Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123655 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sihombing, Yosephine Stefani Martanella
"Penilitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji reliabilitas dan validasi dari alat ukur grit yang baru. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah grit scale yang baru, original grit scale, self-control, dan passion. Alat ukur yang baru digunakan terhadap 142 murid dari dari University of Queensland. Ada korelasi positif yang signifikan antara alat ukur grit yang baru dan original grit scale, dan korelasi positif yang signifikan antara alat ukur grit yang baru dan self-control, yang mengindikasikan bahwa alat ukur grit yang baru adalah valid. Namun kami tidak menemukan korelasi yang signifikan antara alat ukur grit yang baru dan passion. Alat ukur grit yang baru memiliki reliabilitas yang baik, dan item discrimination indices yang konsisten. Penelitian selanjutnya dapat memperbaiki item dengan item discrimination indices yang rendah, dan menggunakan alat ukur ini di populasi yang berbeda.

This study aim to test the reliability and validity of the new grit scale. We gave the new grit scale, along with three other scales: the original grit scale, self-control, and passion. The new scale was tested in 142 students of University of Queensland. We found a positive significant correlation between our new grit scale with the original grit scale, and a positive significant correlation between our new grit scale and self-control, indicating the validity of our new grit scale. However, we failed to find a significant correlation between the new grit scale and passion. Our new grit scale has a good reliability, and the item discrimination indices are consistent. Future improvements should be made regarding the items with low item discrimination indices, and testing the scale to different sample populations. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Karisa Elisabeth Lokita
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari alat ukur Academic Grit Scale AGS yang baru dikonstruksi untuk mengukur academic grit. Validitas kriteria dan validitas konvergen digunakan dengan mengkorelasikan AGS dengan conscientiousness pada Big-Five Personality, Short Grit Scale Grit-s , dan indeks prestasi akademik IPK . Partisipan pada penelitian ini merupakan 155 orang mahasiswa jurusan psikologi di University of Queensland. Ditemukan bahwa AGS valid untuk mengukur academic grit. Hal ini dibuktikan dengan adanya korelasi yang positif antara AGS dengan conscientiousness, Grit-S, dan IPK. Reliabilitas dari AGS juga memiliki nilai yang baik =0,76 . Meskipun begitu, diperlukan perbaikan pada satu buah item dengan indeks diskriminasi item yang rendah. Item-item lainnya memiliki indeks diskriminasi item yang berkisar antara 0,28-0,69. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa AGS merupakan alat ukur yang valid dan reliabel untuk mengukur academic grit. Selanjutnya, alat ukur ini masih dapat dikembangkan dengan memperbaiki indeks diskriminasi item dan mengurangi jumlah item. Penggunaan AGS dapat membantu merancang intervensi untuk meningkatkan academic grit pada siswa yang nantinya akan membantu meningkatkan performa akademik mereka.

This study aimed to evaluate the validity and reliability of the newly constructed Academic Grit Scale AGS , measuring academic grit. Criterion and convergent validities were tested by correlating AGS with Big-Five conscientiousness, Short Grit Scale Grit-s , and grade point average GPA . Study was conducted to 155 psychology students at University of Queensland. AGS was found to be a valid measure of academic grit, where its results correlated positively with conscientiousness, Grit-S, and GPA. Reliability of the scale was also good a = .76 . However, one item had poor item discrimination index that needed to be improved. Other items had item discrimination indices from the range of .28-.69. In conclusion, AGS was a valid and reliable measure of academic grit. The scale could still be improved, by improving the items rsquo; item discrimination indices and decreasing the number of items. Future use of AGS could support creation of intervention to increase students rsquo; academic grit, which will consequently help their academic performance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Danny Hadi Kusuma
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh occupational self-efficacy, learning goal orientation, dan grit terhadap pembelajaran informal yang terjadi pada karyawan organisasi sektor publik khususnya pada instansi ABC. Partisipan penelitian ini adalah 172 pegawai instansi ABC. Data dikumpulkan dengan menggunakan alat ukur pembelajaran informal, occupational self-efficacy, learning goal orientation dan grit serta dianalisis menggunakan alat analisis SPSS versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa occupational self-efficacy memprediksi pembelajaran informal secara positif dan signifikan. Data juga menunjukkan bahwa learning goal orientation tidak memprediksi pembelajaran informal secara signifikan setelah mengontrol pengaruh occupational self-efficacy. Terakhir, grit memprediksi pembelajaran informal secara positif dan signifikan setelah mengontrol pengaruh dari occupational self-efficacy dan learning goal orientation. Selanjutnya, peneliti merancang sebuah program intervensi pelatihan daring untuk meningkatkan efikasi diri pegawai karena variabel occupational self-efficacy terbukti paling kuat memprediksi pembelajaran informal pegawai pada instansi ABC. Pelaksanaan pelatihan secara pelatihan daring diharapkan dapat menjadi sebuah alternatif bentuk pelatihan lain bagi instansi ABC untuk memperkaya desain pelatihan konvensional yang selama ini sudah dilakukan oleh instansi ABC, terutama selama pandemi COVID-19 ini.

