Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191627 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Klara Yuliarti
"Human milk oligosaccharides (HMO) adalah karbohidrat yang terdiri dari 3–10 monosakarida dan tidak dapat dicerna oleh manusia. Fungsi HMO adalah prebiotik untuk mikrobiota usus. Metabolit yang dihasilkan mikrobiota adalah asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid/SCFA). Sintesis HMO ditentukan oleh enzim fukosiltransferase 2 (FUT2) dan fukosiltransferase 3 (FUT3), yang disandi gen FUT2 dan FUT3. Polimorfisme gen FUT2 menyebabkan perbedaan HMO pada ASI. Ibu dengan kadar 2’fukosillaktosa (2’FL) ≥ 50 mg/L disebut ibu sekretor. Proporsi ibu sekretor bervariasi, karena polimorfisme gen FUT2 berbeda antar ras. Proporsi sekretor di Eropa > 80%, namun belum ada data di Indonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis proporsi sekretor dan polimorfisme gen FUT2, serta profil SCFA berdasarkan pasangan genotipe ibu-bayi.
Penelitian menggunakan desain potong lintang, dilakukan di RSIA Bunda selama bulan Desember 2021–Juli 2022. Subjek penelitian adalah ibu berusia minimal 18 tahun, menyusui eksklusif, dan sehat. Ibu dengan ras Kaukasia di atas 2 generasi dieksklusi. Bayi dari ibu yang memenuhi kriteria inklusi automatis menjadi subjek penelitian dan dieksklusi bila bayi pernah mendapat antibiotik. Pemeriksaan HMO dilakukan saat bayi berusia 2–5 minggu, sedangkan SCFA feses bayi saat usia 4 minggu. Sekuensing coding region FUT2 dilakukan pada ibu dan bayi.
Sebanyak 120 pasangan ibu-bayi memenuhi kriteria inklusi dengan proporsi ibu fenotipe sekretor 65,8% dan genotipe sekretor 65,8%. Hubungan antara genotipe FUT2 dan kadar 2’FL bermakna. Penelitian ini menemukan varian baru c.851C>G yang bersifat merusak berdasarkan prediksi in silico. Berdasarkan genotipe FUT2, diusulkan nilai ambang baru 2’FL 425,9 mg/L dengan nilai sensitivitas 98,7% dan spesifisitas 100%. Tidak terdapat hubungan antara proporsi relatif asetat, propionat, butirat dan genotipe ibu, genotipe bayi, maupun pasangan genotipe ibu-bayi.

Human milk oligosaccharides (HMO) are complex carbohydrates consisting of 3–10 monosaccharides which is undigestible to human. HMO acts as a prebiotic for gut microbiota, which produce short chain fatty acid (SCFA). The synthesis of HMO is determined by the activity of fucosyltransferase 2 (FUT2) and fucosyltransferase 3 (FUT3) enzymes, which are encoded by the FUT2 and FUT3 genes. Polymorphisms of the FUT2 gene result in different secretor status. Mothers with 2'-fucosyllactose (2'FL) level of ≥ 50 mg/L are referred to as secretor. The proportion of secretor varies worldwide due to FUT2 polymorphisms among races. The proportion of secretor in Europe is generally > 80%, but there is no data on secretor status in Indonesia. Thus, baseline data about secretor phenotype and genotype status in Indonesia is needed. This study aimed to analyze the proportion of secretor and FUT2 gene polymorphism in Indonesia, as well as the stool SCFA profile based on the mother-infant dyad genotype.
This was a cross-sectional study conducted at Bunda Mother and Child Hospital from December 2021 to July 2022. The study subjects were healthy mothers aged at least 18 years, exclusively breastfeeding. Mothers with Caucasion ancestor from two generations above were excluded. Infants from eligible mothers were automatically included as study subjects but excluded if they had history of antibiotic administration. Breastmilk samples were obtained at infant’s age 2–5 weeks old, while infant’s stool at 4 weeks old. Sequencing of the entire coding region of FUT2 was performed for mothers and infants.
