Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156192 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fathin Ulayya
"Praktik Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo bertujuan agar mahasiswa memahami pelayanan kefarmasian dan peran apoteker di fasilitas pelayanan kesehatan khususnya puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Topik tugas khusus yang diangkat pada praktik kerja ini adalah analisis kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Pasar Rebo, khususnya poli non-ISPA. Analisis kepuasan dilakukan dengan melakukan survei menggunakan kuesioner dan diperoleh hasil lebih dari 50% pasien merasa sangat puas terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo pada masing-masing indikator kepuasan.

The purpose of the professional pharmacy internship at the Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo is to enable students to understand pharmaceutical services and the role of pharmacists in healthcare facilities, particularly Puskesmas, in providing public health and individual health efforts. The specific topic of this internship is the analysis of patient satisfaction with pharmaceutical services at the Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. The aim of this analysis is to gain insight into patient satisfaction with pharmaceutical services at the Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, especially in the non-acute respiratory infection (non-ISPA) department. Satisfaction analysis is conducted through a survey using a questionnaire, and the results show that more than 50% of patients are highly satisfied with pharmaceutical services at the Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo in each satisfaction indicator."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Rumaisha
"Regulasi mengenai standar pelayanan kesehatan di fasilitas-fasilitas kesehatan di Indonesia diperlukan agar para tenaga kesehatan memiliki tolak ukur kualitas pelayanan dalam menangani pasien. Di Indonesia sendiri, fasilitas pelayanan kesehatan dibagi menjadi tiga tingkatan berbeda yang tiap fasilitas kesehatan di tiap tingkatan tersebut memiliki tanggung jawab serta wilayah kerjanya masing-masing Puskesmas merupakan salah satu dari fasilitas kesehatan tingkat pertama dan puskesmas wajib dimiliki oleh setiap kecamatan di Indonesia. Standar untuk Pelayanan kefarmasian di puskesmas tertuang dalam peraturan menteri kesehatan nomor 74 tahun 2016 dimana di dalamnya tertuang tolak ukur apa saja yang wajib dimiliki dan dilakukan oleh tenaga kesehatan di bidang farmasi. Farmasi klinis atau komunitas memainkan beberapa peran penting yang membutuhkan interaksi langsung dengan pasien. Kepuasan pasien atas pengalamannya mengenai interaksi tersebut akan menciptakan padangan pasien terhadap apoteker dan pelayanan kefarmasian yang dia terima dan merupakan salah satu indikator kualitas layanan kesehatan yang penting karena mencerminkan perbedaan antara realitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien dengan kualitas pelayanan yang diharapkan pasien. Secara umum, terdapat beberapa aspek yang dapat menjadi faktor kepuasan pasien terhadap pelayanan tetapi faktor – faktor tersebut dapat berbeda untuk tiap fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, mengetahui faktor-fakto yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo sebagai salah satu fasilitas layanan primer kesehatan sangatlah penting karena dapat membantu untuk meningkatkan kualitas layanan, khususnya layanan kefarmasian. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan metode survei. Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner tingkat kepuasan pasien yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan nomor 74 tahun 2016 mengenai standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas. Kuesioner tersebut diberikan kepada pasien-pasien Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo yang berobat ke poli layanan ISPA dan menggunakan jasa layanan kefarmasian pada shift pagi, yaitu dari jam 08.00 – 14.00 WIB. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Microsoft Excel. Hasil yang diperoleh adalah bahwa faktor keramahan apoteker mendapatkan nilai tertinggi, yaitu sebesar 69,1%.

