Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99239 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendryk Kasienjer
"Dengan pendekatan kualitatif, tesis ini menggambarkan Pelaksanaan Subsidi Langsung Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Koja. Kesimpulan penelitian ini adalah kebiajakn subsidi langsung pelayanan kesehatan belum dapat dipahami terutama stakeholder pelaksana kebijakan. Peningkatan pelayanan kesehatan hanya sebatas fasilitas sarana dan prasarana. Faktor penghambat pelaksanaan subsidi langsung pelayanan kesehatan diantaranya: sumber daya manusia, komunikasi, isi kebijakan, koordinasi antar sektoral, dan anggaran kesehatan.

With a qualitative approach, this thesis describes the implementation of Direct Subsidy Health Service District Health Clinics Koja. The conclusion of this study is kebiajakn direct subsidy of health care can not be understood primarily stakeholder policy implementers. Improvement of health services was limited infrastructure facilities. Factors inhibiting the implementation of direct subsidy of health care such as: human resources, communications, policy content, intersectoral coordination, and health budgets."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vellyana Gustika
"Pembiayaan pelayanan kesehatan pasien COVID-19 di rumah sakit dapat di klaimkan kepada Kementerian Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya pelayanan pasien rawat jalan COVID-19 di RSUD Matraman dan perbandingannya dengan tarif Kementerian Kesehatan. Desain penelitian ini adalah penelitian operasional dengan mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif. Variabel penelitian meliputi jenis kelamin, usia, diagnosa, komorbid pasien, dan biaya rata-rata pelayanan pasien rawat jalan. Kemudian dilakukan analisis perbandingan biaya pelayanan pasien di rumah sakit dan tarif Kementerian Kesehatan. Biaya pelayanan pasien COVID-19 ditinjau berdasarkan perspektif rumah sakit (health provider) dengan melihat komponen tagihan biaya konsultasi, bmhp, obat, tindakan medis dan pemeriksaan penunjang. Dari 84 berkas tagihan pasien didapatkan biaya rata-rata pelayanan pasien rawat jalan COVID-19 yang terbesar adalah Suspek COVID-19 dengan komorbid (Rp. 654.331) dan yang terkecil pada Terkonfirmasi COVID-19 dengan komorbid (Rp. 330.817). Komponen biaya terbesar adalah biaya tindakan medis dan penunjang (77%). Terdapat perbedaan rata-rata biaya yang signifikan antara variable usia, jenis kelamin, diagnosa, komorbid terhadap biaya pelayanan pasien rawat jalan COVID-19 (p <0.005). Selisih antara biaya pelayanan dengan tarif kementerian kesehatan terbesar adalah pada suspek COVID-19 dengan komorbid (-) Rp. 208.069/Pasien, Evaluasi biaya pada pelayanan pasien COVID-19 sangat perlukan untuk meningkatkan kendali mutu dan kendali biaya di rumah sakit.

