Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80751 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aisa Nisarizulma
"Novel Rasina karya Iksaka Banu menggambarkan fenomena kehidupan pribumi di bawah kekuasaan penjajahan Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk-bentuk praktik perbudakan kolonial Belanda terhadap pribumi di Batavia saat menjelang kebangkrutan VOC tahun 1755. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan kajian pascakolonialisme. Penelitian ini menggunakan teori orientalisme dari Edward Said. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka. Hasil analisis mengungkapkan terdapat tiga bentuk praktik perbudakan kolonial Belanda terhadap pribumi. Pertama, perdagangan budak yang menunjukkan perampasan hak asasi seseorang melalui aksi jual-beli manusia. Kedua, penyiksaan budak yang menunjukkan perbuatan melampaui batas kemanusiaan yang memanfaatkan ketidakberdayaan masyarakat pribumi di mata kolonial Belanda. Ketiga, penyelundupan budak yang menunjukkan tindak korupsi orang-orang Belanda yang hanya memberi keuntungan bagi para pejabat Kompeni. Ketiga hal tersebut membuktikan bahwa praktik perbudakan kolonial Belanda terhadap pribumi merupakan perbuatan pencelaan, pelanggaran hak asasi manusia, perebutan kebebasan hidup, serta ketidakadilan dalam perlakuan hukum yang secara keseluruhan bertolak belakang dengan kemanusiaan dan kedaulatan individu.

The Rasina novel by Iksaka Banu describes the phenomenon of indigenous life under Dutch colonial rule. This study aims to analyze forms of Dutch colonial slavery practices against natives in Batavia at the time of the VOC's bankruptcy in 1755. The method used is descriptive qualitative with post-colonialism studies. This study uses the orientalism theory of Edward Said. Data collection was carried out using literature study techniques. The results of the analysis revealed that there were three forms of Dutch colonial slavery practices against natives. First, the slave trade which denotes the deprivation of a person's human rights through human trafficking. Second, the torture of slaves which showed an act of exceeding the limits of humanity that took advantage of the powerlessness of the indigenous people in the eyes of the Dutch colonialists. Third, the smuggling of slaves which showed the corruption of the Dutch people which only gave benefits to Company officials. These three things prove that the practice of Dutch colonial slavery against natives was an act of disgrace, violation of human rights, struggle for freedom of life, and injustice in legal treatment which as a whole was contrary to humanity and individual sovereignty."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Leksono
"Penelitian ini berfokus pada perlakuan dan tindakan tokoh-tokoh Belanda dan Bumiputra dalam praktik perbudakan terhadap tokoh utama dalam novel Rasina (2023) pada masa kolonialisme di Hindia Belanda. Objek kajian meliputi kejiwaan, pemikiran, dan cara pandang Rasina dalam bentuk narasi dan dialog. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik baca dan catat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikoanalisis, berdasarkan teori psikologi sastra Sigmund Freud (1958). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rasina mengalami berbagai kekerasan fisik, verbal, dan seksual selama dua tahun hidup menjadi budak yang mengakibatkan gangguan pasca trauma yang diderita pada periode setelahnya.

