Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180044 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safira Ali
"Implementasi Green Retrofit di Indonesia belum terlalu banyak walaupun sudah terdapat payung hukum PERMEN PUPR no.21 tahun 2021 sudah di bentuk, dan GBCI sebagai standar bangunan hijau yang lebih dulu berlaku sebelum PERMEN PUPR no.21 Tahun 2021 muncul. Berdasarkan data yang sudah ada, terdapat banyak masalah dalam menentukan keputusan pembangunan proyek green retrofit, salah satunya karena estimasi biaya yang kurang akurat. Integrasi BIM dan WBS Green Retrofit dirasa merupakan suatu solusi untuk meningkatkan akurasi pada proses estimasi biayanya. Penelitian ini akan mempelajari proses estimasi biaya pada proyek green retrofit hingga penerapannya menggunakan BIM untuk menghasilkan estimasi biaya proyek pada tahap perencanaan. Hasil dari penelitian ini di dapatkan bahwa model hubungan antara variabel WBS (X1) , BIM (X2), Proses estimasi biaya (X3) dan akurasi biaya (Y1) memiliki hubungan dan saling mempengaruhi dengan persamaan hubungan. Y= 0,114 + 0,119 X1 + 0,243 X2 + 0,632 X3. Adapun hubungan antar WBS tidak bersifat secara langsung, terhadap Akurasi biaya, melainkan berhubungan langsung terhadap proses estimasi dengan model persamaan X3= 1.092 + 0.387 X1 + 0.389 X2. Penerapan BIM pada penelitian ini bersifat quantity take off dengan proses Analisa harga di kombinasikan dengan Teknik manual di Microsost Excel.

There is not much implementation of Green Retrofit in Indonesia even though there is already a legal umbrella, PERMEN PUPR no.21 of 2021 has been formed, and GBCI as a green building standard was in effect before PERMEN PUPR no.21 of 2021 appeared. Based on existing data, there are many problems in determining the decision to build a green retrofit project, one of which is inaccurate cost estimates. It is felt that the integration of BIM and WBS Green Retrofit is a solution to increase accuracy in the cost estimation process. This research will study the cost estimation process for green retrofit projects and its application using BIM to produce project cost estimates at the planning stage. The results of this research show that the relationship model between the variables WBS (X1), BIM (X2), cost estimation process (X3) and cost accuracy (Y1) has a relationship and influences each other with a relationship equation. Y= 0.114 + 0.119 X1 + 0.243 X2 + 0.632 X3. The relationship between WBS is not direct, to cost accuracy, but is directly related to the estimation process with the equation model X3= 1.092 + 0.387 X1 + 0.389 X2. The application of BIM in this research is quantity take off with a price analysis process combined with manual techniques in Microsoft Excel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadette Detty Kussumardianadewi
"Pengurangan emisi karbon global menuju net-zero emission pada tahun 2050 terus didorong oleh pemangku kepentingan global. Indonesia berkomitmen untuk mencapai target ini pada tahun 2060 dan meningkatkan Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) menjadi 32 persen atau setara 912 juta ton CO2 pada 2030. Salah satu langkah penting adalah mendekarbonisasi sektor bangunan yang menyumbang 37% dari emisi karbon global. Penelitian ini menitikberatkan pada penerapan Green Retrofitting untuk bangunan eksisting, yang hingga kini 98% belum mengadopsi pedoman ini. Di Indonesia, terdapat dua pedoman utama: Greenship dari GBCI dan BGH dari Permen PUPR No.21 Tahun 2021. Penelitian ini mengembangkan Work Breakdown Structure (WBS) untuk mengintegrasikan kedua pedoman tersebut dalam rangka meningkatkan efisiensi waktu dan biaya bagi pemangku kepentingan, terutama pemilik bangunan.
Tantangan utama adalah kurangnya insentif dan biaya implementasi yang mencapai S$58,27/m2, yang menjadi penghalang bagi pemilik. Meningkatkan akurasi biaya menjadi solusi yang dapat menarik minat untuk penerapan pedoman ini. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan Sistem Informasi berbasis web untuk membantu penilaian Pedoman Integrasi Green Retrofitting, serta metode Building Information Modeling (BIM-5D) Quantity Take-Offuntuk meningkatkan akurasi biaya.
