Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56941 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raphita Diorarta
"Covid-19 merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 yang ditemukan di Wuhan pada tahun 2019. Kelompok orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) rentan terhadap Covid-19 dikarenakan mereka sangat mungkin memiliki kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan sendiri termasuk perawatan diri selama pandemi. Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi keluarga dalam merawat ODGJ yang terkonfirmasi Covid-19, dan hal ini dapat berdampak secara psikologis, fisik, sosial dan juga ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi pengalaman keluarga merawat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dengan Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif dan dianalisis dengan metode Colaizzi. Pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam. Penelitian pengalaman keluarga dalam merawat ODGJ dengan Covid-19 melibatkan sepuluh partisipan, partisipan terdiri dari tujuh orang perempuan dan tiga orang laki-laki. Sepuluh partisipan sudah merawat ODGJ dengan diagnosa medis Skizofrenia kurang lebih selama 2 tahun sampai 10 tahun. Penelitian ini dilaksanakan secara daring dan luring, sembilan partisipan diwawancarai secara daring menggunakan aplikasi zoom meeting dan whatsapp video call dan satu partisipan diwawancarai secara luring dilaksanakan di wilayah rumah sakit pada saat partisipan mengantarkan pasien untuk kontrol. Penelitian dilaksanakan pada minggu kedua bulan November 2021 sampai minggu pertama bulan Desember 2021. Tema-tema yang muncul dari penelitian ini adalah : (1) situasi perawatan yang hampir sama dalam merawat ODGJ tanpa dan dengan Covid-19, (2) perbedaan dalam merawat ODGJ pada saat terkonfirmasi Covid-19 dan sebelum terkonfirmasi Covid-19, (3) sumber internal keluarga yang digunakan selama merawat ODGJ dengan Covid-19, dan (4) sumber eksternal keluarga yang digunakan selama merawat ODGJ dengan Covid-19. Peneliti merekomendasikan perawat jiwa untuk dapat bekerja sama dengan keluarga dalam mendukung pemulihan ODGJ dengan Covid-19, serta perawat jiwa juga dapat memenuhi kebutuhan keluarga akan informasi, dukungan, dan keterampilan dalam perawatan. Pemberian informasi juga dapat diberikan dengan intervensi keluarga yaitu Family Psychoeducation (FPE).

Covid-19 is a respiratory disease caused by SARS-CoV-2 which was discovered in Wuhan in 2019. Groups of people with mental disorders are vulnerable to Covid-19 because they are very likely to have difficulties in their own needs including self-care during pandemic. This condition is a challenge for families in caring for people with mental disorders who are confirmed with Covid-19, and this can have a psychological, physical, social and economic impact. This study aims to obtain a description of the experience of families caring for people with mental disorders (ODGJ) with Covid-19. This study use a descriptive phenomenological approach and analyzed by the Colaizzi method. Data collection using in-depth interviews. Research on family experiences in caring for people with mental disorders with Covid-19 involved ten participants, the participants consisted of seven women and three men. Ten participants had treated ODGJ with a medical diagnosis of Schizophrenia for approximately 2 to 10 years. This study was conducted online and offline, nine participants were interviewed online using the zoom meeting application and whatsapp video call and one participant was interviewed offline conducted in the hospital area when the participants took the patient for control. The study was carried out in the second week of November 2021 until the first week of December 2021. The themes that emerged from this study were: (1) almost the same treatment situation in treating ODGJ without and with Covid-19, (2) differences in treating ODGJ when confirmed Covid-19 and before confirmed Covid-19, (3) internal family sources used while treating ODGJ with Covid-19, and (4) family external sources used while treating ODGJ with Covid-19. Researchers recommend mental nurses to be able to work together with families in supporting the recovery of ODGJ with Covid-19, and mental nurses can also meet the family's needs for information, support, and skills in care. Information can also be given through family intervention, namely Family Psychoeducation (FPE)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manumba, Ruliyani
"ABSTRAK