A total of 120 mother-infant dyads met the eligibility criteria. The proportion of secretor mother was 65.8%. Secretor genotypes were found in 65.8% of mothers. There was a significant association between secretor genotype and 2’FL level. A novel variant was identified, c.851C>G, which showed deleterious effect based on in silico analysis. A new threshold value of 425.9 mg/L for 2'FL is proposed, with 98.7% sensitivity and 100% specificity. There was no significant relationship between the relative proportion of acetate, propionate, butyrate, and valerate among the mother-infant’s genotype dyads.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemberian ASI secara eksklusif memiliki banyak manfaat bagi bayi dan ibu,
namun ada beberapa kendala yang terjadi dalam pemberian ASI Eksklusif
salah satunya adalah persepsi ibu yang merasa bahwa produksi ASI nya tidak mencukupi kebutuhan bayi. Oleh karena itu, motivasi yang kuat serta
usaha yang dilakukan terus menerus oleh ibu untuk dapat memberikan ASI kepada bayinya sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif.
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui kontribusi persepsi dan motivasi Ibu dalam peningkatan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah pedesaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan cross sectional, dengan sampel sebanyak 62 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada masyarakat pedesaan ibu memiliki persepsi yang baik (59,6%) mengenai pemberian ASI kepada bayinya berjumlah hampir sama dengan ibu yang memiliki persepsi tidak baik (40,4) untuk memberikan ASI kepada bayinya. Sebagian besar ibu memiliki motivasi yang kuat (87,1%) untuk memberikan ASI kepada bayinya. Status pemberian ASI secara eksklusif hampir sama antara responden yang memberikan ASI secara eksklusif (55,8%) dan tidak eksklusif (54,2) di wilayah pedesaan. "
613 JKKI 10:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Agustina
"Pemberian Air Susu Ibu ASI selalu menjadi bagian terpenting dari kesehatan bayi. Secara psikologis, menyusui juga dapat memberikan kesempatan terjalinnya hubungan emosional antara ibu dan anak. Namun demikian beberapa kendala masih ditemukan dalam pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan dengan motivasi ibu post seksio sesaria dalam memberikan ASI. Rancangan penelitian menggunakan potong lintang, yang melibatkan 56 sampel dengan kriteria yang dipilih secara consecutive sampling. Instrumen untuk menilai karakteristik responden, pengetahuan, dan motivasi ibu menggunakan Breastfeeding Motivasional Instructional Measurement.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan motivasi ibu dalam memberikan ASI. Hasil ini membuktikan semakin tinggi pengetahuan, maka semakin tinggi motivasi ibu dalam memberikan ASI. Pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap motivasi ibu post seksio sesaria dalam memberikan ASI.

Breastfeeding has always been an important part of the baby 39 s health. Psychologically, breastfeeding can also provide opportunities emotional relations between mother and child. However, several obstacles still to be found in breastfeeding. This study aims to identify the relationship between knowledge and motivation of post cesarean mothers in breastfeeding. Using cross sectional design of the study, which involved 56 samples with criteria selected by consecutive sampling. Instruments to assess the characteristics of respondents, knowledge, and use Breastfeeding Motivational Instructional Measurement.
The results of the analysis researchers showed that there is relationship between knowledge and maternal motivation mother in breastfeeding. These results prove the higher knowledge, the higher the motivation of mothers in breastfeeding. These results prove the higher the knowledge, the higher the motivation of mother in giving breastfeeding. Knowledge has an influence on the motivation of post cesarean mother in breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardesy Melizah Kurniati
"Bayi membutuhkan ASI sebagai makanan tunggal terbaik pada enam bulan pertama kehidupan. Lemak dalam ASI menyumbang bagian terbesar energi bayi yang dipengaruhi berbagai faktor, termasuk faktor ibu. Penelitian potong lintang ini dilaksanakan untuk mencari korelasi antara kadar lemak ASI dengan komposisi tubuh dan asupan energi dan zat gizi makro pada 48 orang ibu menyusui di RSIA Budi Kemuliaan Jakarta. Penelitian ini tidak menemukan adanya korelasi yang bermakna antara kadar lemak ASI dengan massa lemak tubuh, cairan tubuh total, massa otot, serta asupan energi, lemak, karbohidrat, protein, dan air.

