Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204364 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rhasal Nirwana
"Minuman beralkohol merupakan salah satu faktor risiko utama dalam masalah kesehatan global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan faktor lainnya terhadap perilaku konsumsi alkohol pada mahasiswa di Jabodetabek tahun ajaran 2020/2021.Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional dilakukan pada 202 mahasiswa. Pengambilan data dilakukan secara daring menggunakan kuesioner online. Data yang diperoleh dianalisis secara univariat dan bivariat (menggunakan uji chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 70,8% responden mengonsumsi alkohol. Pada penelitian ini diketahui bahwa jenis kelamin, uang saku, sikap, dan pengaruh teman memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku konsumsi alkohol dengan nilai p-value <0,05.

Alcoholic beverages are one of the main risk factors for global health problems. This study aims to determine the relationship between knowledge and other factors on alcohol consumption behavior in students in Jabodetabek for the academic year 2020/2021. This study is a quantitative study with a cross-sectional study design conducted on 202 students. Online data collection using an online questionnaire. The data obtained were analyzed by univariate and bivariate (using chi-square test). The results showed that 70.8% of respondents consumed alcohol. In this study, it is known that gender, pocket money, attitudes, and the influence of friends have a significant relationship with alcohol consumption behavior with p-value <0.05."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dwi Sumartiningsih
"WHO 2013 menunjukan bahwa ada sekitar 9,0 juta kasus baru TB di dunia dan Indonesia menduduki peringkat ke-5 tertinggi di dunia. Sama halnya dengan penyakit DM, data International Diabetes Federation 2013 ada sekitar 382 juta jumlah kasus DM dan Indonesia menjadi negara ke-7 dengan jumlah kasus DM terbesar di dunia. Peningkatan prevalensi DM memberikan kontribusi terhadap peningkatan jumlah kasus TB pada periode waktu yang sama ataupun sebaliknya. Perilaku merokok dan mengonsumsi alkohol banyak dikaitkan dengan kedua penyakit tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan DM dengan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol pada pasien TB di Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Subjek penelitian adalah pasien TB yang mengisi kuesioner penelitian dan diambil dari dua klinik dokter keluarga IKK FKUI dan dua belas Puskesmas di dua belas Kecamatan yang terdapat di Jakarta.
Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan DM dengan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol pada pasien TB di Jakarta tahun 2013-2014 karena mempunyai nilai p > 0,05 yaitu masing-masing 0,111 dan 0,523. Namun, peneliti menemukan kelompok berisiko tinggi penyakit degeneratif sebanyak 45,3% pasien TB laki-laki yang memiliki kebiasaan merokok dan juga mengonsumsi alkohol.Disarankan untuk penelitian selanjutnya menyempurnakan beberapa pertanyaan pada kuesioner agar lebih spesifik seperti kadar alkohol yang dikonsumsi dan kumulatif waktu pasti durasi merokok subjek penelitian. Disarankan juga agar informasi besarnya angka kelompok beresiko tinggi untuk penyakit degeneratif diterima Puskesmas sehingga dapat mengambil tindakan preventif untuk mengendalikan timbulnya penyakit.

WHO in 2013 showed that there were about 9.0 million new cases of TB in the world and Indonesia was ranked the fifth highest in the world. Similarly to DM, data from the International Diabetes Federation in 2013 there were approximately 382 million the number of cases of diabetes and Indonesia became the 7th country with the largest number of cases of diabetes in the world. Increased prevalence of DM contributed to the increase in the number of TB cases in the same time period, or vice versa. The behavior of smoking and alcohol consumption are linked to both diseases. This study aims to determine the relationship of diabetes with smoking and alcohol consumption in tuberculosis patients in Jakarta. This type of research is descriptive analytic method with cross sectional study. Subjects were patients with TB who filled out questionnaires and were taken from two research clinics family physician IKK FKUI and twelve primary health care in twelve sub-district located in Jakarta.
