Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150906 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Murdiyanti Prihatin Putri
Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2019
610.73 DEW t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mahar Santoso
"Beban rehabilitasi medis di Indonesia sangat tinggi. Menurut WHO Rehabilitation Need Estimator 2019, 76 juta orang Indonesia memerlukan rehabilitasi. Data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan proporsi disabilitas pada anak 5-17 tahun sebesar 3,3%, dewasa 18-59 tahun sebesar 22%, dan lansia sebesar 2,6%. Terapis Okupasional membantu pemulihan kinerja fungsional pasien agar hidup mandiri. Penelitian ini menganalisis beban kerja Terapis Okupasional menggunakan diskusi kelompok terfokus, data SISDMK, Data Sampel BPJS Kesehatan 2022, serta membuat sistem pendukung keputusan untuk kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan beban kerja tinggi di beberapa provinsi seperti Jawa Tengah, Banten, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, DI Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. Distribusi tenaga Terapis Okupasional hanya ada di ibu kota provinsi, seperti di Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Utara. Kesenjangan antara persediaan dan kebutuhan layanan terapi okupasional menyebabkan masyarakat tidak terlayani dengan baik. Perbaikan diperlukan di enam bidang: kepemimpinan, keuangan, kebijakan, pendidikan, kemitraan, dan sistem manajemen sumber daya manusia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perlu membuka program studi terapi okupasi di universitas atau bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Kerjasama dengan pemerintah daerah untuk memberikan beasiswa dan distribusi tenaga kesehatan yang merata diharapkan dari Direktorat perencanaan tenaga kesehatan.

The burden of medical rehabilitation in Indonesia is very high. According to the WHO Rehabilitation Need Estimator 2019, 76 million Indonesians need rehabilitation. RISKESDAS 2018 results shows that the proportion of disabilities in children 5-17 years is 3.3%, adults 18-59 years is 22%, and the elderly is 2.6%. Occupational Therapists help restore patients' functional performance so they can live independently. This research analyzes the workload of Occupational Therapists using focus group discussions, SISDMK data, 2022 BPJS Health Sample Data, and creates a decision support system for policy. The research results show high workloads in several provinces such as Central Java, Banten, DKI Jakarta, East Kalimantan, DI Yogyakarta, and South Sulawesi. The distribution of Occupational Therapist staff is only in provincial capitals, such as in North Sulawesi, South Sulawesi and North Kalimantan. The gap between the supply and need for occupational therapy services means that the community is not served well. Improvements are needed in six areas: leadership, finance, policy, education, partnerships, and human resource management systems. The Ministry of Education and Culture needs to open occupational therapy study programs at universities or collaborate with the Ministry of Health. Collaboration with local governments to provide scholarships and equal distribution of health workers is expected from the Directorate of Health Manpower Planning."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Boedina Kresno
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
616.079 SIT i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Boedina Kresno
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedeokteran Universitas Indonesia, 2010
616.079 SIT i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zenita Emeralda
"Gangguan muskuloskeletal pada fisioterapi dapat menyebabkan hilangnya hari kerja hingga pergantian pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi dan frekuensi jenis serta tingkat keluhan gangguan muskuloskeletal, dan faktor risikonya pada fisioterapis di Rumah Sakit X Jakarta. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan semi kuantitatif deskriptif. Data diperoleh dari 14 responden dengan menggunakan kuesioner nordic body map, REBA, dan focus group discussion. Data dianalisis dengan menggunakan spss dan transkrip.
Hasil analisis menunjukkan bahwa 92.9% responden mempunyai keluhan ringan yang paling banyak dirasakan pada pinggang berupa pegal (42.9%) dan nyeri (14.3%). Keluhan gangguan muskuloskeletal terjadi pada semua responden usia ≤35 tahun, perempuan, semua ukuran tubuh kecuali kurus, mantan perokok, olahraga kurang dari atau sama dengan 2 kali seminggu, bekerja kurang dari 5 tahun, menangani ≥10-20 pasien per hari, semua spesialisasi kecuali neuromuskular dan kegiatan fisioterapi. Berdasarkan perhitungan skor REBA, keluhan muskuloskeletal dirasakan pada risiko ergonomi rendah dan tinggi 100%. Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai masukan dalam upaya pencegahan gangguan muskuloskeletal pada fisioterapis serta lebih waspada dalam bekerja.

