Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119258 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nathania Katherine
"Dalam mengembangkan bisnis, pendiri startup diharuskan mencari pendanaan eksternal untuk memberikan dukungan bagi operasional startup. Salah satu pendanaan eksternal yang dapat diterima oleh pendiri startup adalah investasi dari venture capitalists. Namun, para pendiri startup Indonesia perlu mengetahui bahwa venture capitalists memiliki kriteria evaluasi investasi untuk startup guna menilai kapabilitas dan potensi startup dan banyak pendiri startup yang mungkin tidak menyadari kriteria ini dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendiri startup Indonesia mengetahui kriteria tertentu yang menjadi prinsip pengambilan keputusan oleh venture capitalists. Kami juga mengevaluasi apakah pendiri startup Indonesia mengetahui tingkat kepentingan dari setiap kriteria penilaian yang dipegang oleh venture capitalists. Studi ekstensif mencakup lima kategori evaluasi berbeda yang digunakan sebagian besar perusahaan VC. Kategori tersebut adalah karakteristik kepribadian pendiri startup, karakteristik keterampilan dan pengalaman pendiri startup, karakteristik produk atau jasa, karakteristik pasar, dan karakteristik keuangan dengan kepentingan yang berbeda-beda. Kami mewawancarai 92 pendiri startup di Indonesia untuk penelitian ini. Para pendiri startup diminta untuk menjawab pentingnya masing-masing dari lima kriteria untuk memperoleh pendanaan modal ventura. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan evaluasi berdasarkan beberapa studi literatur. Kami menemukan bahwa terdapat perbedaan antara kriteria yang dianggap paling penting oleh pendiri startup dibandingkan dengan studi sebelumnya pada setiap aspek

In developing business, startup founders are required to seek external funding to provide support for startup operations. One of the external funding that startup founders can receive is the investment from venture capitalists. However, the Indonesian startup founders need to know that venture capitalists have investment evaluation criteria for startups to assess the startup's capabilities and potential. However, many startup founders might not well-realized these criteria. This study aims to determine whether Indonesian startup founders are aware of specific criteria that are the principles of decision making by venture capitalists. This study also evaluates whether Indonesian startup founders know the level of importance of each of the assessment criteria held by venture capitalists. Extensive studies covered five different evaluation categories that most VC firms use. These categories are entrepreneurs' personalities characteristic, entrepreneurs' skills and experiences characteristics, products or services characteristics, market characteristics, and financial characteristics with different importance each. This study interviewed 92 startups founders in Indonesia for this study. Startup founders were asked to answer the importance of each of the five criteria for obtaining venture capital funding. The results were then compared with evaluations based on several literature studies. This study found that there was a difference between the criteria considered most important by startup founders compared to previous studies on every aspect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Kristiani Ong
"Valuasi pada perusahaan start-up merupakan suatu fenomena yang tidak biasa. Populasi perusahaan start-up yang berhasil bertahan hidup dalam beberapa tahun pertama beroperasi tidaklah banyak. Di lain pihak, ada juga perusahaan-perusahaan start-up terutama yang berbasis digital yang berhasil mencatatkan valuasi yang sangat tinggi walaupun secara finansial masih merugi seperti Gojek dan Tokopedia. PT. X sebagai perusahaan start-up yang bergerak di bidang konsultasi manajemen dan menggunakan teknologi sebagai sarana menjalankan usahanya mencatatkan kerugian pada laporan keuangannya dalam dua tahun pertamanya beroperasi. Tingginya pengeluaran yang tidak dikompensasi dengan pendapatan yang lebih tinggi menjadi alasan utama. Melalui perhitungan valuasi didapatkan hasil yang cenderung negatif terutama menggunakan metode Discounted CashFlow (DCF) dan Venture Capital (VC). Beberapa metode lainnya memang mampu menghasilkan valuasi yang positif namun tidak cukup tinggi. Sebagai sebuah perusahaan yang memanfaatkan teknologi belum tentu menjadikan PT. X mampu memiliki valuasi yang tinggi. Di lain pihak, valuasi yang tidak berdasarkan kondisi dan laporan keuangan akhir-akhir ini dipertanyakan. Seperti yang terjadi pada perusahaan start-up OVO dan WeWork yang masih rugi tetapi memperoleh dana besar-besaran dari investor, aksi bakar uang ternyata tidak memberikan hasil sesuai dengan harapan. Hasil valuasi PT. X ini perlu menjadi perhatian bagi manajemen PT. X sebagai bahan evaluasi. Manajemen PT. X perlu memikirkan langkah-langkah stratejik perencanaan jangka menengah hingga jangka panjang dalam memperbaiki bisnis dan kondisi keuangannya. Hal ini demi kelangsungan hidup bisnis dari PT. X sendiri.