The cost of health services for COVID-19 patients in hospitals can be claimed to the Ministry of Health. This study aims to analyze the cost of outpatient services for COVID-19 at RSUD Matraman and its comparison with the Ministry of Health's rates. The design of this research is operational research by collecting quantitative and qualitative data. The research variables included gender, age, diagnosis, patient comorbidities, and the average cost of outpatient services. Then performed a comparative analysis of the cost of patient care at the hospital and the Ministry of Health rates. Covid-19 patient service costs are reviewed from the perspective of the hospital (health provider) by looking at the components of the bill for consultation fees, consumable medical cost, drugs, medical actions and supporting examinations. From 84 patient bill files, the largest average cost of outpatient services for COVID-19 was Suspect COVID-19 with comorbid (Rp. 654,331) and the smallest was Confirmed COVID-19 with comorbid (Rp. 330,817). The largest cost component was the cost of medical and supporting actions (77%). There was a significant difference in the average cost between age, sex, diagnosis, and comorbid variables on the cost of outpatient services for COVID-19 (p <0.005). The biggest difference between the service fee and the Ministry of Health's tariff is the suspected COVID-19 with comorbid (-) Rp. 208.069 / Patient, Evaluation of costs on COVID-19 patient services is urgently needed to improve quality control and cost control in hospitals."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apriningsih
"Tesis ini membahas hubungan mutu fungsional layanan kesehatan dan minat
pasien kembali menggunakan layanan rawat inap RSIA Buah Hati tahun 2009.
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan pendekatan
kuantitatitf Penilaian Mutu fimgsional layanan diukur berdasarkan dimensi
servqual yang disesuaikarf dengan keadaan di RSIA Buah Hati. Dari penelitian didapatkan bahwa secara statistik ada hubungan bermakna antara mutu iimgsional layanan rawat inap RSIA Buah hati dengan minat pasien kernbali, dengan dimensi assurance dan responsiveness sebagai variabel dominan dan variabel penganjur sebagai variabcl perancu _ Faktor yang memiliki nilai kepuasan pasien terendah adalah perawat menunnm posisi dan cara menyusukan bayi, perawat memastikan pelaksanaan IMD, petugas mempromosikan asi ekslusiil petugas tidak membuat pasien menunggu terlalu lama, petugas memiliki sikap yang bersahabat dan murah senyurn, petugas memberikan penjelasan yang dibutuhkan pasien, kejelasan informasi
pemakaian atau kegunaan obat oleh petugas, dan keluhan pasien diberikan tanggapan, sehingga perlu ditingkatkan ketrampilan petugas untuk menangani masalah yang dihadapi pasien dan berorientasi terhadap pelanggan.
Kata Kunci: Mutu iimgsional Layanan Kesehatan, Minat Pasien kembali
menggunakan layanan rawat inap"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33927
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Avira Tri Cahyani
"Kesehatan merupakan hak dasar bagi setiap orang dan semua warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Dalam menjalankan program JKN, BPJS Kesehatan bekerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan pada tingkat pertama (Menteri Kesehatan RI, 2013). Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dapat bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yaitu klinik pratama. Fasilitas tingkat pertama dapat melayani program yang dibentuk oleh BPJS, yaitu Program Rujuk Balik (PRB). klinik pratama memiliki peranan penting dalam menyelenggarakan pelayanan medik dasar termasuk pelayanan rujuk balik peserta jaminan kesehatan nasional. Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan, Klinik Pratama Avi Medika yang berada di Jl. Villa Nusa Indah 5, Ciangsana, Gunung Putri, Bogor 16968 dinyatakan layak untuk didirikan sebagai apotek yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Kata Kunci: Klinik, Pelanggan,Digitalisasi.

Health is a basic right for everyone and all citizens are entitled to health services. In implementing the JKN program, BPJS Kesehatan cooperates with health service facilities at the first level (Menteri Kesehatan RI, 2013). One of the first-level health service facilities that can cooperate with BPJS Kesehatan is the pratama clinic. The first level facility can serve the program established by BPJS, namely the Referral Program (PRB). Pratama clinics have an important role in providing basic medical services, including referral services for participants of the national health insurance. Based on the results of the analysis that has been carried out, the Avi Medika Pratama Clinic, which is located on Jl. Villa Nusa Indah 5, Ciangsana, Gunung Putri, Bogor 16968 was declared eligible to be established as a pharmacy in collaboration with BPJS Health. Keywords: Clinic, Customer, Digitalization"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Veney, James E.
New Jersey : Prentice-Hall, 1989
362.1 VEN e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Nuhayudista Adiandini
"

Penelitian ini membahas mengenai perencanaan kebutuhan tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat di jajaran Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Dinas Kesehatan DKI Jakarta menggunakan pendekatan berbasis beban kerja dalam menghitung perhitungan kebutuhan tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat. Namun, dalam implikasinya masih ditemukan ketidaksesuaian, terutama dalam menentukan angka dari variabelnya. Berdasarkan teori yang ditemukan, pendekatan yang paling efektif untuk menghitung kebutuhan SDM Kesehatan adalah needs-based (berbasis kebutuhan). Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui proses, faktor, dan kesenjangan dalam perencanaan kebutuhan tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat di jajaran Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan memanfaatkan data sekunder. Hasil dari penelitian ini berupa formula, langkah, dan pengaplikasian needs-based  dalam perhitungan kebutuhan tenaga Penyuluh Kesehatan Masyarakat di jajaran Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendekatan needs-based dianggap lebih cocok untuk diterapkan dalam perhitungan kebutuhan Penyuluh Kesehatan Masyarakat  dan tenaga kesehatan lain yang memberi pelayanan UKM. Pendekatan ini dapat dijadikan sebagai langkah lanjutan dari metode ABK Kesehatan yang sudah digunakan sebelumnya. Perhitungan needs-based  dilakukan dengan menambahkan variabel target populasi dalam perhitungannya.


