Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121786 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pusposari Purwoko
"Rekam medis merupakan berkas yang wajib dimiliki oleh rumah sakit, karena berisi tentang catatan pengobatan pasien di rumah sakit (RS). Saat ini rekam medis di Indonesia telah mengalami perubahan menjadi rekam medis berbasis elektronik dan wajib diimplementasikan paling lambat tanggal 31 Desember 2023. Beberapa RS telah mengembangkan RME namun implementasinya tidak berjalan lancar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi rekam medis elektronik (RME) menggunakan metode Human, Organization dan Technology (HOT)-Fit di Instalasi Rawat Jalan RS AN-NISA Tangerang. Hubungan antara ketiga variabel tersebut akan dianalisis mengenai kaitannya dengan net benefit penggunaan rekam medis elektronik. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional melalui survei. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur untuk melihat hubungan antar variabel. Hasil penelitian menggambarkan bahwa ada hubungan antara teknologi RME dengan pengguna RME, ada hubungan antara teknologi RME dengan organisasi RS, ada hubungan antara organisasi RS dengan net benefit RME, ada hubungan tidak langsung antara teknologi RME dengan net benefit RME melalui organisasi RS, tidak ada bukti yang cukup kuat untuk membuktikan hubungan antara pengguna RME dengan net benefit RME. Saran dari penelitian ini supaya RS melakukan evaluasi rutin dan melibatkan para pengguna RME dalam pengembangan aplikasi.

Medical records are files that must be owned by hospitals, because they contain records of patient treatment in hospitals. Currently, medical records in Indonesia have changed to electronic-based medical records and must be implemented no later than December 31, 2023. Some hospitals have developed RME but the implementation is not running smoothly. This study aims to evaluate the implementation of electronic medical records (RME) using the Human, Organization and Technology (HOT)-Fit method at the Outpatient Installation of AN-NISA Tangerang Hospital. The relationship between the three variables will be analysed regarding their relationship with the net benefits of using electronic medical records. This research is a quantitative study with a cross sectional approach through a survey. The data analysis technique uses path analysis to see the relationship between variables. The results illustrate that there is a relationship between RME technology and RME users, there is a relationship between RME technology and hospital organization, there is a relationship between hospital organization and RME net benefits, there is an indirect relationship between RME technology and RME net benefits through hospital organization, and there is no evidence strong enough to prove the relationship between RME users and RME net benefits. The suggestion from this study is for hospitals to conduct regular evaluations and involve RME users in application development."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zayyinatul Fathonah
"Perubahan lingkungan bisnis yang menekankan pada penggunaan transformasi digital dapat menjadi peluang dan tantangan baru yang harus dihadapi dalam layanan kesehatan. Rumah Sakit X menanggapi hal tersebut melakukan trasformasi digital pada penggunaan rekam medis elektronik (RME). Proses implementasi RME perlu dilakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja sistem informasi yang lebih baik salah satunya dengan menggunakan HOT-Fit Model. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran implementasi RME dan hubungan human, organization dan technology terhadap net benefit RME pada pelayanan rawat jalan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross-sectional. Pemilihan sampel menggunakan sampel total sejumlah 49 orang pengguna RME pada pelayanan rawat jalan yang datanya akan diambil menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran implementasi RME berdasarkan human, organization, technology dan net benefit sudah berjalan dengan baik. Penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan antara human (kepuasan pengguna dan penggunaan sistem), organization (struktur organisasi) dan technology (kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan) terhadap net benefit. Sementara itu ditemukan bahwa organization (struktur organisasi) tidak memiliku hubungan terhadap net benefit.

