Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99179 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devi Oktaviani Pravitasari
"Kegiatan penyimpanan merupakan salah satu kegiatan pengeloalan sediaan farmasi dan BMHP yang bertujuan untuk memelihara mutu sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab, menjaga ketersediaan, serta memudahkan pencarian dan pengawasan. Dalam proses penyimpanan, rentan sekali terjadi kesalahan dalam pengambilan obat terutama pada obat-obatan yang memiliki rupa-mirip (Look Alike), dan ucapan-mirip (Sound Alike) (Kemenkes RI, 2019). Puskesmas Kecamatan Ciracas (PKC Ciracas) belum menerapkan metode Tallman Lettering dalam penyusunan produk LASA dan melakukan beberapa pembelian produk obat baru yang belum tersusun sesuai dengan abjad, sehingga perlu dilakukan evaluasi penyusunan kembali produk farmasi yang terdapat di gudang dan menerapkan metode Tallman Lettering sesuai dengan ketentuan penyimpanan produk LASA. Menurut ISMP, Institute for Safe Medication Practices (2008), beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Tallman Lettering dapat membuat nama obat dengan ucapan mirip lebih mudah dibedakan (Filk, 2006), dan lebih sedikit menimbulkan kesalahan (Filk. R, 2006). Dari 451 tanggapan, survey yang diterima ISMP, hampir semua (87%) merasa bahwa Tallman Lettering membantu mengurangi kesalahan pemilihan obat, dan dua pertiga melaporkan bahwa Tallman Letter mampu mencegah pengeluaran atau pemberian obat yang salah. Penyimpanan obat-obatan dan alat kesehatan dilakukan mulai dari pendataan produk, penyusunan ulang tempat penyimpanan berdasarkan kategorinya (bentuk sediaan dan alat kesehatan), pemilihan produk yang termasuk LASA dan menggunakan Tallman Lettering, pembuatan tag nama masing-masing obat dan alat kesehatan, hingga penyusunan obat dan alat kesehatan sesuai dengan namanya di tempat penyimpanan yang telah dibuat.

Storage activity is one of the management activities of pharmaceutical preparations and BMHP which aims to maintain the quality of pharmaceutical preparations, avoid irresponsible use, maintain availability, and facilitate search and control. In the storage process, errors are very prone to occur in taking drugs, especially for drugs that have a Look-Alike and Sound-Alike appearance (Ministry of Health RI, 2019). The Ciracas District Health Center (PKC Ciracas) has not implemented the Tallman Lettering method in preparing LASA products and has purchased several new drug products that have not been arranged alphabetically, so it is necessary to evaluate the rearrangement of pharmaceutical products in warehouses and apply the Tallman Lettering method in accordance with the provisions storage of LASA products. According to ISMP, Institute for Safe Medication Practices (2008), several studies have shown that the use of Tallman Lettering can make drug names with similar pronunciations easier to distinguish (Filk, 2006), and cause fewer errors (Filk. R, 2006). Of the 451 survey responses received by ISMP, almost all (87%) felt that Tallman Lettering helped reduce medication selection errors, and two-thirds reported that Tallman Lettering was able to prevent dispensing or administering the wrong drug. Medicines and medical devices storage is carried out starting from product data collection, rearranging storage places based on category (dosage forms and medical devices), selecting products that are included in LASA and using Tallman Lettering, making name tags for each drug and medical device, to compiling drugs and medical devices according to their names in the storage area that has been made.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Masnir Alwi
"Kualitas pelayanan rumah sakit merupakan indikator yang menentukan citra rumah sakit yang pada gilirannya akin menentukan kesinambungan rumah sakit baik sebagai lembaga pelayanan kesehatan maupun sebagai bisnis pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan rumah sakit akan meningkat apabila penggunaan obat di rumah sakit dilakukan secara rasional. Kepatuhan dokter menulis resep berdasarkan standar obat yang berlaku akan meningkatkan penggunaan obat yang rasional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keparuhan dokter menulis resep berdasarkan Formularium RSMH Palembang. faktor Internal yang diteliti meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengetalman, lama kerja, sikap, dan motivasi, sedangkan faktor eksternal yang diteliti meliputi kepemimpinan, imbalan, jabatan, peran Panitia Farmasi dan Terapi, peran Komite medik, dan peran Detailer. Dalam hal ini dilakukan juga penelitian untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kepatuhan. Data diperoleh melalui survey menggunakan kuisioner yang validitas dan reliabilitas telah diuji coba terlebih dahulu. Besar sampel penelitian adalah 100 responden, dilakukan secara cross .yccfional dengan analisis kuantitatif. Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dengan "chi square", dan multivariate dengan "regresi logistik".