Regulations regarding health service standards in health facilities in Indonesia are needed so that health workers have benchmarks for the quality of service in treating patients. In Indonesia itself, health service facilities are divided into three different levels where each health facility at each level has responsibilities and their respective work areas. Puskesmas is one of the first level health facilities and puskesmas must be owned by every sub-district in Indonesia. Standards for pharmaceutical services at puskesmas are contained in Minister of Health Regulation number 74 of 2016 which contains benchmarks that must be owned and carried out by health workers in the pharmaceutical sector. Clinical or community pharmacy plays several important roles that require direct interaction with patients. Patient satisfaction with their experience of this interaction will create a patient's view of the pharmacist and the pharmaceutical services he or she receives and is an important indicator of the quality of health services because it reflects the difference between the reality of the health services that patients receive and the quality of service that patients expect. In general, there are several aspects that can be a factor in patient satisfaction with services, but these factors can be different for each health facility. Therefore, knowing the factors that influence patient satisfaction with pharmaceutical services at the Pasar Rebo District Health Center as one of the primary health care facilities is very important because it can help improve the quality of services, especially pharmaceutical services. The research design used was cross sectional with a survey method. The survey was conducted using a patient satisfaction level questionnaire referring to Minister of Health Regulation number 74 of 2016 concerning pharmaceutical service standards at Puskesmas. The questionnaire was given to patients at the Pasar Rebo District Health Center who went to the ISPA polyclinic for treatment and used pharmaceutical services during the morning shift, from 08.00 – 14.00 WIB. The data obtained were analyzed using Microsoft Excel. The results obtained are that the pharmacist friendliness factor gets the highest score, which is equal to 69.1%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Manuela
"Mutu pelayanan kefarmasian merupakan salah satu praktik standar kefarmasian untuk memberikan pelayanan yang baik dan tepat demi menyehatkan masyarakat. Pemastian akan pemenuhan mutu pelayanan farmasi klinik yang dilakukan dapat diperoleh dari evaluasi terhadap performa layanan kepada pasien serta kesesuaian obat dalam resep dengan formularium puskesmas. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas menjelaskan bahwa evaluasi mutu pelayanan kefarmasian merupakan hal yang wajib dilakukan sehingga penulisan laporan ini bertujuan untuk mengevaluasi gambaran mutu pelayanan di Instalasi Farmasi Puskesmas Kecamatan Cakung sesuai dengan standar yang berlaku dan kesesuaian peresepan obat dengan formularium puskesmas serta merekomendasikan perbaikan pelayanan yang belum memuaskan. Penelitian dilakukan dengan studi literatur, observasi langsung kegiatan pelayanan di instalasi farmasi, survei melalui penyebaran angket ke pasien rawat jalan di ruang tunggu instalasi farmasi, mencatat daftar obat yang diresepkan dengan di formularium, dan berdiskusi dengan apoteker penanggung jawab. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa waktu tunggu pelayanan resep obat jadi diperoleh rata-rata selama 8,15 menit dan obat racikan 24,33 menit, persentase ketepatan pengkajian resep diperoleh sebesar 94,44% dan pemberian informasi obat 100%. Tingkat kepuasan pasien dinilai dari parameter fasilitas sebesar 93,33%, keandalan 97,77%, daya tanggap 100%, jaminan 100%, dan kepedulian 100%. Penulisan resep dengan formularium puskesmas juga sudah sesuai. Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa mutu pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Cakung sudah sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian dan penulis merekomendasikan penambahan tenaga kerja di ruang apotek, pengkajian resep dengan lebih cermat, dan penyusunan tempat duduk yang rapi.

The quality of pharmaceutical services is one of the standard pharmaceutical practices to provide appropriate services to society. The fulfillment of the quality of clinical pharmacy services can be obtained from evaluating the performance of services to patients and the suitability of drugs in prescriptions with the formulary. Minister of Health 74 of 2016 Concerning Standards for Pharmaceutical Services at Community Health Centers explains that evaluation of the pharmaceutical services is mandatory, so this report aimed to evaluate the service quality at the Cakung Health Center in accordance with applicable standards, conformity of drug prescriptions to the formulary and to recommend service improvements. The research was done through literature studies, direct observation of service activities, questionnaires surveys to outpatients in the pharmacy waiting room, recording the list of prescribed drugs in the formulary, and discussion with the pharmacist in charge. The results of the evaluation showed the waiting time for prescription drug service was on average 8.15 minutes and for concoctions 24.33 minutes, the prescription review accuracy was 94.44%, and drug information delivery was 100%. The level of patient satisfaction was assessed from the facility parameters of 93.33%, 97.77% reliability, 100% responsiveness, 100% assurance, and 100% care. Prescription writing with the formulary was also appropriate. It was concluded that the quality of pharmaceutical services at the Cakung Health Center was in accordance with Pharmaceutical Service Standards and the authors recommended adding more workers to the pharmacy room, more careful prescription studies, and neat seating arrangements."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifa Khoirunnisa
"Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku, wawasan, dan pengalaman nyata untuk melakukan praktek profesi di Puskesmas, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian di Puskesmas serta mempelajari strategi dan pengembangan praktek profesi apoteker di Puskesmas, serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lainnya. Praktek profesi dilaksanakan selama Bulan Juli tahun 2016, dengan tugas khusus yaitu melakukan rekapitulasi laporan Penggunaan Obat Rasional POR di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Periode Januari-Juni 2016.