In healthcare, changes in the business environment that emphasize the use of digital transformation can become new opportunities and challenges that must be faced. Hospital X responded to this by carrying out digital transformation in the use of electronic medical records (EMR). The EMR implementation process needs to be evaluated to improve better information system performance, one of which is by using the HOT-Fit Model. The purpose of this study was to determine the description of EMR implementation and the relationship between human, organization and technology to the net benefits of EMR in outpatient services. This research is a quantitative study using a cross-sectional study design. The sample selection uses a total sample of 49 EMR users in outpatient services whose data will be taken using a questionnaire. The results of this study indicate that the description of EMR implementation based on human, organization, technology and net benefits has gone well. This study also shows the relationship between human (user satisfaction and system usage), organization (organizational structure) and technology (system quality, information quality and service quality) to net benefits. Meanwhile, it was found that organization (organizational structure) has no relationship to net benefits."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, Eka Purnama Dewi
"ABSTRAK
Rekam medis elektronik (RME) telah diimplementasikan di poliklinik rawat jalan Rumah Sakit
AN-NISA Tangerang sejak Februari 2019 yaitu di poliklinik rawat jalan. Hingga saat ini belum
pernah dilakukan evaluasi terhadap RME. Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi
kuantitatif dan kualitatif (mixed methods) dengan desain sequential explanatory untuk
menganalisis pengaruh persepsi pengguna tentang aspek presentation, information,
economics, control, efficiency dan service terhadap penerapan RME. Penelitian kuantitatif
dilakukan terlebih dahulu dengan menyebarkan kuesioner kepada seluruh pengguna RME
yaitu dokter, perawat, administrator, staf radiologi, staf farmasi, dan staf laboratorium
sebanyak 206 responden, sedangkan penelitian kualitatif dilakukan dengan wawancara,
observasi, dan dokumentasi Metode analisis yang digunakan adalah metode regresi linier. Pada
penelitian ini, dari hasil analisis deskriptif, 67.0 % responden menyatakan bahwa aspek
presentation pada penerapan RME adalah baik, pada aspek information 60,2 % responden
menyatakan baik, pada aspek economics 47,6% responden menyatakan baik, pada aspek
control 55,8 % responden menyatakan cukup, pada aspek efficiency 82,5% responden
menyatakan baik, dan pada aspek service 85,4% responden menyatakan baik. Seluruh variabel
penelitian yaitu aspek Presentation, Information, Economics, Control, Efficiency dan Service
berpengaruh terhadap penerapan RME. Hasil analisis kuantitatif sejalan dengan analisis
kualitatif dimana masih dijumpai beberapa variabel yang belum optimal pelaksanaannya di
poliklinik rawat jalan RS AN-NISA Tangerang dikarenakan dalam aplikasi RME masih ada
yang harus dilengkapi.

ABSTRACT
Electronic Medical Records (EMR) have been implemented in the outpatient clinic of ANNISA Hospital, Tangerang since February 2019. Until now there has never been an evaluation of the EMR. This research is a combination of quantitative and qualitative (mixed methods)
research with sequential explanatory design to analyze the influence of user perceptions about
aspects of presentation, information, economics, control, efficiency and service on the
application of EMR. Quantitative research was conducted in advance by distributing
questionnaires to all EMR users, namely doctors, nurses, administrators, radiology staff,
pharmacy staff, and laboratory staff totaling 206 respondents, while qualitative research was
conducted by interviews, observations, and documentation. The analytical method used was
the regression method linear. In this study, from the results of a descriptive analysis, 67.0% of
respondents stated that the presentation aspect in the application of EMR was well, in the
information aspect 60.2% of the respondents stated well, in the economics aspect 47.6% of the
respondents stated well, in the control aspect 55.8 % of respondents said that it was enough, in
the aspect of efficiency 82.5% of respondents stated well, and in the aspect of service 85.4%
of respondents stated well. All research variables, namely aspects of Presentation, Information,
Economics, Control, Efficiency and Service affect the application of RME. The results of the
quantitative analysis are in line with the qualitative analysis where there are still several
variables that have not been optimally implemented in the outpatient clinic of AN-NISA
Hospital in Tangerang because there are still EMR applications that must be completed."
2020
T54984
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Maryati
"Rekam medis manual (kertas) mempunyai beberapa kelemahan, penggunaan rekam medis elektronik merupakan sebuah solusi mengatasinya. Rumah Sakit Husada mulai ujicoba penerapan Electronic Medical Record (EMR) di Klinik Spesialis pada September 2019, sampai Juni 2021 diketahui penggunaan EMR belum 100%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik, persepsi kemanfaatan, persepsi kemudahan, dan minat perilaku terhadap penggunaan EMR. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan populasi adalah tenaga Kesehatan yang terlibat dalam penggunaan EMR yang berjumlah 288 orang yang terdiri dari Dokter, Perawat, Petugas Rekam Medis, Petugas Radiologi, Petugas Laboratorium, Petugas Farmasi dan Admission. Sampel dalam penelitian sebanyak 80 orang yang dihitung menggunakan rumus Lemeshow dan kemudian dilakukan stratifikasi berdasarkan profesi. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan EMR tertinggi pada unit Admission dengan skor 24,10 dan terendah pada dokter dengan skor 19,04. Pada hasil uji diketahui tidak terdapat hubungan persepsi kemudahan dengan penggunaan EMR, dan terdapat hubungan persepsi kemanfaatan dan minat perilaku dengan penggunaan EMR dengan nilai signifikansi 0,000. Kemanfaatan yang dirasakan oleh pengguna dengan adanya EMR adalah lebih efisien waktu dan tenaga. Pada persepsi kemudahan rata-rata skornya adalah 36,79, masih ditemukan beberapa kendala diantaranya jaringan yang error atau data pasien tidak muncul. Skor minat perilaku penggunaan EMR adalah 20,55 artinya minat untuk menggunakan EMR cukup baik. Saran terhadap Rumah Sakit Husada adalah perlunya perbaikan jaringan secara menyeluruh untuk mengurangi terjadinya gangguan sistem. Back up data secara rutin dan server cadangan merupakan upaya menghindari masalah jika terjadi down sistem.