Gangguan jiwa berdampak terhadap individu dan keluarga yang dapat mengganggu fungsi keluarga dan membahayakan kesehatan serta kualitas hidup mereka. Keluarga memiliki peran penting bagi anggota keluarga dengan gangguan jiwa untuk mendapatkan bantuan kesehatan. Pencarian bantuan kesehatan berkaitan dengan Duration of Untreated Psychosis (DUP), yaitu jarak waktu episode awal hingga
mendapatkan terapi yang adekuat. Keterlambatan dalam pencarian bantuan kesehatan menyebabkan DUP lebih lama yang berhubungan dengan tingkat gejala positif, pemulihan, fungsi kognitif dan sosial yang buruk sehingga mempengaruhi kualitas hidup selama perjalanan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengalaman keluarga dalam mencari bantuan kesehatan bagi anggota keluarga mereka yang mengalami gangguan jiwa. Desain penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif fenomenologi yang melibatkan 13 partisipan. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Hasil
penelitian didapatkan lima tema yaitu perubahan perilaku yang membahayakan sebagai pemicu mencari bantuan, dukungan sosial dan keterjangkauan memengaruhi pemilihan bantuan, keterbatasan pengetahuan dan finansial menjadi hambatan mencari bantuan,
upaya optimal keluarga, kondisi negatif klien dan keluarga sebagai penyebab berhenti mencari bantuan. Hasil penelitian merekomendasikan diperlukannya pengembangan peningkatan pencarian bantuan yang efektif melalui pendidikan kesehatan pada
keluarga dan masyarakat luas untuk menciptakan lingkungan dengan literasi kesehatan yang memadai. Pengembangan program intervensi juga perlu dilakukan setelah keluarga kontak dengan layanan kesehatan, yakni dengan meningkatkan komunikasi dan memberikan informasi yang adekuat pada keluarga untuk mempertahankan hubungan kolaboratif dengan keluarga

ABSTRACT
Mental disorders affect individuals and families which can disrupt family functions and endanger their health and quality of life. Family has an important role for family members with mental disorders to seeking help. Seeking help for health is related to the Duration of Untreated Psychosis (DUP), which is the interval from the initial episode to adequate therapy. Seeking help delays lead to longer DUP which is associated with levels of positive symptoms, recovery, poor cognitive and social functioning, thereby affecting quality of life throughout the course of the disease. This study aims to obtain an overview of family experiences in seeking help for their family members with mental
disorders. The study design was qualitative with descriptive phenomenology approach involving 13 participants. Data were collected by indepth interview and analyzed using Colaizzi method. The results emerged five themes, which is violent behaviours changes as a trigger for seeking help, social support and affordability affecting the seeking help selection, the knowledge and financial obstacles to seeking help, optimal family efforts, negative conditions for clients and families as the cause of discontinue seeking help. This study recommends an effective way to increase seeking help behaviours through health education for families and the community to create an environment with adequate health literacy. The development of an intervention program also needs to be conducted after the family contacts with health services, namely by improving communication and
providing adequate information to families to maintain collaborative relationships with families"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellya Fadllah
"Klien gangguan jiwa merupakan salah satu dari kelompok rentan terdampak pandemi COVID-19. Kasus terkonfirmasi yang semakin banyak berdampak terhadap peningkatan jumlah klien gangguan jiwa dengan COVID-19, khususnya yang menjalani perawatan di rumah sakit jiwa rujukan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang makna merawat klien gangguan jiwa dengan COVID- 19. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Partisipan penelitian adalah perawat kesehatan jiwa sebanyak 15 orang, yang didapatkan dengan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam menggunakan pertanyaan semi terstruktur. Hasil wawancara dalam bentuk transkrip dianalisis dengan menggunakan teknik Colaizzi. Hasil penelitian menghasilkan lima tema yaitu pengalaman positif selama merawat klien gangguan jiwa dengan COVID-19, tantangan pemberian asuhan keperawatan klien gangguan jiwa dengan COVID-19, pengalaman fisik dan psikologis yang tidak menyenangkan, kesulitan fasilitas pendukung untuk stabilisasi masalah fisik, dan harapan perawat kesehatan jiwa dalam merawat klien gangguan jiwa dengan COVID-19. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat kesehatan jiwa mempersiapkan diri secara fisik dan psikologis sebelum bertugas, meningkatkan kompetensinya terutama dalam perawatan masalah fisik klien gangguan jiwa dengan COVID-19.