The infant needs breast milk as the best sole food for the first sixth month of life. Breast milk fat content accounted for the largest part of infant energy that influenced by many factors, including maternal factor. This cross-sectional study was conducted to find correlation between the breast milk fat content and maternal body composition, and also energy and macronutrient intake among 48 nursing mothers in RSIA Budi Kemuliaan, Jakarta. This study did not find significant correlation between the fat content of breast milk and body fat, total body water, muscle mass, intake of energy, fat, carbohydrate, protein, and water."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kurniati Hardaningsih
"ABSTRAK
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang paling sesuai untuk bayi karena ASI mengandung semua zat-zat yang dibutuhkan bagi pertumbuhan serta perkembangan bayi dan juga mengandung zat-zat yang dapat melindungi bayi terhadap penyakit infeksi (Sastroamidjojo, 1989).
ASI mempunyai banyak kelebihan dibanding susu sapi. Protein ASI lebih mudah dicerna daripada protein susu sapi, selain itu ASI mempunyai susunan asam amino esensial yang secara biologik paling sesuai bagi bayi (Ebrahim, 1979; Heine, dkk, 1991).
Pemberian nutrisi yang optimal pada bayi kurang bulan adalah pemberian nutrisi yang akan memberikan pertumbuhan yang cepat seperti pertumbuhan dalam kandungan pada trimester ke-III sehingga dapat dicapai tumbuh kembang yang memuaskan sekarang dan pada masa yang akan datang (American Academy of Pediatrics Commitee on Nutrition, 1977).
Protein penting untuk menunjang pertumbuhan. Bila bayi kurang bulan diharapkan tumbuh dengan memuaskan, maka harus terjadi kondisi keseimbangan nitrogen yang positif atau terdapat nitrogen yang tertahan dalam tubuh dalam jumlah yang cukup dan terus menerus, sehingga pertumbuhan dapat berlangsung normal (Davies, 1977; Atkinson, dkk, 1981; Lau, dkk, 1986; Brooke, dkk, 1987 dan De Curtis, 1987).
Hal tersebut telah terbukti pada penelitian yang dilakukan oleh Atkinson, dkk, (1981), dimana bayi kurang bulan yang mendapatkan ASI dari ibunya sendiri akan menunjukkan keseimbangan nitrogen yang positif, penambahan berat badan, pertumbuhan linear dan lingkar kepala yang bermakna, dibandingkan dengan bayi kurang bulan yang mendapatkan ASI dari bank ASI (ASI ibu kurang bulan mengandung protein yang sesuai dengan kebutuhan bayi).
Lemak merupakan sumber energi terbesar didalam ASI (35-45%), juga merupakan bahan penyusun yang penting bagi sistem saraf yang mengalami perkembangan cepat pada waktu bayi, berperan dalam pengangkutan vitamin yang larut dalam lemak. Selain itu lemak merupakan unsur penting dari membran sel dan merupakan prekursor hormon (Benson, 1981).
Laktosa merupakan salah satu karbohidrat yang paling menonjol di dalam ASI. Kadar laktosa ASI lebih tinggi daripada laktosa susu sapi. Tekanan osmotik dalam ASI harus seimbang dengan plasma, keadaan ini diatur oleh kadar laktosa dan ion-ion Na, dan Cl (ion monovalen). Dalam hal ini laktosa memegang peran penting. Bila kadar laktosa lebih tinggi, maka kadar ion-ion monovalen akan lebih rendah daripada di dalam susu sapi. Keadaan ini sangat menguntungkan karena cairan dengan kadar ion monovalen yang rendah tidak membebani ginjal (Lawrence, 1989 c)."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arti Indira
"Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber energi utama yang mencukupi untuk bayi sampai usia 6 bulan. Berbagai kendala dapat timbul dalam upaya memberikan ASI eksklusif, salah satunya adalah ibu merasa ASI tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi sehingga pertumbuhan bayi tidak optimal. Setiap ibu harus mengetahui pola menyusui bayi ASI secara optimal untuk mendukung keputusan menyusui dan menghindari pemberian asupan yang tidak sesuai. Energi ASI sebanyak 50% berasal dari lemak. Lemak merupakan komponen ASI yang sangat bervariasi dan dapat berubah tergantung asupan ibu, irama sirkardian, tingkat laktasi, antar payudara, paritas, umur, dan antar individu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara kadar lemak dalam ASI dan pola menyusui dengan pertumbuhan bayi ASI eksklusif usia satu bulan. Penelitian potong lintang dilakukan di RSIA Budi Kemuliaan pada bulan September– November 2014. Sampling dilakukan secara consecutive. Kriteria inklusi adalah bayi aterm, berat lahir 2500 -4000 g, sehat. Lemak ASI diperiksa dengan pemeriksaan creamatocrit. Terdapat 50 ibu dan bayi yang masuk dalam penelitian.
