Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168471 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Achmad Rahmat
"Kedudukan perjanjian pengikatan jual beli hak atas tanah sifatnya sebatas menimbulkan akibat hukum antara penjual dengan pembeli, sesuai dengan isi klausula-klausula dalam perjanjian, hal ini didasarkan pendapat R. Setiawan, yang berpendapat bahwa: “Perikatan adalah suatu hubungan hukum, yang artinya hubungan yang diatur dan diakui oleh Hukum”. Untuk itu harus memahami Perjanjian Pengikatan Jual Beli Hak Atas Tanah yang dibuat tanpa persetujuan pihak bank sebagai kreditur dalam pengalihan piutang Kredit Pemilikan Rumah agar selaras dengan hukum yang berlaku. Fungsi jaminan dalam pemberian kredit adalah sebagai upaya preventif bilamana debitur tidak dapat mengembalikan kredit tersebut kepada bank selaku kreditur. Dalam hal ini jaminan ada yang bersifat hak kebendaan dan hak perorangan. Jaminan yang bersifat hak kebendaan ialah jaminan yang berupa hak mutlak atas sesuatu benda yang mempunyai ciri-ciri mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu dari debitur, dapat dipertahankan terhadap siapapun, dan selalu mengikuti bendanya.

Kata Kunci: Perjanjian, Kredit, Jaminan


The position of the binding agreement on the sale and purchase of land is limited to causing legal consequences between the seller and the buyer, in accordance with the contents of the verses in the agreement. It is based on the opinion of R. Setiawan, who argues that “inding is a legal relationship, which means a relationship regulated and recognized by law”. Thus, it is necessary to understand Binding Agreement on Land Sale and Purchase that was made without the approval of the bank as a creditor in the transition of House Ownership Credit receivables so that it is in accordance with the law. The function of collateral in providing credit is as a preventive measure if the debtor cannot return the credit to the bank as the creditor. In this case, there are collaterals in the form of material rights and individual rights. Collaterals in the form of materials rights are collaterals in the form of absolute rights to an object that has the characteristics, namely having a direct association to certain objects from the debtor, being able to be defended against anyone, and always following the object.

Keywords: Agreement, Credit, Collateral"

Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Homol Prima
"Perjanjian Perikatan Jual Beli yang dibuat oleh Notaris sebagai pejabat yang berwenang menjadi dasar hukum bagi mereka yang membuatnya untuk saling mengikatkan diri. Hal ini disebabkan agar para pihak tidak melakukan hal-hal diluar apa yang mereka perjanjikan yang dapat menimbulkan masalah. Permasalahan yang sering muncul dalam sebuah perjanjian adalah wanprestasi. Hasil penelitian ini yaitu: (i) Akta Perikatan Jual Beli tetaplah sah apabila tidak melanggar ketentuan syarat objektif, tidak memenuhi persyaratan kebatalan akta, para pihak tidak memintakan pembatalannya kepada pihak yang terikat, ataupun belum dibatalkan oleh pengadilan; (ii) Akibat hukum dari sebuah Perjanjian Jual beli yang dibatalkan oleh pengadilan yaitu, tidak beralihnya objek jual beli, hilangnya uang panjar, dan pembayaran biaya perkara kepada pengadilan. Adapun bagi pihak yang merasa ingin memiliki objek jual beli, harus memberikan uang panjar yang besar agar dapat memiliki beberapa objek yang tertuang dalam Akta Perikatan Jual Beli walaupun akta tersebut dibatalkan oleh pengadilan.