Manual medical records (paper) have several weaknesses, the use of electronic medical records is a solution to overcome them. Husada Hospital started testing the implementation of Electronic Medical Record (EMR) at the Specialist Clinic in September 2019, until June 2021 it was found that the use of EMR was not 100%. This study aims to determine the effect of characteristics, perceived usefulness, perceived comfort, and behavioral interest on the use of EMR. This type of research is quantitative with a population of 288 Health Workers involved in the use of ESDM consisting of Doctors, Nurses, Medical Record Officers, Radiology Officers, Laboratory Officers, Pharmacists and Admissions Officers. The sample in this study was 80 people who were calculated using the Lemeshow formula and then stratified by profession. The results showed the highest use of EMR in the Admissions Unit with a score of 24.10 and the lowest in doctors with a score of 19.04. In the test results, it is known that there is no relationship between perceived comfort and the use of EMR, and there is a relationship between perceived usefulness and behavioral interest with the use of EMR with a significance value of 0.000. The benefits that users feel with EMR are that it saves time and effort. In the perception of ease of average score of 36.79, there are still several obstacles, including the network that does not appear error or patient data. The behavioral interest score in the use of ESDM is 20.55, which means that the interest in the use of ESDM is quite good. Suggestions for Husada Hospital are the need for a comprehensive network improvement to reduce the occurrence of system disturbances. Backing up data regularly and server backups is an effort to avoid problems if the system goes down."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leni Burhan
"RSUD Embung Fatimah, mulai mengembangkan dan menerapkan Rekam Medis Elektronik (RME) sejak awal tahun 2021. Evaluasi di akhir tahun 2022 menunjukkan penggunaan RME di poliklinik unit rawat jalan masih diangka 50%, dan hingga saat ini pencatatan rekam medis pasien dilakukan secara elektronik juga berbasis kertas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan RME dari perspektif profesional kesehatan yatu dokter dan perawat yang bekerja di unit rawat jalan RSUD Embung Fatimah serta bagaimana efektivitas penggunaan RME dari karakterisitik individu (usia, jenis kelamin, profesi, kemampuan komputer dan pernah pealtihan) persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, kualitas RME dan dukungan manajemen/IT. Metode: Penelitian studi kasus dengan metode cross sectional ini melibatkan 57 responden (dokter dan perawat) yang mengisi kuesioner dengan skala Likert, ditunjang dengan wawancara semi terstruktur terhadap 4 orang informan dari manajemen rumah sakit untuk mengkonfirmasi informasi lebih lanjut terkait hasil yang diperoleh dari kuesioner. Hasil: Mayoritas responden adalah perawat berusia diatas 30 tahun, dan berjenis kelamin perempuan. Hampir seluruh responden memahami komputer, namun hanya sebagian kecil yang sudah pernah pelatihan terkait rekam medis elektronik. Sebanyak 56,1% responden setuju bahwa RME bermanfaat dalam hal integrasi, akurasi dan akses informasi yang diberikan. 64,1% responden setuju bahwa RME mempermudah pekerjaannya dan menilai bahwa kualitas sistem RME adalah baik dari segi kecepatan dan keakuratan informasi maupun tampilan yang dimunculkan. Namun 52,6% menilai bahwa dukungan manajemen dan IT masih perlu ditingkatkan terutama terkait pengadaan infrastukrut dan pelatihan formal penggunaan RME. Kesimpulan : Persepsi manfaat, persepsi kemudahan penggunaan, kualitas RME dan dukungan manajemen/IT dibutuhkan dalam meningkatkan efektivitas penggunaan RME.