Statistical test results showed that there was no association of DM with smoking and alcohol consumption in tuberculosis patients in Jakarta in 2013-2014 because it has a value of p> 0.05, respectively 0.111 and 0.523. However, researchers found that high-risk group of degenerative diseases of TB patients as much as 45.3% of men who have the habit of smoking and alcohol consumption. It is advisable to study further perfected several questions on the questionnaire to be more specific as the level of alcohol consumed and the cumulative time duration of smoking certainly the subject of research. It is also recommended that information about large numbers of high-risk groups for degenerative diseases received health centers/primary health care so that they can take preventive measures to control the disease.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rafida Kusuma Wardani
"Perilaku seksual pranikah pada remaja merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan, khususnya terkait faktor yang mendukung untuk terjadinya perilaku seksual pranikah pada remaja dan melihat terdapat peningkatan persentase pada data SDKI 2017 dibandingkan SDKI 2012. Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik secara kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder yaitu Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017 yang dapat diperoleh dari mengakses website Demographic and Health Surveys (DHS) dengan mengajukan perizinan pengambilan data sesuai prosedur yang berlaku. Data diolah dengan program SPSS dengan uji odds ratio dan uji regresi logistik ganda. Sebanyak 5,0% responden pernah melakukan perilaku seksual pranikah. Hasil uji multivariat pada responden yang pernah konsumsi alkohol mempunyai kecenderungan untuk berperilaku seksual 12,8 kali lebih tinggi, sedangkan responden yang pernah merokok mempunyai kecenderungan untuk berperilaku seksual 1,7 kali lebih tinggi setelah di kontrol faktor perilaku merokok, usia, tingkat pendidikan, dan tempat tinggal. Saran yang peneliti berikan adalah agar instansi terkait dapat mengembangkan program kesehatan reproduksi pada remaja khususnya terkait dampak negative alkohol dan rokok, dan bagi pemerintah juga dapat mengatur regulasi penjualan rokok dan alkohol agar tidak dengan mudah dapat diperoleh oleh remaja.

Premarital sexual behavior in adolescents is a problem that needs attention, especially related to the factors that support the occurrence of premarital sexual behavior in adolescents and see an increase in the percentage in the 2017 IDHS data compared to the 2012 IDHS. This research uses descriptive analytic quantitative using a cross research design sectional by using secondary data, namely the 2017 Indonesian Demographic Health Survey (IDHS) data which can be obtained from accessing the Demographic and Health Surveys (DHS) website by applying for permission to collect data according to applicable procedures. Data were processed using the SPSS program with the odds ratio test and multiple logistic regression tests. As much as 5.0% of the respondents had premarital sexual behavior. Multivariate test results on respondents who have consumed alcohol have a tendency to behave sexually 12.8 times higher, while respondents who have ever smoked have a tendency to behave sexually 1.7 times higher after controlling for smoking behavior factors, age, level of education, and residence. The suggestion that the researchers give is that relevant agencies can develop reproductive health programs for adolescents, especially related to the negative effects of alcohol and cigarettes, and for the government to also regulate regulations on the sale of cigarettes and alcohol so that they are not easily obtained by adolescents.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veren Putri
"Latar belakang: Pandemi COVID-19 menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pencegahan dan pengontrolan COVID-19 menjadi sangat serius. Mahasiswa perlu berperan di komunitasnya untuk membantu mengatasi wabah. Dalam melakukan perannya, mahasiswa perlu memiliki pengetahuan dan perilaku terhadap COVID-19 yang baik. Mengingat banyak faktor yang mempengaruhi perilaku, hubungannya dengan pengetahuan pun perlu diteliti. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara pengetahuan dan perilaku mahasiswa tingkat I Universitas Indonesia tahun ajaran 2020/2021 terhadap COVID-19.
Metode: Penelitian potong-lintang ini mengambil sampel dari mahasiswa tingkat I Universitas Indonesia tahun ajaran 2020/2021 dari bulan April-Agustus 2021. Pengetahuan dan perilaku dinilai dengan Kuesioner Pengetahuan dan Perilaku Mahasiswa terhadap COVID-19. Analisis hubungan antar variabel diuji dengan uji chi-square. Seluruh analisis data dilakukan dengan Statistical Package for Social Sciences (SPSS versi 20).
Hasil: Subjek berjumlah 309 orang. Gambaran pengetahuan subjek yaitu mayoritas cukup baik (71,5%), diikuti sangat baik (26,9%), dan kurang baik (1,6%). Gambaran perilaku subjek yaitu mayoritas cukup baik (78%), diikuti sangat baik (7,1%), dan kurang baik (14,9%). Hubungan pengetahuan dan perilaku didapati tidak bermakna (p>0,05). Pengetahuan secara bermakna berhubungan dengan jenis kelamin dan riwayat akselerasi, sedangkan perilaku dengan jenis kelamin dan rumpun fakultas.