The sale and purchase agreement made by the Notary as an authorized official becomes the legal basis for those who make it to bind themselves to each other. This is due so that the parties do not do things outside of what they agreed that can cause problems. The problem that often arises in an agreement is default. The results of this study are: (i) the Sale and Purchase Agreement Deed is still valid if it does not violate the provisions of the objective conditions, does not meet the requirements for the cancellation of the deed, the parties do not ask for its cancellation to the bound party, or have not been canceled by the court; (ii) The legal consequences of a sale and purchase agreement that is canceled by the court are the non-transfer of the object of sale and purchase, loss of down payment, and payment of court fees. As for those who feel they want to own the object of sale and purchase, they must provide a large down payment in order to have several objects contained in the Deed of Sale and Purchase Agreement even though the deed is canceled by the court."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winston Patrick Gabriel
"Ajaran Woekerordonantie 1938 dapat diterapkan sebagai dasar pembatalan perjanjian selama memenuhi unsur-unsur kurang cermat, keterbatasan pengetahuan atau pengalaman, dan keadaan terdesak dari salah satu pihak yang dimanfaatkan lawan janjinya sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan prestasi dan kontraprestasi di antara para pihak dalam suatu perjanjian. Berdasarkan ajaran Woekerordonantie 1938, maka hakim berdasarkan jabatannya memiliki kewenangan untuk mengesampingkan Pasal 1338 KUHPerdata untuk menyeimbangkan perjanjian tersebut, atau membatalkan perjanjian di antara para pihak dikarenakan tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian ke-1 (kesatu) atau ke-4 (keempat) sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah yuridis normatif. Pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah membahas bagaimana penerapan Woekerordonantie 1938 dan pertimbangan hakim Indonesia dalam memutus perkara yang didalamnya terdapat unsur Woekerordonantie 1938. Berdasarkan hasil penelitian penulis, ajaran Woekerordonantie 1938 sebagai dasar pembatalan perjanjian sebenarnya telah dikenal dan diterapkan di dalam berbagai putusan pengadilan Indonesia. Terkait adanya inkonsistensi hakim dalam menerima maupun menolak penerapan Woekerordonantie 1938, sebenarnya diakibatkan oleh belum adanya keseragaman pengetahuan hakim Indonesia mengenai adanya ajaran Woekerordonantie 1938 sebagai dasar pembatalan perjanjian selain yang telah diatur dalam KUHPerdata

This thesis discusses the application of the teachings of Woekerordonantie 1938 as a basis for the annulment of the agreement due to an element of inattention, limited knowledge or experience, and a state of urgency from one of the parties that are used by the opponent of the promise, resulting in an imbalance of achievements and counter-achievement between the parties to the agreement. Based on the teachings of Woekerordonantie 1938, judges based on their offices have the authority to waive Article 1338 of the Civil Code to balance the agreement or cancel the agreement between the parties due to inconsistency with the validity of the 1st (first) or 4th (fourth) agreement as stipulated in Article 1320 of the Civil Code. The research method used in writing this thesis is normative juridical. The main problem in this thesis is to discuss the application of Woekerordonantie 1938 and the consideration of Indonesian judges in deciding cases in which there are elements of Woekerordonantie 1938. Based on the results of the author's research, the teachings of Woekerordonantie 1938 as the basis for the cancellation of the agreement have been known and applied in various Indonesian court decisions. Regarding the inconsistency of judges in accepting or rejecting the application of Woekerordonantie 1938, it is caused by the absence of uniformity of knowledge of Indonesian judges regarding the existence of the teachings of Woekerordonantie 1938 as a basis for annulment of the agreement other than those stipulated in the Civil Code."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gioatika Pramodawardani
"Tesis ini membahas mengenai instrument pasar modal berupa Repurchase
Agreement saham yang merupakan jual beli saham dengan mekanisme pembelian
kembali ketika jatuh tempo dengan harga tertentu. Perusahaan melakukan
transaksi repo dengan alasan membutuhkan dana dengan waktu yang cepat dan
mudah, namun risiko yang terdapat pada transaksi repo ini juga cukup besar salah
satu risiko nya adalah default oleh salah satu pihak dalam perjanjian Repo.
Keadaan default dalam Repo dapat dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya
dipengaruhi oleh tindakan manipulasi pasar yang dilarang oleh UUPM. Risiko
default ini dapat menyebabkan keadaan wanprestasi. Dalam kurun waktu yang
lalu pasar modal Indonesia dilanda krisis yang menyebabkan penurunan harga
saham bagi perusahaan yang melakukan transaksi Repo harus menanggung risiko
untuk membayar kekurangan dana atau melakukan top up saham karena saham
yang menjadi underlying transaksi mengalami penurunan nilai akibat krisis
finansial tersebut. Penurunan nilai saham tersebut menyebabkan turunnya rasio
jaminan saham yang menjadi underlying perjanjian Repo tersebut, mekanisme top
up yang terdapat pada Repo digunkan untuk menutupi turunnya rasio jaminan
saham. Namun apabila mekanisme top up tidak dapat dilakuan oleh penjual repo
maka yang terjadi adalah wanprestasi terhadap perjanjian repo. Pada tesis ini
dibahas studi kasus pada saham SIAP yang default dalam transaksi Repo dimana
default nya transaksi Repo SIAP dipengaruhi oleh indikasi transaksi semu yang
dilakukan pihak penjual Repo SIAP.