Musculoskeletal disorders in physical therapist can lead to absenteeism and even change jobs. The purpose of this study is to understand the distribution and frequency of types, level of musculoskeletal disorders complaints, and risk factors in physical therapist at Jakarta X Hospital. This research is semi quantitative descriptive. The data were collected from 14 respondents by using Nordic Body Map questionnaire, REBA and focus group discussion. Quantitative data were analyzed by SPSS and transcripts.
The results of the analysis showed that almost all respondents (92.9%) have mild complaints. it is mostly in lower back in the form of soreness (42.9%) and pain (14.3%). Musculoskeletal disorders complaint occur in all respondents aged ≤ 35 years, women, ex-smokers, exercise less than twice a week, working less than 5 years, treat ≥10-20 patients per day, all body size except skinny, all specialties except neuromuskular, and every physical therapy activity. 100% of respondent in low and high ergonomic risk had musculoskeletal complaint based on REBA score calculation. The results of this study can be useful as recommendation to prevent musculoskeletal disorders in phsycial therapists and to be more aware of good ergonomic practices while working.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Rachmatal Azza
"Kasus keganasan sistem saraf pusat merupakan jenis keganasan kedua terbanyak yang menyerang anak-anak hingga dewasa. Pada tumor medulla spinalis, ditemukan manifestasi khas seperti nyeri servikal, kelemahan motoric dan sensorik, hingga gangguan dalam kontrol eliminasi. Tatalaksana utama yang dilakukan umumnya adalah pembedahan. Efek samping dari manifestasi klinis dan tatalaksana yang dilakukan dapat mempengruhi fisik hingga psikologis pasien kanker anak. Sebagian besar pasien kanker anak mengalami kecemasan selama periode perawatan. Manajemen ansietas dilakukan untuk menurunkan tingkat kecemasan, salah satunya dengan teknik distraksi terapi seni menggambar dan mewarnai.
Penerapan intervensi terapi seni menggambar dan mewarnai selama 8 hari yang didasari oleh bukti penelitian didapatkan tingkat kecemasan pasien menurun yang ditandai dengan penurunan skor instrument PROMIS Pediatric Anxiety dari skor 22 menjadi 15. Hasil dari penerapan intervensi ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan pertimbangan bagi pelayanan keperawatan, institusi ilmu keperawatan, dan penelitian selanjutnya.

Malignancy of central nervous system are the second most common type of cancer that occurs in children to adults. Typical manifestation of spinal cord tumors such as cervical pain, motor and sensory weakness, impaired elimination control are found. Surgery is the main treatment to tumors. The side effects of clinical manifestations and the treatment can affect the physical and psychological aspects of pediatric cancer patients. Most of the pediatric cancer patients experience anxiety during the treatment period. Drawing and coloring art therapy can be used for anxiety management to reduce the patient anxiety level.
The results of applying the art therapy intervention of drawing and coloring for 8 days based on evidence-based practice showed that the patient's anxiety level decreased, which was indicated by a decrease in the score of the PROMIS Pediatric Anxiety instrument from a score of 22 to 15. The results of implementing this intervention are expected to be used as recommendation and consideration for nursing services, institute of nursing science, and further research.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Wasiatiningsih
"ABSTRAK
Virus hepatitis B merupakan jenis hepatitis yang paling banyak terjadi di Indonesia. Ibu hamil menjadi salah satu populasi yang berisiko mengalami VHB. Penularan VHB dapat terjadi ke janin atau bayi selama fase perinatal (saat hamil dan sesaat atau setelah persalinan), yang mengakibatkan terjadinya hepatitis akut dan kemungkinan menjadi VHB kronis carrier. Pada bayi yang lahir dari ibu yang memiliki HBsAg reaktif tanpa intervensi, memiliki risiko terinfeksi VHB secara perinatal sebesar 90%. Pemberian terapi imunoprofilaksis menjadi salah satu intervensi kontrol infeksi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan MTCT VHB dari ibu ke janin atau bayi baru lahir. Pemberian ASI eksklusif pada juga berperan penting dengan melihat kandungan dari ASI itu sendiri, yang mengandung antibodi, faktor kekebalan, enzim, dan sel darah putih yang berperan dalam melindungi bayi dari berbagai penyakit dan infeksi. Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis intervensi keperawatan kontrol infeksi dan konseling laktasi untuk mencegah penularan infeksi MTCT VHB dalam kehamilan hepatitis B. Hasil evaluasi intervensi keperawatan yang telah dilakukan Ny. N didapatkan hasil bahwa masalah keperawatan risiko infeksi pada janin atau bayi baru lahir dapat teratasi dengan melakukan kontrol infeksi dan konseling laktasi dari fase antenatal, intranatal, sampai postnatal. Oleh karena hal tersebut, karya tulis ilmiah ini merekomendasikan perlu dilakukannya kelas edukasi prenatal pada ibu dengan kehamilan hepatitis B.

