Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 230341 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Munthe, Mailis Suyanti
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih tingginya pengembalian berkas klaim Inacbg’s Rawat Inap di RS Kanker “Dharmais” dimana pengembalian tertinggi disebabkan oleh konfirmasi koding dan resume medis. Hal ini berpotensi menimbulkan kerugan bagi RS akibat pembayaran klaim yang tertunda. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kelengkapan dan ketepatan komponen diagnosis, prosedur dan koding terhadap besaran tarif klaim INA-CBG’s rawat inap di RS Kanker “Dharmais”. Studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam dan telaah resume medis pasien kanker payudara yang mendapatkan kemoterapi selama bulan Maret 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaklengkapan pengisian resume medis tertinggi dalam pengisian indikasi masuk rawat 41%, pemeriksaan fisik 20%, dan pemeriksaan penunjang 4% dari total 45 kasus yang ditelaah. Angka ketidaksesuaian penulisan diagnosis sekunder dan prosedur berturut-turut sebesar 40% dan 37.8%. Namun penulisan diagnosis utama sudah sesuai antara rekam medis dan resume medis. Ketidaktepatan koding diagnosis utama masih ditemukan yaitu sebesar 17.8%. Akibat dari ketidaktepatan koding diagnosis utama, ketidaksesuaian diagnosis sekunder dan ketidaksesuaian prosedur/tindakan terdapat selisih negatif sebesar Rp. 142.763.800. Untuk itu komitmen dari manajemen RS Kanker “Dharmais” yaitu tim yang terlibat dalam koding final yang merupakan tim internal rumah sakit perlu diperkuat dalam rangka meningkatkan kualitas berkas klaim dari aspek kelengkapan dan ketepatan diagnosis, prosedur dan koding sehingga didapatkan nilai klaim INA-CBG’s yang tepat.

The background of this research is the highest return of inpatient Inacbg’s claim in Dharmais Cancer Center because of confirmation of coding and medical resume. This would potentially become hospital loss of payment due to pending claims payments. The study was aiming to analyzing the completeness and accuracy of diagnosis, procedure and coding against amount of INA-CBG’s inpatient claim rate in Dharmais National Cancer Center. This case study research was using a qualitative approach by doing the indeph interview and analyzing the medical resume of breast cancer patients who received chemotherapy during March 2018. The result revealed that the incompleteness of the medical resume written was high in certain component e.a indication of admission (41%), physical examination (20%), supporting investigation(4%) of total 45 cases reviewed. Incorrect written of secondary diagnosis and procedure was 40% and 37.8%. Primary diagnosis is found match between medical record and medical resume. However, inaccuracy of primary diagnosis coding was found in the amount of 17.8%. Due to incompleteness and inaccuracy of claim have potentially effect hospital loss approximately by Rp. 142.763.800. Therefore, hospital should empowered the internal team tahat involve in the process of final coding in order to improve the quality of claim document started from the aspect of completeness and accuracy of diagnosis, procedure and coding to obtain the right claim value of INACBG’s.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Febriadi
"Latar belakang penelitian ini adalah karena masih terjadi pengembalian berkas klaim INACBG’s Rawat Inap di RS Kanker Dharmais dimana penyebab pengembalian tertinggi adalah pada kasus konfirmasi koding dan resume medis. Hal ini berpotensi menimbulkan kerugian bagi RS akibat pembayaran klaim yang tertunda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis kelengkapan dan ketepatan komponen diagnosis, prosedur, dan koding terhadap besaran tarif klaim INACBG’s rawat inap di RS Kanker Dharmais. Studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam dan telaah resume medis pasien kanker payudara yang mendapatkan layanan operasi selama bulan Januari sampai dengan Juni 2022. Dari data awal yang didapatkan adalah bahwa di RS Kanker Dharmais pada tahun 2021 terlihat dari 12.941 berkas klaim rawat inap yang dikirimkan ke BPJS Kesehatan terdapat pengembalian berkas sebesar 1,38% yaitu 179 berkas. Artinya terdapat penundaan pembayaran klaim rawat inap sebesar Rp.6.927.739.198,- dari total klaim BPJS Kesehatan pada tahun 2021 sebesar Rp.223.542.062.405,- yang diajukan dalam periode tersebut. Kemudian dari data juga didapatkan bahwa pengembalian berkas klaim dikarenakan beberapa sebab seperti konfirmasi koding resume medis, kriteria klaim COVID19, dan konfirmasi pelayanan IGD yang lebih dari 6 jam. Alasan