The focus of this study is about Health Human Resource Planning of Public Health Promotor in Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta services. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta use ABK Kesehatan method for calculating Health Promotor needs. However, we still found some errors dalam menentukan the variables. Based on the theory, that the most effective method for calculation Health Human Resource needs is the needs-based approach. The purpose of this study is to find out how the processes run, what factors influence the processes, and the gaps in Health Promotor Human Resource Planning in Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. This research uses qualitative method by utilizing secondary data from various sources. This study explains the  formulas, steps, and the application of needs-based approach for calculating the needs of Health Promotor in Dinas Kesehatan DKI Jakarta. From this study it can be concluded that the needs-based approach is suitable for calculating the needs of other Public Health Workers. This approach can be used as a further step from the ABK Kesehatan method that has been used before. The needs-based calculation is performed by adding a target population variable to its calculation.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sudjiati
"Perilaku sehat perawat masih perlu terus diperbaiki agar tidak menurunkan kondisi kesehatan perawat yang akan berdampak pada kinerja perawat dan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi determinan perilaku perawat sehat di rumah sakit umum. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang melibatkan 356 perawat pelaksana di satu Rumah Sakit Umum di Jakarta yang dipilih dengan tekhnik simple random sampling. Populasi yang digunakan perawat pelaksana di RSCM. Ukuran sampel menggunakan rumus Slovin. Perilaku sehat perawat diukur dengan alat ukur yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan profil gayahidup promosi kesehatan II dan perilaku perawat sehat, pernyataan yang sudah valid dan reliabel dengan nilai r < 0,367 dan Cronbach alpha = 0,389 - 0,889.
Hasil analisis regresi logistik berganda mendapatkan determinan perilaku perawat sehat yaitu profil gaya hidup pada aspek aktifitas fisik (p<0,01; OR 4,760), manajemen stres (p<0,001; OR 4,549), dan spiritual (p=0,211; OR 1,456). Faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pernikahan, status kepegawaian, lama kerja, jenis ruangan unit kerja, pengetahuam sikap, faktor lingkungan dan beban kerja tidak berhubungan dengan perilaku perawat sehat (p>0,05). Akan tetapi, hasil uji chi square mendapatkan usia (p=0,038), tingkat pendidikan (0,034), sikap (p=0,002) dan profil gaya hidup (semua aspek p<0,001) berhubungan dengan perilaku perawat sehat. Program pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perawat yang terstruktur dan terukur secara berkala perlu dibuat baik oleh individu perawat maupun pihak manajemen.