The professions internship at Puskesmas Pasar Rebo aim to understand the role, duties and responsibilities of a pharmacist in the practice of pharmacy services in health centers in accordance with the laws and ethics of pharmacy, has the knowledge, skills, attitudes, behaviors, and real experiences to practice the profession in Puskesmas, has a vivid description about problems in pharmaceutical practice in Puskesmas and learn the strategies and activities that can be implemented to developed the practice of pharmacy at Puskesmas, able to communicate and interact with other health professionals. Professions internship held during July 2016, with the specific task to recapitulated the Rational Use of Medicine report in Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo period January June 2016."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sakinah Qur`ani
"HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan berbagai negara di dunia. Menurut WHO (World Health Organization) pada akhir 2021 terdapat 38,4 juta orang yang terinfeksi HIV yang tersebar di seluruh dunia dan sekitar 650.000 orang meninggal karena terinfeksi HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola pengobatan antiretroviral dan kesesuaian pengobatan antiretroviral untuk pasien HIV di Puskesmas Kecamatan Cengkareng dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan No.87 tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/90/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional study dengan metode pengumpulan data secara retrospektif, menggunakan data pasien di bulan Mei – Oktober 2022. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi antiretroviral yang sering digunakan adalah FDC TLE (Tenofovir + Lamivudin + Efavirenz) sebanyak 266 pasien (54,46%) untuk regimen ARV lini pertama dan FDC TLD (Tenofovir + Lamivudin + Dolutegravir) sebanyak 88 pasien (21,20%) untuk regimen ARV lini kedua. Untuk kesesuaian kombinasi regimen ARV adalah 100% sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan No.87 tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral dan dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/90/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV.

HIV is a health problem that threatens Indonesia and various countries worldwide. According to the World Health Organization (WHO), by the end of 2021, there were 38.4 million people infected with HIV globally, and approximately 650,000 people died due to HIV infection. This study aims to determine the patterns of antiretroviral treatment and the appropriateness of antiretroviral treatment for HIV patients at the Puskesmas Kecamatan Cengkareng in accordance with the standards set by the Minister of Health Regulation No.87 of 2014 on Antiretroviral Treatment Guidelines and the Minister of Health Decree No. HK.01.07/Menkes/90/2019 on the National Guidelines for HIV Medical Management. The research employed a cross-sectional study design with retrospective data collection, using patient data from May to October 2022. Based on the research findings, the frequently used antiretroviral therapy was FDC TLE (Tenofovir + Lamivudine + Efavirenz) for the first-line ARV regimen, with 266 patients (54.46%), and FDC TLD (Tenofovir + Lamivudine + Dolutegravir) for the second-line ARV regimen, with 88 patients (21.20%). The combination of ARV regimens showed 100% compliance with the standards set by the Minister of Health Regulation No.87 of 2014 on Antiretroviral Treatment Guidelines and the Minister of Health Decree No. HK.01.07/Menkes/90/2019 on the National Guidelines for HIV Medical Management."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rifka Husniati
"Praktek Kerja Profesi Apoteker di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui gambaran umum, struktur dan pembagian kerja di instalasi farmasi, serta peran dan tanggung jawab apoteker dalam Peran Lintas Farmasi di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.
Tugas khusus yang diberikan dengan judul Evaluasi Laporan Pemakaian Dan Lembar Permintaan Obat (Lplpo), Penggunaan Obat Rasional, Ketersediaan Obat, Sumber Daya Kefarmasian, Dan Daftar Tilik Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Periode Desember 2015 bertujuan untuk mengetahui parameter pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo

Apothecary Profession Internship at Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo aims to allow students to know the general description, structure and division of labor in the pharmacy, as well as the roles and responsibilities of the pharmacist in pharmacy cross role at Puskesmas Kecamaan Pasar Rebo.
