Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146206 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beatrice Chrestella
"Salah satu upaya mengatasi permasalahan overcapacity lapas adalah dengan mengusahakan rehabilitasi bagi pelaku penyalahgunaan narkotika. Dalam rangka mengoptimalkan pemberian rehabilitasi, melalui Peraturan Bersama Rehabilitasi 2014 dibentuklah Tim Asesmen Terpadu yang bertugas melakukan asesmen medis dan hukum terhadap pelaku, lalu memberikan rekomendasi rehabilitasi bagi pelaku. Namun, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (UU No. 35/2009) tidak mengatur kewajiban asesmen oleh Tim Asesmen Terpadu sebagai syarat pemberian rehabilitasi. Selain itu, tidak terdapat pengaturan secara jelas mengenai kekuatan pembuktian hasil asesmen Tim Asesmen Terpadu. Melalui penulisan ini, akan diteliti mengenai bagaimana kedudukan Tim Asesmen Terpadu dalam UU No. 35/2009 serta kekuatan pembuktian hasil asesmennya dan pengaruhnya terhadap pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan. Metode penelitian ini berbentuk yuridis-normatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder, yakni melalui wawancara dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tim Asesmen Terpadu tidak memiliki kedudukan dalam UU No. 35/2009 karena pembentukannya yang hanya didasarkan pada Peraturan Bersama yang bukan termasuk sebagai peraturan perundangundangan sehingga membuat kedudukan Tim Asesmen Terpadu lemah dalam proses penegakkan hukum. Kemudian, hasil asesmen yang dilakukan oleh Tim Asesmen Terpadu dapat digunakan sebagai alat bukti surat atau keterangan ahli, tetapi kekuatan hasil asesmen tersebut tidak mengikat hakim dalam mengambil putusan.

One of the efforts to overcome the problem of prison overcapacity is to provide rehabilitation for drug abuse offenders. In order to optimize the provision of rehabilitation, through the 2014 Joint Regulation on Rehabilitation, an Integrated Assessment Team was formed to conduct medical and legal assessments of offenders, and provide recommendations for rehabilitation for offenders. However, Law No. 35/2009 on Narcotics (Law No. 35/2009) does not regulate the obligation of assessment by the Integrated Assessment Team as a condition for providing rehabilitation. In addition, there is no clear regulation regarding the evidentiary power of the Integrated Assessment Team's assessment results. This paper will examine the position of the Integrated Assessment Team in Law No. 35/2009 as well as the evidentiary power of the assessment results and their influence on the judge's consideration in making a decision. This research method is juridical-normative by using primary data and secondary data, namely through interviews and literature studies. The results of this study indicate that the Integrated Assessment Team has no position in Law No. 35/2009 because its formation is only based on a Joint Regulation which is not included as a statutory regulation, making the Integrated Assessment Team's position weak in the law enforcement process. Then, the results of the assessment conducted by the Integrated Assessment Team can be used as documentary evidence or expert testimony, but the strength of the assessment results does not bind the judge in making a decision."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Raira Azzahra Pinasty
"Rumah sakit menghadapi kompleksitas dalam operasional sehari-hari, di mana semua elemen, mulai dari pengunjung hingga pegawai, saling berinteraksi pada proses pemberian pelayanan. Untuk menjaga keselamatan seluruh elemen rumah sakit, perlu dibangun kesadaran budaya keselamatan yang terintegrasi. Rumah Sakit XYZ telah mengembangkan pengukuran budaya keselamatan terintegrasi yang dinamakan Integrated Safety Culture in Hospital Assessment. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang budaya keselamatan terintegrasi serta perkembangannya di RS XYZ dari tahun 2021 hingga 2023. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional, dengan menggunakan data sekunder hasil survei berulang selama tiga tahun dengan jumlah sampel berturut-turut 419 (tahun 2021), 305 (tahun 2022), dan 418 (tahun 2023) responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rumah Sakit XYZ telah mencapai tingkat budaya keselamatan terintegrasi yang baik, di mana sebagian besar dimensi budaya keselamatan berada pada "Level 4- Proaktif" dan sebagian lainnya pada "Level 5- Progresif". Terdapat peningkatan capaian budaya keselamatan pasien dari waktu ke waktu untuk semua dimensi, kecuali dimensi komitmen manajemen dan komunikasi efektif dan umpan balik yang mengalami penurunan atau stagnansi. Ditemukan perbedaan yang bermakna secara statistic dalam tingkat kematangan budaya keselamatan terintegrasi pada variabel jenis kelamin. Namun, perbedaan tersebut tidak bermakna variabel usia, pendidikan, masa kerja, dan unit kerja dengan tingkat kematangan budaya keselamatan terintegrasi.