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa rata-rata kepatuhan dokter menulis resep berdasarkan Formularium adalah 52,28 %. Faktor internal yang bermakna berhubungan dengan kepatuhan adalah variabel tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap dan motivasi, sedangkan faktor eksternal yang bermakna berhubungan dengan kepatuhan adalah variabel kepemimpinan, peran komite medik, dan peran detailer. Faktor-faktor dominan adalah variabel sikap, jenis kelamin, peran detailer, tingkat pendidikan, peran komite medik, dan motivasi.
Dari penelitian ini diharapkan agar pimpinan RSMH beserta jajarannya memperbaiki citra kepemimpinan dengan introspeksi. Dengan citra kepemimpinan yang baik diharapkan pendekatan kepada dokter yang sebenarnya mempunyai sikap dan motivasi tinggi mendukung kebijakan penulisan resep berdasarkan Formularium tidak akan sulit. Perlu dilakukan peningkatan peran Kornite medik dan Panitia Farmasi dan terapi untuk mengeliminasi peran detailer, perlu dilakukan sosialisasi Formularium RSMH, dan meinanfaatkan dokter residen dan dokter umum, beserta dokter wanita untuk meningkatkan kepatuhan dokter.

The Factors that Relate to the Discipline of Doctor for Writing the Prescription Follow the Legal Standard of Medicine in Hospital of RSMH Palembang CityThe quality of service in hospital is an indicator to determine its image, so it can influence its activity not only as social service institution but also as business service institution. The quality of service in hospital will increase influenced by rational using of its medicine The discipline of doctor writes prescription based on the legal standard of medicine will increase the rationality of its medicine usage.
The aim of this research is how to know the factors relate to the discipline of doctor for writing prescription based on formulation of RSMH Palembang. Internal factors that are investigated consist of age, sex, education, knowledge, experience, attitude, and motivation. External factors that are investigated consist of leadership, incentive, job, function of Medicine Committee and Therapy, function of Medical Committee, and function of Detailer. Besides that, in this case, the aim of this research is to know the dominant factors that influence the discipline. Data is collected by survey method, using valid and reliable questionnaire. The total of -samples in this research are 100 respondents, hold by cross sectional, using quantitative analysis. Method of analysis used variant, two variant combination of chi square, and multi variant combination of logistic regression.
Conclusion, the discipline of doctor that writes the prescription following the medicine formulation shows 52,28 percent. The internal factors that determinate relate to the discipline are education, knowledge, attitude, and motivation. So, the external factors determinate it are leadership, function of Medical Committee, and function of Detailer. The dominant factors determinate the discipline are attitude, sex, function of l)etailer, education, function of Medical Committee, and motivation.
Recommendation. The management of RSMH Hospital and their staffs must be improved their image, how to be introspection themselves. The good image of leadership is implied how to persuade the doctors, who have good motivation and good attitude, in order they realize and is not too difficult to write the prescription follow the formulation. So, it is important to increase the function of Medical Committee, and Medicine Committee and Therapy to eliminate the function of Detailer. It needs the socialization of formulation of RSMH join together with candidate physician and physician, and female physician, in order to improve the discipline of doctors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T12711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Novianti
"Instruksi medis farmakologis atau catatan pemberian dan pemantauan obat merupakan pemantauan dan instruksi pemberian obat selama pasien. Pengisian instruksi dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien dan perawat bertugas memberikan obat kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dokter dan perawat dalam penulisan instruksi medis farmakologis rawat inap teratai RSUP Fatmawati Tahun 2017. Desain penelitian yang cross sectional dengan pendekatan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 28 dokter, 16 57.1 dokter memiliki kepatuhan tinggi dan kepatuhan perawat terhadap penulisan dan penatalaksanaan tinggi 88.6 , hal ini berasal dari faktor individu umur, jenis kelamin, sikap, beban kerja dan faktor organisasi hubungan interpersonal, evaluasi kinerja, motivasi, sistem penghargaan . Tidak ditemukan hubungan antara faktor individu maupun organisasi dengan kepatuhan dokter dalam menuliskan instruksi medis farmakologis, namun ditemuka hubungan antara variabel sikap dan hubungan interpersonal terhadap kepatuhan perawat dalam menulisan dan menatalaksanakan instruksi medis farmakologis.