Particular report titled Parameter of Pharmaceutical Care in Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo periods December 2015 aims to know the parameters of pharmaceutical care in Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Maytasari
"Latar Belakang: Masyarakat yang menerima pelayanan secara langsung merasakan bagaimana tingkat kepuasan pelayanan yang diberikan instansi pemerintah. Tingkat kepuasan masyarakat tersebut diukur dengan menggunakan instrument seperti
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Hasil pengukuran kepuasan pelanggan yang obyektif dan akurat dapat membantu puskesmas dalam merumuskan bentuk pelayanan yang lebih baik. Rata-rata Indeks Kepuasan Masyarakat di 36 Puskesmas pada Tahun
2019 sebesar 84,28. Target IKM pada Tahun 2019 adalah 82.8 sedangkan Puskesmas X tidak mencapai target dan memiliki skor IKM terendah yaitu sebesar 77.75. Dari hasil IKM di Puskesmas X Tahun 2019 diketahui terdapat 3 unsur pelayanan dengan nilai
mutu layanan kurang baik (<3,06) yaitu unsur kecepatan pelayanan dengan nilai 2.89, unsur kejelasan dan kepastian pelayanan dengan nilai 2.95, dan dan unsur kewajaran biaya 2.98. Tujuan: Mengetahui informasi mendalam mengenai kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan rawat jalan di Puskesmas X Tahun 2020. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu studi kasus, instrument yang digunakan pedoman wawancara mendalam dan telaah dokumen, informan dalam penelitian ini terdiri dari 1 orang kepala puskesmas, 6 orang
petugas puskesmas dan 5 orang pasien. Hasil: Kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan rawat jalan di puskesmas X sudah baik, seluruh informan pasien merasa puas untuk dimensi jaminan, kehandalan, ketanggapan dan empati, namun seluruh informan pasien merasa tidak puas pada dimensi bukti fisik. Kualitas pelayanan pada dimensi
bukti fisik cukup baik dalam kelengkapan sarana dan prasarana, namun masih kurang memadai kondisi gedung dan penempatan media informasi kurang optimal karena tidak semua pasien melihat media tersebut. Pada dimensi jaminan pasien merasa aman dan percaya terhadap petugas, kemampuan petugas cukup baik dan sopan santun. Pada dimensi daya tanggap petugas selalu memberitahukan kapan pelayanan akan diberikan, petugas memberikan pelayanan dengan cepat. Pada dimensi kehandalan jadwal pelayanan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dan sudah memberikan pelayanan
maksimal sesuai SOP, untuk penanganan keluhan pasien disediakan kotak saran, namun ada informan pasien yang tidak tahu adanya kotak saran. Pada dimensi empati, informan merasakan petugas sudah cukup baik dalam berempati dengan memberikan perhatian dan memberikan bantuan kepada pasien. Kesimpulan: Kualitas pelayanan pada dimensi
bukti fisik, jaminan, kehandalan, ketanggapan dan empati sudah cukup baik, sehingga
pasien merasa puas namun pasien menyatakan kurang puas pada dimensi bukti fisik
khususnya terkendala dengan gedung puskesmas yang kecil, sempit dan panas

Background: People who receive services directly feel the level of satisfaction of
services provided by government agencies. The level of public satisfaction is measured
using instruments such as the Community Satisfaction Index (IKM). The results of
measuring customer satisfaction that are objective and accurate can help health
community service in formulating a better form of service. The average Community
Satisfaction Index at 36 health community service in 2019 was 84.28. The IKM target in
2019 is 82.8, while health community service X does not reach the target and has the
lowest IKM score, namely 77.75. From the results of the IKM at health community
service X in 2019, it is known that there are 3 elements of service with poor service
quality values (<3.06), namely elements of service speed with a value of 2.89, elements
of clarity and certainty of service with a value of 2.95, and elements of fairness of costs
2.98. Objective: To find in-depth information about patient satisfaction with the quality
of outpatient services at health community service X in 2020. Methods: This research is
descriptive using qualitative research methods, namely case studies, the instruments
used are in-depth interview guidelines and document review, the informants in this
study consisted of 1 head health community service, 6 health community service
officers and 5 patients. Results: Patient satisfaction with the quality of outpatient
services was good, all patient informants were satisfied with the dimensions of
assurance, reliability, responsiveness and empathy, but all patient informants were
dissatisfied with the dimensions of physical evidence. The quality of service in the
physical evidence dimension is quite good in terms of the completeness of facilities and
infrastructure, but the building conditions are still inadequate and the placement of
information media is not optimal because not all patients see the media. In the assurance
dimension, the patient feels safe and trusts the officer, the ability of the officer is quite
good and polite. In the dimension of responsiveness, officers always tell when services
will be provided, officers provide services quickly. On the reliability dimension, the