Bayi usia satu bulan memiliki pertumbuhan yang baik dengan indikator pertumbuhan untuk Z-scores BB/PB, BB/U PB/U dan LK/U sebagian besar berada pada kategori ≥-2 SD s/d ≤2 SD. Pola menyusui subjek tergolong baik dengan frekuensi menyusui 12 kali per hari (84%) dan durasi menyusui <20 menit (58%). Pada pemeriksaan creamatocit didapatkan rerata kadar lemak dalam ASI termasuk kategori tinggi (6,6±1,9 gram/dl). Korelasi lemak ASI dengan BB/U, PB/U, BB/TB adalah berkisar antara 0,03–0,013. BB/U, PB/U, BB/PB, LK/U mempunyai korelasi <0,2 dengan frekuensi dan durasi menyusui. Pertambahan BB, PB, LK per hari mempunyai korelasi <0,25 dengan frekuensi menyusui dan durasi menyusui. Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat korelasi antara kadar lemak dalam ASI dan pola menyusui dengan pertumbuhan bayi usia satu bulan.

Breast milk is the main source of energy that is sufficient for infant up to 6 months old. Various breastfeeding problems can come in providing exclusive breastfeeding, one of the problem is mother perceived of her ability to meet the infant’s needs for optimal growth. Every mother should know about the pattern of optimal breastfeeding infant to support breastfeeding decisions and avoid improper feeding. Lipid is providing 50% of total breastmilk energy. Lipid is a component of breast milk that highly variable, depending on maternal intake, circadian rhythm, level of lactation, between breasts, parity, age, and between individuals.
The purpose of this study is to correlate between the levels of lipid in breastmilk and breastfeeding pattern with growth of one month old infants. The study used a cross-sectional study design at RSIA Budi Kemuliaan from September to November 2014. Sampling was taken with consecutive. Inclusion criteria were full-term infant, birth weight 2500–4000 g, healthy. Breast milk lipid was estimated with creamatocrit procedure. There were 50 mothers and infants who entered the study.
This study showed that subjects one month old infants have normal growth. The majority result of growth indicators for WHZ, WAZ, HAZ and HCAZ are between ≥-2 SD until ≤2 SD. Breastfeeding patterns have good result with frequency 12 times per day (84%) and duration <20 minutes (58%). Creamatocit examination showed average levels of lipid in the breastmilk is high (6.6±1.9 g/dl). Correlation of breastmilk lipid with WHZ, WAZ, HAZ is ranged from 0.03–0.013. WHZ, WAZ, HAZ and HCAZ has a correlation <0.2 with the frequency and duration of breastfeeding. Weight, height and head circumference increment per day correlated <0.25 with breastfeeding frequency and duration of breastfeeding.This study conclude that there was no correlation between breastmilk lipid and breastfeeding patterns with growth of one month old infants.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Lestari Handayani
"Wanita hamil sering (25%-45%) menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh suaminya, padahal dukungan sosial dari suami sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan ibu beradaptasi pada masa post partum dan melakukan interaksi ibu-bayi secara adekuat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh kekerasan fisik, psikologis, ekonomi, dan seksual selama kehamilan terhadap interaksi ibu-bayi selama periode post partum awal. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain kasus kontrol. Populasi penelitian ini adalah ibu post partum normal dengan persalinan spontan pervaginam tanpa komplikasi dan bayi sehat yang di rawat di RSUD Koja Jakarta, dan RSVP Fatmawati. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 orang ibu post partum yang terdiri dari 50 orang kelompok kasus yang mengalami gangguan interaksi dan kelompok kontrol yang tidak mengalami gangguan interaksi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi untuk mengidentifikasi interaksi ibu-bayi selama tiga bari, dan pada hari ketiga post partum ibu diberi kuesioner untuk mengidentifikasi pengalaman kekerasan fisik, psikologis, ekonomi dan seksual yang dialami selama hamil. Pegujian pengaruh kekerasan dengan interaksi ibu-bayi dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis pada a 5% diperoleh tidak ada pengaruh kekerasan fisik, psikologi, ekonomi dan seksual selama kehamilan terhadap interaksi ibu-bayi selama periode post partum. Variabel confounding lama perkawinan, paritas dan perencanaan kehamilan juga tidak mempengaruhi interaksi ibubayi. Disarankan kepada perawat untuk melakukan pengkajian tentang pengalaman kekerasan kepada ibu selama masa perinatal dan selalu mendorong interaksi ibu-bayi seawal mungkin.