Clients with mental disorders are one of the vulnerable groups affected by the COVID- 19 pandemic. The increasing number of confirmed cases has an impact on the increase in the number of clients with mental disorders with COVID-19, especially those undergoing treatment at a referral mental hospital. The purpose of this study was to gain an in-depth understanding of the meaning of caring for clients with mental disorders with COVID-19. This study uses a qualitative design with a descriptive phenomenological approach. The research participants were 15 mental health nurses, which were obtained by purposive sampling technique. Methods of collecting data with in-depth interviews using semi-structured questions. The results of the interviews in the form of transcripts were analyzed using the Colaizzi technique. The results of the study produced five themes, namely positive experiences while caring for clients with mental disorders with COVID-19, challenges in providing nursing care for clients with mental disorders with COVID-19, unpleasant physical and psychological experiences, difficulties with supporting facilities for stabilizing physical problems, and expectations of mental health nurses in treating clients with mental disorders with COVID-19. This study recommends that mental health nurses to prepare physically and psychologically before serving, increase their competence, especially in treating physical problems for clients with mental disorders and COVID-19."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lorita Sendana
"Latar belakang: Kekhawatiran pasien dan dokter gigi terhadap penularan Covid-19 dan anjuran PDGI untuk menunda perawatan yang tidak mendesak menyebabkan berkurangnya pasien yang berkunjung ke dokter gigi selama pandemi Covid-19. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai evaluasi kunjungan pasien selama pandemi Covid-19 di Klinik Periodonsia RSKGM FKG UI.Tujuan: Mendapatkan data kunjungan pasien selama pandemi Covid-19. Metode: Menggunakan desain penelitian deskriptif dan observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Data diambil dari 167 rekam medis Klinik Periodonsia RSKGM FKG UI periode Juni 2020-Mei 2021. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan SPSS. Hasil: Jumlah pasien yang berkunjung mayoritas perempuan (53,9%) dan usia 26-44 tahun (42,4%). Mayoritas pasien yang berkunjung memiliki OHI-S sedang (45%). Keluhan utama paling banyak karena ingin membersihkan karang gigi (29,3%). Pasien banyak mengalami periodontitis (71,8%) dan mayoritas Periodontitis stage III grade C (26,7%). Rencana perawatan initial yang banyak direncanakan adalah Dental Health Education (29,2%) dan Scaling Root Planing (28,1%). Rencana perawatan bedah terbanyak adalah kuretase (30,1%) dan rencana perawatan rekonstruksi adalah rujukan ke Spesialis Prostodonsia (54,2%). Kesimpulan: Terdapat peningkatan jumlah kunjungan, perbedaan jumlah perawatan SRP dan perawatan periodontal lainnya pada periode Juni-September 2020, Oktober 2020-Januari 2021, dan Februari-Mei 2021 di klinik periodonsia RSKGM FKG UI.