service schedule is in accordance with the time set and has provided maximum service
according to the SOP, for handling patient complaints a suggestion box is provided, but
there are patient informants who do not know there is a suggestion box. In the
dimension of empathy, the informant felt that the staff was good enough at empathizing
by giving attention and providing assistance to patients. Conclusion: The quality of
service in the dimensions of physical evidence, assurance, reliability, responsiveness
and empathy is good enough, so that the patient feels satisfied, but the patient states that
he is not satisfied with the dimensions of physical evidence, especially constrained by
the small, narrow and hot health community service building
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Mulzimatus Syarifah
"Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Salah satu kegiatan dalam standar pelayanan kefarmasian Puskesmas adalah pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP). Tujuan dari kegiatan tersebut ialah tercapainya kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan sediaan farmasi dan BMHP yang efisien, efektif, dan rasional. Dalam menilai efektivitas perencanaan, dapat dilakukan analisa terhadap perencanaan obat. Persentase perencanaan kebutuhan obat idealnya sebesar 100% dari kebutuhan. Dalam rangka menilai efektivitas perencanaan obat pada tahun 2023, dilakukan evaluasi ketepatan perencanaan obat pada tahun 2023 berdasarkan data pemakaian obat pada bulan Januari hingga September 2022 di Puskesmas Kecamatan Cakung. Hasil menunjukkan nilai ketepatan perencanaan yang tepat 100% sebanyak satu jenis obat, yaitu Nistatin 100.000 IU/mL.

A community health center (Puskesmas) is a health service facility that organizes first-level Public Health Efforts (UKM) and Individual Health Efforts (UKP. One of the activities in the pharmaceutical service standards of Puskesmas is the management of pharmaceutical preparations and Medical Consumables (BMHP). The purpose of this activity is to achieve the continuity of availability and affordability of efficient, effective, and rational pharmaceutical and BMHP preparations. In assessing the effectiveness of planning, analysis of drug planning can be carried out. The percentage of planning drug needs should ideally be 100% of the needs. In order to assess the effectiveness of drug planning in 2023, an evaluation of the accuracy of drug planning in 2023 was carried out based on drug usage data from January to September 2022 at the Puskesmas Kecamatan Cakung. The results showed the value of 100% precise planning accuracy as much as one type of drug, namely Nystatin 100,000 IU / mL."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Istiana Ifada
"Manajemen sumber daya manusia mencakup masalah-masalah yang berkaitan dengan pembinaan, penggunaan, dan perlindungan sumber daya manusia baik yang berada dalam hubungan kerja maupun yang berusaha sendiri. Maju mundurnya organisasi sangat bergantung kepada sumber daya manusia dan pengelolaanya. Begitu juga dengan rumah sakit, yang merupakan suatu organisasi yang padat karya, padat modal, padat ilmu pengetahuan, dan padat teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kepuasan pelayanan urusan kepegawaian di Rumah Sakit Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2008.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey (survey research method) yang bersifat analitik (explanatory study), dengan analisis kuantitatif yang berasal dari data hasil pengisian kuesioner oleh responden sebagai analisis utama dan didukung dengan analisis kualitatif. Namun bila dilihat dari segi waktu, penelitian ini termasuk dalam metode cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling dengan jumlah sampel 93 responden dan 5 informan yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Rumah Sakit Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor. Variabel Independen yang dipakai pada penelitian ini adalah karakteristik pegawai yang terdiri dari umur, pendidikan, jenis pekerjaan, dan lama bekerja. Sedangkan variabel dependen adalah kepuasan pelayanan urusan kepegawaian, yang dilihat dari 5 dimensi pengukuran yaitu kemampuan (ability), kehandalan (responsiveness), empati (emphaty), jaminan (assurance), dan tanggung jawab (accountability). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: analisis univariat, bivariat dengan memakai uji Chi Square, dan diagram kartesius.
Hasil penelitian didapatkan bahwa pada analisis univariat untuk karakteristik responden, sebesar 64,5% (60 responden) berumur lebih dari 40 tahun, sebesar 86% (80 responden) memiliki pendidikan tinggi, 43% (40 responden) dari kelompok non medis, dan 64,4% (60 responden) memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun. Pada analisis bivariat, didapatkan bahwa jenis pekerjaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kepuasan pelayanan urusan kepegawaian RS Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2008 (p = 0,011). Dan hasil analisis berdasarkan distribusi frekuensi kepuasan total, responden puas sebesar 52,7% (49 responden), dan tidak puas sebesar 47,3% (44 responden) menyatakan tidak puas terhadap pelayanan urusan kepegawaian.
