memudahkan dalam pencatatan, pelaporan dan monitoring serta evaluasi.

Background : This thesis discusses the development of Drug Management Information System to Support Pharmaceutical Services (Case Study In Health Center pejuang Bekasi). This information system is expected to support the administration ranging from record keeping, reporting, good filing, aims to be more easily monitored and evaluated. The purpose of this study to develop a model of Drug Management Information System to support pharmaceutical services at PHC Pejuang Bekasi.
Methods : The approach taken in the development of Drug Management Information System at the Health Center pejuang Bekasi is a Rapid Application Development (RAD), instrument used in this study is the observation and Interview Guide.
Results : Recording of medication management and complete order has not been implemented, making it difficult for monitoring and evaluation.Then the Drug Management Information System design using an integrated database that can facilitate in organizing the data to produce information that medication management planning, monitoring and evaluation easier. Output is in the form of laporan pemakaian dan lembar permintaan (LPLPO) and monitoring and evaluation indicators are displayed with graphs.
Conclusion : Development of a model of management information systems using integrated drug database to facilitate the recording, reporting and monitoring and evaluation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Mediati Firdausya
"Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang sering terjadi dan salah satu alasan paling umum untuk penggunaan antibiotik. Salah satu masalah yang kini menjadi perhatian utama adalah masalah resistensi antimikroba, akibat penggunaan antibiotik secara tidak bijak, baik oleh masyarakat maupun tenaga kesehatan. Tujuan analisis resep antibiotik di Apotek Roxy Ciledug adalah pengkajian resep sesuai persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 73 Tahun 2016, analisis kesesuaian terapi berdasarkan Tatalaksana ISK dan Genitalia Pria 2021 oleh Ikatan Ahli Urologi Indonesia dan EAU Guidelines on Urological Infections 2022, dan memberikan rencana tindak lanjut untuk penyelesaian masalah terkait obat yang terjadi atau berpotensi terjadi. Penelitian ini bersifat observasional dengan pengambilan sampel secara retrospektif. Kriteria inklusi yang digunakan yaitu pasien dengan peresepan antibiotik oral maupun topikal. Kriteria eksklusi yaitu resep antibiotik telemedicine. Resep antibiotik yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini ditetapkan secara simple random sampling. Jumlah sampel yang digunakan yaitu satu resep. Pasien dengan peresepan antibiotik yang masuk di Apotek Roxy Ciledug pada periode Juli 2022 berjumlah 87 pasien. Resep yang digunakan adalah resep antibiotik azithromycin, doxycycline, metronidazole. Hasil pengkajian menunjukkan resep telah sesuai persyaratan administratif, tidak ada bentuk sediaan menurut kajian farmasetik, terdapat efek samping obat dan tidak tepat dosis menurut kajian aspek klinis. Tindak lanjut mengenai masalah terkait potensi efek samping obat yaitu pemberian informasi obat kepada pasien, sedangkan masalah terkait interaksi obat yaitu pemberian jeda waktu penggunaan obat.

Urinary Tract Infection (UTI) is a common bacterial infection and one of the most common reasons for taking antibiotics. One of the problems that has now become the main concern is antimicrobial resistance, due to the unwise use of antibiotics, either by the public or health workers. The purpose of analyzing antibiotic prescriptions at Apotek Roxy Ciledug is to review prescription according to Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 73 Tahun 2016, analysis of the suitability of therapy based on the Tatalaksana ISK dan Genitalia Pria 2021 by the Indonesian Association of Urologists and the EAU Guidelines on Urological Infections 2022, and provides a follow up plan for solving DRP that occur or potentially to occur. This study is an observational study with retrospective sampling. The inclusion criteria were patients prescribed oral or topical antibiotics. The exclusion criteria were telemedicine antibiotic prescriptions. Antibiotic prescriptions used as sample in this study were determined by simple random sampling. The number of samples used is one prescription. Patients with antibiotic prescriptions who entered the Apotek Roxy Ciledug in July 2022 totaled 87 patients. The prescription used was azithromycin, doxycycline, metronidazole. The results showed that the prescription met administrative requirements, there were no dosage forms according to pharmaceutical studies, there were drug side effects and the dosage was incorrect according to clinical aspects. Follow up regarding problems related to potential drug side effects is providing drug information to patients, while problems related to drug interactions is providing drug use interval"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rezki Yuni Adelia
