Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168824 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Sandi Perdani
"Penelitian dilakukan pada Masyarakat Kukusan di masa awal pandemi COVID-19. Data dikumpulkan melalui penelitian lapangan menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi partisipan dengan memperhatikan protokol kesehatan dan penggunaan berbagai alat komunikasi untuk menggali data di masa pandemi COVID-19. Temuan dalam penelitian ini, Masyarakat Kukusan berinteraksi secara resiprokal dengan virus COVID-19 dalam proses adaptive co-management untuk mengelola ketakutan dalam masyarakat. Pemaknaan virus COVID-19 sebagai bentuk makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dan hidup berdampingan dengan masyarakat Kukusan membuat masyarakat Kukusan mampu mengendalikan ketakutan di masa pandemi. Dengan demikian, pandemi COVID-19 yang merubah tatanan sistem ekosistem yang terdapat manusia di dalamnya di respons dengan pengelolaan ketakutan yang baik melalui adaptive co-management dengan tokoh agama sebagai adaptive manager. Saya berargumentasi bahwa menejemen ketakutan di tengah pandemi mampu secara perlahan membuat masyarakat dan COVID-19 mampu hidup berdampingan dengan sistem ekosistem yang baru.

The research was conducted in Kukusan community in the early days of the COVID-19 pandemic. The data was collected through fieldwork using in-depth interview techniques and participants' observations by paying attention to health protocols and the use of various communication tools to dig up data during the COVID-19 pandemic. The findings in this study, Kukusan community interacted reciprocally with the COVID-19 virus in the process of adaptive co-management to manage fear in the community. The use of the COVID-19 virus as a form of being created by God and coexisting with the Kukusan community makes the Kukusan community able to control fear during the pandemic. Thus, the COVID-19 pandemic that changed the order of the ecosystem system contained in it in response with good management of fear through adaptive co-management with religious leaders as adaptive managers. I argue that managing fear in the midst of a pandemic is able to slowly make people and COVID-19 able to coexist with the new ecosystem system."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Conny Marthafanny
"Kehamilan melibatkan peningkatan hormon dan adaptasi biologis. Hal ini menyebabkan penurunan daya ingat yang disebut baby brain. Kehamilan merupakan saat yang rentan dalam peningkatan kecemasan dan kualitas tidur yang buruk. Kecemasan dan kualitas tidur buruk yang terus menerus terjadi dapat berdampak pada penurunan daya ingat. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara kualitas tidur dan kecemasan terhadap baby brain pada wanita hamil trimester ketiga.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode consecutive sampling. Jumlah sampel penelitian 110 responden. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index, Zung Self-Rating Anxiety Scale dan Everyday Memory Questionnaire. Sebagian besar wanita hamil trimester ketiga memiliki tingkat kecemasan ringan 80,9 dan kualitas tidur yang buruk 67,3.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan baby brain p=0,003 serta kecemasan dengan baby brain p=0,000 . Penelitian ini merekomendasikan pentingnya memperhatikan aspek fisik dan psikologis ibu hamil, mengembangkan intervensi yang berkontribusi positif dalam menurunkan kecemasan dan meningkatkan kualitas tidur, mengidentifikasi faktor-faktor lain yang mempengaruhi baby brain selama kehamilan.

Pregnancy involves increased hormones and biological adaptation. It lowers memory, referred to as baby brain. Pregnancy is a vulnerable period in terms of increased anxiety and poor sleep quality. Continuous anxiety and poor sleep quality may lower memory. The purpose of this study was to examine the relations between sleep quality and anxiety with baby brain in third trimester pregnant women.
This study used cross sectional design with consecutive sampling method. Total research sample was 110 respondents. The instruments were the Pittsburgh Sleep Quality Index, Zung Self Rating Anxiety Scale and Everyday Memory Questionnaire. Most pregnant women in the third trimester had mild anxiety 80,9 and poor sleep quality 67,3.