ABSTRACT
The hepatitis B virus is the most common type of hepatitis in Indonesia. Pregnant women are one of the populations at risk of developing HBV. HBV transmission can occur to the fetus or baby during the perinatal phase (during pregnancy and momentarily or after labor), which results in the occurrence of acute hepatitis and the possibility of becoming a chronic HBV carrier. Infants born from mothers who have HBsAg reactive without intervention have a perinatal risk of HBV infection by 90%. Giving immunoprophylaxis therapy is one of the infection control interventions that can be done to prevent the transmission of MTCT VHB from mother to fetus or newborn. The provision of exclusive breastfeeding also plays an important role by looking at the content of breast milk itself, which contains antibodies, immune factors, enzymes, and white blood cells that play a role in protecting babies from various diseases and infections. This scientific paper aims to analyze nursing control, infection control, intervention nursing and lactation counseling to prevent transmission of MTCT HBV infection in hepatitis B pregnancy. The results of evaluation of nursing interventions that have been done by Mrs. N found that nursing risk of infection risk in the fetus or newborn can be overcome by controlling infection and lactation counseling from the antenatal, intranatal, to postnatal phases. Because of this, the scientific paper recommends prenatal education classes for mothers with hepatitis B pregnancy."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yushlihah Rofiati Yusuf
"Skizofrenia merupakan salah satu jenis gangguan jiwa yang paling umum. Salah satu gejala positif skizofrenia yaitu perubahan perilaku yang berlebihan dimana mencerminkan kelebihan atau distorsi fungsi normal, seperti tiba-tiba marah, berteriak, hingga melakukan perilaku kekerasan. Terapi spiritual dikatakan mampu menurunan tanda dan  gejala risiko perilaku kekerasan. Penulisan KIAN ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan dengan penerapan terapi spiritual terjadwal pada Tn. Y dengan masalah utama risiko perilaku kekerasan. Implementasi keperawatan selama 10 hari dilakukan tindakan asuhan keperawatan generalis dan pendekatan terapi spiritual. Evaluasi menggunakan instrumen assesment tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan. Hasil yang didapatkan adalah terjadi penurunan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan pada aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial ditandai dengan skor  24 menjadi 3 diakhir intervensi. Hasil analisa kasus ini merekomendasikan pelaksanaan tindakan keperawatan generalis dengan pendekatan terapi spiritual. Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan adanya pelatihan dan peningkatan pemberian intervensi spiritual dalam perawatan pasien agar dapat juga memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Setiap perawat diberi pelatihan untuk menjalankan standar perawatan (SP) berbasis spiritual yang telah disusun terlebih dahulu. Kata kunci : risiko perilaku kekerasan, skizofrenia, terapi spiritual

Schizophrenia is one of the most common types of mental disorders. One of the positive symptoms of schizophrenia is excessive behavior changes which reflect excess or distortion of normal functions, such as suddenly getting angry, screaming, to violence. Spiritual therapy is said to be able to reduce signs and symptoms of violent behavior. The purpose of writing this KIAN is to analyze nursing care with the application of scheduled spiritual therapy to Mr. Y with the main problem of risk of violent behavior. Implementation For 10 days, generalist nursing care and spiritual healing approaches were carried out. Evaluation of the use of instruments to assess signs and symptoms of violent behavior. The results obtained were a decrease in signs and symptoms of violent behavior in the cognitive, affective, physiological, behavioral and social aspects marked by a score of 24 to 3 interventions at the end. The results of this case analysis recommend generalist corrective actions with a spiritual healing approach. The follow-up service plan is expected to provide training and increase the provision of spiritual interventions in patient care so that they can also meet the spiritual needs of patients. Each nurse is given training to carry out the spiritual-based standard of care (SP) that has been prepared in advance. Keywords : schizophrenia, spiritual therapy, violence risk behaviour"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ima
"Agregat batita bayi tiga tahun di perkotaan berisiko mengalam risiko keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa. Faktor penyebabnya yaitu kurangnya pengetahuan orang tua dalam stimulasi bicara dan bahasa serta faktor kesibukan dari orang tua. Tujuan dari karya ilmiah ini untuk mengetahui ke efektifan intervensi stimulasi bicara dan bahasa pada tiga keluarga binaan di RW 2, Kelurahan Curug. Desain dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan 3 keluarga binaan. Hasil dari intervensi yang telah diberikan sebanyak tujuh kali kunjungan keluarga dengan stimulasi bicara dan bahasa menunjukan adanya peningkatan bicara dan bahasa pada keluarga binaan. Stimulasi bicara dan bahasa yang efektif adalah stimulasi menggunakan gambar dan kegiatan sehari-hari yang ada di lingkungan anak dan dapat di observasi secara langsung. Saran dari studi kasus ini adalah diharapkan keluarga berperan aktif untuk stimulasi bicara dan bahsa serta mempertahankan komunikasi yang intensif pada anak.