"Pelayanan kefarmasian di Puskesmas merupakan salah satu hal yang dapat menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu karena sifatnya yang langsung bertanggung jawab kepada pasien. Salah satu pelayanan kefarmasian yang penting di puskesmas yaitu pelayanan resep. Peresepan yang baik dapat meningkatkan penggunaan obat secara rasional sehingga pasien menerima obat sesuai dengan indikasi klinis, dalam dosis yang tepat, untuk jangka waktu yang cukup, serta dengan biaya yang rendah. Untuk itu, diperlukan suatu daftar (formularium) dari obat yang harus tersedia dalam fasilitas kesehatan tingkat pertama. Formularium Nasional berfungsi sebagai acuan atau pedoman bagi penyedia layanan kesehatan yang bertujuan untuk menyediakan obat-obatan yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau dalam jenis dan jumlah tertentu. Namun, pengelolaan obat yang tidak efisien dapat memberikan dampak negatif, baik secara medis maupun ekonomi. Oleh karena itu, perlu adanya seleksi obat yang tepat melalui sistem formularium puskesmas untuk meningkatkan mutu terapi obat dan menurunkan kejadian efek samping obat. Analisis formularium nasional dilakukan dengan cara mendata obat-obat untuk dimasukkan ke formularium puskesmas lalu membandingkannya dengan Rencana Kebutuhan Obat (RKO) tahun 2022 dan tahun 2023. Daftar obat yang disusun sebagai formularium puskesmas didasarkan pada formularium nasional tahun 2021. Obat-obatan yang telah diseleksi dari formularium nasional lalu dibandingkan dengan RKO tahun 2022 dan tahun 2023. Dari hasil perbandingan, terdapat obat-obatan yang termasuk ke dalam RKO 2022 namun tidak termasuk dalam RKO 2023. Selain pelayanan resep, apoteker sebagai tenaga kesehatan di puskesmas memiliki tugas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya dengan memberikan edukasi kesehatan kepada pengunjung puskesmas. Pemberian edukasi menggunakan alat bantu berupa leaflet dapat memudahkan peserta edukasi untuk memahami materi yang disampaikan. Pembuatan leaflet dilakukan dengan metode studi literatur, serta pelaksanaan edukasi kesehatan dilakukan dengan penyuluhan singkat serta penyebaran leaflet pada peserta penyuluhan. Pelaksanaan penyuluhan singkat menggunakan leaflet sebagai alat bantu sangat memudahkan materi sampai kepada peserta penyuluhan dan dipahami dengan baik.

Pharmaceutical services at Community Health Centers are one of the things that can support quality health services because they are directly responsible to patients. One of the important pharmaceutical services at community health centers is prescription services. Good drug prescribing can increase the rational use of drugs so that patients receive drugs according to clinical indications, in the right dose, for a sufficient period of time, and at a low cost. For this reason, a list (formulary) of drugs that must be available in first-level health facilities is needed. The National Formulary functions as a reference or guideline for health service providers whose aim is to provide safe, efficacious, quality and affordable medicines in certain types and quantities. However, inefficient drug management can have negative impacts, both medically and economically. Therefore, there is a need for appropriate drug selection through the health center formulary system to improve the quality of drug therapy and reduce the incidence of drug side effects. National formulary analysis is carried out by listing the drugs to be included in the health center formulary and then comparing it with the 2022 and 2023 Drug Needs Plans (RKO). The list of drugs compiled as a health center formulary is based on the 2021 national formulary. from the national formulary and then compared with the 2022 and 2023 RKO. From the comparison results, there are medicines that are included in the 2022 RKO but are not included in the 2023 RKO. Apart from prescription services, pharmacists as health workers at community health centers have the task of improving community welfare, one of which is by providing health education to health center visitors. Providing education using tools in the form of leaflets can make it easier for education participants to understand the material presented. Making leaflets was carried out using the literature study method, and the implementation of health education was carried out by providing short counseling and distributing leaflets to counseling participants. Carrying out short counseling using leaflets as a tool really makes it easier for the material to reach the counseling participants and be understood well.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Imadera Intan Jatu Pangestika
"Salah satu kegiatan pelayanan farmasi klinik yang dilakukan apoteker di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo adalah Pelayanan Informasi Obat (PIO). Salah satu jenis dari Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah PIO aktif dimana apoteker menyediakan informasi yang dapat berupa leaflet, buku pedoman maupun buletin. Nasogastric Tube (NGT) merupakan istilah untuk pemasangan suatu selang yag dimasukan melalui hidung sampai lambung. Adminitrasi obat melalui NGT memerlukan perhatian khusus karena tidak semua bentuk sediaan per oral dapat diberikan melalui NGT. Hal ini karena ketidaktepatan dalam pemilihan bentuk sediaan obat dapat mengakibatkan efektivitas dari obat yang diberikan berkurang, tersumbatnya tube hingga dapat menyebabkan timbulnya toksisitas obat. Apoteker harus memastikan bahwa perawat memiliki informasi yang cukup untuk memerikan obat dengan aman. Tujuan ditulisnya laporan ini yaitu untuk mempelajari peran apoteker di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dalam memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) melalui pembuatan Buku Pedoman Pemberian Obat melalui Nasogastric Tube (NGT) Tahun 2022 di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Kegiatan yang dilakukan meliputi studi literatur, pemilihan obat dan penyusunan informasi pemberian obat melalui NGT. Pedoman ini dibuat berdasarkan studi literatur dan disusun berdasarkan obat yang tersedia di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo yang tertera pada Formularium Rumah Sakit RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo untuk membantu dalam pemberian obat melalui NGT kepada pasien dengan benar. Buku pedoman ini memuat informasi mengenai pemberian obat melalui NGT sebanyak 202 item obat dengan jenis obat meliputi jenis sediaan tablet/ kaplet, tablet/ kaplet salut selaput, kapsul gelatin keras dan tablet salut gula.

