Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163937 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imamul Aziz Albar
"Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran debriefing terhadap peningkatan performa tim trauma dalam pelatihan simulasi trauma.
Metode: Penelitian kuasi eksperimen dengan desain studi 2-groups pre-test and post-test with control group pada tenaga medis yang terdiri dari dokter umum dan perawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Peserta dibagi menjadi kelompok kontrol dan intervensi, dibedakan dengan proses debriefing setelah pelatihan simulasi trauma. Efek debriefing terhadap peningkatan performa tim trauma dalam pelatihan simulasi trauma dinilai dengan menggunakan borang Global Rating Scale (GRS) khusus untuk kasus trauma.
Hasil: Skor GRS pada simulasi pertama, menunjukkan hasil yang setara antara kelompok kontrol dan intervensi (Median skor 34 dan 37 secara berurutan). Setelah diadakan sesi debriefing pada kelompok intervensi, kelompok intervensi menunjukkan hasil skor GRS yang lebih tinggi dan bermakna secara statistik (nilai p<0,001) dengan median skor 41 pada kelompok kontrol dan 47 pada kelompok intervensi.
Kesimpulan: Debriefing berperan meningkatkan performa tim trauma dalam simulasi trauma.

Purpose: In this study, we aimed to identify the role of debriefing towards improvement of trauma team performance in a trauma simulation training.
Methods: A quasi-experimental study with 2 groups pre-test and post-test with control group design on medical staff consisting of general practitioners and nurses in the Emergency Room (ER). The participants divided into control and intervention group, distinguished by a debriefing process after a trauma simulation training. We evaluated the effects of debriefing process towards improvement of trauma team performance in a trauma simulation training by using modified Global Rating Scale (GRS) which is specific for trauma cases.
Results: The GRS score in the first simulation showed equal results between control and the intervention groups (median scores 34 and 37 respectively). After debriefing session in the intervention group, the intervention group showed higher and statistically significant GRS Score (p<0.001) with median score of 41 in control group and 47 in the intervention group.
Conclusion: Debriefing plays a role in improving the performance of the trauma team in trauma simulation in trauma simulation was associated in improving the performance of the trauma team in trauma training simulation.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Susilowati
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi dan kesiapan karyawan untuk berubah pada PT.A. PT. A merupakan perusahaan outsourcing penyedia jasa layanan keamanan yang sedang melakukan perubahan organisasi. Berdasarkan data awal yang diperoleh melalui wawancara, diketahui bahwa kesiapan untuk berubah pada karyawan PT A dalam menghadapi perubahan organisasi masih perlu ditingkatkan. Persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi diduga berpengaruh terhadap kesiapan tersebut. Untuk mengetahui apakah dugaan tersebut benar, peneliti melakukan perhitungan statistik melalui uji regresi berganda.
Hasil yang ada menunjukkan bahwa ketiga dimensi pada persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi, yaitu fairness of treatment, supervisor support, dan organizational rewards and job condition secara bersama-sama berpengaruh terhadap kesiapan karyawan untuk berubah dalam menghadapi perubahan organisasi.
Dari ketiga dimensi persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi, variabel supervisor support merupakan dimensi yang memiliki sumbangan paling besar terhadap kesiapan karyawan untuk berubah. Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan pada penelitian ini dirancang untuk meningkatkan persepsi karyawan terhadap dukungan atasan (supervisor support) yaitu berupa pelatihan dan pendampingan feedback pada atasan.
Hasil perhitungan uji signifikansi perbedaan pre-test dan post-test menunjukkan bahwa intervensi yang diberikan mampu meningkatkan persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi, namun belum mampu meningkatkan kesiapan karyawan dalam menghadapi perubahan organisasi.