The research result showed relations between sleep quality and baby brain p 0,003 and anxiety and baby brain p 0,000. This study recommended the importance of paying attention to the physical and psychological aspects of pregnant women, developing intervention which contributes positively in reducing anxiety and improving sleep quality, identifying other factors influencing baby brain during pregnancy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Nina Liche Seniati
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
S2317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Septiana
"Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa rasa takut terhadap COVID-19 memiliki hubungan dengan perilaku sehat, perbedaan jumlah infeksi, kepercayaan terhadap adanya COVID-19, dan faktor-faktor penentu perilaku sehat di setiap negara membuat penelitian ini perlu dilakukan di Indonesia. Perilaku sehat merupakan salah satu respon adaptif dalam menghadapi rasa takut terhadap COVID-19. Munculnya rasa takut seharusnya dapat membuat individu menerapkan perilaku sehat selama masa pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara rasa takut terhadap COVID-19 dengan perilaku sehat di Indonesia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimental dan cross-sectional. Patisipan penelitian berjumlah 213 yang berusia antara 18-59 tahun ( 79,3% perempuan; Musia = 23,5, SD = 8,17), serta merupakan warga negara Indonesia. Rasa takut terhadap COVID-19 di ukur menggunakan MAC-RF (Multidimensional Assessment of COVID-19–Related Fears), dan perilaku sehat di ukur dengan PHBS Positive Health Behavior Scale). Berdasarkan hasil analisis statistic ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara rasa takut terhadap COVID-19 dengan perilaku sehat (r(213) = 0,10, p = 0,11). Dimana semakin tinggi rasa takut terhadap COVID-19 tidak dapat menjamin bahwa individu akan menerapkan perilaku sehat selama pandemi. Faktor jenis kelamin, penyakit, vaksinasi, dan pendidikan tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam rasa takut terhadap COVID-19 dan perilaku sehat.

Previous research has found that fear of COVID-19 has a relationship with healthy behavior, differences in the number of infections, trust in the presence of Covid-19, and the determinants of healthy behavior in each country make this research need to be done in Indonesia. Healthy behavior is one of the adaptive responses in dealing with the fear of COVID-19. The emergence of fear should be able to make individuals adopt healthy behaviors during a pandemic. This study aims to see whether there is a relationship between fear of COVID-19 with healthy behavior. The design used in this study was non-experimental and cross-sectional. The study participants were 213 aged between 18-59 years (79.3% female; Mage = 23.5, SD = 8.17) and were Indonesian citizens. COVID-19 fear was measured using MAC-RF (Multidimensional Assessment of COVID-19–Related Fears), and healthy behavior was measured using the PHBS (Positive Health Behavior Scale). Based on the results of statistical analysis, it was found that there was no relationship between fear of COVID-19 with healthy behavior (r(213) = 0.10, p = 0.11). Where the higher the fear of COVID-19, it cannot guarantee that individuals will adopt healthy behaviors during the pandemic. Gender, disease, vaccination, and education did not have a significant difference in fear of COVID-19 and healthy behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Petrus
"Penelitian ini membahas mengenai kesiagaan masyarakat menghadapi kejadiaan tindak kejahatan seksual terhadap anak ndash; anak yang dikenal dengan istilah Paedophilia. Yang saat ini sering terjadi dan sudah dikategorikan menjadi keadaan darurat dengan diundangkannya Perpu Nomor 1 tahun 2016 menjadi Perubahan kedua terhadap Undang ndash; undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan akibat kejadian ndash; kejadian tersebut mengakibatkan ketakutan dan rasa tidak aman ditengah ndash; tengah masyarakat yang dikenal dengan istilah Fear of Crime.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris dan hubungan antar variabel tentang Paedophilia dan Fear Of Crime terhadap Kesiagaan masyarakat di tinjau dari perspektif Ketahanan Wilayah di tempat yang tingkat terjadi kejahatanPaedophiliapaling tinggi di Provinsi DKI Jakarta yaitu di kota Jakarta Timur dengan melalui survei dan wawancara terstruktur.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang mengandalkan angka ndash; angka dalam bentuk skor dan hasil perhitungan statistik sebagai dasar untuk analisis. Untuk mendapatkan skor tersebut digunakan metode survei lapangan dengan wawancara terstruktur dengan cara menyebar angket kuisioner kepada responden yang diambil secara purposivedi Kecamatan Ciracas Kota Jakarta Timur.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel bebas yaitu Paedophilia dan fear of crimeberkorelasi kuat dan sedang terhadap variabel terikat yaitu Kesiagaan masyarakat, hal ini diketahui dari hasil analisis data yang menggunakan analisis korelasi, determinasi dan regresi baik secara tunggal maupun secara simultan. Dengan diketahuinya hasil analisis hubungan variabel yang kuat dan berpengaruh signifikan, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya peningkatan Kesiagaan masyarakat khususnya terhadap kejahatan Paedophilia.

This research focuses on community preparedness to face the incidence of acts of sexual crimes against children known by the term pedophilia, which is currently often the case and is classified as a state of emergency with the enactment of Government Regulation No. 1 of 2016 became second change toLaw number 23 of 2002 on Protection of Children and the consequences of events events that lead to fear and insecurity in the middle of the community known as the fear of Crime.