This research focuses on the treatment and actions of Dutch and native characters in the practice of slavery against the main character in the novel Rasina (2023) during colonialism in the Dutch East Indies. The object of study includes Rasina's psychology, thoughts, and perspectives in the form of narration and dialog. The research method used is descriptive qualitative with reading and recording techniques. The approach used is a psychoanalytic approach, based on Sigmund Freud's (1958) theory of literary psychology. The results showed that Rasina experienced various physical, verbal, and sexual abuse during her two years as a slave, which resulted in post-traumatic disorders suffered in the later period.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iksaka Banu
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2023
899.221 IKS r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Basmara Daffa Ardhana
"Penelitian ini menganalisis fenomena McDonaldisasi sebagai praktik pascakolonialisme dengan menggunakan perspektif pascakolonialisme untuk memahami ketidasesuaian antara dimensi normatif dan empiris sistem tersebut. Penulis mengangkat hipotesis bahwa McDonaldisasi adalah produk identitas dan budaya Barat yang menjadi bagian dari proyek rasionalisasi masyarakat. George Ritzer, seorang sosilog Amerika Serikat, berpendapat bahwa McDonaldisasi merupakan fenomena yang menunjukkan nilai-nilai efisien, terprediksi, terkalkulasi, dan kontrol yang menjadi identitk dengan sistem rantai makanan cepat saji. Implikasi dari penerapan sistem McDonaldisasi terlihat tidak rasional, terutama dalam konteks negara-negara ASEAN-5 yang mengadaptasi sistem tersebut. Penulis menggunakan perspektif pascakolonialisme untuk menganalisis kesenjangan antara pandangan normatif McDonaldisasi dan pengalaman empiris negara-negara ASEAN-5. Dalam perspektif pascakolonialisme, McDonaldisasi dipandang sebagai salah satu bentuk praktik pascakolonial dalam tatanan sistem global. Sistem ini mencerminkan dominasi ideologi Barat dan menciptakan imajinasi rasional bagi negara-negara ASEAN-5, namun upaya adaptasi sistem McDonaldisasi tersebut berimplikasi pada hasil yang irasional dan justru menimbulkan variasi masalah baru di sektor perekonomian. Perspektif pascakolonialisme mampu mengungkapkan praktik-praktik pascakolonial dalam adaptasi sistem McDonaldisasi oleh negara-negara ASEAN-5.

This research analyzes the phenomenon of McDonaldization as a postcolonial practice using a postcolonial perspective to understand the mismatch berween the normative and empirical dimensions of the system. The author hyphothesizes that McDonaldization is a product of Western identity and culture that has become part of the project of rationalizing society. George Ritzer, and American sociologist, argues that McDonaldization is a phenomenon that embodies efficient, predictable, calculable, and controllable values that are identified with the fast food chain system. The implications of implementing the McDonaldization system appear irrational, especially in the contect of the ASEAN-5 countries that have adopted this system. The author employs a postcolonial perspective to analyze the gap between the normative view of McDonaldizationand the empirical experiences of the ASEAN-5 countries. From a postcolonial perspective, McDonaldization is seen as one of the forms of posctcolonial practices within the global system. This system reflects the dominance of Western ideology and creates a rational imagination for the ASEAN-5 countries, but the effort to adapt the McDonaldization system leads to irrational outcomes and generates new problems in the economic sector. The postcolonial perspective is capable of revealing postcolonial practices in the adaptation "
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vlady Pratama
"Wacana kolonial merupakan representasi kuasa kolonial yang mempengaruhi konstruksi pandangan dan tindakan individu dalam memposisikan peradaban Barat sebagai superior. Penelitian ini membahas novel berjudul Bandoeng-Bandung karya F. Springer (1993) menggunakan teori orientalisme Edward W. Said tahun 1978. Penelitian ini memperlihatkan bagaimana wacana kolonial mempengaruhi pandangan dan tindakan melalui pengalaman tokoh-tokoh dalam novel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan konstruksi wacana kolonial pada tokoh-tokoh yang digambarkan melalui pengalaman masa kolonialisme dalam novel Bandoeng-Bandung. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan poskolonialisme (orientalisme). Poskolonialisme adalah sebuah teori kritis yang ditulis berdasarkan reaksi terhadap kondisi kehidupan yang menggambarkan masa kolonialisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh-tokoh dalam novel memiliki pandangan dan tindakan yang memandang peradaban Barat lebih superior dibandingkan peradaban Timur melalui bentuk fisik, kebiasaan, dan pendidikan.