Valuation on start-up companies is an unusual phenomena. Number of start-up companies that survive in their first few operation years are not many. On the other hand, some start-up companies, especially digital based, have a very high valuation even though they are still in financial lost, i.e. Go-Jek and Tokopedia. PT. X as a start-up company that run their business in technology based management consultation has a very big financial loss so far. High expenditure that was not compensated by high revenue become the main reason. Valuation for PT. X resulted in relatively negative valuation, especially use Discounted Cash Flow and Venture Capital method. Some other methods may resulted in positive valuation but not that high. As a technology based company, it does not automatically make them have high valuation. On the other hand, valuation that is not based on financial report and condition is being questioned lately. As what happened to start-up companies OVO and WeWork whos still lost but received huge investment from investor, this phenomena of burn the money shows unexpected result. Valuation result need to be an evaluation for PT. X. PT. X management need to think further on strategic level both medium and long-term plan to fix their business and financial condition. This is for the sake for PT. X sustainability."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dio Rama Adirasa
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai penerapan teknis analisis biaya, volume produksi, dan keuntungan pada perusahaan rintisan. Analisis dilakukan melalui pengklasifikasian serta penentuan komposisi biaya variabel dan biaya tetap, lalu selanjutnya memberikan rekomendasi penentuan harga jual yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, penelitian ini sekaligus memberikan gambaran mengenai pengaruh ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang terhadap pengambilan keputusan terkait profitabilitas perusahaan.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan objek penelitian perusahaan rintisan BIT yang bergerak di bidang teknologi informasi. Data diperoleh melalui studi literatur, dokumen internal perusahaan, serta wawancara dengan pihak terkait.
Penulis menemukan bahwa meskipun jumlah ekspektasi penjualan mengalami penurunan sebesar 30%, penetapan harga jual sebesar Rp30,000 dapat menghasilkan nilai margin of safety yang lebih besar jika dibandingkan dengan penetapan harga jual sebesar Rp25,000. Begitu pula dengan penambahan biaya tetap guna meningkatkan penjualan sebesar 30%, menghasilkan nilai margin of safety yang lebih besar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa opsi-opsi tersebut dapat berdampak positif pada kinerja finansial perusahaan yaitu dengan berkurangnya resiko terjadinya kerugian.

The purpose of this study is to provide a technical application of cost-volume-profit analysis on a startup company. Analysis is carried out through the classification and determination of variable costs and fixed costs, then provide recommendations for determining the selling price that should be done by the company. In addition, this study also provides information about decision making related to the profitability of the company.
This research is a case study with the object of research is BIT startup, which engaged in IT industry. Data is obtained through literature studies, internal company documents, and interviews with related parties.
The author found that even though the number of sales expectations decreased by 30%, the selling price of Rp30,000 could result in a greater margin of safety compared to the selling price of Rp25,000. Likewise with the addition of fixed costs to increase sales by 30%, also resulting in a greater margin of safety value. This indicates that these options can have a positive impact on companys financial performance by reducing the risk of losses.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Senalasari
"Tesis ini membahas mengenai analisis pembiayaan secara bertahap staged financing yang diberikan oleh perusahaan modal ventura VCF kepada perusahaan startup di Indonesia, apakah benar pemberian pendanaan dilakukan secara bertahap atau tidak, termasuk persyaratan dari VCF ke perusahaan startup untuk dapat memperoleh pendanaan tahap berikutnya. Seiring kesadaran akan pentingnya teknologi meningkat, banyak perusahaan startup di Indonesia yang didirikan. Kebutuhan pendanaan perusahaan ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dipenuhi. Berdasarkan literatur, pendanaan secara bertahap umum dilakukan oleh VCF. Pendanaan pada startup dihadapkan pada adanya informasi asimetris yang tinggi baik terkait dengan masalah seleksi yang berpotensi merugikan maupun masalah moral hazard. VCF yang melakukan investasi pada startup yang potensial perlu mengurangi risiko ini dengan menginvestasikan dana secara bertahap.
Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam. Unit analisis penelitian ini adalah startup Indonesia yang didanai oleh VCF atau private equity. Objek penelitian berjumlah 6 startup di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa perusahaan startup di Indonesia yang dibiayai oleh VCF atau investor lainnya diberikan pendanaan secara bertahap, atau dikenal dengan istilah staged financing. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa untuk mendapatkan pembiayaan tahap selanjutnya, VCF menetapkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan startup yang mereka danai. Persyaratan ini bahkan melibatkan proses audit.

This thesis concerns analysis of the staged financing given by Venture Capital firms VCFs to the Indonesian start ups they financed, whether or not the staging exists, including the requirement from VCFs to the start ups in order to get the next stage of financing. As awareness of the importance of technology increased, many Indonesian start ups was established, most of them are technology based companies. These companies needs of funding are not something very easy to met. Funding on start ups encounter high information asymmetric both adverse selection problem as well as moral hazard problem. VCFs investing in potential start ups need to mitigate this risk by gradually invest its fund. Based on the literature, staged financing is widely used by VCFs.
This qualitative research run by conducting in depth interviews. The unit of analysis are Indonesian start ups funded by VCFs or private equity fund. Object of analysis are 6 Indonesian startups. We found that Indonesian start ups financed by VCFs or private equity funds are given the fund in stages, or also known as staged financing. We also found that to get the next stage of financing, VCFs set some requirements for start ups they financed to fulfil. These requirements even involve audit process followed strictly.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natassa Raemavenzka
"ABSTRAK
Pasal 33 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas mengatur bahwa dalam rangka pendirian perseroan terbatas, 25 dua puluh lima persen dari modal dasar harus telah ditempatkan dan disetor penuh serta tidak dimungkinkan untuk diangsur yang wajib dibuktikan dengan bukti setor modal. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 secara eksplisit tidak mengatur mata uang apa yang wajib digunakan oleh para pendiri untuk melakukan penyetoran modal. Namun, Pasal 49 Ayat 1 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 mengatur bahwa setiap surat saham yang diterbitkan oleh suatu perseroan terbatas wajib mencantumkan nilai nominal saham dalam Rupiah. Sehingga dengan demikian apabila penyetoran modal dilakukan dalam mata uang asing wajib dikonversi ke dalam mata uang Rupiah. Berfluktuasinya kurs Rupiah terhadap mata uang asing memungkinkan timbulnya selisih kurs pada saat penyetoran modal yang harus dibukukan sebagai capital surplus sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan dan Nomor 50 tentang Instrumen Keuangan, yang sejalan dengan Pasal 6 Kitab Undang-undang Hukum Dagang perseroan terbatas sebagai suatu entitas yang terpisah dari para pemegang sahamnya, diwajibkan untuk melakukan pembukuan. Notaris sebagai pejabat yang berwenang untuk membuat akta pendirian perseroan terbatas wajib memastikan bahwa benar para pendiri telah menyetorkan modal dalam rangka pendirian perseroan terbatas dan memberikan penyuluhan hukum mengenai ketentuan penyetoran modal dalam rangka pendirian perseroan terbatas sesuai dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007. Penulisan ini menggunakan metodologi penelitian yuridis normatif dengan tipologi deskriptif analitis yang bertujuan untuk menggambarkan peristiwa atau norma hukum menurut keadaan yang sebenarnya dan memberikan penilaian.