Pregnant women are vulnerable to violence victim by her husband (25%-45%), however, family support is highly needed for her in order to increase mother's ability in adapting in new inexperienced situation, which is the post partum period, therefore they can perform mother-baby relation adequately. The goals of this research are to analyze the influence of physical, psychological, economy, and sexual violence during pregnancy to the mother-baby interaction in the early post partum period. Sample used for this research are 100 post partum mothers, whom consist of two groups. The cases group is 50 mothers whose have adequacy interaction and the control group is 50 mothers whose have adequacy interaction. The data obtained using observation sheet that identified mother-baby interaction for three days, at the end of the observation day, mothers are given other questionnaire to identify physical, psychological, economical, and sexual violence experienced during pregnancy. The relation between violence during pregnancy and mother-baby interaction is using Chi Square Test. The results with a value 5% is there is no relation between physical, psychological, economical, and sexual violence experienced during pregnancy to the mother-baby interaction in the early post partum period. Confounding variables are length of marital status, parity status, and pregnancy management also doesn't have relation with the mother-baby interaction. It is suggested for the nurses always to assess prenatal mother violence experienced and always to promote mother-baby interaction as early as possible."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Karomah Putri
"Air susu ibu adalah makanan bayi yang terbaik karena mengandung komposisi nutrisi yang lengkap dan mengandung faktor-faktor penting untuk kekebalan tubuh bayi termasuk leukosit. Pemberian ASI ekslusif kepada bayi banyak mengalami hambatan, akibat ibu yang harus bekerja kembali  setelah cuti melahirkan. Berbagai upaya dilakukan agar bayi tetap mendapatkan ASI pada saat ibu bekerja, salah satunya adalah dengan cara penyimpanan ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh proses penyimpanan ASI pada wadah plastik terhadap jumlah, viabilitas dan morfologi leukosit. Sampel penelitian ini adalah ASI yang diperoleh dari 7 ibu menyusui selama periode bulan September tahun 2022 hingga Februari tahun 2023, kemudian dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan berdasarkan suhu, lama penyimpanan dan metode pencairan ASI beku berdasarkan  rekomendasi CDC. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya penurunan yang signifikan pada jumlah total dan viabilitas sel  pada ASI yang disimpan pada wadah plastik. Walaupun terjadi perubahan pada gambaran morfologi leukosit namun proses penyimpanan dan pencairan tidak mempengaruhi populasi CD45+ secara keseluruhan.  Tetapi, perubahan yang signifikan ditemukan pada jumlah monosit dan basofil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rekomendasi penyimpanan berdasarkan rekomendasi CDC dengan menggunakan wadah plastik tidak memengaruhi kuantitas leukosit. Meskipun demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami apakah perubahan morfologi ini mempengaruhi fungsional dari sel tersebut.