Colonial discourse is a representation of colonial power that influences the construction of individual views and actions in positioning Western civilization as superior. This research discusses a novel entitled Bandoeng-Bandung by F. Springer (1993) using Edward W. Said's 1978 theory of orientalism. This research shows how colonial discourse influences views and actions through the experiences of the characters in the novel. The purpose of this study is to reveal the construction of colonial discourse on the characters depicted through the experience of colonialism in the novel Bandoeng-Bandung. The method used is descriptive qualitative with a postcolonialism (orientalism) approach. Postcolonialism is a critical theory written based on the reaction to the living conditions depicting the colonialism period. The results show that the characters in the novel have views and actions that view Western civilization as superior to Eastern civilization through physical forms, habits, and education."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azuura Sheilaregita Hentriasari
"Sejak masuknya pembangunan internasional ke dalam Studi Ilmu Hubungan Internasional, ia hanya dimaknai sebagai pertumbuhan ekonomi. Seiring berjalannya waktu, kajian pembangunan internasional pun berkembang dan didominasi oleh berbagai teori seperti Modernisasi, Dependensi, serta Neoklasik. Namun, kajian pembangunan internasional terlalu fokus pada ranah ekonomi sehingga tidak sadar akan signifikansi sejarah dan ketimpangan relasi kuasa global yang memengaruhi realitas negara-negara “terbelakang” yang dianggap memerlukan pembangunan. Celah ini lah yang dapat diisi oleh perspektif pascakolonialisme sebagai perspektif yang fokus menyelidiki dampak sejarah kolonialisme dan warisannya yang masih hadir dan memengaruhi pembangunan internasional saat ini. Dengan demikian, tulisan ini akan menelusuri kajian pascakolonialisme dalam pembangunan internasional dengan menjawab rumusan masalah utama yakni bagaimana perkembangan literatur akademis dalam memandang pembangunan internasional melalui perspektif pascakolonialisme? Tinjauan literatur ini menggunakan metode taksonomi untuk meninjau 26 literatur akademis terakreditasi yang pembahasannya akan dibagi berdasarkan dua tema, yaitu Eurosentrisme dalam pembangunan internasional dan persistence of colonialism dalam pembangunan internasional. Penulis kemudian akan memetakan konsensus dan perdebatan dari literatur yang ditinjau untuk menemukan sintesis. Tinjauan dan analisis penulis menghasilkan sintesis umum bahwa pembangunan internasional merupakan gagasan Eurosentris yang dalam praktiknya menyerupai kolonialisme melalui mekanisme bantuan luar negeri, Structural Adjustment Programme, ekspansi perusahaan multinasional, dan universalisme model pembangunan internasional.

Since the introduction of international development into the field of International Relations, it has been narrowly interpreted as economic growth. Over time, the study of international development has evolved and been dominated by various theories such as Modernization, Dependency, and Neoclassical theories. However, the study of international development has been too focused on the economic realm, neglecting the significance of history and the imbalances in global power relations that affect the realities of “underdeveloped” countries requiring development. This gap can be filled by the postcolonial perspective, which focuses on investigating the historical impacts of colonialism and its enduring legacy that still influences international development today. Therefore, this paper aims to explore postcolonial perspectives in international development by addressing the main research question: how has the academic literature evolved in viewing international development through a postcolonial lens? This literature review adopts a taxonomy method to examine 26 accredited academic works, which are categorized into two major themes: Eurocentrism in international development and the persistence of colonialism in international development. The author then maps out the consensus and debates within the reviewed literature to synthesize the findings of the literature review. The author’s review and analysis result in a general synthesis that international development is a Eurocentric concept that, in practice, resembles colonialism through mechanisms such as foreign aid, Structural Adjustment Programs, the expansion of multinational corporations, and the universalism of the international development model."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Banda Aceh: Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh, 1977
959.8 DUT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lovelyta
"Penelitian ini mengkaji tema pada novel Korea yang berjudul Redimeideu Insaeng karya Chae Man Shik melalui gagasan-gagasan pendukung dan gaya penceritaannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode close reading dengan seluruh analisis yang merujuk pada teks. Pendekatan new historicism juga digunakan karena adanya keterkaitan antara karya sastra dengan berbagai kekuatan sosial, ekonomi, dan politik yang melingkupinya. Temuan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa tema dari novel Redimeideu Insaeng adalah penolakan terhadap pendidikan pemerintah kolonial Jepang. Karya ini juga merupakan upaya pengarang untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dalam diri rakyat Korea.