This thesis discusses the Share Repurchase Agreement, a capital market
instrument which comprises the buying and selling of shares arranged with a
repurchase mechanism at a specified price by the time the repurchase is due.
Companies enter into repurchase agreements (also known as repo transactions) to
quickly and easily acquire funds. However, the risk of default by one of the
parties of a repo transaction is also quite significant to the transaction. The state of
default within a repo transaction may be influenced by several circumstances, one
of which is the action of market manipulation prohibited by Law Number 8 of
1995 concerning the Capital Market. This risk of default may cause the state of a
breach of the repurchase agreement. During a certain period ago, the Indonesian
capital market was struck by a crisis that led to a decrease in the share prices of
companies that conducted repo transactions. Those companies had to bear the
risks of either paying the shortage of funds or to conduct the top-up of shares, for
the reason that the shares which constituted the underlying assets of the
transactions were devalued as a result of the financial crisis. This decline in share
value caused the decline in the ration of the share collateral as the underlying asset
of the repo transaction. The top-up mechanism contained in the repo transaction is
used to cover the decline in the ration of share collateral. However, if the top-up
mechanism cannot be conducted by the seller of the repo transaction, then a
breach of the repurchase agreement has emerged. This thesis conducts a case
study on the shares of SIAP which defaulted in its repo transaction. Its default is
influenced by an indication of false transactions carried out by the seller of the
SIAP repo.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Reza Adhistana
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai pengalihan
benda khususnya saham
dan konsep
kepemilikannya dalam hal menjadi
objek dalam perjanjian jual beli dengan hak
membeli kembali. Dalam jual beli saham dengan hak membeli kembali di pasar modal
penjualan saham dengan hak membeli kembali disebut dengan
Repurchase Agreement
(Repo)
yang
yang pengaturan mengenai pedoman transa
ksi Repo diatur dalam
Peraturan Otoritas Jasa keuangan tentang Repo.
Pada kenyataannya, perjanjia
n Repo
dianggap sebagai suatu pemberian jaminan, sedangkan secara prinsipnya berbeda.
Perbedaan tersebut dapat memberikan konsep kepemilikan atas benda khususn
ya saham
yang dijual dengan hak membeli kembali. Permasalahan yang muncul dari perjanjian
Repo yaitu seperti apa yang terjadi dalam kasus pada Putusan Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan Nomor 618/Pdt.G/2016/PN Jkt.Sel di mana pihak yang membeli dalam
perjan
jian Repo menjual kepada pihak ketiga, namun dalam putusannya majelis hakim
memutuskan bahwa pihak ketiga yang membeli dari pembeli awal dalam perjanjian
Repo melakukan perbuatan melawan hukum.
Hal tersebut secara otomatis dapat
memberikan peluang untuk te
rjadinya konflik hukum. Perbuatan
Pembeli awal
yang
telah mengalihkan objek
dalam perjanjian Repo
sehingga penjual awal dalam perjanjian
Repo merasa dirugikan karena haknya untuk membeli kembali tidak bisa dilakukan
.
Penelitian ini adalah penelitian normat
if dengan sifat penelitian deskriptif analitis. Jenis
data yang digunakan adalah data sekunder dengan analisis data pendekatan kualitatif.
Dalam hal ini,
pihak ketiga yang membeli saham dari pembeli awal dalam perjanjian
Repo
merupakan pihak yang
perlu
men
dapatkan perlindungan
dan kepastian
hukum di
muka pengadilan