Pharmacological medical instruction or drug administration and monitoring record is a monitoring and instruction that is used for the patient. The instruction is filed by doctor in charge and carried out by the nurse. This study aims to identify factors that influence the compliance of doctor and nurse in pharmacological medical instruction filing in Teratai inpatient room RSUP Fatmawati 2017. This is a cross sectional study with quantitative approach.
The result shows that from 28 doctors, 16 57.1 have high obedience and nurse rsquo s obedience towards the filing and management is high 88.6 . The result comes from various factors such as individual factors age, gender, attitude, work loads and organizational factors interpersonal relationship, work evaluation, motivation, rewarding system . There is no correlation between individual or organizational factors with doctor rsquo s obedience, but there is a relation between the attitude and interpersonal relationship towards nurse rsquo s obedience in pharmacological medical instruction filing and management.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roy Himawan
"Penebusan resep merupakan parameter yang digunakan untuk menilai aksesibilitas masyarakat terhadap obat, dan belum digunakan untuk penilaian akses dalam skala nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi penebusan resep pada pelayanan rawat jalan di Indonesia dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya, berdasarkan data Survey Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI) Tahun 2007 - 2008.
Hasil pengolahan data menunjukkan tingkat penebusan resep di pelayanan rawat jalan sebesar 85,49%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penebusan resep tersebut adalah kondisi geografis, setelah dikontrol dengan variabel lain. Untuk itu, disarankan agar penebusan resep dapat dipantau secara rutin dan upaya-upaya penyediaan akses terhadap obat yang memperhatikan kendala geografis.

The measurement of access to medicine is conducted through prescription filling, which had never been measured in national scale before. This research was aimed to describe the prescription filling by patient in outpatient health service, and factors related to it. The research utilize the large-database provided by Indonesia Familiy Life Survey (IFLS) year 2007 - 2008, with focus on household data.
Through the research, it was found that the 85,49% patients fulfill their prescription, which related to their geographical condition. The mentioned factor still remained significant, after the control of other variable was performed. Then, the research suggests the importance of having routine measurement of prescription filling should be acknowledged and the use of geographical-oriented policy on providing access of medicine to people.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29792
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana
"Pengelolaan obat LASA penting dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menurunkan risiko tingkat kesalahan pengambilan obat. Dalam melakukan penyimpanan terhadap obat-obat LASA, dapat digunakan Tall Man lettering untuk menekankan perbedaan pada obat yang memililki nama atau pengucapan suara yang sama. Tall Man lettering digunakan pada penulisan nama obat untuk menyoroti bagian perbedaan utamanya dan membantu membedakan nama-nama yang mirip. Sistem penyimpanan obat di Puskesmas Ciracas sudah memenuhi ketentuan penyimpanan obat LASA sesuai dengan Permenkes RI dan menerapkan metode Tall Man lettering pada obat LASA dengan baik.