Hospitals face complexity in their day-to-day operations, where all elements, from visitors to employees, interact in the process of providing care services. To ensure the safety of all hospital elements, it is necessary to cultivate an awareness of integrated safety culture. The XYZ Hospital has developed a measurement of integrated safety culture called the Integrated Safety Culture in Hospital Assessment. This study aims to provide an overview of the integrated safety culture and its development at XYZ Hospital from 2021 to 2023. The study adopts a quantitative approach with a cross-sectional study design, utilizing secondary data from repeated surveys over three years with successive sample sizes of 419 (2021), 305 (2022), and 418 (2023) respondents. The findings of this research indicate that the XYZ Hospital has achieved a good level of integrated safety culture, with most dimensions of safety culture at "Level 4-Proactive" and some at "Level 5-Progressive". There has been an improvement in patient safety culture over time for all dimensions, except for management commitment and effective communication/feedback, which have experienced decline or stagnation. Significant differences were found in the level of integrated safety culture maturity based on gender. However, there were no significant differences in age, education, length of employment, and work unit regarding integrated safety culture maturity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jauza Ardya
"Penggajian merupakan merupakan komponen integral manajemen sumber daya manusia dalam suatu perusahaan. Seiring dengan perkembangan perusahaan, bertambah pula kompleksitas pengelolaan sumber daya manusianya. Oleh karena itu proses penggajian harus dikuatkan agar dapat mendukung pengelolaan manajemen sumber daya manusia perusahaan. Laporan Magang ini membahas proyek penguatan pengendalian internal proses penggajian Grup XYZ oleh KAP ABC berdasarkan kerangka teori yang relevan. Laporan Magang ini menyimpulkan bahwa proses penggajian yang direkomendasikan sesuai dengan proses penggajian pada Kerangka Analisis dan menemukan ketidaksesuaian terhadap COSO – Internal Control Framework yang signifikan dalam pelaksanaan asesmen risiko, perancangan pengendalian dan implementasi pengendalian penguatan proses penggajian oleh KAP ABC.

Payroll is an integral process in human resource management process of a company. Complexity of human management process grows as the company grows. Therefore, in order to support human resource management, payroll process has to be strengthened. This internship report discusses the payroll process internal control strengthening of Group XYZ project by KAP ABC including the relevant applicable theory. This Internship Report concluded that the recommended payroll process conforms to the payroll process theory in Chapter 3 and found significant inconsistencies COSO – Internal Control Framework in assessing, designing and implementing payroll process strengthening."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Khamdani
"Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta adalah Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu permasalahan lingkungan yang terjadi di DKI Jakarta adalah semakin buruknya kondisi ekosistem akuatik, khususnya waduk. Waduk yang ada di DKI Jakarta saat ini memiliki kualitas yang semakin menurun akibat perubahan fungsi daerah tangkapan air waduk. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas dan kesehatan waduk berdasarkan metode asesmen yang dikeluarkan oleh Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton). Analisis perubahan kondisi kualitas dan kesehatan waduk di DKI Jakarta dilakukan berdasarkan data tahun 2010 – 2019. Penelitian dilakukan pada 10 waduk yang terletak di wilayah DKI Jakarta. Pemilihan sepuluh waduk tersebut merepresentasikan kualitas serta kesehatan waduk di lima kotamadya DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan tiga variabel utama dalam menentukan kualitas dan kesehatan waduk yaitu persentase tutupan lahan, data kualitas air waduk, dan data kondisi sempadan waduk. Analisis dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama dilakukan analisis korelasi metode Spearman Rank. Tahap kedua adalah regresi untuk mendapatkan koefisien pengaruh explanatory variable. Disajikan hasil analisis berupa tabel rekapitulasi penilaian kualitas dan kesehatan waduk. Hasil persamaan regresi dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi perubahan kualitas air waduk akibat perubahan tutupan lahan dan kondisi sempadan waduk. Dari hasil time series dapat diketahui bahwa terjadi penurunan kualitas dan kesehatan pada kesepuluh waduk yang ditinjau dalam kurun waktu 10 tahun.