Background: The concern of patients and dentists about the transmission of Covid-19 and the PDGI's recommendation to postpone non-urgent treatments have led to fewer patients visiting the dentist during the Covid-19 pandemic. This makes researchers interested in conducting research on evaluating patient visits during the Covid-19 pandemic at the Periodontal Clinic of RSKGM FKG UI. Objective: To obtain data on patient visits during the Covid-19 pandemic. Methods: Using a descriptive and observational analytic research design with a cross-sectional approach. Data were taken from 167 medical records of the Periodontal Clinic of RSKGM FKG UI for the period June 2020-May 2021. Data analysis was carried out by univariate and bivariate analysis using SPSS. Results: The majority of patients who visited were women (53.9%) and aged 26-44 years (42.4%). The majority of patients who visited had moderate OHI-S (45%). The main complaint was mostly because they wanted to clean tartar (29.3%). Most of the patients had periodontitis (71.8%) and the majority of them had stage III grade C periodontitis (26.7%). The initial treatment plans that were mostly planned were Dental Health Education (29.2%) and Scaling Root Planing (28.1%). Most of the surgical treatment plans were curettage (30.1%) and the reconstructive treatment plan was referral to a prosthodontic specialist (54.2%). Conclusion: There was an increase in the number of visits, differences in the number of SRP treatments and other periodontal treatments in the period June-September 2020, October 2020-January 2021, and February-May 2021 at the periodontics clinic of RSKGM FKG UI."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristianus Triyaspodo
"Kekerasan yang dialami oleh Orang dengan Gangguan Jiwa ODGJ membawa dampak psikologis yang sangat serius. Dampak psikologis tersebut mengakibatkan ODGJ mengalami kekambuhan sehingga angka prevalensi penderita gangguan jiwa terus meningkat.Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran pengalaman kekerasan yang dilakukan keluarga terhadap ODGJ pascarawat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif fenomenologi.
Hasil penelitian didapatkan enam tema, yaitu kurang pengetahuan keluarga sebagai penyebab kekerasan yang dialami oleh ODGJ, caregiver utama sebagai pelaku kekerasan terhadap ODGJ, kekerasan fisik mendominasi kekerasan yang dialami oleh ODGJ, ketidakberdayaan sebagai dampak kekerasan, distraksi sebagai mekanisme koping, dan keinginan ODGJ terbebas dari kekerasan.
Hasil penelitian merekomendasikan untuk perawat jiwa agar memberikan terapi kognitif kepada korban kekerasan, dan terapi psikoedukasi keluarga kepada pelaku kekerasan sehingga kekerasan terhadap ODGJ tidak kembali terulang.

The violence experienced by people with mental illness has a very serious psychological impact. These psychological impacts result in people with mental illness experiencing a recurrence so that the prevalence rate of mental illness continues to increase. The purpose of this study is to get an overview of experiences of family violence against people with mental illness post hospitalization. This research uses qualitative method with descriptive approach of phenomenology.
The results of the research are six themes, namely lack of family knowledge as the cause of violence, main caregiver as perpetrator of violence, physical violence dominates violence experienced by people with mental illness, powerlessness as impact of violence, distraction as coping mechanism, and desire free from violence.
The results of this study recommend for mental nurses to provide cognitive therapy to victims of violence, and family psychoeducation therapy to perpetrators of violence so that violence does not reoccur.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Arianingsih
"Latar belakang: Penanganan pasien anak yang terkonfirmasi COVID-19 yang memiliki gejala dilakukan dengan menjalani isolasi, Hal ini menyebabkan timbulnya dampak yang kurang menyenangkan bagi pasien anak. Adanya dampak kurang menyenangkan membuat anak memiliki begitu banyak pengalaman terkait hal yang dialami selama isolasi .
Tujuan:  Peneltian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam pengalaman anak terkonfirmasi positif COVID-19 yang dirawat diruang isolasi rumah sakit.
Metode dan subjek: Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam secara online kepada 10 orang anak yang pernah terkonfirmasi positif COVID-19 dan dirawat di ruang isolasi rumah sakit wilayah Tanjungpinang dan Batam.
Hasil: Penelitian ini menghasilkan tujuah tema yaitu: 1) Kondisi emosional anak saat mengetahui terkonfirmasi positif COVID-19, 2) Pengalaman yang tidak menyenangkan selama menjalani isolasi, 3) Anak memiliki cara untuk menghilangkan rasa bosan dan tidak nyaman dengan beberapa kegiatan selama isolasi, 4) Anak mudah beradaptasi saat menjalani isolasi di rumah sakit, 5) Anak merasa mendapat pengetahuan baru selama menjalani isolasi di rumah sakit, 6) Respon bahagia saat hasil swab negatif dan diperbolehkan pulang, 7) Astronot di ruang rawat.