pengembalian berkas klaim paling banyak yaitu konfirmasi resume medis dan koding dengan porsi 90% dan nilai klaim sebesar Rp6.234.965.278,-. Bisa diartikan bahwa kelengkapan resume medis dan ketepatan koding merupakan alasan terbesar dalam penundaan atau bahkan bisa menjadi pengurangan pendapatan RS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 289 berkas tindakan operasi pasien kanker payudara selama Januari sampai Juni 2022. Kemudian diambil 168 sampel dari berkas tersebut untuk diteliti. Dari 168 sampel tersebut menunjukkan ada 20 berkas (11,9%) yang tidak sesuai dengan rincian, 11 sampel (13,4%) memiliki Diagnosis Sekunder yang tidak sesuai dan 10 sampel (6%) dengan Tindakan Operasi yang tidak sesuai. Namun dari hasil verifikasi berkas oleh Koder eksternal didapatkan perbedaan tarif INACBG’s dengan selisih lebih rendah Rp5,480.900,- pada 1 sampel. Dapat disimpulkan manajemen pengelolaan berkas klaim tindakan operasi kanker payudara di RSKD sudah cukup baik dibuktikan dengan hasil kelengkapan pengisian berkas rekam medis dan perbedaan minimal dari koding tindakan operasi. Hal ini terjadi berkat sudah berjalannya sistem rekam medis elektronik.

The background to this research is because there are still returns of INACBG's Inpatient claim files at Dharmais Cancer Hospital where the highest cause of returns is cases of coding confirmation and medical resumes. This has the potential to cause losses for hospitals due to delayed claim payments. The aim of this research is to analyze the completeness and accuracy of diagnosis, procedure and coding components on the amount of INACBG's inpatient claim rates at Dharmais Cancer Hospital. This case study uses a qualitative approach with in-depth interviews and review of medical resumes of breast cancer patients who received surgical services from January to June 2022. From the initial data obtained, in 2021, Dharmais Cancer Hospital saw 12,941 inpatient claim files submitted. sent to BPJS Health there was a file return of 1.38%, namely 179 files. This means that there is a delay in payment of inpatient claims amounting to IDR 6,927,739,198,- of the total BPJS Health claims in 2021 amounting to IDR 223,542,062,405,- submitted in that period. Then, from the data, it was also found that the return of claim files was due to several reasons, such as confirmation of medical resume coding, COVID19 claim criteria, and confirmation of emergency services taking more than 6 hours. The most common reason for returning claim files is confirmation of medical resumes and coding with a portion of 90% and a claim value of IDR 6,234,965,278.-. It could be interpreted that the completeness of medical resumes and the accuracy of coding are the biggest reasons for delays or even a reduction in hospital income. The research results showed that there were 289 files of breast cancer patient operations from January to June 2022. Then 168 samples were taken from these files for research. Of the 168 samples, 20 files (11.9%) showed that the details did not match, 11 samples (13.4%) had inappropriate secondary diagnoses and 10 samples (6%) had inappropriate surgical procedures. However, from the results of file verification by an external coder, it was found that the difference in INACBG's rates was a lower difference of IDR 5,480,900 in 1 sample. It can be concluded that the management of claim files for breast cancer surgery at RSKD is quite good, as evidenced by the completeness of filling in medical record files and minimal differences from the coding of surgical procedures. This happened thanks to the implementation of the electronic medical record system."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mangentang, Fera Retno
"Resume medis merupakan ringkasan seluruh masa perawatan dan pengobatan yang dilakukan oleh dokter kepada pasien. Kelengkapan resume medis adalah cerminan mutu rekam medis dan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Penulisan diagnosis diisi lengkap dan sesuai arahan pada ICD-10. Penelitian dengan mix method, penelitian kuantitatif desain potong lintang untuk mengetahui hubungan karakteristik dokter dengan kelengkapan resume medis dan kesesuaian penulisan diagnosis berdasarkan ICD-10 sebelum dan sesudah JKN.
Penelitian kualitatif untuk menggali informasi kelengkapan resume medis dan kesesuaian penulisan diagnosis berdasarkan ICD-10. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik dokter berhubungan dengan kelengkapan dan kesesuaian penulisan diagnosis berdasarkan ICD-10. Rumah sakit harus menerapkan SIMRS guna peningkatan kecepatan dan ketepatan pengisian rekam medis termasuk resume medis.