The Special Region of Jakarta is the capital city of the Republic Indonesia. One of the environmental problems that occur in DKI Jakarta is the worsening condition of the aquatic ecosystem, especially reservoirs. The existing reservoir quality in DKI Jakarta is currently of a decreasing due to changes in the function of the reservoir's catchment area. This study aims to assess the quality and health of the reservoir based on the assessment method issued by the Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton). Analysis of changes in the quality and health conditions of reservoirs in DKI Jakarta was carried out based on data from 2010 - 2019. The research was conducted in 10 reservoirs located in the DKI Jakarta area that assumed to represent the five municipalities in DKI Jakarta and represents the quality and health of the reservoirs in DKI Jakarta. This study uses secondary data with three main variables in determining the quality and health of the reservoir, land cover data, reservoir water quality data, and reservoir boundary condition data. The analysis was carried out in two stages, the first stage was the Spearman Rank method correlation analysis. The second stage is regression to get the coefficient of the explanatory variable influence. The results can be presented in the form of a recapitulation table for quality assessment and reservoir health. The results of the regression equation can be used as a tool to predict changes in reservoir water quality due to changes in land cover and reservoir boundary conditions. From the results of the time series, it can be seen that there has been a decrease in quality and health in the ten reservoirs reviewed over a period of 10 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Afirando
"Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seorang pegawai dalam melakukan pekerjaannya. Kumpulan dari beberapa kompetensi membentuk suatu model kompetensi. Model kompetensi yang saat ini digunakan di instansi pemerintah di Indonesia belum memiliki turunan kompetensi teknis yang lebih detail. Hal ini membuat kompetensi teknis Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak dapat dievaluasi atau dipantau. Selain itu, asesmen yang banyak dilakukan saat ini belum memberikan penilaian kompetensi secara objektif. Sebagian besar asesmen kompetensi yang dilakukan berbentuk penilaian atasan terhadap bawahan. Penilaian pegawai yang subjektif dapat menimbulkan ketidaknyamanan pegawai dan menurunkan motivasi dalam bekerja. Penelitian ini mengusulkan pengembangan dari model kompetensi yang sudah ada agar mampu memberikan gambaran kebutuhan kompetensi teknis ASN. Selain itu, penelitian ini juga mengusulkan rancangan sistem informasi yang dapat digunakan untuk mengelola, mengukur dan memonitor kompetensi ASN. Pengukuran dilakukan secara objektif, agar mampu memberikan gambaran kompetensi pegawai yang akurat. Penelitian ini menggunakan pendekatan gabungan antara kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan pada proses pengembangan model kompetensi, sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan pada proses evaluasi rancangan sistem. Tahap pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada User-Centered Design, sehingga kebutuhan pengguna dapat terekam dengan baik sejak awal. Sistem yang dihasilkan berbentuk high-fidelity prototype, dengan penggunaan elemen gamifikasi di dalamnya untuk meningkatkan daya tarik pengguna. Alat bantu evaluasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Usability Testing dan open-ended questionnaire.

Competence is the ability possessed by an employee in doing his job. A collection of several competencies forms a competency model. The competency model currently used in government agencies in Indonesia does not yet have a more detailed of technical competence. This makes the technical competence of ASN cannot be evaluated or monitored. In addition, the current assessments do not provide an objective competency assessment. Most competency assessments are bosses' assessments of employees. Subjective employee appraisal can cause employee discomfort and reduce motivation at work. This study proposes the development of an existing competency model that is able to provide an overview of the technical competency needs of ASN. This study also proposes an information system design that can be used to manage, measure and monitor ASN competencies. Measurements are carried out objectively, to provide an accurate description of employee competencies. This study uses a combined approach between qualitative and quantitative. A qualitative approach is used in the competency model development process, while a quantitative approach is used in the system design evaluation process. The system development stage used in this study refers to the User-Centered Design , so that user needs can be recorded properly from the start. The resulting system is in the form of a high-fidelity prototype, with the use of gamification elements in it to increase user attractiveness. Usability Testing and open-ended questionnaire were used to evaluate the prototype. "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anju Ayunda
"abstrak
Nilai kredit dan pembiayaan valas dalam rupiah yang disalurkan oleh bank umum
di Indonesia, baik konvensioal maupun syariah, cenderung terus mengalami
peningkatan. Dalam rangka melindungi nilai aset dari risiko nilai tukar, pelaku
usaha dapat melakukan Islamic hedging dengan underlying transaksi komoditi
(aqd al tahawwuth fi suq al-silah). Tesis ini melakukan simulasi perhitungan
transaksi Islamic hedging dengan komoditi dan menganalisis hasilnya agar dapat
memberikan panduan dalam menerapkan lindung nilai. Simulasi dilakukan dengan
dua asumsi: (i) skenario pertama berupa simulasi Islamic hedging dengan komoditi
secara on the spot, yaitu tidak terjadi penahanan kepemilikan sampai dengan jatuh
tempo (not held to maturity) dan (ii) skenario dua berupa simulasi Islamic hedging
dengan penahanan kepemilikan komoditi sampai jatuh tempo (held to maturity).