ABSTRACT
This thesis covers the anal
ysis of disposition of comercial objects, especially
stocks/shares, and the concept of its ownership in terms of being the stated object in a
sale-purchase agreement with right to repurchase as one of the agreements conditions.
The term for sale-purchase
agreement with right to repurchase, in which stocks/shares
as the object, is called Repurchase agreement (Repo) where the regulation of its
enforcement procedures or guideline is stipulated in The Financial Services Authority
Regulation concerning Guidelin
e of Repurchase Agreement Transaction For Financial
Services Institution. Practically speaking, it is not uncommon that many has considered
Repo Agreement as an attachment of collateral, whilst in the manner of its principle,
Repo is different from the con
cept of collateral attachment.
From that difference, in
which it will be covered in this thesis, can it be understood the concept of ownership of
comercial objects (especially stocks/shares) which is determined as the object being
sold with repurchase righ
t. In South Jakarta district court verdict number
618/Pdt.G/2016/PN Jkt.Sel where the party that purchased stocks in Repo Agreement,
related to the case in that verdict, disposed that purchased stocks to third party (parties
outside the Repo), yet in the v
erdict, the judges stated that the third party had commited
tort or unlawful deed. It can automatically emerges the chance of legal conflicts. The
deed of the party that purchased and then sold the stocks to third party that was not
included in the Repo ca
used the comercial damage to the party that sold the stocks in
the Repo because by then the selling party in the Repo could not use his repurchase
right (his right had been violated). This reasearch/thesis is a normative reasearch by the
nature of descript
ive analytical research. This thesis uses secondary data with
qualitative data analysis approach or method. Regarding that third party in the said
Repo, it is authors opinion that the third party should be provided with legal protection
and certainty befo
re the court.
"
2020
T54897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atira Azrani
"Tulisan ini menganalisis mengenai bagaimana konsep mekanisme pengalihan piutang secara subrogasi dalam perjanjian kredit dengan jaminan perjanjian pengikatan jual beli hak atas tanah berdasarkan peraturannya di Indonesia. Tulisan ini disusun dengan menggunakan metode penelitian doktrinal. Pada dasarnya, subrogasi diatur dalam KUHPerdata yaitu penggantian hak terhadap pihak yang berpiutang kepada pihak ketiga yang membayarkan kepada pihak yang berpiutang yang disebabkan atas suatu perjanjian maupun undang-undang.  Lebih lanjut, subrogasi dapat dimanfaatkan sebagai salah satu cara untuk penyelamatan kredit. Dalam Putusan Nomor 442/Pdt/2020/Pt.Sby, pengalihan piutang secara subrogasi dan jaminan yang dibebankan dalam perjanjian kredit adalah tanah dengan Perjanjian Pengikatan Jual Beli Hak atas Tanah (PPJB Tanah). Maka dari itu, penulis mengkaji aspek hukum terhadap pengalihan hak atas tanah dengan PPJB sebagai jaminan dari perjanjian kredit yang telah dialihkan secara subrogasi kepada pihak ketiga.

This paper analyzes how the concept of the mechanism for transferring receivables by subrogation in a credit agreement with the collateral of a binding agreement for the sale and purchase of land rights based on its regulations in Indonesia. This paper is prepared by using doctrinal research method. Basically, subrogation is regulated in the Civil Code, which is the replacement of the rights of the indebted party to the third party who pays the indebted party caused by an agreement or law.  Furthermore, subrogation can be utilized as a way to rescue credit. In Decision Number 442/Pdt/2020/Pt.Sby, the transfer of receivables by subrogation and the collateral charged in the credit agreement is land with a Land Sale and Purchase Agreement (PPJB Tanah). Therefore, the author examines the legal aspects of the transfer of land rights with PPJB as collateral for credit agreements that have been transferred subrogated to third parties."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamonangan, Harris Angelo
"ABSTRAK
Dalam rangka mengurangi kemacetan lalu lintas kota Jakarta, pemerintah
menggalakan penduduk unuk menggunakan angkutan umum. Salah satu angkutan
umum yang ditujukan untuk mengatasi kemacetan adalah Transjakarta. Penelitian
ini berfokus untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap repurchase
intentions dari konsumennya melalui pengaplikasian model perceived value, dan
juga pengaruh dari keberadaan penyedia jasa angkutan umum lainnya. Tujuannya
adalah untuk mengetahui perilaku konsumen yang memakai angkutan umum
Transjakarta terhadap jasa Transjakarta. Sampel penelitian berjumlah 240 orang
responden. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability
sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan dianalisis
dengan software LISREL 8.7 untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa service quality berpengaruh terhadap
perceived benefits. Perceived non-monetary cost berpengaruh terhadap perceived
cost. Perceived monetary cost berpengaruh terhadap perceived cost. Perceived cost
berpengaruh terhadap perceived value, demikian juga perceived benefits
berpengaruh terhadap perceived value. Perceived value berpengaruh terhadap
repurchase intentions, selain itu repurchase intentions juga dipengaruhi oleh
attractiveness of alternatives modes.