Kesimpulan: Mayoritas mahasiswa memiliki pengetahuan dan perilaku terhadap COVID-19 yang cukup baik. Namun, hubungan antara keduanya tidak bermakna. Dengan demikian, mahasiswa dan universitas perlu mengevaluasi usaha pemberdayaan mahasiswa selama ini dalam mengambil perannya di masyarakat untuk pencegahan COVID-19. Penelitian lanjutan untuk meneliti faktor lain yang berpengaruh terhadap perilaku COVID-19 masih diperlukan.

Introduction: COVID-19 pandemic has become a global health issue, including in Indonesia. Hence, prevention and management of COVID-19 is very important. College students need to play a role in their community to help managing this pandemic. Therefore, they need to have good knowledge and behaviour towards COVID-19. Since there are many factors influencing one's behaviour, its relationship with knowledge needs to be assessed. This research aims to know the relationship between knowledge and behaviour of first-year students of Universitas Indonesia 2020/2021 towards COVID-19.
Method: Samples for this cross-sectional study come from first-year students of Universitas Indonesia 2020/2021 and were collected in April-August 2021. Knowledge and behaviour were assessed by Kuesioner Pengetahuan dan Perilaku Mahasiswa terhadap COVID-19. Relationship between two variables was analyzed using chi-square test. All analyses were performed with Statistical Package for Social Sciences (SPSS version 20).
Result: Subjects are 309 students. Majority of them have moderate knowledge (71,5%), with 26,9% and 1,6% of them have very good and poor knowledge respectively. Majority of them also have moderate behaviour (78%), with 7,1% and 14,9% of them have very good and poor behaviour respectively. The relationship between knowledge and behaviour towards COVID-19 is shown to be insignificant (p>0,05). Knowledge is found to be related significantly with gender and acceleration history, whereas behaviour is found to be related significantly with gender and cluster of faculty.
Conclusion: The majority of the students have moderate knowledge and behaviour towards COVID-19. The relation between two variables is insignificant. Therefore, students and university need to evaluate the efforts made to involve university students in COVID 19 prevention in society. Further research about other factors that could influence one's behaviour towards COVID-19 is still needed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanny Michelle
"Latar belakang: COVID-19 adalah penyakit saluran pernapasan akibat SARS-CoV-2 yang sudah menjadi pandemi di seluruh dunia. Dalam menghadapi COVID-19, diperlukan pengetahuan dan perilaku pencegahan yang baik di masyarakat. Sebagai calon dokter, penting pula untuk mahasiswa kedokteran tingkat akhir memiliki pengetahuan yang baik agar dapat mengedukasi masyarakat serta perilaku yang baik agar dapat melindungi diri dan menjadi contoh bagi masyarakat.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang dengan sampel seluruh mahasiswa tingkat akhir FKUI. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner “Knowledge, Attitude and Practice toward the Novel Coronavirus (COVID-19)” yang disebarkan secara daring. Data kemudian dianalisis dengan metode kategorik komparatif independen, yaitu chi-square dan Fisher.
Hasil: Tingkat pengetahuan subjek yang tergolong sangat baik adalah sebesar 70%. Tingkat perilaku subjek mayoritas tergolong cukup baik, yakni 65,5%. Ditemukan hubungan tidak bermakna antara pengetahuan dengan perilaku (P=0,403). Ditemukan hubungan bermakna antara jenis kelamin dan sumber informasi utama dengan pengetahuan (P=0,011 dan P=0,005).
Kesimpulan: Pengetahuan mahasiswa kedokteran tingkat akhir mengenai COVID-19 sudah sangat baik, namun perilaku mahasiswa tingkat akhir masih tergolong cukup baik. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan perilaku, diperlukan intervensi langsung secara struktural dari universitas, tidak hanya dengan peningkatan pengetahuan karena tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dan perilaku.

Introduction: COVID-19 is a respiratory disease caused by SARS-CoV-2 that has been a pandemic in the whole world. In dealing with COVID-19, people needs good knowledge and practice of COVID-19 prevention. As future doctors, final year medical students must have good knowledge to be able to educate people along with good practice to protect themselves and to be an example for people.
Method: This study used cross sectional design with a sample of all final year students of FMUI. Instrument used in this study is “Knowledge, Attitude and Practice toward the Novel Coronavirus (COVID-19)” questionnaire that was shared online. The collected data then was analyzed by independent comparative categorical methods, such as chi- square and Fisher.
Result: The level of subject knowledge that is classified as excellent is 70%. The level of subject practice mostly is moderate, which is 65,5%. There is unsignificant association between knowledge and practice (P=0.403). A significant relationship was found between gender and main source of information with knowledge (P=0.011 and P=0.005).