This study aims to obtain empirical data and relationships between variables of pedophilia and Fear Of Crime against Preparedness society in the review from the perspective of durability Region in place of the crime pedophilia highest in Jakarta is in the city Jakarta through surveys and structured interviews.
This study used quantitative research approaches that rely numbers in the form of scores and statistical analysis as a basis for analysis. To gain score method is used with a structured interview survey by distributing questionnaires to the respondents to the survey taken by purposive in East Jakarta District Ciracas.
The results showed that the independent variables are pedophilia and fear of crime are strongly correlated to the dependent variable and the preparedness of society, it is known from the analysis of data using correlation analysis, and regression determination either singly or simultaneously. By knowing the analysis of the relationship between a strong and significant effect, the results of this study can be used as a reference in an effort to increase community preparedness, especially against crime pedophilia.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitea Kaniraras
"Hubungan perkawinan orangtua yang tidak harmonis atau berkonflik dapat berdampak buruk pada anak mereka. Persepsi anak terhadap hubungan orangtuanya dapat menimbulkan fear of intimacy, yang nantinya dapat berakibat buruk di saat anak dewasa. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran ada atau tidaknya hubungan antara persepsi hubungan perkawinan orangtua dengan fear of intimacy pada dewasa muda, serta arah dari hubungan tersebut. Sebanyak 103 partisipan mengisi alat ukur Conflict Tactics Scale: Father-Mother Resolution dan Fear of Intimacy Scale yang telah diadaptasi ke bahasa Indonesia. Untuk mengetahui hubungan kedua variabel dari data yang diperoleh, digunakan teknik perhitungan pearson correlation. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa persepsi hubungan perkawinan orangtua tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap fear of intimacy (reasoning ayah p = 0,124 > 0,05 dan ibu p = 0,880 > 0,05; verbal aggression ayah p 0,225 > 0,05 dan ibu p = 0,992 > 0,05; physical aggression ayah p = 0,120 > 0,05 dan ibu p = 0,094 > 0,05). Dengan demikian, temuan ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat hubungan antara persepsi hubungan perkawinan orangtua dan fear of intimacy.

Conflict in parental marital relationship can have a negative impact on their children. Children?s perception of their parent relationship can cause fear of intimacy which can be dangerous when children become young adults. This study used quantitative approach to see if there is any relation between perception of parental marital relationship and fear of intimacy in young adults, as well as the direction of the relationship. A total of 103 participants filled Conflict Tactics Scale: Father-Mother Resolution and Fear of Intimacy Scale which were adapted into Indonesian. Chi square technique was used to determine the relationship between the two variables from the data obtained. The results showed that the perception of parental marital relationship doesn?t have a significant relationship to fear of intimacy (father?s reasoning p = 0,124 > 0,05 and mother?s p = 0,880 > 0,05; father?s verbal aggression p 0,225 > 0,05 and mother?s p = 0,992 > 0,05; father?s physical aggression p = 0,120 > 0,05 and mother?s p = 0,094 > 0,05) Thus, these findings indicate that there is no relation between perception of parental marital relationship and fear of intimacy."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55116
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Nova Fortuna
"Latar Belakang : Rasa takut pada saat melakukan perawatan gigi menimbulkan hambatan yang signifikan untuk menerima perawatan gigi dan  hambatan bagi setiap dokter gigi dalam usaha peningkatan kesehatan gigi khususnya pada masyarakat. Hingga saat ini, masyarakat masih banyak yang menunda ke dokter gigi karena perasaan takut. jika tidak ditangani, dan dapat terus memengaruhi kesehatan mulut, sistemik, dan psikologis.
Tujuan : untuk mengetahaui karakteristik rasa takut dalam perawatan gigi pada siswa SMA 64 Jakarta.
Metode : Studi cross-sectional kepada 444 siswa SMA 64 Jakarta pada September hingga November 2022 menggunakan kuesioner online yang berisi 15 pertanyaan. 
Hasil : nilai Cronbach Alpha adalah 0,901. hasil uji korelasi mann whitney menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dan riwayat kunjungan ke dokter gigi pada dental fear siswa SMA 64 Jakarta (p<0.05). Hasil uji kruskall walls menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pendidikan terakhir orang tua dan frekuensi ke dokter gigi pada dental fear siswa SMA 64 Jakarta  (p>0.05). Empat faktor dengan nilai eigen di atas 1,00 diidentifikasi, yang secara kolektif menjelaskan 68,93% dari varians. Faktor-faktor tersebut adalah faktor 1 yaitu ‘takut pada prosedur gigi biasa’ yang terdiri dari 5 item, faktor 2 adalah takut prosedur gigi kurang invasif yang terdiri dari 4 item, Faktor 3, 'Ketakutan terhadap aspek medis umum pengobatan dan penyuntikan', terdiri dari 4 item. Faktor 4, 'takut pada orang asing', terdiri dari 2 item. Lebih lanjut, empat faktor juga dental fear ditemukan pada siswa perempuan dan laki-laki.