Penelitian ini menghasilkan Pedoman Integrasi Green Retrofitting yang didukung oleh analisis statistik dengan SEM-PLS, mengidentifikasi 10 faktor paling berpengaruh, antara lain Tahap Perencanaan, Risiko pada WBS, Quantity Extraction, Konten Sistem Informasi, Penggunaan Web, Klasifikasi Perkiraan Biaya, dan Akurasi Biaya serta Model Hubungan antara estimasi biaya terhadap akurasi biaya. Validasi melalui studi kasus pada bangunan kantor tipe A, B, dan C menunjukkan peningkatan akurasi sebesar 2,26% hingga 2,58%. Hasil ini menunjukkan potensi peningkatan efisiensi biaya dan dorongan bagi pemilik bangunan untuk menerapkan Green Retrofitting di Indonesia

Reducing global carbon emissions towards net-zero emissions by 2050 continues to be driven by global stakeholders. Indonesia is committed to achieving this target by 2060 and increasing the Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) to 32 percent or equivalent to 912 million tons of CO2 by 2030. One important step is the decarbonization of the building sector which accounts for 37% of global carbon emissions. The study focused on the application of Green Retrofitting to existing buildings, of which to date 98% have not adopted this guideline. In Indonesia, there are two main guidelines: Greenship from GBCI and BGH from the Minister of PUPR Regulation No. 21 of 2021. This study developed a Work Breakdown Structure (WBS) to integrate the two guidelines to improve time and cost efficiency for stakeholders, especially building owners.
The main challenge was the lack of incentives and the implementation cost which reached S$58.27/m2, which was a barrier for the owners. Improving cost accuracy is a solution that can attract interest for the implementation of these guidelines. Therefore, this study uses a web-based Information System to assist in the assessment of the Green Retrofitting Integration Guidelines, as well as the Building Information Modeling (BIM-5D) Quantity Take-Off method to improve cost accuracy.
This study resulted in the Green Retrofitting Integration Guidelines supported by statistical analysis with SEM-PLS, identifying the 10 most influential factors, including Planning Stage, Risk in WBS, Quantity Extraction, Information System Content, Web Use, Classification of Cost Estimates, Cost Accuracy and Model The relationship between cost estimation and cost accuracy. Validation through case studies in type A, B, and C office buildings showed an increase in accuracy of 2.26% to 2.58%. These results show the potential for increased cost efficiency and encouragement for building owners to implement Green Retrofitting in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitta Yustisia
"Anggaran berbasis kinerja merupakan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang berorientasi pada kinerja, kebijakan ini bertujuan untuk menumbuhkan fleksibilitas pengelolaan anggaran dalam mencapai hasil yang optimal. Dalam hal ini, program dan kegiatan harus diarahkan untuk mencapai hasil dan keluaran yang telah ditetapkan dalam rencana. Badan Layanan Umum merupakan kebijakan yang dibuat pemerintah sebagai program dari Anggaran Berbasis Kinerja yang memiliki arti untuk mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat, pelaksanaan anggaran berbasis Badan Layanan Umum berawal dari dibuatnya Rencana Strategis Bisnis yang kemudian diimplementasikan ke dalam Rencana Bisnis dan Anggaran. Pada kebijakan Badan Layanan Umum ini pemerintah memberikan fleksibilitas kepada RSUP Fatmawati dalam mengelola keuangannya, akan tetapi pemerintah memiliki tanggungjawab kepada masyarakat untuk mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat dengan memberikan anggaran kepada RSUP Fatmawati. Anggaran yang diberikan oleh pemerintah hanya 20% dari dana APBN, hal tersebut menuai permasalahan dalam RSUP Fatmawati dan membuat RSUP Fatmawati menarik pendapatan dari jasa pelayanan dan lain-lainnya.