Kesimpulan: Tujuh tema yang didapat sebagai gambaran pengalaman anak dan adaptasi anak terhadap lingkungan maupun orang-orang disekitar lingkungan tempat menjalani isolasi.
Rekomendasi: Sebagai rekomendasi bagi instansi rumah sakit agar lebih melengkapi fasilitas terutama untuk menunjang kegiatan anak selama menjalani isolasi, dan perawat  lebih meningkatkan komunikasi terapeutik dengan pasien anak. smeua hal ini dilakukan dengan tujuan unutk meminimlakan dampak kurang menyenangkan bagi anak dan untuk meminimalkan trauma.

Background: Handling of confirmed COVID-19 pediatric patients who have symptoms is carried out by undergoing isolation, this causes an unpleasant impact for pediatric patients. The existence of an unpleasant impact makes the child have so many experiences related to what was experienced during isolation.
Objective: This study aims to dig deeper into the experiences of children who are confirmed positive for COVID-19 who are being treated in hospital isolation rooms.
Methods and subjects: Qualitative research design with a phenomenological study approach. Data collection uses in-depth online interviews with 10 children who have been confirmed positive for COVID-19 and are being treated in the isolation rooms of hospitals in the Tanjungpinang and Batam areas.
Results: This study resulted in seven themes, namely: 1) Children's emotional condition when they found out positive confirmation of COVID-19, 2) Unpleasant experiences during isolation, 3) Children have ways to relieve boredom and discomfort with some activities during isolation, 4) Children adapt easily when undergoing isolation in hospital, 5) Children feel they have gained new knowledge while undergoing isolation in hospital, 6) Happy response when swab results are negative and are allowed to go home, 7) Astronauts in the treatment room. Conclusion: Seven themes were obtained as a description of children's experiences and their adaptation to the environment and the people around the environment where they underwent isolation.
Recommendation: As a recommendation for hospital agencies to further complete the facilities, especially to support children's activities during isolation, and nurses to further improve therapeutic communication with pediatric patients. All of this is done with the aim of minimizing the unpleasant impact on the child and minimizing trauma.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Trisnawati Handayani
"COVID-19 telah menjadi pandemi sejak diumumkan oleh WHO pada Februari 2020. Tingginya angka kematian akibat komplikasi penyakit ini menjadi perhatian berbagai pihak. Salah satu komplikasinya adalah gagal napas. Masalah gangguan pertukaran gas adalah masalah yang umum ditemukan pada pasien COVID-19. Namun, keterbatasan ruang ICU di rumah sakit akhirnya membuat inovasi dalam perawatan pasien, terutama untuk mengatasi masalah gangguan pertukaran gas. Posisi prone yang sebelumnya diberikan pada pasien yang terintubasi, kini mulai direkomendasikan untuk pasien COVID-19 non intubasi. Karya ilmiah ini melaporkan studi kasus mengenai perawatan pasien COVID-19 dengan masalah gangguan pertukaran gas. Seorang wanita usia 49 tahun dengan keluhan utama batuk berdahak yang sulit dikeluarkan dan sesak napas. Hasil CXR menunjukkan adanya gambaran pneumonia dengan opasitas bilateral di seluruh lapang paru. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan klien terkonfirmasi COVID-19. Pasien juga mengalami hipoksemia dan membutuhkan suplemen oksigen tambahan. Dukungan ventilasi merupakan salah satu intervensi untuk mengatasi masalah gangguan pertukaran gas. Awake self prone position dan incentive spirometry dapat diterapkan sebagai intervensi dukungan ventilasi dengan cara mengatasi mismatching ventilasi-perfusi sehingga dapat meningkatkan fungsi paru. Pelaksanaan intervensi ini harus dilakukan secara berkelanjutan, sehingga diperlukan pemahaman dan komitmen dari perawat maupun dari pasien itu sendiri.

