Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85957 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Kholisoh
"Penanggulangan terorisme masih menjadi tantangan global termasuk Indonesia, tahun 2014 Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mendeklarasikan sebagai Khilafah Islamiyah yang mentriger agresi Warga Negera Indonesia (WNI) baik laki-laki maupun perempuan, Di sisi lain, regulasi terkait penanganan tindak pidana terorisme di Indonesia belum bisa menjawab pola-pola kejahatan baru terorisme tersebut, sehingga hal ini menghambat upaya hukum dalam penanganan WNI eks pro ISIS yang dipulangkan dari Suriah termasuk rombongan keluarga yang melibatkan suami, istri dan anak-anak. Dalam pola terorisme lama, perempuan hanya diberikan peran sebagai support system. Sedangkan, perkembangan terbaru perempuan justru menjadi aktor utama. Tesis ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kasus untuk menggambarkan dimensi gender dalam proses penanganan dan pengaruhnya dalam proses hukum penanganan keluarga returnee. Dimensi gender sebagai pendekatan untuk melihat perang, fungsi dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terlibat kelompok ekstrem, dalam kasus penanganan returnee persoalan mekanisme penanganan yang tidak jelas serta kekosongan hukum berpengaruh pada subjektivitas penegak hukum yang masih menggunakan logika kemanusiaan dan pandangan yang bias gender dalam menanangan kasus perempuan dan laki-laki eks pro ISIS.

Counter terrorism is still challenges in global area, In 2014, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) was declared Khilafah Islamiyah (Islamic State) which triggered aggression of Indonesian citizens (WNI) decide to move to Suriah. On the other side, regulations relating to combatting terrorist acts in Indonesia have not been able to answer the new patterns of terrorism crime, so this is hampering legal efforts in addressing ex-ISIS Indonesian citizens repatriated from Syria including family groups involving husbands, wives and children. Thus, the handling pattern is different from the previous models of terrorism crimes. In the old pattern of terrorism, women were only given a role in the domestic sphere and ensured the regeneration of their groups. Meanwhile, the latest development of women has become the main actor and recruitment agent for new group members. This thesis uses a descriptive analysis method using a case approach to describe the gender dimension is related to handling and how it influences the views of gender in the legal process of handling family returnees. The gender dimension as an approach to see war, functions and responsibilities of men and women involved in extreme groups, in the case of handling returnees the problem of unclear handling mechanisms and legal vacuum affect the law enforcement subjectivity that still uses humanitarian logic and gender biased views in tackling the case of women and men ex-ISIS. Therefore, in the future law enforcers must use agenda theory in which each individual, both men and women have their respective roles involved in extreme groups"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Wisnu Pratama
"Konsep gender dipahami sebagai suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Di mana digambarkan bahwa laki-laki merupakan seorang yang diunggulkan, peran yang lebih menentukan dalam berbagai proses sosial dan memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada kaum perempuan. Berbagai polemik ketimpangan gender masih umum terjadi. Perempuan masih terbelenggu budaya dan norma yang lebih menempatkan mereka pada pekerjaan domestik dibanding pekerjaan di sektor publik. Karena itulah banyak pekerja perempuan yang mencoba untuk melakukan pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh pekerja laki-laki seperti pada perusahaan yang bergerak di bidang teknik. Beberapa perusahaan mungkin dikatakan tidak anti terhadap pekerja perempuan, meskipun kenyataannya masih ada beberapa perusahaan yang belum berani menempatkan perempuan dalam pekerjaan operasional teknik. Dalam memahami hubungan tersebut, peneliti melakukan pengamatan terhadap para pekerja operasional teknik bergender perempuan di PT Telkom Akses Jakarta Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi stereotip gender di dalam suatu organisasi, dengan menggunakan bingkai studi kasus diharapkan di samping isu gender, ditekankan bahwa kondisi ekonomi, ras, dan orientasi seksual adalah tambahan identitas budaya yang dapat membawa seseorang di antara masyarakat atau justru mengucilkan mereka dari lingkungannya. Peneliti mendapati peran perempuan dalam pekerjaan opersional teknik tidak hanya sekedar pelengkap, tapi juga menjadi peran penting di dalam sebuah perusahaan.