This research is focused on a study of theme in Korean short novel, Redimeideu Insaeng, written by Chae Mansik through its supporting ideas and writing style. The research method used in this thesis is a close reading method with all its analysis refers to the text. The new historicism approach is also used because of the relationship between literature and the power of social, economy, and politic around it. The result of the study is that the theme of Redimeideu Insaeng is the rejection of the Japanese colonial government education. It is also found that this work is the author‟s effort to encourage Korean people of their awareness to nationalism."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Dwi Ertato
"Tulisan ini membahas novel karya Ferdinand Wiggers yang berjudul Tjerita Njai Isah; Barang jang soenggoe soedah kedjadian di Bagelen (1904-1905) yang mengisahkan kehidupan percintaan antar-ras di era kolonial Hindia Belanda pada abad ke-19. Kisah percintaan tersebut mencakup kisah percintaan antara laki-laki Eropa dengan perempuan pribumi (pernyaian), perempuan Eropa dengan laki-laki pribumi, dan laki-laki Indo dengan perempuan pribumi. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitis dan pendekatan sosiologi sastra. Pendekatan sosiologi sastra digunakan untuk mengetahui hubungan konteks dunia kolonial dengan novel Njai Isah. Hasil penelitian membuktikan bahwa Ferdinand Wiggers merupakan penulis produktif pada masa awal kesusastraan modern Indonesia dan novel Njai Isah merupakan tanggapan terhadap dunia kolonial terutama kehidupan kolonial yang berkaitan dengan wacana pernikahan dan ras.

This thesis discusses a novel by Ferdinand Wiggers entitled "Tjerita Nyai Isah; Barang jang soenggoe soedah kedjadian di Bagelen (1904-1905)" which depicts the lives of an interracial romance in the Dutch East Indies colonial era in the 19th century. Love story includes romance between European men with native women (pernyaian), European women with native men, and Eurasian Man with a native girl. The research was done using descriptive and analytical approach to the sociology of literature. Sociology of literature approach used to determine the relationship with the colonial world context on novel "Njai Isah". The research proves that Ferdinand Wiggers is a prolific writer of the early modern Indonesian literature and novels Njai Isah is a response to the colonial life, especially relating to marriage and racial discourse."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Dwi Ertato
"Tulisan ini membahas novel karya Ferdinand Wiggers yang berjudul Tjerita Njai Isah; Barang jang soenggoe soedah kedjadian di Bagelen (1904-1905) yang mengisahkan kehidupan percintaan antar-ras di era kolonial Hindia Belanda pada abad ke-19. Kisah percintaan tersebut mencakup kisah percintaan antara laki-laki Eropa dengan perempuan pribumi (pernyaian), perempuan Eropa dengan laki-laki pribumi, dan laki-laki Indo dengan perempuan pribumi. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitis dan pendekatan sosiologi sastra. Pendekatan sosiologi sastra digunakan untuk mengetahui hubungan konteks dunia kolonial dengan novel Njai Isah. Hasil penelitian membuktikan bahwa Ferdinand Wiggers merupakan penulis produktif pada masa awal kesusastraan modern Indonesia dan novel Njai Isah merupakan tanggapan terhadap dunia kolonial terutama kehidupan kolonial yang berkaitan dengan wacana pernikahan dan ras.

This thesis discusses a novel by Ferdinand Wiggers entitled "Tjerita Nyai Isah; Barang jang soenggoe soedah kedjadian di Bagelen (1904-1905)" which depicts the lives of an interracial romance in the Dutch East Indies colonial era in the 19th century. Love story includes romance between European men with native women (pernyaian), European women with native men, and Eurasian Man with a native girl. The research was done using descriptive and analytical approach to the sociology of literature. Sociology of literature approach used to determine the relationship with the colonial world context on novel "Njai Isah". The research proves that Ferdinand Wiggers is a prolific writer of the early modern Indonesian literature and novels Njai Isah is a response to the colonial life, especially relating to marriage and racial discourse."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S62447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>