Since 2021 electronic medical records has been implemented in RSUD Embung Fatimah. End of 2022, utilization rate of EMR in outpatients unit was 50%. Until now the medical records are done electronically and  paper based. This study aims to determine the effectiveness of using RME from the perspective of health professionals (doctors and nurses) who work in the outpatient unit of Embung Fatimah Public Hospital and how the effectiveness of RME from individual characteristics (age, gender, profession, computer skills and training) perception usefullness, perception ease of use, RME quality and management/IT support This case study using cross-sectional method involved 57 respondents (doctors and nurses) who filled out a questionnaire with a Likert scale, supported by semi-structured interviews with 4 informants from hospital management to confirm further information regarding the results obtained from the questionnaire. Majority of respondents were nurses aged over 30 years, and female. Almost all respondents understand computers, but only a small number have had training related to electronic medical records. As many as 56.1% of respondents agree that RME is beneficial in terms of integration, accuracy and access to the information provided. 64.1% of respondents agree that RME makes their work easier and considers that the quality of the RME system is good in terms of speed and accuracy of the information and display that appears. However, 52.6% considered that management and IT support still needed to be improved, especially in relation to infrastructure procurement and formal training in the use of RME. Perceived usefulness, perceived ease of use, quality of RME and management/IT support are needed to increase the effectiveness of using RME."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Ninditya
"Peraturan Menteri Kesehatan RI No.24 tahun 2022 tentang Rekam Medis mewajibkan setiap fasilitas kesehatan untuk menyelenggarakan rekam medis elektronik. Rumah Sakit Permata Depok telah memiliki aplikasi rekam medis elektronik sejak Juli 2019, namun hingga tahun 2022 kemajuan implementasi RME secara keseluruhan baru mencapai 57%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi implementasi RME di Rumah Sakit Permata Depok pada tahun 2022 sebagai bahan rancangan strategi untuk optimalisasi implementasi RME. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif melalui kuisioner modifikasi DOQ-IT, check list observasi, observasi langsung, Diskusi Kelompok Terarah (DKT), dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menghasilkan usulan kebijakan untuk implementasi RME di Rumah Sakit Permata Depok. Hasil interpretasi kuisioner menunjukkan Rumah Sakit Permata Depok sudah cukup siap dalam implemetasi RME, namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki yaitu alur proses pengadaan fitur RME dari pihak vendor SIMRS, komunikasi antar manajemen dan PPA untuk pengisian RME, pembuatan petunjuk teknis RME untuk seluruh PPA dari pihak TI, penambahan SDM, dan masih ada sarana yang bisa dipenuhi oleh pimpinan. Tindak lanjut jangka pendek yang dapat dilakukan yaitu membuat SPO dan petunjuk teknis manual di setiap unit, mengadakan fitur privasi, dan meningkatkan koordinasi antar unit untuk pelatihan PPA. Tindak lanjut jangka panjangnya berkaitan dengan anggaran yaitu melakukan pengambilalihan sistem RME setelah dilakukan penambahan programmer dalam tim TI sehingga modifikasi RME dapat dilakukan oleh internal rumah sakit.

Indonesian Ministry of Health Regulation No. 24 in 2022 obligates every health facility in Indonesia to implement Electronic Medical Records (EMR). Permata Depok Hospital has had EMR since July 2019, but until 2022 the overall progress of implementing EMR has only reached 57%. The purpose of this study is to evaluate the implementation of EMR at Permata Depok Hospital in 2022 as material for designing strategies for optimizing RME implementation. This research was conducted in a descriptive analytic manner with a qualitative approach through modified DOQ-IT questionnaires, observation checklists, direct observations, focus group discussions (FGDs), and in-depth interviews. The results of this study resulted in policy proposals for the implementation of EMR at Permata Depok Hospital. The results of the questionnaire interpretation show that Permata Depok Hospital is quite ready for EMR implementation, but there are still a number of things that needs to be improved, namely the EMR feature procurement process flow from the HIS vendor, communication between management and user for filling in EMR, making EMR technical instructions for all user from the IT side, additional human resources, and there are still facilities that can be fulfilled by the leadership. Short-term activation that can be done is to make manual book instructions for each unit, provide privacy EMR features, and improve coordination between units for user training. The long-term activation is related to the company budget, namely taking over the EMR system after adding programmers to the IT team so that RME modifications can be carried out internally in the hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Ahmadi
"Skripsi ini membahas mengenai prosedur pelayanan kesehatan rawat jalan di RS PMI Bogor, mulai dari proses pendaftaran pasien, pengambilan dokumen rekam medis, pengisian resume medis, hingga pembuatan laporan yang digunakan untuk monitoring dan evaluasi kegiatan. Analisis menggunakan prosedur penilaian cepat dalam pengumpulan data primer, serta pendekatan sistem dan metode prototipe. Hasil analisis memberikan informasi yang dapat diartikan tidak efisien dan efektif sistem rekam medis yang berjalan di RS PMI Bogor, baik dalam input maupun pembuatan laporan.