COVID-19 has become a pandemic since it was announced by the WHO in February 2020. The high mortality rate due to complications of this disease has attracted the attention of various parties. One of the complications is respiratory failure. The problem of impaired gas exchange is a common problem found in COVID-19 patients. However, the limited ICU space in hospitals has finally made innovations in patient care, especially to overcome the problem of gas exchange disorders. The prone position, which was previously given to intubated patients, is now starting to be recommended for non-intubated COVID-19 patients. This scientific paper reports a case study regarding the treatment of COVID-19 patients with impaired gas exchange problems. A 49-year-old woman with the chief complaint of coughing phlegm that is difficult to expel and shortness of breath. The CXR results showed a picture of pneumonia with bilateral opacities in all lung fields. The results of laboratory tests show that the client is confirmed to be COVID-19. The patient is also hypoxaemic and requires oxygen supplementation. Ventilation support is one of the interventions to overcome the problem of gas exchange disorders. Awake self prone position and incentive spirometry can be applied as ventilation support interventions by overcoming ventilation-perfusion mismatching so as to improve lung function. The implementation of this intervention must be carried out on an ongoing basis, so it requires understanding and commitment from both the nurse and the patient themselves."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Claudia Sarah
"Skripsi ini mengkaji pengaturan mengenai hak dan kewajiban pasien non-covid dalam pelayanan kesehatan di masa pandemi Covid-19, perlindungan hukum terhadap pasien non-covid dalam pelayanan kesehatan selama masa pandemi Covid-19, serta analisis penerapannya di RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini menggunakan metode yuridis-normatif dengan tipe penelitian deskriptif, data penelitian dikumpulkan melalui data sekunder yang terdiri dari bahan hukum, serta data primer melalui wawancara dengan Koordinator Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUP H. Adam Malik Medan. Simpulan dari penelitian ini adalah pengaturan mengenai hak dan kewajiban pasien non-covid dalam pelayanan kesehatan di masa pandemi secara umum diatur dalam UUD NRI 1945, UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, serta Permenkes No. 4 Tahun 2018 tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien. Perlindungan hukum bagi pasien non-covid dalam pelayanan kesehatan bertujuan untuk menjamin kepastian hukum bagi pasien non-covid dalam penggunaan pelayanan kesehatan di masa pandemi Covid-19, yakni dengan memastikan terpenuhinya hak-hak pasien non-covid yang diatur secara umum dalam peraturan perundang-undangan. Dalam penelitian, ditemukan bahwa RSUP H. Adam Malik Medan dalam memberikan pelayanan kesehatan telah memenuhi hak-hak pasien non-covid yang secara umum diatur dalam peraturan perundang-undangan. Penelitian ini menyarankan kepada pemerintah untuk tetap melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan terhadap pasien non-covid oleh rumah sakit, kepada rumah sakit agar tetap mengupayakan pelayanan kesehatan yang aman, serta bagi pasien non-covid agar tidak takut memeriksakan dirinya ke rumah sakit.