This study aims to determine the effects of occupational self-efficacy, learning goal orientation and grit on employees informal learning that occur at ABC agencies. The participants were 172 employees from ABC agencies. Data were collected using informal learning, occupational self-efficacy, learning goal orientation and grit scales and analyzed using SPSS analysis tool. The results showed that occupational self-efficacy predicts informal learning positively and significantly. Data also showed that learning goal orientation does not significantly predict informal learning after controlling the effect of occupational self-efficacy. Finally, grit predicts informal learning positively and significantly after controlling the effect of occupational self-efficacy and learning goal orientation. Moreover, researcher designed an pelatihan daring intervention program to improve employee self-efficacy because the occupational self-efficacy variable was proven to be the strongest predictor of informal learning for the employees at the ABC agencies. It is hope that pelatihan daring can become an alternative training form for ABC agencies to enrich conventional training designs that have been carried out so far by the ABC agencies, especially during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Arya Wiryawan
"ABSTRACT
Prestasi akademis mahasiswa merupakan indikator keberhasilan mahasiswa selama mengenyam ilmu di Perguruan Tinggi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademis seseorang adalah kejelasan konsep diri (self-concept clarity). Penelitian penelitian sebelumnya terkait pengaruh self-concept clarity terhadap prestasi akademis menunjukkan hasil yang berlawanan. Mengacu pada teori self-regulation dan growth mindset, hubungan antara kedua variabel bisa dimediasi oleh variabel grit. Hasil penelitian yang dilakukan pada 349 Mahasiswa Universitas Indonesia semester 3 ke atas menunjukan bahwa grit memediasi secara penuh (fully mediated) pengaruh self-concept clarity terhadap prestasi akademis (indirect effect = 0.0432, BootSE = 0.0128, CI[0.0202,0.0705]).

ABSTRACT
Student academic achievement is an indicator of student success while studying in Higher Education. One factor that can affect one's academic achievement is self-concept clarity. Previous research related to the effect of self-concept clarity on academic achievement shows the opposite results. Referring to the theory of self-regulation and growth mindset, the relationship between the two variables can be mediated by the grit variable. The results of research conducted on 349 University of Indonesia students in semester 3 and above show that grit mediates fully (fully mediated) the effect of self-concept clarity on academic achievement (indirect effect = 0.0432, BootSE = 0.0128, CI [0.0202.0.0705]).
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherine Kamila Hassan
"ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan skala baru dalam mengukur grit dengan mengacu pada skala grit yang dikembangkan oleh Angela Lee Duckworth dan rekan-rekan nya 2007 . Pada tepatnya, penelitian ini akan menjawab apakah skala grit yang baru dapat memperoleh hasil yang sama dengan skala grit s-grit yang dikembangkan oleh Duckworth 2007 dan menghasilkan nilai validitas dan reliabilitas yang sesuai. Untuk menguji validitas skala tersebut, tiga hipotesis empiris digunakan untuk menganalisis korelasi antara hasil yang diperoleh skala baru dan s-grit dengan menguji internal consistency dan item discrimination index, yang hasilnya juga digunakan untuk menguji validitas skala baru. Hasil yang ditemukan dari analisis validitas dan reliabilitas konsisten dengan tiga hipotesis empiris adalah korelasi positif antara skor dari skala baru dan s-grit, korelasi positif antara skor conscientiousness dari skala baru dan s-grit, dan korelasi positif antara skor work-ethics profile dari skala baru dan s-grit. Ini menunjukkan bahwa skala grit yang baru memiliki validitas yang cukup tinggi karena kesesuaiannya dengan validitas skala s-grit. Namun, berdasarkan hasil penelitian ini, penelitian kedepannya dapat meningkatkan nilai item discrimination index untuk meningkatkan validitas dan keumuman skala grit baru.