ABSTRACT
Article 33 of the Law Number 40 Year 2007 concerning Limited Liability Company stipulates that to establish a limited liability company, 25 twenty five percent of the authorised capital must been issued and paid up in full and shall be proven by valid payment evidence. Law Number 40 Year 2007, explicitly does not regulate what currency shall be utilised by the incorporators founders to perform capital payment. While, the Article 49 Paragraph 1 of Law Number 40 Year 2007 provides that the par value of share certificate issued by the company shall be made in Rupiah. Therefore, any capital payment performed in currency other than Rupiah shall be converted into Rupiah. The fluctuation on the foreign exchange rates may inflict foreign exchange rate differences which shall be booked as capital surplus in accordance with Statement of Financial Accounting Standards Number 1 concerning Presentation of Financial Statement and Number 50 concerning Financial Instrument, which is inline with article 6 of the Indonesian Commercial Code that regulates limited liability company as a separate entity from its incorporators is obliged to keep the accounting records. Notary as the authorised person to make deed of establishment for limited liability company shall ensure that the incorporators had performed the capital payment and provide legal guidance regarding the capital payment for establishment of limited liability company under Law 40 year 2007. This study uses normative juridical method and descriptive analytical typology to describe the events or legal norms to the actual situation and provide an analysis."
2017
T47001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anestya Pramana
"Studi ini didasarkan pada analisis terhadap kriteria evaluasi yang digunakan oleh Perusahaa Modal Ventura (PMV) untuk melakukan seleksi terhadap perusahaan rintisan berbasis teknologi asal Indonesia dan mencoba membedakan kriteria seperti apa yang dianggap lebih penting oleh PMV sehingga perusahaan rintisan dapat diproyeksikan dapat memberikan pengembalian terhadap investasi awal sebesar lebih dari lima kali lipat (high-flyer investment).Dengan menggunakan data primer yang dihimpun lewat kuesioner untuk penelitian kuantitatif serta wawancara mendalam untuk penelitian kualitatif lanjutan, dilakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang termasuk dalam tiga aspek utama yang dievaluasi oleh PMV yaitu kondisi perusahaan, produk, serta pasar.
Regresi logistik mengungkapkan bahwa perusahaan dengan performa produk yang sudah melewati fase Minimum Viable Product (MVP) memiliki peluang sangat besar untuk divaluasi lebih dari lima kali valuasi pada saat investasi oleh PMV dibandingkan perusahaan rintisan yang mengusung produk atau jasa yang belum divalidasi, dan pengolahan wawancara kualitatif lanjutan menunjukkan preferensi PMV terhadap perusahan yang merupakan fast followers dibandingkan para pionir, serta faktor pendiri yang dianggap sangat penting oleh PMV dalam pengambilan keputusan investasi.

This study is based on the analysis of the criteria used by Venture Capital (VC) firms to conduct assessment of Indonesian tech startups and try to understand what criteria are considered more important than the others by VCs so that the startups evaluated can be projected to return initial investment by more than five times (high-flyer investment). By using primary data collected through questionnaires for quantitative research as well as interviews for advanced qualitative reasearch, research was carried out on variables that are considered representative of three main aspects evaluated by VC firms, which are company, product, and market factors.
Logistic regression results revealed that companies with product performance that have passed the Minimum Viable Product (MVP) phase have a significantly huge opportunity to be evaluated having the capability to be valued over five times its valuation at the time of VC investment compared to those who offer products or services that have not been validated. Sequential qualitative interview findings indicate VC preferences for companies that are fast followers over the pioneers, as well as founder factor being very important that it holds premium factor in investment decisions made by VCs.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Febriani Pratiwi
"Keberadaan perusahaan startup kini memiliki peranan pada perekonomian Indonesia, khususnya startup unicorn yang telah memiliki valuasi diatas satu milyar USD. Untuk mencapai title "startup Unicorn"perusahaan startup di Indonesia harus memiliki pertumbuhan yang pesat dan pendanaan yang cukup. Namun, perusahaan startup di Indonesia masih dihadapi dengan permasalahan kekurangan sumber daya sehingga perusahaan startup sulit untuk memiliki pertumbuhan dan mendapatkan pendanaan. Aktivitas internal dan external support yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura sebagai investor terbesar pada perusahaan startup di Indonesia dianggap dapat membantu perusahaan startup untuk mencapai pertumbuhan dan pendanaan yang diinginkan. Selain itu, kegiatan akuisisi yang selalu dikaitkan dengan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan besar, kini dilakukan oleh perusahaan startup untuk mengatasi permasalahan kekurangan sumber daya yang dihadapi sehingga perusahaan startup dapat mencapai pertumbuhan dan pendanaan yang diinginkan. Penelitian ini telah mengumpulkan 64 responden perusahaan startup di Indonesia yang telah mendapatkan pendanaan dari perusahaan modal ventura. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu PLS-SEM, dimana penelitian ini tidak hanya menekankan hubungan langsung antara internal support, external support, dan akuisisi terhadap pertumbuhan perusahaan startup, namun penelitian ini juga menekankan hubungan tidak langsung antara internal support, external support, dan akuisisi terhadap pendanaan perusahaan startup yang dimediasi oleh pertumbuhan perusahaan.