Hasil simulasi dua skenario tersebut dibandingkan dengan kondisi yang terbentuk
tanpa lindung nilai dan ditemukan bahwa potensi saving valas pada skenario
pertama relatif lebih baik dan stabil daripada skenario kedua, khususnya pada saat
rupiah terdepresiasi dan harga komoditi jatuh. Namun demikian, pilihan skema
Islamic hedging dengan komoditi secara not held to maturity dapat mengundang
isu khusus karena tidak terjadi transaksi jual beli komoditi secara riil yang menjadi
ciri khas transaksi jual beli syariah.

abstract
The value of foreign currency credit and financing in rupiah disbursed by
commercial banks in Indonesia, both conventional and sharia, tends to be
continuously improved. In order to protect the value of assets from exchange rate
risks, business actors can conduct Islamic hedging with the underlying commodity
transactions (aqd al tahawwuth fi suq al-silah). This thesis simulates the
calculation of Islamic hedging transactions with commodities and analyzes the
results to produce guidelines for implementing hedges. The simulation is carried
out with two considerations: (i) the first scenario consists of simulating Islamic
hedging with commodities in place, i.e. no holding is held until maturity (not held
to maturity) and (ii) scenario two islamic hedge simulation of commodities up to
maturity (held to maturity). The results of the simulation of the two scenarios are
compared with values made without hedging and it was found that the potential for
foreign exchange savings is relatively better and stable in the first scenario
compared to scenario two. However, the choice of Islamic hedging with
commodities not held to maturity can invite special issues because there is no real
commodity buying and selling transactions that characterize sharia sale and
purchase transactions.
"
2019
T54602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Bobby
"Gasifikasi merupakan proses untuk merubah biomassa menjadi syngas yaitu gas mampu bakar yang dapat digunakan untuk energi listrik. Indonesia memiliki potensi mencapai 35.6 GW dengan padi menjadi penyumbang terbesar 19.41 GW. Gasifier purwarupa 2 P2 ini merupakan hasil improvisasi dari gasifier purwarupa 1 P1 milik laboratorium gasifikasi biomassa Universitas Indonesia. Gasifier P2 dibuat dengan menutupi celah udara masuk melalui sistem rotary feeder dan menjaga kestabilan penurunan zona dengan sistem vibrating grate. Gasifier P2 memiliki diameter 0.4m dan diameter 0.25m dan memiliki output sebesar 50kW. Melalui proses analisis perhitungan empiris didapatkan bahwa jangkauan operasional reaktor harus memiliki feed rate yang berada diatas 12.6 kg/hr dan sesuai dengan referensi jurnal maka berada didalam jangkauan 18-28 kg/hr maka dengan begitu nilai CGE gasifier berada di rentang 40-65%. Parameter Operasional ini dibuat untuk diintegrasikan dengan sistem komputer dengan harapan proses optimasisasi secara operasional dapat meningkatkan mutu syngas. Metode perhitungan dikomparasi melalui perbandingan dengan jurnal dan dengan perhitungan penyetaraan energi dan massa. Analisis juga dilakukan terhadap sistem feeding dan vibrating grate untuk mengetahui potensi improvisasi yang dapat dilakukan. Sistem screwfeeder memiliki sudut inklinasi 60 yang menyulitkan transfer massa dan menciptakan potensi kegagalan sehingga sudut ini dapat dibuat lebih landai, perubahan kemiringan menjadi 25 dapat menghemat daya sampai 50%. Vibrating grate yang digunakan adalah AISI 304. Material tersebut dapat mengalami korosi batas butir yang mampu mengurangi kekuatan grate, namun secara umum beban kerja dari grate masih berada kapasitas operasional yang aman. List improvisasi dibuat sebagai rangkuman dan panduan evaluasi dan improvisasi Gasifier P2.