This thesis examines the regulation of the rights and obligations of non-covid patients in health services during the Covid-19 pandemic, legal protection for non-covid patients in health services during the Covid-19 pandemic, and analyzes its application at H. Adam Malik Hospital Medan. This study uses a juridical-normative research method with descriptive research type, research data was collected through secondary data consisting of legal materials, and primary data through interview with the Coordinator of Medical and Nursing Services at H. Adam Malik Hospital Medan. The conclusion of this study is that the regulation regarding the rights and obligations of non-covid patients in health services during a pandemic is contained in 1945 Constitution of the Republic of Indonesia, Law No. 36 of 2009 concerning Health, Law No. 44 of 2009 concerning Hospitals, Law No. 29 of 2004 concerning Medical Practice, and Minister of Health Regulation No. 4 of 2018 concerning Hospital Obligations and Patient Obligations. Legal protection for non-covid patients in health services aims to ensure legal certainty for non-covid patients in the use of health services during the Covid-19 pandemic, namely by ensuring the fulfillment of the rights of non-covid patients which have been generally regulated in laws and regulations. In the study, it was found that H. Adam Malik Hospital Medan in providing health services has fulfilled the rights of non-covid patients which are generally regulated in laws and regulations. This research suggests the government to continue to supervise the implementation of health services for non-covid patients by hospitals, for hospitals to continue to strive for safe health services, and for non-covid patients not to be afraid to check themselves in a hospital."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bestari Maris
"Perilaku dapat ditentukan oleh pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan mengenai COVID-19 dengan perilaku keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan gejala COVID-19. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 112 orang. Pengambilan data dilakukan dengan modifikasi kuesioner pengetahuan COVID-19 dari penelitian sebelumnya oleh Azlan, Hamzah, Sern, Ayub, & Mohamad dan kuesioner perilaku keluarga yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan protokol kesehatan keluarga Republik Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan gejala COVID-19 (p = 0,011; α = 0,05). Pada penelitian ini diperoleh sebanyak 65,7% keluarga yang memiliki pengetahuan baik tentang COVID-19 menunjukkan perilaku baik dalam merawat anggota keluarga dengan gejala COVID-19. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan intervensi pemberdayaan keluarga agar keluarga mampu merawat secara tepat dan memberikan dukungan pada anggota keluarga dengan gejala COVID-19.

Behavior can be determined by the knowledge possessed by each individual. This study aims to determine the correlation between knowledge about COVID-19 and family’s behavior in caring for family members with COVID-19 symptoms. The design of this research is cross sectional and took 112 people as respondents. Data collection was carried out using a modified COVID-19 knowledge questionnaire from previous research by Azlan, Hamzah, Sern, Ayub, & Mohamad and the family’s behavior questionnaire which was prepared by the researcher based on the Republic of Indonesia family health protocol. The results showed there is a correlation between knowledge and behavior of family in caring for family members with COVID-19 symptomps (p = 0,011; = 0,05). In this study, 65.7% of families who had good knowledge about COVID-19 showed good behavior in caring for family members with COVID-19 symptoms. Recommendation from this study is necessary to empower families so the families are able to properly care for COVID-19 patients and provide support to family members with COVID-19 symptoms."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Livana Ph
"Gangguan jiwa merupakan penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik didunia maupun di Indonesia. Jumlah gangguan jiwa di Kabupaten Kendal meningkat sehingga meningkatnya stres pada keluarga. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh relaksasi otot progresif terhadap tingkat stres keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa berat di Poli Jiwa RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Desain penilitian quasi eksperiment prepost test with control group dengan 96 sampel secara purposive sampling, 48 yang mandapat terapi dan 48 kelompok yang tidak mendapat terapi.
Hasil penelitian ada perbedaan yang bermakna antara tingkat stres responden pada kelompok yang mendapat dan yang tidak mendapat terapi relaksasi otot progresif (P Value= 0,001). Rekomendasi penelitian ini bahwa terapi relaksasi otot progresif sebaiknya diberikan pada keluarga klien gangguan jiwa yang merupakan care giver utama sebagai upaya mengatasi tingkat stres keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa.

Mental disorders are not contagious disease that is public health problem, both in the world and in Indonesia. In kendal the number of mental disorders increase so increasing the level of family stress. The purpose of this study to identify the effect of progressive muscle relaxation on the level of family stress in caring for clients of mental disorders in Poli Jiwa RSUD Dr. H. Soewondo Kendal. Quasi experiments research design pre-post test with control group with 96 sampels by purposive sampling ,48 groups received therapy and 48 groups did not receive therapy.
The results showed that a progressive muscle relaxation exercise significant difference between the stress levels in the group who received and did not receive therapy (P Value= 0.001). Recommendations of this research that progressive muscle relaxation therapy should be given to families who are clients of mental disorders as a primary care giver stress levels of families cope with caring for clients in mental disorders.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>