Kesimpulan : Mayoritas siswa SMA 64 Jakarta yang merupakan perempuan mempunyai dental fear yang lebih tinggi daripada  laki - laki. Terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dan riwayat kunjungan ke dokter gigi pada dental fear siswa SMA 64 Jakarta. Serta, teridentifikasi empat faktor kekuatan berbeda yang berkaitan dengan dental fear pada siswa SMA 64 Jakarta.

Background : Dental fear pose a significant barrier to receiving dental treatment and obstacles for every dentist in efforts to improve dental health, especially in the community. Until now, there are still many people who delay going to the dentist because they are afraid. if unaddressed, and can continue to affect oral, systemic, and psychological health.
Objective : To know the characteristics of dental fear among students in SMA 64 Jakarta. 
Methods : A cross-sectional study of 444 students at SMA 64 Jakarta from September to November 2022 used an online questionnaire containing 15 questions.
Results : The Cronbach’s alpha was 0.901. Mann whitney correlation test shown that there was a significant difference with gender and history of visits to the dentist in dental fear of SMA 64 Jakarta students (p<0.05). Kruskall walls correlation test shown that there was no significant difference with parents' last education and the frequency of going to the dentist in dental fear of SMA 64 Jakarta students (p>0.05). Four factors with eigenvalues above 1.00 were identified, which collectively explained 68,83% of the variance. These factors were as follows: Factor 1, ‘fear of usual dental procedures’ consisted of 5 items, factor 2, ‘fear of less invasive dental procedures’ consisted of 4 items, factor 3, ‘ Fear of general medical aspects of treatment and injections’, consisted of 4 items. Factor 4, ‘fear of strangers’, consisted of 2 items. Notably, four factors of dental fear were found in girls and boys.
Conclusion : the majority students of SMA 64 Jakarta who are women have higher dental fear than men. There is a significant difference with gender and history of visits to the dentist in dental fear of SMA 64 Jakarta students, and four factors of different strength pertaining to dental fear were identified in students of SMA 64 Jakarta.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewie Mardhani
"Keamanan berawal dari bahasa latin secures yang bermakna terbebas dari bahaya, ketakutan, dan ancaman yang terdiri dari pendekatan keamanan tradisional dan keamanan non tradisional. Pertahanan diartikan sebagai instrumen utama sebuah negara untuk menciptakan keamanan nasional. Ketahanan nasional didefinisikan sebagai kondisi dinamik suatu negara yang mencakup semua aspek kehidupan nasional untuk menghadapi ancaman. Sedangkan keamanan nasional mencakup keamanan negara, masyarakat dan individu. Hingga saat ini masih terdapat beberapa definisi dari beberapa ahli tentang konsep keamanan (security) dan pertahanan (defence). Artikel ini menganalisis bentuk ancaman kontemporer terkait keamanan dan pertahanan serta menjelaskan persamaan dan perbedaannya dalam studi ketahanan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan sistem keamanan nasional serta perkembangan sistem keamanan nasional di negara lain. Artikel ini menggunakan desain penelitian kualitatif deskriptif melalui studi kepustakaan dan wawancara. Artikel ini menjelaskan bahwa bentuk ancaman yang terjadi di Indonesia, antara lain masalah di perbatasan, intoleransi SARA, ketimpangan reformasi birokrasi, belum optimalnya penegakan hukum, dan kejahatan transnasional. Persamaan dan perbedaan konsep security dan defence dapat dilihat dari regulasi, konsep yang digunakan, kelembagaan dan konstitusinya. Artikel ini menunjukkan bahwa ketahanan nasional dipengaruhi oleh pertahanan dan keamanan nasional. Kondisi aman suatu negara tidak terlepas dari hanya keamanan dan pertahanan saja melainkan saling bersinergi dengan faktor lain yakni ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, ideologi, geografi, demografi dan sumber daya alam."