The healthy behavior of nurses still needs to be improved so as not to reduce the health condition of nurses which will have an impact on the performance of nurses and the quality of nursing services provided. The purpose of this study was to identify the behavioral determinants of healthy nurses in public hospitals. This study used a cross- sectional design involving 356 nurses at one general hospital in Jakarta which were selected using a simple random sampling technique. The population used by nurses in RSCM. The sample size uses the Slovin formula. Nurses' healthy behavior was measured by a measuring instrument developed by researchers based on the health promotion lifestyle profile II and healthy nurse behavior, statements that were valid and reliable with r value < 0.367 and Cronbach alpha = 0.389 - 0.889.
The results of multiple logistic regression analysis found that the behavioral determinants of healthy nurses were lifestyle profiles on aspects of physical activity (p < 0.01; OR 4.760), stress management (p < 0.001; OR 4.549), and spirituality (p = 0.211; OR 1.456). Factors of age, gender, education level, marital status, employment status, length of work, type of work unit room, knowledge of attitudes, environmental factors and workload were not related to the behavior of healthy nurses (p> 0.05). However, the results of the chi square test found that age (p=0.038), education level (0.034), attitude (p=0.002) and lifestyle profile (all aspects p<0.001) were related to the behavior of healthy nurses. A structured and measurable program for maintaining and improving the health of nurses on a regular basis needs to be made by both individual nurses and the management.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wike Pratiastuti
"Salah satu tujuan program KIA adalah meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan ibu dan anak karena ibu dan anak adalah kelompok yang rentan terhadap berbagai masalah seperti kesakitan dan gangguan gizi yang sering kali berakhir dengan kecacatan atau kematian, melalui upaya penggunaan buku KIA. Buku KIA wajib dimiliki oleh setiap ibu hamil untuk mengetahui perkembangan kesehatan ibu dan tumbuh kembang anak hingga usia 5 tahun, buku pedoman terpadu yang dimanfaatkan sebagai fungsi pencatatan, komunikasi, informasi dan edukasi bagi ibu hamil dan keluarga. Pemanfaatan buku KIA secara efektif dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu, gizi buruk pada anak dan angka kematian bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku ibu hamil dan balita ditinjau dari faktor predisposing, reinforcing dan enabling dalam pemanfaatan buku KIA. Penelitian kualitatif ini menggunakan desain Rapid Assessment Procedures (RAP) pada ibu hamil/balita dengan triangulasi sumber pada informan suami, kader posyandu dan bidan kemudian dilakukan analisis tema. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan buku KIA oleh ibu hamil masih terbatas untuk pemeriksaan kehamilan, imunisasi dan penimbangan di Posyandu. Frekuensi pemeriksaan ANC lebih dari 4 kali selama masa kehamilan namun minat baca dan kepatuhan membawa serta merawat buku KIA masih rendah. Hal ini dikarenakan oleh faktor predisposing pengetahuan ibu yang kurang tentang fungsi buku KIA sebagai komunikasi, informasi dan edukasi dalam kesehatan ibu dan anak, faktor reinforcing kurangnya dukungan suami, kurangnya dukungan bidan dalam memberikan konseling tentang fungsi buku KIA karena beban kerja berat, motivasi kurang serta tidak adanya pelatihan dalam 1 tahun terakhir, selain itu dukungan kader dalam penyuluhan juga kurang dan faktor enabling yaitu karena waktu pelayanan di puskesmas yang terbatas hanya sampai siang hari. Oleh karena itu perlu ditinjau kembali pemanfaatan buku KIA sesuai dengan fungsinya dengan menyediakan media KIE sehingga dapat dipahami oleh ibu hamil/balita serta keluarga, selain itu perlu peninjauan kembali beban kerja bidan dan kompetensinya sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di masyarakat, dan lebih meningkatkan kembali peran kader dalam penyuluhan kepada ibu hamil/balita di masyarakat.

One of the objectives of the MCH program is to increase family independence in maintaining maternal and child health because mothers and children are vulnerable to various problems such as morbidity and nutritional disorders which often end in disability or death, through efforts to use KIA books. The MCH handbook must be owned by every pregnant woman to know the development of maternal health and growth and development of children up to the age of 5 years, an integrated guidebook that is used as a function of recording, communication, information and education for pregnant women and families. The effective use of MCH books can improve the health of mothers and children so that they can reduce maternal mortality, child malnutrition and infant mortality. This study aims to describe the behavior of pregnant women and toddlers in terms of predisposing, reinforcing and enabling factors in the use of MCH books. This qualitative research uses the design of Rapid Assessment Procedures (RAP) for pregnant women/toddlers with source triangulation in husband informants, posyandu cadres and midwives then subject analysis with content analysis. The results showed that the utilization of the KIA book by pregnant women was still limited to prenatal care, immunization and weighing at the Posyandu. The frequency of maternal antenatal care (ANC) is more than 4 times during the pregnancy but reading interest and compliance with caring for KIA books are still low. This is due to the trigger factors (predisposing) of mothers lack of knowledge about the function of MCH books as communication, information and education in maternal and child health, reinforcing factors lacking husband support, lack of support from midwives in providing counseling about the functions of MCH books caused because of the heavy workload, lack of motivation and lack of training in the past 1 year, besides that cadre support in counseling is also lacking and enabling factors (enabling) affordability of health facilities, namely because the service time at the puskesmas is limited to daylight hours. Therefore, it is necessary to review the use of MCH books inccordace with their function by providing IEC media assistance so that they can be understood by pregnant women/toddlers and families. In addition, it is necessary to review the workload of midwives and their competence as the spearhead in maternal and child health services in the community, and further enhance the role of cadres in counseling to pregnant women/toddlers in the community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lupi Trijayanti
"Skripsi ini membahas mengenai kualitas informasi yang dihasilkan oleh Puskesmas Sukmajaya Kota Depok masih rendah untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model manajemen informasi pemantauan wilayah setempat terkait kesehatan ibu yang dapat menghasilkan informasi berbasis fakta untuk pengambilan keputusan yang tepat sasaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara observasi dan wawancara, serta melakukan analisis sistem dan mengembangkan sistem yang sudah ada.
Hasil analisis dari penelitian ini adalah adanya kekurangan dan kendala dari sistem yang sudah berjalan di Puskesmas Sukmajaya sehingga mempengaruhi kualitas dari informasi. Sehingga hasil dari penelitian adalah sebuah rancangan sistem informasi pencatatan dan pelaporan yang berbasis spreadsheet dan database untuk pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas Sukmajaya Kota Depok.