Medical Resume is summary of the whole treatment and medication that performed by doctor to patient. Resume medical completeness is reflections of the medical record quality and service which given by Hospital. Diagnosis Writing filled complete and according to ICD-10. Research with mix method, Quantitative research design cross-sectional to know relationship doctor characteristic with Medical Resume completeness and diagnosis writing suitability based on ICD-10 before and after JKN.
Qualitative Research for dig information medic resume completeness and diagnose writing suitability based on ICD-10. Research Result showing the doctor characteristic correspond with completeness and suitability diagnosis writing based on ICD-10. The hospital must apply SIMRS in order to increase speed and accuracy medical record filling including medical resume.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44655
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eastham, R.D.
Singapore: PG Publisher, 1989
616.075 EAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Emailsa Denta
"Latar Belakang: Stadium saat terdiagnosis merupakan faktor prognostik terpenting yang menentukan kesintasan pasien kanker kolorektal (KKR). Sebagian besar pasien terdiagnosis pada stadium lanjut dan dilaporkan mengalami keterlambatan diagnosis dan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran case manager dalam efisiensi waktu tunggu diagnosis dan terapi serta melihat faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan diagnosis dan terapi tersebut.
Metode: Studi analisis deksriptif dengan desain potong lintang untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan diagnosis dan terapi pada pasien KKR yang dengan case manager dan tanpa case manager yang dirujuk ke Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo periode Juli 2018 sampai Maret 2019.
Hasil: Sebanyak 20 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, enam pasien didampingi oleh case manager dan 14 pasien tidak. Total enam pasien (100%) yang dengan case manager tidak ada yang mengalami keterlambatan diagnosis dan terapi, sedangkan pada kelompok yang tanpa case manager didapatkan keterlambatan diagnosis pada tiga pasien (21,4%), keterlambatan terapi pada empat pasien (28,6%) dan keterlambatan sistem pada lima pasien (35,7%), meskipun hal ini tidak bermakna secara statistik (p > 0,05). Didapatkan waktu tunggu diagnosis yang lebih singkat pada kelompok case manager versus tanpa case manager [14 hari (SB 13) versus 18,5 hari (SB 13); p 0,496]. Hasil serupa juga terlihat pada waktu tunggu terapi [17,5 hari (SB 6,7) versus 21,5 hari (9-189 hari); p 0,076]. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara usia, tingkat pendidikan, domisili, dan stadium saat terdiagnosis dengan keterlambatan diagnosis dan terapi.

Background: The stage of a colorectal cancer (CRC) at the time of treatment is the most important prognostic factor influencing survival. Majority of CRC patients are diagnosed at an advanced stage and eventually experiencing delay in diagnosis and therapy. The aim of this study was to investigate the effectiveness of case manager oncology in shortening the waiting time for diagnosis and therapy and analyse factors influencing the delay.
Method: A descriptive cross-sectional study was conducted to determine the relationship between factors influencing the delay in diagnosis and therapy in CRC patients with or without accompaniment of case manager who were referred to Radiotherapy Department of Cipto Mangunkusumo Hospital during period July 2018 to March 2019.
Result: There were 20 eligible patients enrolled in this study, 6 patients were assisted by case manager and 14 patients were not. None patients (100%) having delay of diagnosis and therapy in case manager group while in non-case manager group there were 3 patients (21.4%) having delay in diagnosis, 4 patients (28.7%) having delay in therapy, and 5 patients (35.7%) delay in system, although no statistically significant differences were found. The waiting time for diagnosis was shorter in case manager group versus non-case manager group [14 days (SD 13) versus 18,5 days (SD 13); p 0,496] and similar result were also seen in waiting time for therapy [17,5 days (SD 6,7) versus 21,5 days (9-189 days); p 0,076]. There were no significant association between age, level of education, place of residence, and stage at diagnosis with delay in diagnosis and therapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Huda
"Kanker merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Jenis kanker yang paling banyak ditemukan adalah kanker payudara dan menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia. Pada umumnya pasien yang datang dalam keadaan stadium lanjut. Terkait hal tersebut maka perawat, khususnya perawat spesialis mempunyai peranan yang penting dalam penatalaksanaan asuhan keperawatan pasien kanker payudara. Praktek residensi keperawatan medikal bedah menerapkan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan teori Peacefull End of Life yang berfokus pada lima konsep utama yaitu bebas dari rasa nyeri, rasa nyaman, harga diri, tenang dan kedekatan dengan orang yang bermakna. Edukasi dengan menggunakan audiotape dan booklet merupakan bukti mutakhir dalam menurunkan kecemasan dan peningkatan kemampuan dalam menangani efek samping kemoterapi pada pasien kanker payudara. Berkontribusi dalam pengembangan pengkajian cachexia merupakan suatu inovasi yang dilakukan. Hasil analisis pratek menunjukkan bahwa teori Peacefull End of Life cocok diterapkan pada asuhan keperawatan kanker. Edukasi dengan menggunakan audiotape dan booklet efektif menurunkan kecemasan dan meningkatan kemampuan pasien dalam menghadapi efek samping kemoterapi, format pengkajian cachexia yang dikembangkan cukup sensitif dan komunikatif dalam menilai status nutrisi pasien sehingga berdampak kepada peningkatan kualitas asuhan keperawatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien pada area keperawatan onkologi.