Management of LASA drugs is important as an effort to reduce the risk of drug taking errors. In storing LASA drugs, Tall Man lettering can be used to emphasize differences in drugs that have the same name or sound pronunciation. Tall Man lettering is used in writing drug names to highlight their main differences and help distinguish similar names. The drug storage system at the Ciracas Health Center complies with the provisions for storing LASA drugs in accordance with the Indonesian Minister of Health and applies the Tall Man lettering method to LASA drugs properly."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Emma Aprilia
"Dokter adalah tenaga kesehatan yang memiliki peran dan otoritas dalam penulisan resep obat untuk pasien. Proses seleksi dan pemilihan obat seharusnya dilakukan secara rasional dan mengikuti pedoman panduan obat yang ditetapkan oleh World Health Organization. Masih banyak ditemui peresepan obat di luar formularium di Rumah Sakit Risa Sentra Medika, 70 % dari 100% target penggunaan formularium. Penelitian ini bertujuan mengetahui motivasi dokter dalam penulisan resep. Faktor yang mempengaruhi dilihat dari faktor motivasi instrinsik (persepsi, kepentingan, dan aspirasi) faktor ekstrinsik (diagnosis, konsistensi, dan kerjasama), organisasi (kepemimpinan, sosialisasi, supervisi, fee), industri farmasi (promosi dan imbalan), serta implementasi kebijakan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan desain studi kasus. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dan dilengkapi dengan observasi dan telaah dokumen sebagai bentuk triangulasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa motivasi dokter dalam menuliskan resep dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, diagnosis penyakit, kondisi keuangan pasien, imbalan dari hasil kerjasama dengan industri farmasi. Imbalan dari pihak luar memberikan pengaruh yang kuat pada dokter dalam menuliskan resep. Sebagai saran untuk tindak lanjut, diperlukan peraturan yang jelas mengenai penerapan formularium oleh Direktur Rumah Sakit Risa Sentra Medika. Hal lain yang penting untuk diperhatikan dalam proses pelaksanaan penggunaan formularium adalah pemberian imbalan dan sanksi yang jelas bagi para dokter.

Doctor are health profesionals who have a role and authority in prescribing drugs to patients. Selection process and selection of drugs should be done rationally and follow the guidelines established drug guidelines by the World Health Organization. There are mostly found outside the formulary prescriptions at Risa Hospital Medical Center, 70% of the 100% target of the use of formularies. This study aims to find motivation in the prescribing physician. Factors influencing views of intrinsic motivation factors (perceptions, interests, and aspirations), extrinsic factors (diagnosis, consistency, and cooperation), organization (leadership, socialization, supervision, fee), the pharmaceutical industry (promotion and compensation), as well as policy implementation. The research was conducted with a qualitative approach and case study designs. Primary data obtained from interviews and observations and is equipped with a document review as a from of triangulation. This study concluded that the motivation of doctors in prescribing is influenced by many factors, among others, the diagnosis of diseases, the financial condition of the patient, the rewards of collaboration with the pharmaceutical industry. Remuneration from an outside party provides a strong influence on the prescribing physician. As a suggestion for a follow-up, needed clear rules for the application of the formula by the Director Risa Hospital Medical Center. Another important point to consider in the process of implementing the use of formularies is giving a clear rewards and sanctions for physicians."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31013
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Qisti Mathriul
"Dalam menjalankan upaya pelayanan kesehatan, Puskesmas wajib menyelenggarakan pelayanan kefarmasian diantaranya penyimpanan obat LASA, pengkajian resep dan pelayanan resep. Pelayanan kefarmasian ini wajib mengikuti standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang di atur dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 74 tahun 2016. Pada laporan ini dilakukan pembuatan daftar obat LASA,dan alur pelayanan resep di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati. Laporan ini dibuat berdasarkan hasil observasi, penelusuran literatur dari peraturan perundang-undangan yang berlaku serta wawancara dengan Apoteker Penanggung Jawab di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati. Hasil observasi menunjukan bahwa dalam daftar obat LASA terdapat 18 obat yang tampak sama (look alike) dan 12 obat dengan pengucapakan sama (sound alike). Hasil observasi terhadap alur pelayanan resep menunjukan bahwa terdapat dua alur pelayanan resep yaitu alur pelayanan resep dalam gedung dan poli ISPA. Kedua hasil observasi tersebut menunjukan bahwa Penyimpanan obat LASA dan alur pelayanan resep di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati telah sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 74 tahun 2016.