Conclusion: The knowledge of COVID-19 in final year medical students is excellent, but their practice is still moderate. Therefore, to improve practice, direct structural intervention from university in needed, not only by increasing knowledge because there is no significant relationship between knowledge and practice.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kim Sebin
"Merebaknya virus corona telah mengubah kehidupan banyak orang, dan beberapa industri telah mengalami perubahan besar dan kecil. Diantaranya, industri minuman keras di Korea Selatan adalah salah satu industri yang telah mengalami perubahan terbesar. Dengan tren budaya “minum di rumah”, penjualan melalui saluran penjualan alkohol rumah tangga, seperti supermarket dan toko serba ada, telah meningkat. Oleh karena itu, merek minuman keras harus tanggap dalam mendeteksi perubahan ini dan melakukan kegiatan pemasaran yang sesuai. HiteJinro telah mengatasi pandemi dengan memanfaatkan kemampuan dinamisnya, dan memprioritaskan pemasaran karakternya yang merupakan keunggulan kompetitifnya dalam persaingan tinggi di pasar minuman keras di Korea Selatan. Strategi ini dapat meningkatkan citra merek, loyalitas merek dan pangsa pasar.

The outbreak of the coronavirus has changed many people's lives, and several industries have undergone big and small changes. Among them, the liquor industry in particular is one of the areas that has undergone the biggest changes. With the trend of “drinking at home” culture, the sales via household alcohol sales channels, such as supermarkets and convenience stores, are increasing. Therefore, liquor brands have quickly detected these changes and been conducting marketing activities accordingly. HiteJinro encountered the pandemic by utilizing its dynamic capabilities, prioritizing its character marketing which is its competitive advantage in the highly competitive liquor market in South Korea. The strategies would result in higher brand image, brand loyalty and market share."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Theo
"Konsumsi oral empat obat antituberkulosis (OAT) lini pertama; isoniazid (INH), etambutol hidroklorida (ETH), pirazinamid (PZA), dan rifampisin (RIF), saat ini menjadi metode utama penanganan tuberkulosis tulang. Untuk mengatasi kemungkinan kepatuhan pasien yang rendah dan kesulitan pengantaran obat menuju jaringan rusak, hidrogel dari matriks polivinil alkohol (PVA) dengan variasi peningkatan konsentrasi pektin (0.1% dan 0.5% mg/mL) yang mengenkapsulasi OAT sebanyak 20% massa matriks disintesis dengan metode freezing-thawing. Peningkatan konsentrasi pektin dalam matriks menyebabkan struktur hidrogel yang semakin bersifat porous, sedikit peningkatan kristalinitas hidrogel, dan persentasi burst release tertinggi pada tiga OAT yang bersifat hidrofilik. Hasil uji FTIR menunjukkan interaksi polimer hanya terjadi dengan dua OAT dengan kelarutan terendah, yakni PZA dan RIF, masing-masing pada gugus polar amina. Dengan waktu pengamatan uji rilis in vitro selama 30 hari, matriks RIF dengan peningkatan konsentrasi pektin 0.5% mg/mL memiliki persentasi rilis kumulatif terendah, yaitu 4.92%. Uji Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LCMS) untuk mengamati degradasi OAT dan uji kapasitas pengikatan polimer tambahan dalam matriks perlu dilakukan untuk mengembangkan kandidat bioimplan OAT

Oral consumption of four frontline antituberculosis drugs (ATDs); isoniazid (INH), ethambutol hydrochloride (ETH), pyrazinamide (PZA), and rifampicin (RIF), is the current medical treatment for spinal tuberculosis. To overcome the possibility of low patient compliance and difficulty to deliver drugs to the infected tissue, hydrogel from matrix of polyvynil alcohol (PVA) with varied pectin concentration (0.1% and 0.5% w/v) encapsulating ATDs as many as 20% of the matrix synthesized through freezing-thawing method. The higher the pectin concentration causes the more porous structure, more slightly crystalline hydrogel and the higher percentage of burst release of hydrophilic ATDs. FTIR spectra shows polymer interactions only occur with two ATDs with the lowest solubility, PZA and RIF, each with the polar functional groups of amine. Through 30 days of in vitro release test, RIF matrix with the highest pectin concentration has the lowest percentage of cumulative release, 4.92%. Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LCMS) test and polymer’s binding affinity towards ATDs are necessary done further to develop bioimplant candidate of ATDs"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dheanita Nissrina Andini
"Latar belakang: Resistensi antibiotik adalah salah satu masalah kesehatan global yang dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat terkait penggunaan antibiotik. Dengan adanya pandemi COVID-19 yang memengaruhi segala aspek kehidupan, perlu dilakukan penelitian terkait tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan antibiotik masyarakat saat ini termasuk faktor sosiodemografi yang berhubungan. Hal ini diperlukan sebagai salah satu dasar untuk menentukan intervensi apa yang dapat dilakukan nantinya dalam menangani peningkatan angka resistensi antibiotik dari sisi masyarakat. Penelitian dilakukan pada masyarakat DKI Jakarta sebagai provinsi dengan jumlah kasus COVID-19 paling tinggi di Indonesia (20.6%). 