This study was conducted to find out relationship between employee?s perception of organizational support and readiness for change among employees in PT A. PT.A is an outsourcing company which provide security services and on doing some organizational changes. Based on initial data that were obtained from interviews, the researcher found that readiness for change of employees in PT A due to organizational change still need improvement. Employee?s perceived of organizational support are assumed to affect readiness for change. To know whether that presumption is correct or not, the researcher conducted a statistical calculation through multiple regression test.
The results showed that third dimentions of employee?s perceived of organizational support, such as fairness of treatment, supervisor support, dan organizational rewards and job condition jointly together affect the employees? readiness for change facing of organizational change.
Among the three dimentions of employee's perceived of organizational support, the employee's perception of supervisor support has the most influence and significant impact on the employees readiness for change facing of organizational change. Therefore, the intervention in this study was designed to increase employee perception of supervisor support that was feedback training and supervisory for supervisor.
The result of pre-test and post-test significance difference test indicated that the intervention given had been able to increase employee's perception of organizational support, but had not been able to increase employee?s readiness for change facing of organizational change.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30005
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Anisah
"Prastudi di lapangan menunjukan bahwa masih terjadi inefektifitas dan inefisiensi implementasi analisis kebutuhan diklat di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto, seperti prosedur yang panjang, waktu proses yang lama, biaya besar, kurangnya keterwakilan data serta lemahnya dukungan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu secara substansi, permasalahan belum tergalinya softskills sebagai salah satu kemampuan penting pemberi layanan kesehatan (terutama perawat) membuat rekomendasi analisis kebutuhan diklat sebagai pertimbangan pengambilan keputusan perencanaan program diklat belum komprehensif.
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun rancangan Sistem Informasi AKD Berbasis Web dengan kajian softskills perawat rumah sakit, yang efektif dan efisien dilengkapi dengan prototype program yang dapat menghasilkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan program diklat di BBPK Ciloto.
Metodologi penelitian yaitu operational research dengan metode pengembangan sistem prototype. pengumpulan data primer dengan cara wawancara pada informan serta data sekunder melalui telaah dokumen dan observasi lapangan dengan metode pengujian sistem user acceptance test. Keluaran informasi yang dapat dihasilkan adalah informasi yang dapat digunakan untuk perencanaan program diklat softskills.
Dari hasil pengujian dan analisis, sistem lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan sistem berjalan. Dalam pengembangannya perlu ada strategi untuk meningkatkan tingkat partisipasi dan perlunya dukungan dan masukan baik dari unit utama kementerian kesehatan, unit pembina teknis maupun organisasi profesi.

Preliminary research results indicate that there had been ineffectiveness and inefficiency implementation in Training Needs Analysis (TNA) at Training Health Center (BBPK) Ciloto, such as lengthy procedures, long processing time, huge cost, inadequacy of the data and less support for information and communication technology. Additionally in substance, inchoate identified soft skills as one of the important ability of health care providers (especially nurses) make recommendations for consideration TNA planning decisions in BBPK Ciloto training program has not been comprehensively.
This study aims to design a Web-Based Information System Training Needs Analysis with studies softskills hospital nurse, effective and efficient equipped with a prototype program that can produce information to support decision making in the context of planning training programs in BBPK Ciloto.
The research methodology is operational research with method development system by prototype. Data collection consist of primary data by interviewing the informant and secondary data by document analysis and field observations. Output information that can be generated from the prototype is information that can be used for softskills training program planning.
From the results of tests and analysis, the system more effective and efficient than the system before. In its development there needs to be a strategy to increase the level of participation and the need for support and input from both the main unit of the ministry of health, technical or organizational unit builder profession.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumariyanto
"Pasien trauma akibat kecelakaan merupakan pasien yang paling banyak datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Pasien-pasien tersebut selain mengalami nyeri akibat luka trauma yang dialaminya, juga merasakan kecemasan terkait pembiayaan dan kecemasan meninggalkan pekerjaan serta keluarganya. Penelitian ini mengidentifikasi hubungan kecemasan dengan tingkat nyeri yang dialami pada pasien trauma. Metode penelitian dengan desain cross-sectional pada 107 responden yang dipilih dengan purposive sampling. Menggunakan alat ukur Kuisioner Zung Self Rating Anxiety Scale (ZSAR-S) dan kuesioner Numerical Rating Scale (NRS). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kecemasan dengan tingkat nyeri pada pasien trauma akibat kecelakaan (p value < 0,05). Kecemasan yang tinggi dapat mempengaruhi tingkat nyeri pada pasien trauma. Perawat IGD dapat mengindentifikasi lebih dini kecemasan yang dialami pada pasien trauma. Sehingga, kecemasan yang terjadi tidak semakin memperburuk tingkat nyeri yang dialami pasien yang kemudian dapat meningkatkan tingkat keparahan.