Penggunaan dua sistem yang berbeda antara Poliklinik Reguler dan Poliklinik Afiat menciptakan dua database yang tidak terhubung sehingga dokumen rekam medis pasien menjadi terpisah diantara kedua sistem. Selain itu, dalam pembuatan laporan mengharuskan melakukan input ulang terhadap laporan-laporan dari Poliklinik Reguler dan Poliklinik Afiat sehingga memakan waktu lama dalam pembuatan laporan. Hasil akhir penelitian ini berupa rancangan prototipe pelaksanaan rekam medis untuk pelayanan rawat jalan terintegrasi yang dapat menjadi solusi dan diterapkan di RS PMI Bogor.

This thesis describe about outpatient health care procedures in PMI Bogor hospital, starting from patient registration, medical record document retrieval, writing medical resume, and creating reports used for monitoring and evaluation activities. The Analysis using rapid assessment procedures in primary data collection, as well as the approach and methods of the prototype system. The analysis results give an information that the existing medical record system on PMI Bogor hospital is not efficient and effective, both in input and creating report.
Using of two different systems between the Reguler Outpatient Department and Afiat Outpatient Departmen create two databases of patient’s medical records that are not connected to each other. In addition, in creating reports required to input again from the reports of the Reguler Outpatient Department and Afiat Outpatient Department, it takes more time in creating the report. The result of this research is design of a prototype of the integrated medical records for outpatient services that can be used as solution and applied in PMI Bogor hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jean Francis Melanny Kassiuw
"Rekam Medis Elektronik (RME) muncul sebagai inovasi terkini di bidang kesehatan, menjawab tantangan yang dihadapi oleh sistem rekam medis tradisional berbasis kertas. Kelebihan RME mencakup efisiensi, aksesibilitas, dan keamanan data pasien, memberikan solusi holistik untuk meningkatkan pengelolaan informasi kesehatan di era digitalisasi saat ini.  Penelitian ini menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) sebagai dasar teori, dan bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara persepsi pengguna terhdap faktor-faktor determinan dalam implementasi RME dengan efisiensi pelayanan di instalasi rawat jalan RSUD Kebayoran Lama. Desain penelitian yang digunakan adalah non-eksperimental dengan pendekatan kuantitatif, memanfaatkan data numerik untuk analisis statistik. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data terkait persepsi pengguna dalam implementasi RME dan efisiensi pelayanan melalui pengisian kuesioner oleh user sebagai responden, wawancara dengan stakeholders, serta telaah dokumen yang berkaitan dengan implementasi RME. Hasil dari penelitian ini didapatkan adanya hubungan signifikan antara persepsi kemanfaatan penggunaan RME dengan motivasi (p-value 0,000), motivasi dengan implementasi RME (p-value 0,000) dan implementasi RME dengan efisiensi pelayanan (p-value 0,000). Namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi kemanfaatan dengan implementasi RME (p-value 0,366) dan ketersediaan infrastruktur dengan implementasi RME (p-value 0,666). Temuan ini memberikan wawasan penting dalam merancang strategi implementasi RME yang lebih efektif, dengan fokus pada meningkatkan motivasi pengguna untuk mengimplementasikan RME dengan lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pelayanan di RSUD Kebayoran Lama.

Electronic Medical Record (EMR) emerged as the latest innovation in the field of healthcare, addressing the challenges faced by traditional paper-based medical record systems. The advantages of EMR include efficiency, accessibility, and security of patient data, providing a holistic solution to improve the management of health information in the current digitalization era. This study uses the Technology Acceptance Model (TAM) as its theoretical basis, and aims to evaluate the relationship between user perceptions of determinant factors in the implementation of EMR with service efficiency in the outpatient department of RSUD Kebayoran Lama. The research design used is non-experimental with a quantitative approach, utilizing numerical data for statistical analysis. The study was conducted by collecting data related to user perceptions in the implementation of EMR and service efficiency through the completion of questionnaires by users as respondents, interviews with stakeholders, and document review related to the implementation of EMR. The results of this study found a significant relationship between the perceived usefulness of using EMR with motivation (p-value 0.000), motivation with EMR implementation (p-value 0.000), and EMR implementation with service efficiency (p-value 0.000). However, there was no significant relationship between perceived usefulness and EMR implementation (p-value 0.366) and infrastructure availability with EMR implementation (p-value 0.666). These findings provide important insights in designing more effective EMR implementation, with a focus on increasing user motivation to implement EMR more optimally, so that it can improve service efficiency in RSUD Kebayoran Lama."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
O`om Komariah
"Rumah sakit Fatmawati merupakan rumah sakit vertikal kelas B Pendidikan milik Departemen Kesehatan RI, merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah Jakarta Selatan. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 117 tahun 2000, maka Rumah Sakit Fatmawati ditetapkan sebagai rumah sakit pemerintah dengan status Perusahaan Jawatan.