ABSTRACT
The aim of this study is to develop a new grit scale with reference to the established grit scale by Duckworth and colleagues 2007 . Specifically, the purpose of this study is to discover whether the redeveloped grit scale will yield the same outcome as the previous grit scale while maintaining validity and reliability. To establish the validity of the new grit scale, three empirical hypotheses are generated to examine the relationship between the scores on the new scale and scores on other measures, as well as identifying the sample characteristics of grit. Additionally, reliability analyses such as Internal Consistency and Item Discrimination Index were also conducted to strengthen the new scale rsquo;s validity. The new grit scale was high in internal consistency and most items had reasonable item discrimination indices. Results showed that that all hypotheses were supported such that a positive correlation was found between the scores of the new grit scale and short grit scale, scores of the new grit scale positively correlate to scores on conscientiousness and scores of the new grit scale positively correlate to scores on work ethics profile. This indicated that the new measurement scale has decent validity. However, further research should focus on improving item discrimination index to strengthen validity of the new grit scale and increase generalizability. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Kuntari Putri
"Proses regulasi diri diduga merupakan mekanisme yang mendasari Penggunaan Smartphone Bermasalah/PSB terutama di kalangan usia emerging adults. Penelitian-penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa komponen perilaku dari sistem regulasi diri, yaitu kontrol diri, dapat menjadi prediktor negatif yang signifikan untuk PSB. Namun, terdapat penelitian-penelitian lainnya yang tidak menemukan hubungan yang signifikan antara kontrol diri dan PSB. Penelitian ini menduga bahwa pemahaman mengenai proses regulasi diri dalam PSB perlu memperhitungkan interaksi komponen perilaku dan komponen kognitif dari sistem regulasi diri. Partisipan, yang terdiri dari emerging adults yang aktif menggunakan smartphone (N=130), mengisi pengukuran kontrol diri (Brief Self Control Scale), penggunaan smartphone bermasalah/PSB (Smartphone Addiction Scale-Short Version), serta mengerjakan tugas kognitif Stroop sebagai pengukuran kontrol inhibisi. Hasil analisis moderasi PROCESS Model 1 menunjukkan bahwa kontrol inhibisi memoderasi hubungan antara kontrol diri dan PSB secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa peran kontrol diri dalam mengurangi kecenderungan perilaku PSB dapat diperkuat dengan peningkatan performa kontrol inhibisi. Diskusi terkait hasil penelitian ini akan menekankan interaksi kontrol diri dan kontrol inhibisi sebagai sistem regulasi diri dalam mendukung perilaku penggunaan smartphone yang lebih sehat.

The process of self-regulation has been proposed to be the underlying mechanism of Problematic Smartphone Use (PSU), particularly among emerging adults. Previous studies have demonstrated that self-control, a crucial behavioral component of the self-regulatory system, can significantly predict PSU. However, conflicting findings have been reported, with some studies failing to establish a significant relationship between self-control and PSU. This study proposes that a comprehensive understanding of the self-regulatory process in PSU should consider the interplay between the behavioral and the cognitive component of the self-regulatory system. A sample of 130 Indonesian emerging adults, who actively use smartphones, completed measures of self-control (Brief Self-Control Scale), problematic smartphone use (Smartphone Addiction Scale-Short Version), and performed the Stroop task as an inhibitory control measure. The results of the moderation analysis using PROCESS Model 1 revealed that inhibitory control significantly moderated the relationship between self-control and PSB. The result suggests that enhancing inhibitory control performance can strengthen the role of self-control in reducing individuals’ tendency towards PSU. The discussion of the current study's findings will underscore the interaction between self-control and inhibitory control as a self-regulatory system that supports healthier smartphone usage behaviors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Anisa Amidha
"Studi ini bertujuan untuk menguji dan membandingkan Skala Kegigihan yang telah dikembangkan (Nu Grit) dengan skala yang telah ada sebelumnya (Grit S). Tujuan lain dari studi ini adalah untuk mengukur Skala Kegigihan (Nu Grit) dengan skala-skala yang mengukur konstruk-konstruk lain, seperti ketelitian dan keberhasilan akademik. Hipotesis utama dari studi ini adalah skor tinggi pada skala Nu Grit memprediksi skor yang tinggi pula pada skala Grit S. Partisipan studi ini adalah dua ratus empat puluh delapan mahasiswa University of Queensland yang mengambil mata kuliah Measurement in Psychology (PSYC3020). Partisipan diminta untuk menyelesaikan survei online yang terdiri dari empat skala ukur yaitu Nu Grit, Grit S, skala validasi ketelitian (NEO Personality Inventories), skala validasi kontrol diri (Self Control Behavior Inventory), dan OP Score untuk memvalidasi keberhasilan akademik. Lalu jawaban dari survei tersebut dikumpulkan melalui Qualtrics. Cronbach Alpha dari studi ini adalah (𝛼 = .86) yang menunjukkan realibilitas skala Nu Grit tergolong tinggi. Selain itu, delapan belas dari sembilan belas item dalam indeks item diskriminasi memperlihatkan angka yang relatif baik. Sesuai dengan hipotesis utama, hasil dari studi ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki skor tinggi pada skala Nu grit juga akan memiliki skor yang tinggi pada skala Grit S (r = .69). Selain itu, hasil menunjukkan korelasi antara kegigihan dengan ketelitian (r = .70), serta korelasi antara kegigihan dengan kontrol diri (r = .60). Namun, studi ini menemukan hubungan yang tidak signifikan antara kegigihan dan keberhasilan akademik (r = -.10). Dengan kata lain, hasil analisis dari studi ini mendukung korelasi Nu Grit dengan Grit S dan ketelitian, tetapi studi ini tidak menemukan korelasi antara Nu Grit dengan keberhasilan akademik.