Performance-based budgeting is a policy made by government performanceoriented,this policy aims to foster flexibility in budget management to achieve optimal results. In this case, programs and activities should be directed to achieve the outcomes and outputs specified in the plan. Public Service Board is a policy made by the government as a program of Performance Based Budgeting that has meaning to the intellectual and the welfare of society, the implementation of the Public Service Board based budgeting starts from a Business Strategic Plan made then implemented in the Business Plan and Budget. In the Public Service Board's policy gives the government the flexibility to RSUP Fatmawati in managing its finances, but the government has a responsibility to the public to educate and welfare of the community by providing a budget to RSUP Fatmawati. Budget provided by the government only 20% of the state budget, it is reaping the problems in RSUP Fatmawati interesting and make revenue from services and others."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mandalika Driva Notraini
"Green retrofit menjadi salah satu solusi yang dilakukan untuk mengurangi emisi karbon oleh bangunan. Di Indonesia, terdapat beberapa penilaian yang digunakan untuk pekerjaan green retrofitting diantaranya Greenship rating tools dan Permen PUPR No.21 Tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan struktur WBS berdasarkan kedua sumber literatur tersebut. Terdapat 3 tahapan pekerjaan, 23 proses tahap pekerjaan, 62 metode dan pendukung proses, serta 250 aktivitas pada susunan WBS pekerjaan green retrofitting untuk aspek IHC berdasarkan GBCI dan Permen PUPR No. 21 Tahun 2021. Perencanaan sumber daya yang akurat juga diperlukan untuk mencapai sertifikasi green building. Melalui sejumlah pengujian, penelitian ini mengidentifikasi aktivitas yang berpengaruh terhadap akurasi perencanaan sumber daya.

Green retrofitting is one of the solutions to reduce carbon emissions by buildings. In Indonesia, there are several assessments used for green retrofitting work including Greenship rating tools and Permen PUPR No.21 of 2021. This research aims to develop a WBS structure based on these two literature sources. There are 3 stages of work, 23 work stage processes, 62 methods and supporting processes, and 250 activities in the WBS structure of green retrofitting work for the IHC aspect based on GBCI and Permen PUPR No. 21 of 2021. Accurate resource planning is also required to achieve green building certification. Through a number of tests, this research identifies activities that affect the accuracy of resource planning.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Fadhillah
"Tujuan dari studi ini adalah untuk meneliti apakah innovation attributes dan consumer costs memiliki dampak terhadap consumer acceptance dan yang pada akhirnya mempengaruhi product adoption dari produk yang inovatif. Data untuk riset ini diperoleh dengan menggunakan teknik sample convenience sampling dimana warga Jabodetabek dan pengguna Mandiri E-toll card yang menjadi sample nya. Tes hipotesis dilakukan menggunakan structural equation modeling (SEM) yang diolah dengan software LISREL 8.50. Hasil dari riset ini menunjukan bahwa complexity memiliki pengaruh positif terhadap procedural costs, financial costs dan relational costs, lain halnya dengan compatibility yang memiliki pengaruh negatif terhadap relational costs dan relational costs yang menunjukan efek negatif yang signifikan terhadap product adoption. Di sisi lain, relative advantage dan compatibility tidak menunjukan hubungan positif yang signifikan terhadap product adoption sementara procedural costs, financial costs dan complexity tidak menunjukan efek negatif yang signifikan terhadap product adoption dari Mandiri E-toll card.

The purpose of this study is to recognize how innovation attributes, and consumer costs impact the consumer acceptance, which eventually impacts of product adoption of innovative products. Convenience sampling was used, residents of the Greater Jakarta (Jabodetabek) and Mandiri E-toll card users are used as the samples for this research. The hypothesis were tested using structural equation models (SEM) using LISREL 8.50. The results show that complexity positively influence procedural costs, financial costs, and relational costs while compatibility negative influence relational costs and relational costs shows a significant negative effect towards product adoption. On the hand, relative advantage and compatibility did not show a significant and positive relationship towards product adoption while procedural costs, financial costs and complexity did not show significant and negative influence towards product adoption of E-toll Card. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrian Naili
"Puskesmas dalam melaksanakan 18 program pokoknya saat ini, membutuhkan biaya opernsional yang cukup banyak, pembiayaan puskesmas selama ini sebagian besar berasal dari pemerintab pusat dan daerah, seperti diketahui bahwa dana pemerintah dirasakan tidak mencukupi, hal ini juga disebahkan oleh pihak puskesmas khususnya dan dinas kesehatan kota umumnya tidak mampu menghitung kebutuhan biaya normative untuk masing-masing program, kekurangan dana tersebut tidak dapat diketahu seberapa kebutuhannya karena tidak pernah dilakukan analisis.