The concept of gender is understood as an inherent trait of men and women who are socially and culturally constructed. Where it is described that men are superior, have more decisive roles in various social processes and have greater power than women. Various polemics on gender inequality are still common. Women are still shackled by culture and norms that place them more in domestic work than in work in the public sector. That's why many female workers try to do jobs that are generally done by male workers, such as in companies engaged in engineering. Some companies may be said to be not anti-women, even though in reality there are still some companies that have not dared to put women in technical operational work. In understanding this relationship, the researcher observed the female technical operational workers at PT Telkom Akses Jakarta Utara. The purpose of this study is to identify gender stereotypes within an organization, using a case study frame. It is hoped that in addition to gender issues, it is emphasized that economic conditions, race, and sexual orientation are additional cultural identities that can bring a person into society or exclude them from society. environment. Researchers found that the role of women in technical operational work is not only complementary, but also an important role in a company."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Nursyahbani
"Penelitian ini mengkaji kesetaraan gender pada hubungan romansa dalam salah satu drama Korea terlaris di 2021, yaitu Hospital Playlist season 2. Penelitian ini menggunakan konsep – konsep tercapainya kesetaraan gender yang didefinisikan oleh Badan Perancanaan Pembangunan Nasional serta Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Indonesia. Teknik pemilihan dan pengumpulan data atau adegan yang ada di dalam drama dilakukan menggunakan beberapa kriteria adegan – adegan romansa yang sering muncul pada drama televisi dan didefinisikan oleh Galician (2004). Fase – fase tersebut adalah natural connect, traditional role assignment dan supremacy of love. Setelah data dikumpulkan, maka data dianalisis menggunakan level denotasi dan konotasi pada semiotika Roland Barthes. Kemudian, data dianalisis melalui semiotika, dan data didiskusikan serta dikaitkan dengan gender dalam drama Hospital Playlist season 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih adanya adegan – adegan dalam drama Hospital Playlist season 2 yang tidak mewakilkan kesetaraan gender dalam hubungan romansa melalui pemenuhan mitos – mitos Galician (2004). Hal yang cukup terlihat adalah penampilan, status jabatan, pekerjaan dari karakter perempuan yang masih lebih rendah dibandingkan laki – laki. Akan tetapi, di samping itu drama Hospital Playlist season 2 menunjukkan kriteria kesetaraan gender dalam mengakses sumber daya, pendidikan, politik dan sebagainya, serta kesetaraan perempuan dalam menentukan pilihan hidupnya.

This study examines the representation of gender equality in romantic relationships in one of the most-popular Korean dramas in 2021, named Hospital Playlist season 2. This study use the concepts of gender equality defined by the Badan Perancanaan Pembangunan Nasional and Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak in Indonesia. The technique of selecting and collecting data in the drama is done by using several criteria for romantic scenes that often appear in television dramas and defined by Galician (2004). These phases are natural connect, traditional role assignment and supremacy of love. After the data were collected, the data were analyzed using the denotative and connotative levels of Roland Barthes' semiotics. After the data were analyzed, the data will be discussed and interpreted with semiotics and gender equality in Hospital Playlist season 2. The results of the study indicate that there are still scenes in Hospital Playlist season 2 that do not indicate gender equality in romantic relationships through the fulfillment of Galician myths (2004). What is quite visible with gender inequality is the appearance, position status, occupation status of the female characters still lower than the male characters. However, in addition, the drama Hospital Playlist season 2 shows the gender equality criteria. These criteria are women in accessing educational resources, politics and so on, as well as women in determining their life choices."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syakira Wardatul Aisyi
"Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan studi kasus peran gender perempuan yang terdapat dalam serial Caliphate. Serial ini menarik untuk dibahas sebab gambaran di dalam film tersebut, diangkat dari kisah nyata sehingga melahirkan pandangan baru terhadap isu perempuan ISIS. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan peran gender perempuan sebagai fokus utama. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari serial Netflix berbahasa Swedia dengan teks terjemahan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Dalam menganalisis peran gender perempuan ISIS yang terdapat dalam serial Caliphate, penulis menggunakan teori pendekatan semiotik Roland Barthes dan teori analisis gender. Dalam teori tersebut menyimpulkan bahwa para perempuan ISIS dalam serial Caliphate mengisi berbagai peran, mulai dari sebagai istri, pendukung agenda ISIS hingga bagian dari militan. Dari peran-peran tersebut di temukan beberapa manifestasi ketidakadilan gender yang dialami oleh tokoh-tokoh perempuan di dalam serial.