Rekam medis adalah salah satu sarana pendukung untuk pelayanan kesehatan pasien di rumah sakit, di mana penyelenggaraan rekam medis dimulai saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan dengan kegiatan pencatatan data medis pasien selama pasien mendapat pelayanan medis di rumah sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta. Hasil dari pemantauan waktu pelayanan rekam medis terhadap 151 berkas rekam medis pasien menunjukan bahwa 95,4 % berkas rekam medis pasien berada di rak penyimpanan berkas rekam medis aktif, 2,6 % berkas rekam medis berada di rak penyimpanan berkas rekam medis in aktif, dan masing - masing 0,7 % berada di ruang rawat dan polildinik. Sedangkan pengembalian berkas rekam medis ke sub bagian rekam medis 61,6 % dilaksanakan setelah seluruh pasien selesai diperiksa oleh dokter, 22,5 % segera setelah pasien selesai diperiksa, dan 15,9 % dilakukan diluar jam kerja. Rata - rata waktu yang diperlukan untuk pelayanan rekam medis di Instalasi Rawat Jalan mulai dari pendaftaran sampai dengan berkas rekam medis diterima di poliklinik adalah 24,82 menit. Rata - rata waktu dari setiap tahapan kegiatan pelayanan rekam medis bervariasi, di mana lama waktu dari pendaftaran sampai persiapan rekam medis adalah 2,67 menit, lama waktu untuk pencatatan pada buku register adalah 3,89 menit, lama waktu untuk pengambilan kembali berkas rekam medis adalah 5,02 menit, lama waktu untuk pencatatan pada buku ekspedisi adalah 4,28 menit, lama waktu untuk penginiman berkas rekam medis adalah 5,42 menit, dan lama waktu penerimaan berkas rekam medis adalah 3,72 menit. Faktor - faktor yang berhubungan dengan kelancaran waktu pelayanan rekam medis antara lain persiapan berkas rekam medis, pencatatan pada buku register, penyeleksian berkas rekam medis per poliklinik pencatatan pada buku ekspedisi, kepadatan rak penyimpanan, keberadaan berkas rekam medis di ruang rawat, keberadaan berkas rekam medis di SMF, keberadaan berkas rekam medis di poliklinik jarak sub bagian rekam medic dengan ruang rawat, jarak sub bagian rekam medis dengan ruang penyimpanan berkas rekam medis in aktif jumlah pasien rawat pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani peminjaman apabila diperlukan untuk kepentingan pasien dan keperluan lainnya.
Dampak nyata dari terjadinya krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia adanya peningkatan pengunjung di Instalasi Rawat Jalan pada tahun 2000 sebesar 35 % dibandingkan tahun 1999. Di mana rata - rata pengunjung per hari 1200 orang. Hal ini tentu saja merupakan suatu beban yang cukup berat bagi rumah sakit Fatmawati khususnya dalam hal penanganan berkas rekam medis pasien. Salah satu indikator mutu pelayanan pasien di rumah sakit Fatmawati adalah waktu tunggu pasien. Waktu tunggu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan berkaitan erat dengan waktu pelayanan rekam medis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang waktu yang diperlukan untuk pelayanan rekam medic di Instalasi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Fatmawati dan bagairnana persepsi pasien dan petugas kesehatan serta faktor - faktor apa yang berhubungan dengan waktu pelayanan rekam medis. Metodologi penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pengamatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan mempergunakan lembar formulir pemantauan waktu pelayanan rekam medis selama tiga hari dengan harapan jumlah sampel minimal yang diperlukan tercapai. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat yaitu untuk melihat distnibusi variabel bebas dan variabel terikat. Dan analisa bivariat dengan menggunakan uji Pearson's Correlation untuk melihat hubungan waktu pelayanan rekam medis dengan persepsi pasien dan juga persepsi petugas kesehatan. Sedangkan untuk melihat perbedaan persepsi pasien dan persepasi petugas kesehatan terhadap waktu pelayanan rekam medic dilakukan uji statisti ?t sampel berhubungan? (t paired samples correlations) jalan, kerja sama petugas kesehatan dengan petugas rekam medis, ruang kerja petugas rekam medis menjadi satu dengan ruang penyimpanan berkas rekam medic.