Trauma patients due to accidents are the most frequent patients who come to the Emergency Department (IGD). These patients, in addition to experiencing pain due to the trauma injuries they experienced, also felt anxiety related to financing and anxiety about leaving their jobs and families. This study identified a relationship between anxiety and the level of pain experienced in trauma patients. The research method was conducted with a cross-sectional design on 107 respondents who were selected by purposive sampling. Using the Zung Self Rating Anxiety Scale (ZSAR-S) questionnaire and Numerical Rating Scale (NRS) questionnaire. The results showed that there was a relationship between anxiety and pain levels in patients with accidental trauma (p value < 0.05). High anxiety can affect pain levels in trauma patients. Emergency room nurses can identify anxiety experienced early in trauma patients. Thus, the anxiety that occurs does not worsen the level of pain experienced by the patient, which can then increase the severity."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boca Raton: CRC Press, Taylor & Francis Group, 2009
620.82 HUM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Didiet Mardhiansyah Fitrah
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas program pelatihan kepemimpinan LMX untuk meningkatkan keefektifan tim pada pelaut di PT. X. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian applied research dengan jumlah partisipan penelitian sebanyak 56 pelaut di PT. X. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah adaptasi alat ukur five functional team 5FT Lencioni, 2005 dengan nilai koefisien alpha ? sebesar 0.838 dan alat ukur leader-member exchange multidimentionality measurement LMX-MDM Liden Maslyn, 1998 dengan nilai koefisien alpha ? sebesar 0.794. Peneliti menggunakan uji korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut dan uji paired sample t-test untuk melihat perbedaan signifikansi dari skor pre test dan post test materi intervensi yang diberikan.
Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara leader-member exchange dengan keefektifan tim r = 0.57, p < 0.05, signifikan . Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya leader-member exchange para pelaut maka keefektifan tim mereka akan semakin tinggi. Selain itu juga terdapat perbedaan skor pre test dan post test materi intervensi yang signifikan t = -3.87, p < 0.05, signifikan sebelum dan sesudah intervensi pelatihan kepemimpinan LMX. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa pelatihan kepemimpinan LMX dapat meningkatkan pemahaman para pelaut terhadap materi intervensi.

The study was conducted to see the effectiveness of LMX leadership training programs to enhance team effectiveness of seafarer in PT. X. This study used applied research studies with 56 seafarers as the participants. The research that was used five functional team measurement 5FT Lencioni, 2005 with coefficient alpha score 0.838 and leader member exchange multidimentional measurement LMX MDM Liden Maslyn, 1998 with coefficient alpha score 0.794. The Pearson correlation technique was used to determine the relationship between two variables and the paired sample t test was used to see the significance differences from pre and post test scores of the given intervention materials.
The results showed a significant and positive relationship between leader member exchange and team effectiveness r 0.57, p 0.05, significant. It showed that with increasing leader member exchange so seafarers team effectiveness will be increase. In addition, there were significant differences from pre and post test scores t 3.87, p 0.05, significant of interventions material before and after the intervention of LMX leadership training. The analysis results showed that LMX leadership training can enhance the understanding of the seafarers of the intervention materials.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Muzdalifah
"Terdapat dua tujuan dalam penelitian penelitian ini, (1) ingin mengetahui pengaruh rasa berdaya psikologis terhadap keterikatan karyawan dan, (2) mengetahui apakah terdapat perubahan pemahaman materi setelah diberikan intervensi berupa program pelatihan empower dengan pendekatan appreciative inquiry. Pengumpulan data rasa berdaya psikologis menggunakan adaptasi alat ukur dari Spreitzer (1995) dan keterikatan karyawan menggunakan adaptasi alat ukur dari Hewitt (2010). Partisipan penelitian sebelum intervensi berjumlah 67 orang dan partisipan intervensi berjumlah 15 orang karyawan yang bekerja di industri pertelevisian di Jakarta.
Hasil penelitian sebelum intervensi menunjukkan bahwa rasa berdaya psikologis memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keterikatan karyawan (Adjusted R²=0,34, p<0.01). Hal ini dapat diartikan bahwa peningkatan rasa berdaya psikologis dapat memengaruhi peningkatan keterikatan karyawan. Berdasarkan pengolahan data setelah intervensi, diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan tentang materi pengembangan diri yang signifikan antara sebelum dan sesudah intervensi diberikan.