Startup has a role in the Indonesian economy, especially unicorn startups that have valuations above one billion USD. To achieve the title "startup Unicorn", it's required for startups to have rapid growth and sufficient funding. However, startups in Indonesia are faced with resource slack, thus it is difficult for startups to achieve rapid growth and sufficient funding. Internal and external support activities provided by venture capital are considered to help startups to achieve the desired growth and funding. In addition, the acquisition activity, that is always associated with mature companies, is now performed by startups to overcome resource slack. This research has collected 64 respondents startup companies in Indonesia that have received funding from venture capital. The research method used in this research is PLS-SEM, where this research not only emphasizes in the direct effect between internal support, external support, and acquisition of startup growth and funding, but this study as well emphasizes in the indirect effect between internal support, external support, and acquisition in startup funding mediated by firm growth."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Adinugroho Widyanto
"Tesis ini membahas mengenai kriteria evaluasi investasi yang diterapkan oleh Perusahaan Modal Ventura (PMV) dalam mengambil keputusan investasi atas Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) atau investee. Pada tesis ini, peneliti menggunakan benchmarking pada kriteria evaluasi investasi (investment evaluation criteria) yang digunakan oleh PMV dalam menganalisa dan menetapkan PPU mereka. Secara keseluruhan, terhimpun 12 kriteria. Dari literatur diperoleh untuk berinvestasi di AS disyaratkan 10 dari 12 kriteria. Hal ini menunjukkan bahwa PMV di Amerika Serikat memiliki persyaratan kriteria evaluasi investasi yang lebih banyak dan ketat dibandingkan negara lain. Di bawahnya terdapat Singapura yang memiliki 8 kriteria, Eropa 6 kriteria, Kanada 5 kriteria dan wilayah Asia Pasifik 4 kriteria. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa Indonesia memiliki 8 kriteria dari 12 kriteria. Penelitian ini didukung oleh analisis terhadap data dokumen, observasi dan wawancara.

This thesis discusses about the investment evaluation criteria employed by Venture Capital Firms (VCF) in deciding to invest on potential investee companies. For this thesis, the researcher utilized investment evaluation criteria used by VCFs in analyzing and determining their investee portfolio as a benchmark. In total, 12 investment evaluation criteria are observed. From literature, it was discovered that VCFs in the US considered 10 out of the 12 criteria to be significant. This shows that VCFs in the US stricter and more rigorous when it comes to investment criteria compared to their counterparts in the study. Singapore comes second with 8 criteria, followed by Europe with 6 criteria, Canada with 5 criteria, and the Asia Pacific region with only 4 criteria that they consider to be significant. Based on the findings of this study, VCFs in Indonesia considers 8 criteria to be significant. This research is supported with analysis of the data, comprehensive observation, and in-depth interview."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Jefry Aflendy Sutrisno
"ABSTRAK
Tesis ini membahas efektivitas dukungan fasilitasi wirausaha muda pemula dari Kementerian Pemuda dan Olaraga Republik Indonesia. Dalam mengukur efektivitas tersebut terdiri atas 4 yakni ketepatan sasaran program, sosialisasi program, tujuan pogram, pemantauan program. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif . Informan dalam penelitian ini terdiri dari 5 orang meliputi 1 orang dari Kementerian Pemuda dan Olaraga Republik Indonesia dan 4 orang wirausaha muda pemula penerima bantuan fasilitasi dari Kementerian Pemuda dan Olaraga.Hasil penelitian ini menyimpulan bahwa : pertama, ketepatan sasaran program sudah berjalan efektif namun Kemenpora kurang memperhatikan omset usaha, Kedua Tujuan untuk mengurangi tingkat pengangguran dan mengembangkan usaha pemuda sudah sangat efektif dengan dana yang diberikan oleh Kemenpora. Wirausaha muda pemula dapat mengembangkan usahanya bahkan bisa menambah omset. Ketiga,, Kurangnya pemantauan dari Kemenpora pasca pemberian modal usaha. Penelitian ini menyarankan Dalam menentukan Wirausaha Muda Pemula Kemenpora tidak hanya melihat faktor usia dan lama usaha, tetapi juga jenis usaha yang didalamnya termasuk omset usaha tersebut. Pendampingan pasca pemberian dukungan fasilitasi harus dilakukan agar dana yang diberikan dapat dilihat manfaatnya dalam jangka panjang.