Hasil uji statistik menunjukan bahwa semakin pendek waktu pelayanan rekam medis maka semakin baik persepsi pasien atas pelayanan rekam medis ( r = -0,112 dengan p = 0,000 ). Hal yang sama juga terjadi dengan persepsi petugas kesehatan, semakin pendek waktu pelayanan rekam medis ternyata semakin baik pula persepsi petugas kesehatan atas pelayanan rekam medis ( r = - 0,121 dengan p = 0,000 ). Jika persepsi pasien dibandingkan dengan persepsi petugas kesehatan, ternyata di antara keduanya ada perbedaan persepsi (t = 0,451 dengan p = 0,000 ). Maka hasil penelitian menyimpulkan bahwa rata - rata lama waktu pelayanan rekam medis adalah 24,82 menit. Semakin pendek waktu pelayanan rekam medis maka semakin baik persepsi pasien atas pelayanan rekam medis. Hal yang sama juga terjadi dengan persepsi petugas kesehatan, semakin pendek waktu pelayanan rekam medis ternyata semakin baik pula persepsi petugas kesehatan atas pelayanan rekam medis. Jika persepsi pasien dibandingkan dengan persepsi petugas kesehatan, ternyata di antara keduanya ada perbedaan persepsi.
Dengan diketahui rata-rata waktu pelayanan rekam medis di Instalasi Rawat Jalan, maka dapat dipakai sebagai dasar oleh manajemen rumah sakit Fatmawati untuk menetapkan suatu kebijakan tentang standar waktu pelayanan rekam medis di Instalasi Rawat Jalan.

The Fatmawati hospital is categorized as the B class hospital in vertical education owned by the Indonesian Health Department where the hospitals remarry for south Jakarta territory. This hospital has a capability to perform all kinds of specialist and sub specialist services.
Medical record is a supporting tool for health services at this hospital. The performance of medical records begins since the acceptance of a patient in the hospital, continued with registering all patients? data during he gets medical services at the hospital, and finally handling filing in and filing out patient record. One of the impacts of the Indonesian economic crisis increased visitors in Outpatient Department in year 2000 about 35 % compared to 1999. The average visitor comes per day is about 1200 people. This situation absolutely makes a burden to the Fatmawati hospital specifically to the patient's medical record filling. One of the indicators of the patient service quality at Fatmawati Hospital is duration time of waiting for a patient. The waiting time is very connected to the medical record waiting time.
The objectives of this research is to have a picture of time needed by the medical record at the Outpatient Department at Fatmawati Hospital, what is patient's and health official perceptions, and what factors are connected to the medical record services time. The methodology research used is survey using cross sectional descriptive. Data collecting used questioner forms that is based on patient's medical records taken for samples. Data collection took 3 days in July 2001. The data is analyzed by univariat to see the distribution of independent and dependent variables. Bivariant analysis uses Pearson's Correlation to see a correlation time services between patient's and health official perceptions. To see the differences patient's and health official's perceptions towards medical record services using "t paired samples correlation". The samples collected and analyzed in this research are 151 medical record's cards. The results of the univariat analysis shows that 95,4 % medical record's patient are at the filing selves of the active medical records, 2,6 % at the filing selves of inactive medical record, and 0,7 % at inpatient rooms and outpatient rooms. The return medical records to medical record department is 61,6 % after all patient services has finished to physical examination by doctors, 22,5% soon after a patient has finished to physical examination by doctor, and 15,9% return medical record after out of working time. Average time of medical record services on outpatient department at Fatmawati hospital is 24.82 minutes, It is distributed by 2.67 minutes for preparing medical records, 3.89 minutes for registration in registration books, 5.02 minutes for retrieving medical, 4.28 minutes for registration of expedition book, 5.42 minutes for sending medical record, and 3.72 minutes for receiving medical record by nurse at the polyclinic. The factors which are correlated with medical record services time are: preparing medical record, registration on registration and expedition book, selection of medical record by policlinic, the density of filing selves, the existing of medical record at inpatient and outpatient rooms, the existing medical record at doctor's office, the distance between medical record department with inpatient room and the filing selves of in active medical records, the sum outpatient per day, coordinating between health staff and medical record staff and the working room of medical record staff and file room medical record becomes one.
The result from the bivariat analysis using Pearson correlation is to know how is the correlation between medical record services time to patient's and health official's perceptions, to show correlation coefficient ( r ) between - 0,112 and - 0,121 and p value = 0,000, means that the shorter medical record services time, the better the perceptions of patient's and the health officials' with patient's perceptions compared to health official?s perception, in fact that both has differences perceptions (t = 0.451 and 0.000). Conclusion of the research is that the average medical record services time on outpatient department at Fatmawati hospital is 24.82 minutes, if comparing with the average visitors per day about 1200 peoples, it shows that the shorter medical record services time will be the better patient perception on medical record services. And so the shorter medical record services time will be the better health official perception on medical record services. By knowing the average of medical recording services time, the management can make a policy to decide a standard of medical record services time on outpatient department at Fatmawati Hospital.