Cancer is a common health problem in the world, including in Indonesia. Breast cancer is the most common cancer and become a leading cause of death among Indonesian women. Most of them come to hospital at advanced stage. Therefore, the role of specialist nurse are very important in breast cancer treatment. Medical surgical nursing practice residency has aimed to provide comprehensive nursing care by using Peaceful end of life Theory approach. This theory has five major concept constituted not being pain, comfort, dignity and respect, being peace and closeness to significant other. Education using booklet and audiotapes is a recent evidence to decrease anxiety and increase on the number of self care behaviour used by breast cancer women to minimize side effect of chemotherapy. Actively contributed in developing cachexia assessment scale tool is a kind of innovative idea . As a result, Residence practice analysis showed that nursing care in oncology area can use Peaceful End of Life theory approach as a guideline, Education using booklet and audiotape is a kind of effective way for managing side effect in breast cancer women who receiving chemotherapy, cachexia assessment scale tool is is an effective and communicative tool in assessing nutrition problem for cancer patient which has effect for high quality nursing care in oncology area. So, the final aimed to increase patient quality of life will be achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Diken Safitri
"Asma telah dibuktikan oleh penelitian-penelitian sebagai faktor risiko baru dari stroke. Meskipun begitu, kesimpulan dan mekanisme hubungan antara kedua penyakit ini masih belum diketahui pasti. Salah satu dugaan mengenai mekanisme hubungan ini adalah karena adanya asosiasi asma dengan faktor risiko stroke, termasuk faktor demografi dan perilaku. Hasil Riskesdas 2007 hingga 2018 juga mendukung dugaan hubungan ini dengan adanya kesamaan tren prevalensi stroke dan asma dari tahun ke tahun. Namun, belum ada penelitian dengan jumlah sampel besar di Indonesia yang mempelajari hubungan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan asma dan stroke beserta interaksi asma dengan faktor risiko demografi (usia, jenis kelamin, wilayah tinggal) dan perilaku (perilaku merokok, konsumsi makanan berserat, aktivitas fisik, konsumsi alkohol) terhadap kejadian stroke pada penduduk usia ≥15 tahun di Indonesia tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan data sekunder Riskesdas 2018. Populasi penelitian direstriksi pada penduduk usia ≥15 tahun di Indonesia yang sedang tidak hamil dan tidak memiliki kondisi: hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, IMT berlebih, lingkar perut berlebih, dan dislipidemia. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan kasar yang signifikan (p<0,05) antara asma dan stroke dengan POR sebesar 1,627 (95% CI: 1,120 – 2,364) pada penduduk sesuai kriteria penelitian. Namun, setelah dikontrol oleh usia tidak ditemukan hubungan yang signifikan (p>0,05) antara asma dan stroke (POR=1,419; 95% CI: 0,976 – 2,064). Adapun, tidak ditemukan interaksi (p uji homogeneitas>0,05) antara asma dengan satupun faktor demografi atau perilaku yang terbukti sebagai faktor risiko stroke dalam penelitian ini (usia, jenis kelamin, wilayah tinggal, perilaku merokok, aktivitas fisik). Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk studi di masa yang akan datang dalam menginvestigasi hubungan kedua penyakit ini lebih lanjut.