Gasification is a process what convert biomasses into syngas that can be used as fuel or converted into electricity. Indonesias biomass potential is around 35.6 GW with rice husk being the largest reserves with around 19.41 GW. Gasifier Prototype 2 P2 was made as the result of improvisation of the Prototype 1 gasifier P1 created by biomass gasification laboratorys research team from University of Indonesia. The main improvements from P2 are sealing air gap that exist at the feeding system of P1 which can lead to leakage and syngas loss and the implement of the new char removal system, vibrating grate that can discards waste without ruining the working zone above it. Gasifier P2 has dimension of 0.4m height and 0.25m diameter and it is designed to have 50kW output. Through the analysis process of designing a downdraft gasifier, to obtain the output needed, P2 gasifier needs to have feed rate of minimum 12.6 kg/hr. Taking journals as reference the feed rate needed for practical use of gasifier is around 18-28 kg/ hr which has CGE value within the range of 40-65%. These operational parameters are made to be integrated with computer system in the hope that optimization process in operational parameter can improve the quality of syngas produced by the gasifier. The calculation method is then compared through calculations from other journals and with the parameter obtained by energy and mass balance calculation from experiment carried in P1 reactor. Analysis was also carried out for the feeding and char removal system. The screw feeder used in feeding system has an inclination angle of 60 which lessen the mass transfer rate while also consuming more power. Changing the slope to 25 can dramatically improves transfer rate and saves power up to 50%. Vibrating Grate used in char removal system used AISI 304 as its material. Such material that can be exposed to intergranular corrosion IGC which can lower the AISI 403s strength. However, the stress caused from carrying rice husk still falls into the allowable range. A list of improvisations was made as a summary and evaluation guide and improvisation of Gasifier P2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Ofira
"ABSTRAK
Laporan Magang ini membahas tentang proses asesmen Konsultan terhadap peninjauan efektivitas implementasi ERM yang dilakukan oleh Divisi Audit Internal PT XYZ sebagai fungsi Third Line of Defense. Pembahasan dimulai dengan pemaparan risiko-risiko yang dihadapi PT XYZ, proses manajemen risiko yang dilakukan, dan analisis atas proses asesmen yang dilakukan oleh Konsultan. Dari hasil gap analysis menunjukkan bahwa penguatan fungsi Third Line of Defense dalam proses manajemen risiko PT XYZ menjadi inisiatif prioritas 1 yang perlu dilakukan untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaa risiko secara keseluruhan pada First Line dan Second Line di PT XYZ.

ABSTRACT
This report discusses the Consultant 39 s assessment process for reviewing the ERM implementation function performed by Internal Audit Division as a Third Line of Defense function at PT XYZ. The discussion begins with the exposure to the risks that PT XYZ deal with, the risk management process undertaken, and the analysis of assessment process undertaken by the Consultant. From the results of the gap analysis shows that reinforcement of the Third Lne of Defense function in PT XYZ 39 s risk management process become 1st priority of the initiative that needs to be done to conduct a whole monitoring on the risk management implementation in the First Line and Second Line at PT XYZ"
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Maitra Agastya
"Tahap identifikasi kebutuhan dan permasalahan (assessment) adalah tahapan kedua dalam pemberdayaan masyarakat setelah melakukan 'proses menjalin relasi' (engagement). Tahapan identifikasi kebutuhan dan permasalahan merupakan tahapan yang penting dalam proses pemberdayaan masyarakat. Tanpa hasil identifikasi kebutuhan dan permasalahan yang memadai, tujuan pengembangan masyarakat sulit tercapai. Tahapan identifikasi kebutuhan dan permasalahan dalam proses pemberdayaan masyarakat seharusnya tidak menjadi langkah awal yang kaku dalam sebuah proyek kegiatan. Sebaliknya, tahapan tersebut merupakan salah satu langkah yang ada dalam siklus kegiatan program berkelanjutan dalam rangka upaya pembelajaran masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan permasalahannya.
Artikel ini mendeskripsikan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia (Puska Kesos UI) di salah satu wilayah binaannya di Kelurahan Cinangka, Depok. Proses pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan sejak tahun 2014 sampai saat ini memperlihatkan bahwa keberlangsungan program pemberdayaan membutuhkan siklus pemberdayaan yang dinamis dan tidak linear. Upaya assessment non liner terus dilaksanakan oleh Puska Kesos UI. melibatkan berbagai pemangku kepentingan di komunitas (anak, pemuda, orang tua dan tokoh masyarakat). Artikel ini menemukan bahwa identifikasi kebutuhan dan permasalahan yang komprehensif sangat penting untuk perencanaan dan implementasi kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Selain itu, rasa memiliki dari anggota komunitas--pemuda dan anak-anak, membantu pengembangan cakupan program dengan menggandeng pemangku kepentingan yang lebih luas di komunitasnya. Pada saat ini, komunitas di Kelurahan Cinangka, Depok, memiliki pusat belajar komunitas kini yang telah beroperasi penuh dengan berbagai kegiatan untuk anak-anak dan keluarga.