In carrying out health service efforts, Community Health Centers are required to provide pharmaceutical services including storing LASA drugs, reviewing prescriptions and providing prescription services. Pharmaceutical services are required to comply with pharmaceutical service standards at the Puskesmas which are regulated in Minister of Health Regulation number 74 of 2016. This report contain the lists of LASA drugs, and the flow of prescription services at the Kramat Jati District Health Center. This report was prepared based on observations, literature searches from applicable laws and regulations and interviews with the pharmacist in charge at the Puskesmas Kramat Jati District. The observation results show that in the LASA drug list there are 18 drugs that look alike and 12 drugs that sound alike. The results of observations on the prescription service flow indicated that there were two prescription service flows, namely the prescription service flow in the building and URTI poly. Both of these observations show that LASA drug storage and prescription service flow at the Kramat Jati District Health Center are in accordance with the pharmaceutical service standards at the Health Center stipulated in Minister of Health Regulation number 74 of 2016."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Manullang, Irawaty
"Penelitian ini dilatarbelakangi karena masalah waktu tunggu pasien, khususnya di Depo Farmasi Unit Rawat Jalan RS PGI Cikini, berdasarkan angket dari bagian Tim Pengendalian Mutu Rumah Sakit yang mendapatkan hasil rendahnya kecepatan pelayanan di Depo Farmasi sehingga waktu tunggu resep menjadi lama. Berdasarkan Survey awal yang dilakukan terhadap 30 resep, ternyata ditemukan waktu pelayanan rata-rata untuk obat jadi adalah 16 menit. Dari 30 resep tersebut masih ada 30% resep terlayani sekitar 66 menit, sehingga menimbulkan masalah penumpukkan resep dan waktu tunggu pengambilan obat yang lama di Depo Farmasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh model antrian resep yang lebih baik di Depo Farmasi Unit Rawat Jalan RS PGI Cikini.Penelitian ini merupakan penelitian Cross Sectional dan Operational Research dengan analisis kuantitatif yang diolah berdasarkan pengumpulan data waktu masuk dan keluarnya resep ke dan dari setiap titik pelayanan di Depo Farmasi Unit Rawat Jalan RS PGI Cikini pada sore hari dari tanggal 22 April 2002 sampai dengan 27 April 2002.
Hasil penelitian ini adalah pola kedatangan resep mengikuti Distribusi Poisson dengan puncak kedatangan umumnya berada pada pukul 15.00-15.29 dan pukul 19.30-19.59, disiplin antriannya F.I.F.O yang dimodifikasi, struktur antrian Single Channel Multi Phase. Pada penelitian ini dibahas empat alternatif untuk mencari model antrian resep yang paling baik dengan cara mengubah komposisi petugas dan service time di setiap titik pelayanan. Keempat alternatif yang telah disimulasikan menghasilkan parameter antrian yang dapat mengurangi waktu tunggu. Alternatif keempat pada kedatangan di jam sibuk dipilih karena waktu resep dalam sistem lebih singkat dan utilisasi petugas lebih optimum.

The Development of Prescription Queue Model at the Drugstore Continue Care Unit "Sore Hari" PGI Cikini Hospital, Central of JakartaThis research is due the problem of patient's queue time, especially on the Drugstore Continue Care Unit - PGI Cikini Hospital, based on the questionnaire summary from Quality Assurance Team about the lowness of service quality performed by the drugstore. According to the previous survey, there has been completed to 30 prescription, actually found the average service time needed for the ready medicine is only 16 minutes. There are still 30% of 30 prescription which was handled for about 66 minutes, so that it occurred the accumulation prescription problem and long waiting time to get the medicine from the drugstore.
This objective of research is to find the better way or solution to the service problem on the drugstore. The research includes the research of Cross Sectional and Operational Research with quantitative analysis processed due to the in/out coming prescription from/to every spot service at the drugstore, at noon since 22 April 2002 up to 27 April 2001.