ABSTRACT
Dalam rangka mengurangi kemacetan lalu lintas kota Jakarta, pemerintah
menggalakan penduduk unuk menggunakan angkutan umum. Salah satu angkutan
umum yang ditujukan untuk mengatasi kemacetan adalah Transjakarta. Penelitian
ini berfokus untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap repurchase
intentions dari konsumennya melalui pengaplikasian model perceived value, dan
juga pengaruh dari keberadaan penyedia jasa angkutan umum lainnya. Tujuannya
adalah untuk mengetahui perilaku konsumen yang memakai angkutan umum
Transjakarta terhadap jasa Transjakarta. Sampel penelitian berjumlah 240 orang
responden. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability
sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan dianalisis
dengan software LISREL 8.7 untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa service quality berpengaruh terhadap
perceived benefits. Perceived non-monetary cost berpengaruh terhadap perceived
cost. Perceived monetary cost berpengaruh terhadap perceived cost. Perceived cost
berpengaruh terhadap perceived value, demikian juga perceived benefits
berpengaruh terhadap perceived value. Perceived value berpengaruh terhadap
repurchase intentions, selain itu repurchase intentions juga dipengaruhi oleh
attractiveness of alternatives modes"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Riansyah Effendi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang pengembalian agunan di dalam Lembaga Kliring dan
Penjaminan yang dikaitkan dengan permasalahan yang terjadi pada Perusahaan
Sekuritas PT. X yang berstatus anggota kliring di Kliring Penjaminan Efek
Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pentahapan pengembalian
agunan serta perlindungan hukum terhadap agunan anggota kliring yang diberikan
oleh Kliring Penjaminan Efek Indonesia dalam hal Perusahaan Efek yang
bersangkutan tidak terlacak dikarenakan telah bubar terlebih dahulu. Tesis ini
termasuk ranah penelitian yuridis normatif dengan menggunakan sumber data
berupa data sekunder. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat 6 (enam) tahapan
pengembalian agunan yang dilakukan oleh Kliring Penjaminan Efek Indonesia,
dimana salah satu tahapannya merupakan tahapan penyelesaian jika terdapat
Perusahaan Efek yang tidak terlacak seperti dalam kasus PT. X. Perlindungan
hukum terhadap agunan anggota kliring dalam hal Perusahaan Efek tidak terlacak
diberikan secara preventif yang dituangkan secara konkrit dalam Perjanjian
Pemberian Jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa Tanpa
Warkat. Tesis ini menyarankan kepada Kliring Penjaminan Efek Indonesia untuk
membuat aturan khusus perihal pengembalian agunan dengan berdasar kepada
Undang-Undang yang sebelumnya dan diharapkan lebih menekankan kepada
penyelesaian pengembalian agunan apabila subyek hukumnya tidak terlacak.