Bogor: Universitas Pertahanan, 2020
355 JDSD 10:3 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Aulia Ainani
"Latar Belakang: Kecemasan dental merupakan suatu perasaan negatif yang tidak beralasan saat berkunjung ke dokter gigi untuk melakukan perawatan gigi. Kecemasan dental ini dapat menjadi hambatan bagi pasien anak maupun dewasa dalam melakukan perawatan gigi. Pengalaman buruk dental seperti rasa sakit saat perawatan, sikap tim dokter gigi yang kurang ramah, serta adanya rasa malu yang timbul akibat kondisi gigi geligi dapat menjadi faktor yang menimbulkan kecemasan dental. Pengalaman dental tersebut dapat terjadi pada masa anak-anak, remaja, dan dewasa. Banyak penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan kecemasan dental dengan pengalaman dental sebelumnya, salah satunya telah dibuktikan bahwa tidak adanya hubungan antara kecemasan dental dan pengalaman dental.
Tujuan: Menganalisis hubungan kecemasan dental saat ini dan pengalaman dental pada anak yang pernah berkunjung ke dokter gigi.
Metode: Data diambil secara daring dengan studi potong lintang pada siswa/i Bimbingan Belajar Nurul Fikri di seluruh wilayah DKI Jakarta menggunakan alat ukur berupa kuesioner CFSS-DS (Children’s Fear Survey Schedule-Dental Subscale) yang telah dimodifikasi urutannya dengan total subjek berjumlah 82 orang. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan bivariat menggunakan SPSS.
Hasil:  Persentase terbesar tingkat kecemasan dental tinggi terdapat pada pencabutan gigi atau ekstraksi gigi sebesar 15,52% dan berdasarkan Uji Chi-square terlihat terdapat hubungan yang tidak bermakna (p > 0,05) antara kecemasan dental saat ini dan jenis perawatan dental yang pernah dilakukan.
Kesimpulan: Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan yang tidak bermakna pada hubungan antara kecemasan dental saat ini dan pengalaman dental pada siswa/i Bimbingan Belajar Nurul Fikri di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Background: Dental anxiety is an unreasonable negative feeling when visiting the dentist for dental treatment. Dental anxiety can be an obstacle for pediatric and adult patients in performing dental care. Bad dental experiences such as pain during treatment, the unfriendly attitude of the dental team, and the embarrassment that arises due to the condition of the teeth can be factors that cause dental anxiety. These dental experiences can occur in childhood, adolescence, and adulthood. Many studies have been conducted on the correlation between dental anxiety and previous dental experiences, one of which has proven that there is no correlation between dental anxiety and dental experience.
Objective: To analyze the correlation between current dental anxiety and dental experience in children who have visited the dentist.
Methods: Data were collected online by cross-sectional study on Nurul Fikri Tutoring students throughout DKI Jakarta using a measuring instrument in the form of a CFSS-DS (Children's Fear Survey Schedule – Dental Subscale) questionnaire which has been modified in order with a total of 82 subjects. Data analysis was performed by univariate and bivariate analysis using SPSS.
Results: The largest percentage of high dental anxiety levels was found in tooth extraction by 15.52% and based on Chi-square tests, it was seen that there was a non-significant correlation (p > 0.05) between current dental anxiety and types of dental treatment ever performed.
Conclusion: In this study, it was found that there was a non-significant correlation between current dental anxiety and dental experience in Nurul Fikri Tutoring students throughout DKI Jakarta.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloisius David
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh keberadaan kejahatan yang terjadi di dalam angkutan umum terhadap perilaku seseorang ketika menggunakan angkutan umum tersebut. keberadaan kejahatan tersebut menimbulkan perasaan takut akan kejahatan dan kemudian memberikan pengaruh kepada perilaku seseorang yang menggunakan angkutan umum. Penelitian ini mengambil perempuan pekerja sebagai sampel penelitian dengan asumsi bahwa kerentanan perempuan terhadap kejahatan lebih besar dibandingkan laki-laki. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan survey sebagai sarana pengumpulan data primer. Hasil penelitian menemukan bahwa rasa takut memberikan pengaruh signifikan pada respons seseorang untuk mengasuransikan barang-barangnya dan juga menyebarkan berita akan kejahatan tersebut.
This research is a study about finding the influences between the fear of crime and the behavior response among the passengers. Crime that happens inside the public transportation such as pickpocket, robbery, threaten, sexual harrasment, and hypnosis creating fear that stimulating responses from the passengers. This research is try to find whether it?s true or not that fear of crime have an influence with the behavior or act based on response that coming from the passenger. This study take women that work and using public transportation in Depok city as the research sample based on the assumptions that women is more vulnerable to crime than men. The research done with quantitative method with survey as the primary data collecting tools."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>