This study aims to describe case studies of women's gender roles contained in the Caliphateseries. This series is interesting to discuss because the picture in the film is based on a true story that gives birth to a new perspective on the issue of ISIS women. This research was conducted using a qualitative method with the gender role of women as the main focus. The data source used in this study came from the Swedish Netflix series with English and Indonesian subtitles. In analyzing the gender roles of ISIS women in the Caliphate series, the author uses Roland Barthes' semiotic approach and gender analysis theory. This theory concludes that ISIS women in the Caliphate series fill various roles, ranging from being wives, supporters of the ISIS agenda to part of the militants. From these roles, several manifestations of gender inequality experienced by female characters in the series are found."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sharpe, Alex
"This book is a legal and political intervention into a contemporary debate concerning the appropriateness of sexual offence prosecutions brought against young gender non-conforming people for so-called 'gender identity fraud'. It comes down squarely against prosecution. To that end, it offers a series of principled objections based both on liberal principles, and arguments derived from queer and feminist theories. Thus prosecution will be challenged as criminal law overreach and as a spectacular example of legal inconsistency, but also as indicative of a failure to grasp the complexity of sexual desire and its disavowal. In particular, the book will think through the concepts of consent, harm and deception and their legal application to these specific forms of intimacy. In doing so, it will reveal how cisnormativity frames the legal interpretation of each and how this serves to preclude more marginal perspectives. Beyond law, the book takes up the ethical challenge of the non-disclosure of gender history. Rather than dwelling on this omission, it argues that we ought to focus on a cisgender demand to know as the proper object of ethical inquiry. Finally, and as an act of legal and ethical re-imagination, the book offers a queer counter-judgment to R v McNally, the only case involving a gender non-conforming defendant, so far, to have come before the Court of Appeal"
London: Routledge, Taylor & Francis Group, 2018
345 SHA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Encik Mohammad Ibnussabil
"Salah satu fokus kajian gender adalah posisi perempuan sebagai pihak yang paling sering dirugikan. Hal tersebut tergambarkan dengan jelas dalam film. Film menjadi alat atau media untuk menyampaikan opini, termasuk mengenai perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kedudukan perempuan dalam film Turning Red. Peneliti melihat kedudukan perempuan yang tidak berdaya direpresentasikan secara verbal maupun nonverbal dalam film tersebut. Studi ini menggunakan teori gender dan metode penelitian semiotika. Hasil telaah menunjukkan kedudukan perempuan direpresentasikan sebagai berikut: 1) tunduk kepada orang tua, 2) tidak berdaya untuk menyampaikan pendapat dan perasaan, 3) tidak berdaya untuk memilih dan 4) menjadi korban dari harapan keluarga.

Among other issues, women's disproportionately disadvantaged position has been one of the main focuses of gender study. This phenomenon is also eloquently portrayed in a film--a tool or medium for communicating ideas, including those about women. This particular study seeks to explain how the film "Turning Red" portrays women's positions in the family. The author notes how the film--verbally and nonverbally--depicts the position of disempowered women. By utilizing gender theory and semiotic research techniques, this study finds women are represented as follows: 1) being obedient to parents, 2) being unable to express their thoughts and feelings, 3) being unable to make decisions, and 4) becoming victims of familial expectations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wildatun Aziza
"Ambiguous genitalia merupakan kondisi medis dimana alat kelamin seseorang tidak dapat secara sederhana ditentukan dengan tegas dan berpotensi menimbulkan permasalahan hukum karena dapat mengakibatkan kekeliruan antara identitas pada dokumen kependudukan dengan jenis kelamin seseorang yang sebenarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan bentuk yuridis normatif dan bersifat deskriptif untuk menjelaskan pengaturan operasi penggantian kelamin di Indonesia, menjelaskan tanggung jawab dokter dan rumah sakit dalam operasi penggantian kelamin berdasarkan kondisi ambiguous genitalia dan menganalisis kedudukan ambiguous genitalia sebagai pertimbangan Hakim dalam Penetapan No. 518/Pdt.P/2013/PN.Ung. Dari hasil penelitian diketahui bahwa: (1) operasi penggantian kelamin di Indonesia diatur secara khusus dalam Kepmenkes No. 191 Tahun 1989; (2) sebagai pihak yang terlibat aktif dalam operasi penggantian kelamin, sebagai salah satu metode penanganan ambiguous genitalia, dokter dan rumah sakit memiliki tanggung jawab hukum administrasi, perdata, dan pidana; (3) ambiguous genitalia tidak disebutkan secara spesifik dalam pertimbangan Hakim pada Penetapan No. 518/Pdt.P/2013/PN.Ung namun merupakan faktor medis sebagaimana tertuang dalam keterangan saksi dan alat bukti surat, yang bersama-sama faktor yuridis, agama, dan psikologis dipertimbangkan oleh Hakim sebelum mengabulkan permohonan penggantian kelamin.  Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan beberapa hal seperti revisi dan pembentukan peraturan terkait penggantian kelamin, sosialisasi serta penelitian akademis lanjutan terkait ambiguous genitalia dan operasi penggantian kelamin.