Mother's milk is the best baby food because it contains a complete nutritional composition and contains important factors for the baby's immune system including leukocytes. Exclusive breastfeeding for babies is increasingly experiencing obstacles, due to social changes that affect women who work after maternity leave. Various efforts have been made so that the baby continues to get breast milk when the mother is working, one of which is by storing breast milk. This study aims to determine the effect of the storage process on the number, viability and morphology of breast milk leukocytes. The sample for this study was breast milk obtained from 7 breastfeeding mothers during the period September 2022 to February 2023, then divided into 4 treatment groups based on temperature, storage time and method of thawing frozen breast milk from the recommendation guide at the CDC. The results showed that there was no significant decrease in the total number and viability of cells in breast milk. Although there was a change in the leukocyte morphology, the storage and thawing processes did not affect the CD45+ population as a whole. However, there were significant changes in the number of monocytes and basophils. The results of this study indicate that the storage recommendations from the CDC do not affect the quantity of leukocytes. Nevertheless, further research is still needed to understand whether these morphological changes affect the function of these cells."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verawati Sudarma
"Human Milk Oligosaccharides (HMO), adalah kelompok senyawa ketiga terbanyak dalam ASI dan berhubungan dengan pertumbuhan bayi. Studi prospektif longitudinal dilakukan pada 120 pasangan ibu-bayi berusia 0 – 4 bulan dari RS Kemang Medical Care, Puskesmas Cilandak, Mampang, Pasar Minggu dan Tebet di Jakarta Selatan antara Agustus 2021 – Mei 2022.
Analisis gen dilakukan dengan Next Generation Sequencing (NGS) dan Sanger. Profil HMO (2'FL, LNFP I, LNT, LNnT, 3'SL dan 6'SL) diperiksa pada usia 0, 2, 4 bulan. Weight for age zscore (WAZ), weight for length z-score (WLZ), dan weight velocity diperiksa setiap bulan. Penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson dan Spearman, uji Anova untuk pengukuran berulang, Friedman tes, regresi logistik dan model linier umum untuk pengukuran berulang dengan nilai p <0,05 dianggap signifikan secara statistik.
Sekretor positif dalam penelitian ini sebanyak 58,3% dan 41,7% sebagai Sekretor lemah. Prevalensi Lewis positif sebesar 85% dan 15% adalah Lewis negatif, sama dengan prevalensi Group 1 (Se+Le+) dan Grup 3 (Se+Le-). Kkonsentrasi 2’FL pada kelompok Se+Leberkorelasi negatif dengan WAZ dan berkorelasi positif dengan LNFP I (r0,478) usia dua bulan (r-0,294). 2’FL pada ibu Sekretor positif berkorelasi negatif dengan WAZ bulan kedua (r-0,294).
2’FL, LNFP I dan LNT memiliki hubungan positif dengan indikator pertumbuhan berat badan.

Human Milk Oligosaccharides (HMOs) are the third most abundant group of compounds in human milk. HMOs can modulate the immune system of the intestinal mucosa, modulate infection and allergy, and link to growth in early infancy. A prospective longitudinal study was conducted among 120 mother-infant pairs aged 0 – 4 months from Kemang Medical Care Women and Children Hospital, Public Health Center in Cilandak, Mampang, Pasar Minggu, and Tebet in South Jakarta between Agustus 2021 – May 2022. The gene analysis for the Secretor and Lewis status of the mother were performed by usung Targeted Next Generation Sequencing (NGS) and Sanger at baseline. The HMOs profiles (2'FL, LNFP I, LNT, LNnT, 3'SL, and 6'SL), breast milk calories, and fat were examined at 0, 2, and 4 months. Weight growth indicators, namely weight for age z-score, weight for length z-score (WAZ, WLZ, and weight velocity), infection episode, and mother's body mass index (BMI) were examined every month. Data were analyzed using Pearson or Spearman correlation test (correlation coefficient), general linear model for repeated measures ANOVA test and Friedman test (mean difference between and within groups, respectively) and logistic regression unadjusted OR (association between dependent and independent variables), with a p-value <0.05 considered statistically significant.