ABSTRACT
This thesis discusses the effectiveness of facilitation support for young start up entrepreneurs from the Ministry of Youth and Sport of the Republic of Indonesia. In measuring the effectiveness consists of 4 objectives namely the accuracy of program targets, program socialization, program objectives, program monitoring.This research is a qualitative research. Informants in this study consisted of 5 people including 1 person from the Ministry of Youth and Sport of the Republic of Indonesia and 4 young start up entrepreneurs receiving assistance facilitation from the Ministry of Youth and Sport. The results of this study conclude that first, the accuracy of program targets has been effective but Ministry of Youth and Sport put less attention to turnover of the business, second the objectives to reduce the unemployment rate and to develop youth business has been very effective with the funds provided by Ministry of Youth and Sport. Beginning young entrepreneurs can expand their business can even add to the turnover. Third, lack of monitoring from Ministry of Youth and Sport post grant of capital business. This study suggests, in determining the young start up entrepreneur, Ministry of Youth and Sport should not only look at the factors of age and length of business, but also the type of business which includes the turnover of the business. Post assistance of facilitation should be done so the benefit of the provided funds rsquo results could be seen in the long term."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafina Ramadhanty
"Ketidakpastian kondisi membuat Industri perhotelan yang merupakan sektor utama dari industri pariwisata termasuk ke dalam kategori industri yang paling rentan. Karena itu lah jenis usaha start-up khususnya di bidang Bidang Perhotelan membutuhkan strategi agar mampu menghadapi ketidakpastian kondisi kedepannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sensemaking terhadap knowledge creation dan decision making pada start-up Bidang Perhotelan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan mengambil 80 responden dengan teknik penarikan sampel berupa sampel jenuh dari PT Bobobox Mitra Indonesia selaku salah satu start-up Bidang Perhotelan di Indonesia yang paling populer. Analisis data dilakukan dengan analisis regresi sederhana dan Uji F. Pengolahan data yang didapat menggunakan SPSS 26 for Windows. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan jika adanya pengaruh dari sensemaking terhadap knowledge creation dan decision making. Penelitian ini mampu membuktikan jika sensemaking, knowledge creation beserta decision making dapat membantu start-up industri perhotelan semakin siap menghadapi perubahan dan ketidakpastian kondisi dan informasi.

Changes occur everyday in the world and many uncertain conditions matter. Especially start-up businesses nowadays that count one of their primary capital on investors. On the other hand hotelier is one of the industry sectors that is quite vulnerable due to its type of income being classified as a tertiary expense. Hence why start-up hotels need to be prepared to face uncertainty conditions. This study aims to analyze the effect of sensemaking towards knowledge creation and decision making on start-up hotels. Using a quantitative approach, this study distributed questionnaires to 80 respondents with a saturated sample technique, who are categorized as top and middle management at PT Bobobox Mitra Indonesia as one of the well-known hotel start-ups in Indonesia. This research use SPSS 26 for Windows, and obtains results that show sensemaking has an influence on knowledge creation and decision making. This research also proves that sensemaking, , knowledge creation, and decision making is useful to face uncertain condition and obtain secure information."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>