This study is primarily sought to compare and test the newly constructed grit scale (Nu Grit) with the existing grit scale (Grit S). The study also intended to examine the relationships between Nu Grit with the scales that measure other constructs, such as, conscientiousness and academic performance. The main hypothesis of this study is that people who obtained high score in Nu Grit would also obtain high score in Grit S. In this study, 248 undergraduate students of University of Queensland who are enrolled in Measurement in Psychology course (PSYC3020) are involved as participants. The participants completed online surveys that contained four scales that include Nu Grit, Grit S, validating scale for conscientiousness (NEO Personality Inventories), validating scale for self-control (Self-Control Behavior Inventory), and OP Score to validate academic success. All answers of the survey were submitted to Qualtrics. In this case, the reliability of Nu Grit was considered high which could be observed through its Cronbach Alpha (𝛼 = .86). Moreover, 18 out of 19 items in item discrimination indices were found to be relatively good. In accordance to the main hypothesis, the result indicated that people who scored higher in Nu Grit also score higher in Grit S (r = .69). Moreover, the results are corresponding to the second and third hypotheses that grit correlates with conscientiousness (r = 70), and grit correlates with self-control (r = .60). However, the study found non-significant relationship between grit and academic success (r = -.10). To conclude, the findings of this study support the correlation between Nu Grit, Grit S, and conscientiousness, while it does not support the relationship between Nu Grit and academic success.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Thomy Rachman Hanif
"Prestasi akademis merupakan salah satu komponen dari kesuksesan mahasiswa di perguruan tinggi. Penelitian ini melihat hubungan antara unconditional self-acceptance dan prestasi akademis yang dimediator oleh grit berdasarkan teori dari self-regulation. Salah satu faktor yang berperan dalam meningkatkan fungsi mahasiswa untuk mencapai prestasi akademis adalah unconditional self-acceptance. Mahasiswa yang memiliki unconditional self-acceptance yang tinggi akan berkontribusi terhadap perkembangan grit yang dimilikinya sehingga ia dapat gigih dan tetap semangat ketika ia berhadapan dengan tantangan dan kegagalan yang mungkin terjadi dalam mencapai tujuan mendapatkan prestasi akademis yang tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan pada 306 mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan minimal semester 7 yang tersebar di seluruh Indonesia menunjukkan hasil bahwa grit memediasi secara penuh (fully mediated) pengaruh unconditional self-acceptance terhadap prestasi akademis (Indirect Effect = 0,0304, BootSE = 0,0151, 95% CI [0,0024 – 0,0615]).