Toddler aggregate in urban area susceptible to have risk of delay in speech and language development. Main factors that caused the problem are parent rsquo;s deficiency of knowledge in the stimulation of speech and language and also parent rsquo;s busy activities. The purpose of this paper is to know the effectiveness of speech and language stimulation intervention to three assited families in RW 2, Kelurahan Curug. The design of this research is case study with 3 assisted families. The results of interventions that have been given for seven family visits with speech and language stimulation indicate an increase in speech and language in the built family. Effective speech and language stimulation is the stimulation of images and daily activities that exist in the child 39;s environment and can be observed directly. The recommendations from this case study are to do an active role in the stimulation of speech and language for the family and also maintain intensive communication in children."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Julian Eva Arifa
"Identification of new HIV infection in a population is required for the evaluation of intervention strategy of HIV-1 transmission. The avidity assay has been promoted for estimation of HIV incidence. Avidity assay is an assay based on affinity strength of the epitopes of the HIV antigen against its specific corresponding antibodies. The antigen - antibody complex that is formed in the initial phase of infection is relatively weak and easy to break with chaotropic reagents. In contrary, the antigen-antibody binding in long-term infection is strong and not easily broken by addition of chaotropic reagents. Commercial avidity assays are available, however the antigens used might not be compatible with the circulating HIV strains in Indonesia. In order to identify the most appropriate antigen candidate for avidity assay, three structural proteins from HIV were used in this research namely, p24, IDR-gp41 and ID2-Pol from circulating HIV strains in Indonesia. The avidity assay was performed based on ELISA with sodium citrate, pH 3, chaotropic reagent. Serum samples were previously determined for their reactivity to HIV antigen by the Indonesian Red Cross. Each of the samples was tested in triplicate. The results of the avidity index were compared with the corresponding pattern of reactivity shown by Western Blotting. Comparative analysis of the avidity index using the IDR-Gp41 antigen showed correlation of increased value of avidity index with the completeness of the Western Blot reactivity pattern. This finding, however, not true in antigen ID2-Pol, and p24. Based on the results of the study, it can be concluded that IDR-Gp41 antigen has potential to be used in HIV avidity assay that is based on circulating strains of HIV in Indonesia.

Penentuan infeksi baru HIV-1 pada level populasi diperlukan guna evaluasi strategi intervensi pencegahan penularan HIV-1.  Uji aviditas telah diajukan sebagai salah satu uji deteksi HIV-1. Prinsip uji aviditas adalah kekuatan afinitas epitope antigen HIV terhadap antibodi spesifik yang mengenali epitop tersebut. Ikatan antigen - antibodi yang terbentuk pada fase awal infeksi merupakan ikatan yang lemah dan mudah diputuskan dengan pemberian reagensia chaotropic. Pada fase infeksi lama, ikatan antigen - antibodi yang terbentuk merupakan ikatan yang kuat sehingga tidak mudah diputuskan oleh pemberian reagensia chaotropic. Uji aviditas komersial telah tersedia namun antigen yang digunakan belum tentu sesuai dengan galur HIV yang beredar di Indonesia. Pada penelitian ini digunakan 3 kandidat antigen yaitu p24, IDR-gp41 dan ID2-Pol dari galur HIV yang beredar di Indonesia, untuk menentukan kandidat yang sesuai. Uji aviditas dilakukan dengan prinsip ELISA dengan sodium sitrat pH 3 sebagai reagensia chaotropic. Sampel yang diujikan adalah sampel serum yang telah ditentukan reaktivitasnya sebagai positif dan negatif oleh Palang Merah Indonesia. Sampel diuji secara triplikat. Hasil indeks aviditas sampel dibandingkan dengan pola reaktivitasnya pada uji Western Blot. Sampel dengan indeks aviditas tinggi akan menunjukkan korelasi dengan kelengkapan pola pita reaktivitas uji Western Blot. Analisis perbandingan menunjukkan bahwa peningkatan nilai indeks aviditas yang menggunakan antigen IDR-Gp41 berkorelasi dengan kelengkapan pola reaktivitas uji Western Blot. Hal ini tidak ditemukan pada pengujian menggunakan antigen IDR-Pol2, dan p24. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa antigen IDR-Gp41 berpotensi untuk digunakan lebih lanjut dalam pengembangan uji aviditas HIV berbasis galur HIV yang beredar di Indonesia."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>