Ambiguous genitalia is a medical condition where a persons genitals cannot be simply determined firmly and potentially cause legal problems because it can lead to errors between identity in the document of population and the actual sex of a person. The research method used in this study is a normative-descriptive juridical to explain the provisions of sex reassignment surgery in Indonesia, explain the responsibilities of doctors and hospitals in sex reassignment operations based on ambiguous conditions of genitalia; and analyze the position of ambiguous genitalia as Judges consideration in Couert Decree No. 518/Pdt.P/2013/PN.Ung. From the results of the study it was revealed that: (1) sex reassignment operations in Indonesia is specifically regulated in Kepmenkes No. 191 of 1989; (2) as parties actively involved in sex reassignment operations, doctors and hospitals have administrative, civil and criminal legal responsibilities; (3) ambiguous genitalia is not specifically mentioned in consideration of the Judge in Court Decree No. 518/Pdt.P/2013/PN.Ung but it is a medical factor as stated in the witness statement and proof of letter, which together with juridical, religious and psychological factors are considered by the Judge before granting the request for sex change. Based on the results of the study, the authors suggest several things such as revisions or establishment to the law, socialization and further academic research about ambiguous genitalia and sex reassigment surgery."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Aisyah
"[Tesis ini membahas pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kebijakan perusahan Kurabo Group di Jepang, khususnya kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan ketenaga kerjaan dan kesetaraan gender dalam perusahaan dan perubahan pandangan karyawan dan karyawati perusahaan Kurabo Group terhadap perubahan pembagian tugas secara gender di Jepang. Dengan metodologi wawancara, angket dan kajian pustaka, penelitian ini menemukan bahwa kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perusahaan di Jepang tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap pengambilan keputusan kebijakan dalam perusahaan. Karena itu, perusahaan masih memiliki pengaruh yang kuat dalam mengubah masyarakat. Para pekerja pun beradaptasi sedemikian rupa dengan perubahan yang ada sehingga pandangan mereka terhadap pembagian tugas berdasarkan gender yang lebih egaliter pun terlihat posit if meskipun sebagian besar masih tidak bisa lepas dari konsep-konsep pembagian tugas berdasarkan gender yang mengikat.;This study examine the influence government's laws and regulations to Kurabo Group's labor force and gender equality related policy, as well as the change of worker's attitude toward the changes of gender division of labor in Japan. This study found that government's laws and regulations do not have a significant impact to a company's policy makers' decision. Hence, companies in Japan still have stronger influence to change the society. In the other hand, workers have adapted to the existing socio-demographic changes and showed a positive attitude toward the change of gender labor division to the more egalitarian one. Although most of them still cannot be free from traditional concept of gender labor division., This study examine the influence government's laws and regulations to Kurabo Group's labor
force and gender equality related policy, as well as the change of worker's attitude toward the
changes of gender division of labor in Japan. This study found that government's laws and
regulations do not have a significant impact to a company's policy makers' decision. Hence,
companies in Japan still have stronger influence to change the society. In the other hand,
workers have adapted to the existing socio-demographic changes and showed a positive
attitude toward the change of gender labor division to the more egalitarian one. Although
most of them still cannot be free from traditional concept of gender labor division.]"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T43529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Saraswati
Jakarta: Convention Watch & UI dengan NZAID, 2000
345 Sav p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Marhaeni Pudji Astuti
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2008
305.3 TRI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>