Academic achievement is one of many component of the students success in college institutions. One of the factors that play a role in improving the function of students to achieve the academic achievement is unconditional self-acceptance. Students which have high unconditional acceptance will increase their grit so they can be persevere and keep their passion up when they face challenges and failures that may occur in achieving the goals of high academic achievement. This study looks at the relationship between unconditional self-acceptance and academic achievement that mediated by grit based on the theory of self-regulation. The results of this study that conducted from 306 students who were taking course at least semester 7 scattered throughout Indonesia showed the results that grit fully mediated the effect of unconditional self-acceptance on academic achievement. (Indirect Effect = 0.0726, BootSE = 0,0304, BootSE = 0,0151, 95% CI [0,0024 – 0,0615])."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verina Mardhatillah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kontrol diri ibu dan keterlibatan ibu dengan kontrol diri anak pada anak berusia 3-5 tahun. Kontrol diri merupakan aspek yang penting dalam kehidupan individu. Pada anak-anak usia 3-5 tahun mencubit dan memukul teman maupun menangis kencang karena tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan merupakan tingkah laku yang berkaitan dengan kontrol diri. Untuk melihat kontrol diri ibu, diberikan alat ukur Self-Control Scale (SCS) yang dikembangkan oleh Tangney, Baumeister, dan Boone (2004). Variabel keterlibatan ibu diukur menggunakan Maternal Involvement Scale-Reported (MIS-R) yang dikembangkan oleh Finley, Mira, dan Schwartz (2008), yang melihat keterlibatan ibu dalam tiga dimensi, yaitu instrumental, ekspresif, dan mentoring/advising. Kontrol diri anak diukur menggunakan Behavior Problem Index (BPI) yang dikembangkan oleh Peterson dan Zill (1986). Seluruh instrumen dalam penelitian ini diisi oleh ibu. Penelitian ini mendapatkan data sebanyak 119 partisipan ibu yang berusia 25-50 tahun. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara kontrol diri ibu dengan kontrol diri anak, dengan mengontrol keterlibatan ibu (r=0,181; p<0,05).

The aim of this study is to see the relationship between maternal self-control and matenal involvement with children’s self-control on 3-to-5-year old children. Self-control is an important aspect in an individual's life. On 3-to-5 year old children, pinching and beating friends or crying loudly because they do not get something they want is behavior related to self control. Maternal self-control was measured using a self-reported questionnaire named Self-Control Scale (SCS) developed by Tangney, Baumeister, and Boone (2004), while Maternal involvement was measured using a self-reported questionnaire named Maternal Involvement Scale-Reported (MIS-R) developed by Finley, Mira, and Schwartz (2008). In this measurement, maternal involvement is divided by three dimensions, instrumental, expressive, and mentoring/advising. Children’s self-control was measured using a self-reported questionnaire named Behavior Problem Index (BPI) developed by Peterson and Zill (1986). All instruments in this study were filled by mothers. This study obtained data from 119 participants aged 25-50 years. Result shows a significant positive correlation between maternal self-control with children’s self-control and maternal involvement as a control variable (r=0,181; p<0,05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esteria Guretty
"Remaja merupakan transisi perkembangan dari anak-anak menuju ke fase dewasa. Ketidakmatangan remaja seringkali menjebak mereka dalam kasus-kasus yang merugikan dirinya seperti seks bebas, penggunaan obat-obatan terlarang, kekerasan dan lain sebagainya. Kontrol diri merupakan kemampuan untuk menahan impuls untuk menghindari perilaku beresiko dan memperoleh kesenangan jangka panjang. Salah satu hal yang menentukan kontrol diri seseorang adalah keterlibatan ayah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara keterlibatan ayah dan kontrol diri pada remaja. Pengukuran keterlibatan ayah dilakukan menggunakan Nurturant Fathering Scale (NFS) untuk domain afektif dan Father Involvement Scale (FIS) untuk domain perilaku (Finley & Schwartz, 2004), sedangkan kontrol diri menggunakan Kontrol Diri Scale (SCS, Tangney, Baumeister, & Boone, 2004). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 170 orang remaja berusia 12-20 tahun di Jakarta, Depok, dan Bekasi. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dan kontrol diri pada domain afektif, sedangkan pada domain perilaku tidak ditemukan hubungan yang signifikan.

Adolescence development is the stage from children to adult. Adolescent immaturity often made them trapped in cases that adverse themselves, such as free sex, drug use, violence, and etc. Self-control is the ability to resist impulses of risky behaviors and gain long-term pleasure. One important thing that determines a person's self-control is father involvement. This study was conducted to examine the relationship between father involvement and self-control in adolescents. Measurements performed using Nurturant Fathering Scale (NFS) for the affective domain and the Father Involvement Scale (FIS) for the behavior domain (Finley & Schwartz, 2004). To measure self-control, this study used Self-Control Scale (SCS, Tangney, Baumeister, & Boone, 2004). The sample participated in this research were 170 adolescents aged 12-20 years old in Jakarta, Depok, and Bekasi. The results showed a significant correlation between father involvement and self-control in the affective domain, while the behavior domain had no significant relationship.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>