Metode: Penelitian ini bersifat cross-sectional dan dilakukan dengan sampel minimal 385 orang yang berdomisili di Jakarta dan berusia minimal 18 tahun. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner tervalidasi KAPAQ dengan skor <50%, 50-70%, dan >70% masing-masing menunjukkan nilai pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan antibiotik yang rendah, sedang, dan tinggi. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-Square untuk menilai hubungan antara variabel pengetahuan, sikap, dan perilaku serta faktor-faktor yang berhubungan dengan ketiga variabel tersebut. 
Hasil: Proporsi terbesar responden pada variabel pengetahuan (45,2%), sikap (54,8%), dan perilaku (64,3%) menunjukkan nilai dalam kategori tinggi. Terdapat hubungan yang bermakna antara kategori nilai pengetahuan dengan sikap (p<0,001), pengetahuan dengan perilaku (p<0,001), dan sikap dengan perilaku (p<0,001). Jenis kelamin dan bidang pekerjaan berhubungan dengan ketiga tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku (p<0,05). Sedangkan tingkat pendidikan hanya berhubungan dengan tingkat pengetahuan (p<0,05) dan riwayat swamedikasi antibiotik hanya berhubungan dengan tingkat sikap dan perilaku (p<0,05). Umur, status pernikahan, dan riwayat COVID-19 tidak menunjukkan hubungan yang bermakna pada tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan antibiotik. 
Kesimpulan: Sebagian besar responden menunjukkan nilai pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan antibiotik pada kategori tinggi. Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku didapatkan saling berhubungan dan bermakna secara statistik. Faktor sosiodemografi yang memiliki hubungan bermakna dengan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan antibiotik adalah jenis kelamin, bidang pekerjaan, tingkat pendidikan, dan riwayat swamedikasi antibiotik.

Introduction: Antibiotic resistance is one of the global health problems which could happen because of insufficient knowledge in antibiotic use among general public. With the COVID-19 pandemic affecting all aspects of human life, a study about knowledge, attitude, and practice level on antibiotic use is needed to be carried out, including possible associated sociodemographic factors. It is needed to determine which intervention is suitable to overcome the increasing number of antibiotic resistance from the consumer’s side. This study was conducted in DKI Jakarta because the highest proportion of COVID-19 cases in Indonesia came from this province. Method: It is a cross-sectional study with a minimum sample of 385 people living in DKI Jakarta and aged 18 or above. This study used a validated KAPAQ questionnaire with score <50%, 50-70%, and >70% representing high, moderate, and low knowledge, attitude, and practice, respectively. Data analysis was conducted using Chi-Square analysis to analyze the correlation between knowledge, attitude, and practice level. Chi-Square analysis was also used to analyze the correlation between possible associated factors with those three variables. 
Result: The score of the biggest respondent proportion in knowledge (45,2%), attitude (54,8%), and practice (64,3%) on antibiotic use were considered high. There was a statistically significant correlation between knowledge and attitude (p<0,001), knowledge and practice (p<0,001), and also between attitude and practice (p<0,001). Sex and occupation fields show a statistically significant correlation with knowledge, attitude, and practice level (p<0,05). Meanwhile, education level only correlates significantly with knowledge level (p<0,05) while history of self-medication with antibiotic correlate significantly with both attitude and practice level (p<0,05). Age, marital status, and history of COVID-19 are not showing any statistically significant correlation with knowledge, attitude, and practice level on antibiotic use. 
Conclusion: Most respondents’ score in knowledge, attitude, and practice in antibiotic use are in the high category. This study shows a statistically significant correlation between knowledge, attitude, and practice level in antibiotic use. The sociodemographic factors that correlate significantly with knowledge, attitude, and practice level are sex, occupation field, education level, and history of self-medication with antibiotic.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>