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka saran yang ditujukan untuk rumah sakit yaitu melakukan pengembangan karier bagi petugas urusan kepegawaian, dengan cara membuat program kerja, jangka pendek maupun jangka panjang, job description dan SOP (Standar Operating Procedures), birokrasi perjalanan berkas urusan kepegawaian, peningkatan kompetensi pegawai, melakukan pengawasan secara berkesinambungan dan memperkuat struktur organisasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Sufriana
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan RS. Ananda berdasarkan karakteristik ( jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, kelas perawatan ) orang tua pasien anak yang dirawat di ruang tersebut, alasan memilih RS. Ananda dan asal rujukan pasien, menganalisis hubungannya dengan kepuasan pasien, serta menemukan faktor dominan dari kualitas pelayanan yang mempengaruhi kepuasan pasien. Penelitian dilakukan di Unit Rawat Inap, yakni Ruang Rawat Anak Sakura RS. Ananda Bekasi. Adapun metode yang digunakan adalah metode survei berupa pengamatan sesaat dengan pendekatan kuantitatif dan telaah dokumen, dengan jumlah sampel 145 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner kepuasan pasien dan data yang terkumpul bersifat kategorikal dan numerikal. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan Analisis Univariat, Bivariat Uji Chi-Square dan Multivariat Uji Regresi Linier Berganda dengan menggunakan pemodelan Uji T-Test ( Independent ? Sample T-Test).
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara persepsi pasien terhadap kualitas pelayanan di RS. Ananda dengan tingkat kepuasan pasien. Kualitas pelayanan yang diteliti secara keseluruhan terdiri dari 7 ( tujuh ) dimensi. Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan responden dapat dikatakan tinggi. Alasan pasien memilih RS. Ananda yang terbanyak adalah karena dekat rumah. Berdasarkan hasil analisis bivariat, dari berbagai karakteristik responden hanya variabel pendidikan yang muncul sebagai faktor pengganggu ( confounding ) hubungan antara kualitas pelayanan dan kepuasan pasien. Dari analisis multivariat terbukti bahwa dimensi kualitas pelayanan emphaty dalam hal kepedulian, perhatian secara individual kepada pasien dari para petugas RS. Ananda dalam memberikan pelayanan merupakan variabel yang paling dominan atau paling besar pengaruhnya terhadap kepuasan pasien. Untuk meningkatkan kepuasan pasien berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan kepada manajemen RS. Ananda, dalam pengembangan kebijakan mutu pelayanannya harus diperhatikan perbedaan demand pasien yang disebabkan adanya perbedaan tingkat pendidikan. Meningkatkan jejaring dan promosi juga akan meningkatkan permintaan.

This research aims to describe the parent patient perception of Ananda?s hospital service quality by caracteristics of ( sex, age, knowledge, job, care class) that spend the night at child care room, reson to choose Ananda?s Hospital as reference, analyze the relationship with patient satisfaction, and finding out the dominant factor of service quality that influence the patient satisfaction. Research implemented at the Sakura child care unit of Ananda?s Hospital. The Methodology used by this research was survey with quantitative and qualitative approach through documented study. The sample was 145 respondent. Data was collected by questionaires about patient satisfaction. Characteristic of data was categorical and numerical, they were analyzed by univariate, bivariate Chi-Square and Multivariate through multiple regression analysis with student test (independent- sample t-test).
The result of this research indicate that there are significant relationship between patient perception of Ananda?s hospital service quality with 7 dimensions of service quality with the patient satisfaction at Ananda?s Hospital. And from the result of this research we found that patient satisfaction in RS. Ananda is high. The reason patient choosing Ananda?s Hospital is because near from their home. And the result of bivariate analysis found that knowledge variable as a counfounding aspect of relational between service quality and patient satisfaction. According to multivariate analysis, empathy, in relation of caring, individual attention to patients has a dominant influence to patient satisfaction. A suggestion to management of Ananda?s Hospital, if want to increase the patient satisfaction management should develop a proper policy of satisfaction quality, especially difference of demand according to difference of knowledge. Also with increasing the networking and promotion will be increasing demand too.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T31690
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>