ABSTRACT
The thesis emphasises the repayment of collateral in Clearing and Guarantee
Institution that appends with issues occuring on PT. X Securities Company whose
hold the status as a member of Indonesian Clearing and Guarantee Corporation.
The research was intended to analyze the repayment of collateral and legal
protection against collateral for clearing member, given by Indonesian Clearing
and Guarantee Corporation in terms of the Security Company become untracked as
a result of early closes. The thesis is comprises at normative jurisdiction field for
using secondary data as a source. The research shows that there are 6 (six) steps of
repayment of collateral done by Indonesian Clearing and Guarantee Corporation,
whereas one of the step is the step of resolution if the Security Company untracked
as in the case of PT. X. Legal protection against collateral clearing member when
Security Company in terms of untracked given in preventive that poured in concrete
in the Agreement Granting Services of Clearing and Guarantee Settlement of
Exchange Transactions Without Clearance. The thesis suggest to Indonesian
Clearing and Guarantee Corporation to make particular policy about repayment of
collateral that refers to the previous laws and is expected to put more emphasis
upon the completion about repayment of collateral when the subject of the law is
untracked."
2018
T49452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliani Rachmawaty
"Pasar Modal sangat berperan bagi pembangunan ekonomi yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan akan cara berinvestasi yang efektif maka bentuk Efek yang semula berbentuk fisik saham berubah tanpa saham. Dengan adanya perubahan bentuk tersebut menyebabkan fungsi utama dari kustodian sebagai lembaga penunjang pasar modal berubah.
Dalam penelitian ini akan dianalisa dan dibahas eksistensi dari Bank Kustodian selaku lembaga penunjang pasar modal pasca pemberlakuan kebijakan Scripless Trading dan apakah konsep penitipan kolektif pasca Scripless Trading dapat mengoptimalkan sistem perdagangan efek, baik efek yang dibeli di primary market atau secondary market serta apakah dengan sistem Scripless Trading para pemegang portfolio sudah terlindungi hak-haknya. Analisa kasus dilakukan di Citibank NA Kustodian dengan menganalisa keuntungan dan kerugian dari penerapan sistem scripless trading bagi nasabah / investor Citibank NA dan bagi bank kustodian itu sendiri.
Metode penelitian yang digunakan adalah kepustakaan bersifat yuridis normatif dengan cara mempelajari berbagai literatur dan peraturan perundangan yang berkaitan dengan penelitian ini, basil penelitian dituangkan dalam simpulan berbentuk evaluatif analitis dengan harapan dapat menjadi suatu rekomendasi untuk meningkatkan efektifitas dan kinerja Bank Kustodian selaku lembaga penunjang pasar modal di Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan ternyata Bank Kustodian tetap eksis selaku lembaga penunjang pasar modal pasca pemberlakuan kebijakan Scriptless Trading meskipun peranannya tidaklah sebesar saat masih berlaku sistem perdagangan dengan warkat. Pemberlakuan Scriptless Trading di Pasar Modal Indonesia meningkatkan optimalisasi pedagangan saham, semua pelaku pasar modal, terlebih bagi perusahaan Efek dan investor akan diuntungkan dengan penerapan sistem perdagangan tanpa warkat. Bagi nasabah pemegang portfolio dengan diberlakukannya scriptless trading hak-haknya lebih terlindungi. Dengan perubahan sistem ini penulis membuat kesimpulan penerapan scriptless trading di Pasar Modal Indonesia membawa peningkatan kinerja Pasar Modal dan minat investor untuk berinventasi di Bursa Efek."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T16532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Erika Gloria
"Perkembangan pasar obligasi korporasi di Indonesia sekarang ini cukup pesat, dibuktikan dengan pertumbuhan jumlah penerbitan obligasi di Indonesia tiap tahunnya. Sehubungan dengan hal tersebut, harus diperhatikan mengenai perlindungan atas hak dari investor dalam obligasi korporasi terutama atas pengajuan gugatan perbuatan melawan hukum oleh investor terhadap emiten penerbit dimana terdapat putusan yang menyatakan bahwa pengajuan gugatan harus melalui waliamanat. Investor sebagai pihak yang dirugikan atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan penerbit memiliki kedudukan sebagai pihak yang berhak dalam mengajukan gugatan. Hal ini akan diteliti dalam penelitian ini untuk mencari Legal Standing investor dalam mengajukan gugatan terhadap penerbit obligasi.

The development of bonds market in Indonesia is now quite rapid, evidenced by growth of number of bonds inssuance. In this regard, it must be considered regarding the protection of the rights of investors in corporate bonds, especially for filing lawsuits against investors by issuers in which there is a verdict stating that the claim must be through a trustee. The investor as the party who is harmed by an act against the issuer has the position as the party entitled to file a claim. This will be examined in this study to find a Legal Standing investor in filing a lawsuit against the bond issuer."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T53621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>