The positive and weak Secretor mothers were 58.3% and 41.7%, respectively. The proportion of Lewis positive and Se+LE+ groups was 85%, while 15% were in Lewis negative and Se+Legroup. At baseline, 2'FL concentration among Se+Le- mothers were negatively correlated with WAZ and LNFP I (r0.478) concentration was positively correlated with infants' WLZ. The 2'FL concentration among Secretor mothers was negatively correlated with infants' WAZ in the second month (r-0.294). Mothers with high 2'FL levels increased the standard deviation of infants' WLZ in the fourth month. Infants' weight velocities were higher among high LNT and 3'SL levels in the second month; and in high 2'FL and LNFP I mothers in the fourth month. HMOs profile (2’FL LNT, LNFP I and 3’SL) of the lactating mothers have a positive relationship with weight growth indicator and innovative intervention to improve HMOs concentration among mothers should be consider as one of the ways to improve infants growth.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Maharani Tristanita Marsubrin
"Latar belakang. Air susu ibu ASI merupakan nutrisi ideal bagi seorang bayi, namunkomposisi ASI bervariasi dan sangat individual. Human milk fortifier HMF direkomendasikan oleh WHO untuk diberikan pada bayi sangat prematur dan/atau bayiberat lahir sangat rendah BBLSR , namun belum terdapat kesepakatan kapan waktumemulainya. Selain itu kelompok ini berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan zatbesi akibat pemberian suplementasi besi rutin. Objektif. Mendapatkan profil perubahan kandungan energi makronutrien dan zat besi dariASI bayi sangat prematur dan/atau BBLSR, serta kecukupan kandungan nutrisi dan zat besipada ASI untuk memenuhi kebutuhan yang direkomendasikan.Metode. Studi deskriptif analitik dengan desain multiple measurement pada studilongitudinal. Sampel penelitian adalah ASI ibu yang melahirkan bayi sangat prematurdan/atau BBLSR periode bulan Juli-Oktober 2017 di unit perinatologi RSCM. PemeriksaanASI menggunakan MIRIS dilakukan secara serial selama 4 minggu dan pada minggu 4dilakukan pemeriksaan kadar besi ASI menggunakan ICP-MS. Sebanyak 30 ibu yang memiliki data lengkap hingga minggu 4 dilakukan analisis.Hasil. Terdapat penurunan kandungan protein di ASI p=0,0003 disertai peningkatanlemak p=0,0004 dan kalori p=0,0006 setiap minggunya, namun tidak demikian dengankarbohidrat p=0,447 . Kekurangan protein di ASI didapatkan sejak minggu II pascakelahiran walaupun kalori lemak ASI masih mencukupi. Kadar zat besi ASI pada hari 28ditemukan lebih rendah dari nilai rekomendasi ESPGHAN dan AAP-Con ditemukan padapemeriksaan hari ke 28.Kesimpulan. Terdapat perubahan kandungan makronutrien setiap minggunya pada ASIbayi sangat prematur dan/atau BBLSR dan tidak mencukupi kebutuhan yang direkomendasikan. Pemberian HMF dapat dipertimbangkan untuk diberikan sejak minggu IIuntuk mencukupi kebutuhan tumbuh kejar.

Background. Mother rsquo s own milk MOM is an ideal nutrition for a baby, but thecomposition is varied and highly individualized. Human milk fortifier HMF is recommended by WHO for very premature infants and or very low birth weight VLBW infants, yet no agreement when to start. In addition, this group is at risk of iron deficiencyor excess due to routine iron supplementation.Objective. To find the changes in macronutrient and iron contents from MOM in verypremature infants and or VLBW infants, as well as the adequacy of nutrients and ironcontents in MOM to conform recommended needs.Method. Analytical descriptive study with multiple measurement design in longitudinalstudy. Subjects were mothers who delivered very premature infants and or VLBW infantsfrom July to October 2017. Breast milk was serialized with MIRIS for 4 weeks and ironcontent was researched with ICP MS at 4th week. The study took place in neonatolgy unitin Cipto Mangunkusumo Hospital. A total of 30 mothers who had complete data for 4weeks were analyzed.Results. There was a decrease in protein content in breast milk p 0.0003 and increasedfat p 0.0004 and calories p 0.0006 per week, but not in carbohydrates p 0.447 .Although this result is higher than the study of systematic review in Australia in 2016.Protein deficiency in breast milk was found from the first week after birth and iron contentis lower than the value of recommendation of ESPGHAN and AAP Con at 28 dayexamination.Conclusion. Macronutrient content changes each week in breast milk of very prematureand or VLBW infants and not enough from dietary recommendation. Giving HMF may beconsidered at 1st week after birth."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T57663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>