One of the clinical pharmacy service activities carried out by pharmacists at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo is the Drug Information Service (PIO). One type of Drug Information Service (PIO) is an active PIO where pharmacists provide information in the form of leaflets, manuals or bulletins. Nasogastric Tube (NGT) is the term for the installation of a tube that is inserted through the nose to the stomach. Administration of drugs through the NGT requires special attention because not all oral dosage forms can be administered through the NGT. This is because inaccuracy in the selection of drug dosage forms can result in reduced effectiveness of the drug given, and blockage of the tube which can cause drug toxicity. Pharmacists must ensure that nurses have sufficient information to administer medications safely. The purpose of writing this report is to study the role of pharmacists in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo in providing Drug Information Services (PIO) through the creation of a 2022 Guidebook for Drug Administration through a Nasogastric Tube (NGT) at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Activities carried out include literature studies, drug selection, and compiling information on drug administration through the NGT. This guideline was made based on a literature study and was prepared based on the drugs available at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo listed on the Hospital Formulary of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo to assist in administering drugs through the NGT to patients correctly. This guidebook contains information regarding the administration of drugs through the NGT as many as 202 drug items with types of drugs including tablet/caplet, film-coated tablet/caplet, hard gelatin capsules, and sugar-coated tablets."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Maulana
"Rotavirus adalah salah satu virus penyebab diare yang penularannya melalui jalur fecal-oral, yaitu menular dari feses penderita yang tidak sengaja masuk ke mulut orang yang sehat. Infeksi rotavirus menjadi penyebab umum diare pada bayi dan anak-anak, terutama di negara-negara dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Gejala infeksi rotavirus bisa muncul setelah 2 hari terpapar virus ini. Salah satu gejala yang paling sering terjadi adalah diare. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas hidup pasien dengan memberikan edukasi secara digital di Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung mengenai pelayanan informasi obat terkait Imunisasi rotavirus dengan menggunakan media Booklet dan Leaflet sebagai penunjang. Pelaksanaan pemberian pelayanan informasi berdasarkan studi literatur pada Petunjuk Teknis Pemberian Imunisasi Rotavirus (RV) Kementerian Kesehatan RI 2023. Hasil berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2018, 2020, 2021, Jakarta Timur termasuk salah satu kota yang memiliki jumlah kasus diare yang disebabkan oleh infeksi rotavirus. Upaya yang dapat dilakukan dengan memberikan edukasi menggunakan media digital berupa booklet dan leaflet agar memudahkan pasien untuk mengingat tentang pentingnya imunisasi rotavirus dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Rotavirus is a virus that causes diarrhea which is transmitted via the fecal-oral route, that is, it is transmitted from the feces of sufferers who accidentally enter the mouth of a healthy person. Rotavirus infection is a common cause of diarrhea in infants and children, especially in countries with poor environmental sanitation. Symptoms of rotavirus infection can appear after 2 days of exposure to this virus. One of the most common symptoms is diarrhea. This research aims to improve patient knowledge and quality of life by providing digital education at the Pulo Gadung District Health Center regarding drug information services related to rotavirus immunization using booklet and leaflet media as support. Implementation of providing information services based on literature studies in the Technical Instructions for Providing Rotavirus (RV) Immunization of the Indonesian Ministry of Health 2023. Results based on data from the DKI Jakarta Province Central Statistics Agency (BPS), for 3 consecutive years from 2018, 2020, 2021, Jakarta Timur is one of the cities that has the highest number of cases of diarrhea caused by rotavirus infection. Efforts that can be made are by providing education using digital media in the form of booklets and leaflets to make it easier for patients to remember the importance of rotavirus immunization and apply it in everyday life.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>