Medical record linkage
"
2001
T3636
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Purwaningsih
"Tesis ini membahas tentang evaluasi implementasi sistem rekam medik elektronik diRumah Sakit Awal Bros Tangerang pada tahun 2017.Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagaisektor termasuk bidang kesehatan salah satu di antaranya adalah rekam medis berbasiskomputer atau rekam medis elektronik, yaitu sebuah sistem pencatatan data medissecara elektronik dan terintegrasi baik untuk rawat inap, rawat jalan, maupun medicalcheckup dengan tingkat keamanan yang lebih baik. Rumah Sakit melalui upaya-upayayang konkrit dan kerjasama antar sektor berusaha menyelenggarakan sistem tersebutsesuai dengan aspek penyelenggaraan rekam medis di Indonesia dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanapenerapan rekam medik elektronik di RS Awal Bros Tangerang. Lokasi penelitiandilakukan di RS Awal Bros Tangerang. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-April2018 dengan menggunakan desain penelitian deskriptif analitik. Populasi penelitianawal adalah staf yang bekerja saat ini di RS Awal Bros Tangerang sebagai professionalpemberi asuhan sebanyak 117 orang yaitu yang terdiri dari dokter spesialis, dokterumum, perawat, bidan, petugas fisioterapi, apoteker, ahli gizi dan petugas rekam medisyang memiliki akses langsung terhadap sistem rekam medis elektronik. Pengambilan data primer awal melalui metode pengisian kuesioner evaluasi rekam medik elektronikoleh para profesional pemberi asuhan, kemudian dilakukan wawancara mendalam.
Hasil evaluasi penerapan rekam medis elektronik RS Awal Bros Tangerang tahun 2017 didapatkan secara umum rata-rata persepsi positif responden terhadap aspek Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik, Aspek Pencatatan Rekam Medis Elektronik, Aspek Kepemilikan Rekam Medis Elektronik, Aspek Penyimpanan Rekam Medis Elektronik dan Aspek Hukum, Etik, Disiplin dan Kerahasiaan rekam medis adalah79,5.
Belum semua dokter spesialis menggunakan EMR. Perlu ditingkatkan clinicalleadership kepatuhan penggunaan sistem baru RME dengan mengurangi faktor-faktoryang melatarbelakangi keengganan dokter spesialis tersebut yaitu dengan pelatihanyang intens, review berkala guna perbaikan berkelanjutan, follow up segera terhadapmasukan user sehingga sistem informasi yang memberikan kepuasaan bagi parapenggunanya serta bermanfaat juga keharusan menggunakan dari manajemen menjadikunci untuk mengatasi hal tersebut.

Analysis of Electronic Medical Record Implementation in Awal Bros TangerangHospital Year 2017Ida Ayu Purwaningsiha,b dr. Mieke Savitri, MKesaa Public Health Faculty University of Indonesiab Awal Bros Tangerang HospitalBackground and Purpose The rapid development of information technology hasexpanded to various sectors including healthcare. One of them is computer basedmedical record or electronic medical record, an integrated system of medical datadocumentation by electronic an electronic for inpatient, outpatient, and medical checkupwith a better level of security. Hospitals provide concrete efforts and collaborationbetween many sectors trying to organize the system in accordance with aspects ofmedical records in Indonesia and can be accounted for.
This study aims to find out howthe implementation of electronic medical records in Awal Bros Tangerang Hospital. Thelocation of the research was conducted in outpatient and inpatient unit in Awal BrosTangerang Hospital. The research was conducted in January April 2018 by usingdescriptive analytic research design. The initial research population are clinical staff inAwal Bros Tangerang Hospital. There are 117 care professionals consisting of specialistdoctors, general practitioners, nurses, midwives, physiotherapists, pharmacists,nutritionists and medical record officers who have direct access against the electronicmedical records system. Initial primary data was collected through the method of fillingout the questionnaire of electronic medical records evaluation by the caregiverprofessionals, then in depth interviews were conducted.
The result of evaluation ofelectronic medical record implementation of Awal Bros Hospital Tangerang year 2017obtained generally average positive perception of respondents to the aspects ofelectronic medical record administration, aspects of electronic medical recorddocumentation, electronic medical record ownership aspect, storage aspect of electronicmedical and legal, ethics, discipline and confidentiality of electronic medical recordaspects. It is about 79,5 good category.
Not all specialist doctors use EMR. It isnecessary to improve the clinical leadership toward the new system of EMR byreducing factors behind the specialist doctor 39 s reluctance with intense training, periodicreview for continuous improvement, immediate follow up of user inputs so thatinformation systems provide satisfaction for the users as well as how useful this systemmeet up the necessity from hospital management. That will become the key to overcomeit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>