In a community development program, assessment is the second step conducted following the engagement process. Assessment is a crucial process. Without sufficient data deriving from the assessment process, the community development goals will be challenging to achieve. In its implementation, an assessment process in the community development is not a rigid step. Conversely, it is a continuous step in the planning and implementation of a program towards sustainability. Assessment is also a learning effort for the community in meeting needs and solving issues. This article describes the community development initiative led by Pusat Kajian Kesejahteraan Sosial (Puska Kesos UI) in Cinangka, Depok. Through this initiative, that was started in 2014; we learned that the empowerment process within a community development is dynamic and non-linear. Identification of issues and resources is a continuous process that the organization conducts. Through this initiative, we found that a comprehensive assessment is essential towards planning and implementation of sustainable community development. Moreover, a sense of belonging from youth and children as part of the community enhanced the program's sustainability through engaging broader networks in the community. Currently, the community organizes a learning center that is in full operation with various activities for children and families."
Sosio Konsepsia, 2018
MK-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Sina Sulaeman
"Kegagalan korosi di bawah insulasi atau corrosion under insulation (CUI) masih terjadi di industri dan selain itu biaya untuk mengatasi CUI mencapai 40-60% total biaya perawatan. Di era revolusi industri 4.0, metode Machine Learning (ML) telah banyak diajukan dan diterapkan baik dalam prediksi maupun interpretasi data inspeksi untuk kasus CUI. Penerapan ML dapat bertujuan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan akurasi prediksi CUI dari standar yang sudah ada.
Pada penelitian ini, API RP 581 digunakan sebagai baseline asesmen kuantitatif penentuan probabilitas kegagalan dari CUI. Prediksi laju korosi CUI berdasarkan API RP 581 dan data laju korosi aktual di lapangan menunjukkan adanya perbedaan, Perbedaan laju korosi ini dapat mengakibatkan perbedaan nilai prediksi probabilitas kegagalan, oleh karena itu ML diterapkan untuk memperbaiki prediksi probabilitas kegagalan dengan mempelajari data inspeksi lapangan. K-Nearest Neighbor (KNN) dan Logistic Regression (LR) adalah dua model pilihan utama.
Berdasarkan nilai akurasi dan R2, metode LR memiliki nilai tertingi sehingga dipilih untuk proses prediksi selanjutnya. Langkah selanjutnya adalah pemilihan variabel minimum untuk prediksi dimana secara nilai akurasi dan R2 diperlukan minimum 5 variabel untuk prediksi yaitu temperatur, tipe insulasi, tipe siklus temperatur, diameter, ketebalan aktual. Pengujian model terhadap data pengukuran terakhir menunjukkan nilai prediksi yang tepat terhadap nilai probabilitas kegagalan prediksi awal dengan nilai probabilitas diatas minimum 57%. Hasil menunjukkan bahwa LR dapat digunakan untuk melakukan prediksi kegagalan CUI berdasarkan data lapangan.

Failure due to Corrosion Under Insulation (CUI) is still recorded in the industry and CUI maintenance cost is expected up to 40-60% of overall maintenance cost. In the era of Industrial Revolution 4.0, Machine Learning (ML) has been proposed and implement for prediction and interpretation of inspection data for CUI cases. The purpose of ML implementation is to improve or refine accuracy CUI prediction based on available standard.
In this research, API RP 581 has been implemented as baseline of quantitative assessment for determination of CUI probability of failure. Based on observation, there were differences between CUI corrosion rate from API RP 581 and aktual CUI corrosion rate. These differences may result in value of predicted probability of failure; therefore implementation of ML is expected to enhance prediction based on aktual field data. KNearest Neighbor (KNN) and Logistic Regression (LR) are primary method selected for ML model development.
Based on accuracy value and R2, model developed by LR has higher values based on those criteria hence further model development is prepared using LR. In the next process, minimum variable selection for prediction shows that a minimum of 5 variable is required for prediction including temperatur, type of insulation, cyclic temperatur, pipe diameter, aktual pipe wall thickness. For the last step, testing of model indicates similarity of initial and prediction values with minimum prediction probability above 57%. Thus, research shows that LR can be utilized to predict CUI based on aktual field data in lieu of API RP 581.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>