The result is the pattern of incoming prescription following the Poisson Distribution and the top incoming is generally on 15.00 - 15.29 and 19.30 - 19.59, its queue discipline is the modified F,1.F,O. its queue structure is Single Channel Multi Phase. On this research has been studied 4 alternatives to find the best model by changing the staff composition and service time at every spot service. Those 4 alternatives which have already been stimulated produce the parameter of reducing the queue time. The fourth alterative preferred choosing the busy time, due to the shorter system apply and the utilization staff is more optimum.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Nurhidayah
"Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia bertujuan untuk menambah pengetahuan dan kemampuan mahasiswa sebagai calon Apoteker dalam ruang lingkup pengawasan obat dan makanan sehingga dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Dalam pelaksanaan PKPA diberikan tugas khusus mengenai regulasi klaim kesehatan pangan olahan. Tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami regulasi klaim kesehatan pangan olahan menurut Badan POM dan Food and Drug Administration (FDA).

Pharmacists Professional Practice (PKPA) in the National Agency of Drug and Food Control (Badan POM) Republic of Indonesia aims to increase knowledge and ability a student as prospective pharmacists within the scope of drug and food to achieve the expected competencies. In the implementation of the PKPA a student given specific assignment about health claims regulation of processed food. The aims of specific assignment is to know and understand the health claims regulation of processed food by the Badan POM and Food and Drug Administration (FDA).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Agung Putu Yudihartini
"Lean Management pada Perencanaan, Penganggaran dan PengadaanSediaan Farmasi di RSIA Puri Bunda Denpasar.Pasien membayar pelayanan yang telah diberikan dengan value atau manfaatyang sesuai tanpa membayar lebih terhadap waste atau pemborosan yang adadalam proses pelayanan di rumah sakit. Menghilangkan waste dalam prosespelayanan merupakan tantangan setiap rumah sakit. Tantangan rumah sakitsemakin besar saat menjadi provider BPJS dan wajib memberikan pelayanankepada pasien JKN.Sediaan farmasi merupakan pelayanan penunjang yang sangatpenting dalam pelayanan pasien dan menghabiskan biaya yang sangat besar, makarumah sakit perlu lebih efisien dalam mengelola sediaan farmasi mulai dariperencanaan, penganggaran dan pegadaan dengan tanpa mengabaikan mutupelayanan.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentangproses perencanaan, penganggaran dan pengadaan obat di unit farmasi RSIA PuriBunda dan memberikan masukan dalam perbaikan proses siklus logistik farmasisehingga menjadi lebih efisien.Penelitian dilaksanakan dengan melakukan wawancara, observasi dan FocusDiscussion Group FGD pada proses perencanaan dan pengadaan denganmembuat value stream mapping dari seluruh proses yang ada.
Pada penelitian ini didapatkan pemborosan berupa waste defect, wasteinventory, waste motion, waste human potential dalam proses perencanaan,penganggaran dan pengadaan sediaan farmasi. Perbaikan berupa kaizendilaksanakan oleh seluruh level karyawan mulai dari staf, jajaran manajemen, dandireksi rumah sakit, maupun pemilik rumah sakit. Pelaksanan kaizen tersebutdapat meningkatkan efisiensi waktu, biaya, maupun SDM dalam prosesperencanaan, penganggaran dan pengadaan sediaan farmasi.

Lean Management on Planning, Budgeting, and Procurement ofPharmaceutical Products at RSIA Puri Bunda DenpasarPatients will pay for services that have been provided with the appropriatevalue or benefit without paying more or wasting that is in the process of service in thehospital. Eliminating waste in the service process is the challenge of every hospital.Nowadays the hospital challenge is getting bigger when becoming provider of BPJS andobliged to give service to JKN patient. Pharmacy is a very important support services inpatient care and costly. Hospitals need to be more efficient in managingpharmaceuticals from planning, budgeting, and procurement without neglecting servicequality.
Aim of this research is to get an overview of the planning, budgeting, andprocurement process of medicines at pharmacy Puri Bunda Hospital and provide inputsto improve the pharmaceutical logistics cycle process. The study was conducted by interviewing, and observatian made withplanning and procurement process by creating a value stream of the entire process.
In this research, there was of waste defect, waste inventory, waste motion,waste human potential in planning process, budgeting, and procurement ofpharmaceutical preparation. Kaizen improvements are performed by all levels of staff,management, and hospital directors, as well as to hospital owners. The implementationof kaizen can improve the efficiency of time, cost, and human resources in the process ofplanning, budgeting, and procurement of pharmaceutical preparations."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T49834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>