Recent researches have shown evidence that asthma is a novel risk factor for stroke. However, the conclusion and mechanism of the relationship remain uncertain. One of the potential mechanisms that could explain this relationship is the association between asthma and risk factors of stroke, including demographic and behavioral factors. Results from Indonesia Basic Health Research that show similar trends of asthma and stroke prevalence from 2007 to 2018 in Indonesia further support the association present between asthma and stroke. Yet, to the best of our knowledge, there hasn't been any study with a large sample size in Indonesia to analyze this association. This study aims to investigate the relationship between asthma and stroke, as well as the interactions between asthma and each of demographic (age, sex, residential area) and behavioral (smoking, fibrous food consumption, physical activity, alcohol consumption) factors in the said relationship between both diseases on adults aged 15 years and older in 2018. This study uses a cross-sectional design and utilizes data from Indonesia Basic Health Research 2018. The population is restricted to adults in Indonesia aged 15 years onwards who are not pregnant and don't have any of the conditions: hypertension, diabetes mellitus, heart disease, high BMI, high abdominal circumference, and dyslipidemia. Results show that there is a significant (p<0.05) crude association between asthma and stroke with POR of 1.627 (95%CI: 1.120 – 2.364). However, after controlling for age, no significant (p>0.05) association is found between both diseases (POR=1.419; 95%CI: 0.976 – 2.064). As for the interaction, there is no interaction (p test of homogeneity>0.05) found between asthma and any of the significant risk factors for stroke investigated in this study from either demographic (age, sex, residential area) or behavioral (smoking, physical activity) factors. This study can be used as a reference for future studies that will further investigate the relationship between asthma and stroke."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Puji Wahyuni
"Kanker payudara menimbulkan dampak sangat kompleks pada pasien. Keluarga sebagai caregiver memberikan perawatan serta dukungan kepada pasien untuk memnuhi semua kebutuhan pasien. Pengasuhan pada pasien kanker payudara dapat menyebabkan keluarga merasakan beban pengasuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran beban pengasuhan pada keluarga pasien kanker payudara selama pandemi COVID 19 di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kategorik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 76 keluarga pasien kanker payudara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Zarit Burden Interview. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas caregiver berusia 17-30 tahun sedangkan mayoritas usia pasien lebih dari 45 tahun. Sebanyak 68,4% responden memiliki durasi merawat >12 jam/hari, mayoritas responden merawat pasien selama >1 tahun, sebanyak 43,4% responden berasal dari suku Jawa, sebanyak 82,9% memiliki pendidikan tinggi (SMA-Sarjana), sebanyak 45,3% responden berkerja dengan 72,4% memiliki gaji dibawah UMR Jakarta, dan sebanyak 61,8% responden berstatus belum menikah dengan mayoritas 44,7% berstatus sebagai anak pasien. Sebanyak 81,6% responden tinggal bersama pasien, mayoritas responden memiliki asuransi kesehatan untu membayar biaya pengobatan pasien. Hasil uji korelasi penrlitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik demografi responden dengan beban pengasuhan yang dialami caregiver. Dimensi beban pengasuhan yang memiliki skor tertinggi adalah beban dalam hubungan dan skor terendah adalah beban dalam kehidupan sosial dan keluarga. Hasil ini menunjukkan bahwa masih cukup banyak keluarga pasien yang mengalami beban pengasuhan berat dan butuh bantuan dari tenaga kesehatan dalam pemberian perawatan kepada pasien kanker payudara.

Breast cancer has a complex impact on the patient. The family as the caregiver provides care and support to the patient's needs. Providing care to the patient with cancer poses a significant burden on the family caregiver. This study aimed to determine demographic factors associated with caregiver burden among families of breast cancer patients during the COVID-19 pandemic at the Dharmais cancer hospital in Jakarta. This study is a cross-sectional descriptive design. This study used a purposive sampling technique with a total sample of 76 families of breast cancer patients. The instrument used in this research is Zarit Burden Interview. The results of this study indicate that the majority of caregivers are 17-30 years old, the majority of patients are more than 45 years old, 68.4% of respondents have a duration of care > 12 hours, the majority of respondents take care of patients for > 1 year, as many as 43.4% of respondents come from Javanese ethnicity, 82.9% have higher education (Senior High School-Bachelor), as many as 45.3% of respondents work with 72.4% have a salary below the Jakarta UMR, as many as 61.8% of respondents are unmarried with the majority 44.7% status as the patient's child, as many as 81.6% of respondents live with the patient, the majority of respondents have health insurance to pay for the patient's medical expenses, 35.5% of patients have stage III breast cancer, and as many as 82.9% of the patient's family feel the patient's support when treating patients. The results of the research correlation test showed that there was no significant relationship between the demographic characteristics of the respondents and the caregiving burden experienced by the caregiver. The dimension of parenting burden that has the highest score is the burden in relationships and the lowest score is the burden in social and family life. These results show that there are still quite a lot of families of patients who are experiencing severe caregiver burden and need help from health workers in providing care to breast cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Subirosa Sabarguna
Jakarta: UI-Press, 2006
616.075 BOY a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>