This thesis describes about quality of information that is produced by Sukmajaya Primary Health Center, Depok. The quality of information that is produced by Sukmajaya Primary Health Center, is still low to make a decision. So, this research is in order to make information management model of surveilance that concern about maternal health care. So, it can produce information based of evidence to make a decision that can intervetion to certain target. This thesis use qualitative methods with observation, interview and analysis a system and then discover a existing system.
The results of this research that information system at primary health center of sukmajaya has some weakness and constraint so it can influence quality of information. Result from this research is a discovery of registry and report information system based on spreadsheet and database for maternal health care at Sukmajaya Primary Health Center, Depok.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Jenni Hetti
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pemanfaatan pelayanan kesehatan dasar puskesmas oleh keluarga miskin sasaran Program JPS-BK, faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan puskesmas, dan proporsi keluarga miskin menurut kriteria BKKBN di Kecamatan Pulau Pinang.
Rancangan penelitian ini adalah cross sectional untuk melihat hubungan pendidikan, pengetahuan, sikap, persepsi sakit, kualitas pelayanan, sikap petugas, jarak, sarana transportasi, biaya transport, dan peran tim desa dengan pemanfaatan puskesmas. Sebagai responden adalah keluarga miskin sasaran Program JPS-BK di Kecamatan Pulau Pinang, berjumlah 150 orang yang dipilih secara acak sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pengetahuan, persepsi sakit, sikap petugas, jarak, biaya transport, dan peran tim desa berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas. Sementara faktor pendidikan, sikap, kualitas pelayanan, dan sarana transportasi tidak berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas.
Dari keenam faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas, ternyata peran tim desa dan persepsi sakit yang paling erat hubungannya dengan pemanfaatan puskesmas dengan OR masing-masing adalah 37,7233 (CI: 6,6872-212,8022) dan 18,4792 (CI: 3,8929-87,7181) Proporsi keluarga miskin sesuai dengan kriteria BKKBN yang menjadi sasaran Program JPS-BK adalah 78,7%, sedangkan sisanya sebanyak 21,3% bukan sasaran Program JPS-BK.
Agar pemanfaatan puskesmas lebih baik lagi pada masa yang akan datang, maka perlu dilakukan sosialisasi kepada sasaran dengan melibatkan peran tim desa, meningkatkan pelayanan puskesmas melalui perbaikan perilaku petugas, dan pembinaan intensif dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan sektor terkait.

Utilization of Health Care in Public Health Center by The Poor as the Target of Social Protection Sector Development Program (SPSDP) in Pulau Pinang Sub District, District of Lahat, the Year 2000This research aimed to describe the utilization of basic health service of public health center (PHC) by the poor as the target of Social Protection Sector Development Program (SPSDP) in Pulau Pinang Sub District as well as to look for the factors which related to utilization of PHC, and proportion of the poor family by BKKBN's criteria.
The design of this research was a cross sectional approach. Analysis was conducted to see the association between education, knowledge, attitude, perception about illness, quality of service, provider behavior, distance, means of transportation, transportation costs, role of village team, with utilization of PHC. The respondents were poor families as the target of SPSDP in Pulau Pinang Sub District, selected by using a simple random sampling technique. Total sample were 150 poor families.
The study revealed that knowledge, perception about illness, provider behavior, distance, transportation costs, and the role of village team were related to utilization of PHC. However education, attitude, quality of service and means of transportation factors were did not associate to utilization. The role of village team and perception about illness were the major factors that related with the utilization of PHC, with the odds ratio were 37,7233 (CI: 8,1395 - 936,2452) and 18,4792 (CI: 4,1593 - 157,4266).
This research recommends that in order to increase the utilization of PHC for the next time through socialization about SPSDP. The planners should socialize the program involving the village team, increase the quality of service with improve provider behavior and monitor intensively from District Health Department and cross-sector.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>