The purposes of this study are, (1) determine the effect of psychological empowerment on employee engagement, (2) determine knowledge evaluation of the material post-intervention training program with appreciative inquiry approach. The data was collected using the psychological empowerment questionnaire adapted from Spreitzer (1995) and employee engagement questionnaire adapted from Hewitt (2010). The research participants pre-intervention are 67 people, and intervention participants are 15 people who worked in the television industry in Jakarta.
The results of pre-intervention research showed that psychological empowerment had a significant positive effect on employee engagement (Adjusted R²=0,34, p<0.01). This mean that an increase in psychological empowerment causes an increase in employee engagement. Based on data analysis post intervension, showed a significant increase in knowledge of self development material between before and after training program.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatriani
"Latar Belakang: Ketepatan triase pasien trauma di IGD sangat menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan dan menggambarkan kualitas pelayanan di RS tersebut. Tujuan: Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan triase pasien kode trauma di instalasi gawat darurat. Metode: Penelitian kohort retrospektif ini menggunakan total sampling terhadap 22 perawat triase yang melakukan aktivasi kode trauma pada pasien trauma kategori merah di IGD. Hasil: 22 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden (63,6%) berusia kurang dari 33 tahun, secara rata berjenis kelamin laki-laki dan perempuuan (50,0%), sebagian besar responden (68,2%) memiliki tingkat pendidikan DIII, sebagian besar responden (63,6%) memiliki lama bekerja kurang dari 11 tahun, dan sebagian besar responden (54,5%) memiliki ketepatan dalam melakukan triase. Terdapat hubungan yang singnifikan antara lama bekerja dengan ketepatan triase (p 0,002; α 0,05), nilai OR=0,28 yang bermakna bahwa perawat dengan lama bekerja lebih dari sebelas tahun lebih berpeluang 0,28 kali untuk melakukan triase yang tepat. Tidak ada hubungan yang singnifikan atara tingkat pendidikan dengan ketepatan triase (p 0,381; α 0,05), dengan 7 (46,7%) perawat berpendidikan diploma dan 5 (71,4%) perawat dengan Pendidikan ners melakukan triase dengan tepat. Tidak ada hubungan yang singnifikan antara jenis kelamin dengan ketepatan triase (p 0,669; α 0,05), dengan 5 (45,5%) perawat perempuan dan 7 (63,6%) perawat laki-laki melakukan triase dengan tepat. Tidak ada hubungan yang singnifikan antara usia dengan ketepatan triase (p 0,204; α 0,05), dengan 6 (42,9%) perawat usia 33 tahun kebawah dan 6 (75%) perawat usia lebih dari 33 tahun melakukan triase dengan tepat.

Background: The accuracy of triage of trauma patients in the emergency department will determine the success of the services provided and describe the quality of services at the hospital. Objective: To identify the factors that influence the accuracy of triage of trauma code patients in the emergency department. Methods: This retrospective cohort study used a total sampling of 22 triage nurses who activated the trauma code in trauma patients with red category in the emergency department. Results: 22 respondents showed that most of the respondents (63.6%) were less than 33 years old, on average male and female (50.0%), most of the respondents (68.2%) had a DIII education level. most respondents (63.6%) have worked less than 11 years, and most respondents (54.5%) have accuracy in triage. There is a significant relationship between length of service and accuracy of triage (p 0.002; 0.05), OR = 0.28 which means that nurses with more than eleven years of service are 0.28 times more likely to perform appropriate triage. There was no significant relationship between education level and triage accuracy (p 0.381; 0.05), with 7 (46.7%) nurses with diploma education and 5 (71.4%) nurses with nursing education performing triage correctly. There was no significant relationship between gender and triage "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kasmini Kassim
Bangi: Universiti Kebangsaan Malaysia, 2000
362.76 KAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mustikasari
"Aspek penting dalam kondisi bencana adalah Penanggulangan bencana. Pelayanan Kesehatan bagian dari tahap penanggulangan bencana terutama pada aspek pemenuhan kebutuhan dasar dan rekontruksi bencana, pasti melibatkan berbagai sumber daya bidang kesehatan termasuk perawat yang merupakan bagian dari sumberdaya manusia kesehatan. Perawat merupakan garda terdepan dalam pemberian pelayanan termasuk dalam kondisi bencana. Kompetensi perawat yang bertugas di daerah yang mengalami bencana harus bisa bekerja cepat, efisien dan efektif. Perawat selalu hadir dan memainkan peran penting dalam situasi keadaan bencana."
Depok: UI Publishing, 2024
PGB0642
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>