Tingkat kecukupan pembiayaan kesehatan biasanya dinilai dengan Cost Recovery yaitu perbandingan antara kontriusi biaya oleh pengguna pelayanan kesehatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pelayanan tersebut. Informasi ini dirasakan semakin penting dengan salah satu persyaratan / kriteria puskesmas dijadikan unit swadana.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis dengan rancangan Cross Sectional."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4968
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Christine Aryani
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tohap Pesta P. S.
"Sehubungan dengan kegiatan penjualan produknya , perusahaan pada saat ini mengeluarkan biaya pemasaran yang besar. Jika dibandingkan dengan total biaya produksi, biaya pemasaran ini dapat mencapai 50%. Oleh karena itu sangat diperlukan analisa terhadap biaya pemasaran. Sebagai suatu sistem akuntansi, biaya yang menggunakan pendekatan aktivitas, sistem ABC memberlakukan semua biaya sebagai biaya langsung. Metode ini mencoba menelusuri semua biaya yang terjadi karena adanya aktivitas penyebab timbulnya biaya, sehingga setiap biaya yang dibebankan ke produk merupakan biaya yang ditimbulkan oleh produk yang bersangkutan. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan Activity-Based Costing serta penerapannya dalam kegiatan pemasaran. Akan dijelaskan juga kelebihan sistem ini jika dibandingkan dengan sistem alokasi biaya tradisional. Sebagai studi kasus, maka penulis akan membandingkan perhitungan biaya tersebut pada suatu industri 'consumer goods" yaitu PT "X". Dan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa sistem Activity-Based Costing memungkinkan pihak manajemen pertusahaan untuk mendapatkan informasi biaya pemasaran per produk dan per daerah pemasaran secara lebih akurat. Dengan adanya informasi biaya pemasaran yang lebih akurat, maka pihak manajemen dapat mengendalikan biaya pemasarannya tersebut secara lebih baik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Gabriel Pratama
"Pembangunan Stadion sangatlah kompleks karena kerumitan dan kompleksitasnya maka metode kontrak terintegrasi rancang bangun dinilai lebih efisien untuk diterapkan dibandingkan metode konvensional. Namun, masih ada masalah atau penyebab kegagalan untuk melaksanakan kontrak desain. Salah satu contoh masalah fantastis yang muncul pasca pembangunan Proyek Asian Games XVIII 2018 adalah adanya sengketa cost mismatch dimana total kerugian akibat sengketa ini sebesar Rp. 5,3 triliun dari Rp. 7,4 triliun anggaran. Dalam proyek pembangunan The Montreal Olympic Stadium dimana Stadium Area telah mengalami pembengkakan biaya sebesar $60 juta. Proyek ini mengalami kerugian sebesar $270 juta karena ada masalah pada tahap pengembangan desain dan karena itu pekerjaan lokasi karena tidak ada ruang untuk slip jadwal. Insiden lain yang berkaitan dengan struktur adalah menimpa Miller Park pada tahun 2001, diperlukan $ 13 juta untuk perbaikan yang dibayarkan karena kerusakan. Melihat delik masalah yang terjadi. Maka Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan standar perencanaan biaya untuk design development, sitework, dan struktur pada pekerjaan area stadion pada kontrak terintegrasi rancang bangun gedung negara berdasarkan Keputusan Menteri PUPR No 22 tahun 2018 untuk meningkatkan akurasi biaya. Penelitian ini diawali dengan studi pustaka untuk menetapkan dan mengidentifikasi latar belakang masalah dan sebagai penunjang penelitian, selanjutnya dilakukan perumusan dalam pertanyaan penelitian yaitu biaya standar dan non standar, standar spesifikasi teknis, standar penyajian biaya, standar biaya per meter persegi, dan standar biaya per kursi untuk mendapatkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis, penelitian ini akan menggunakan metode validasi dan uji statistik seperti Metode SEM dan SPSS. Hasil penelitian ini diharapkan dengan adanya Standar Perencanaan Biaya dapat meningkatkan akurasi biaya dan tidak mengalami pembengkakan biaya dalam pelaksanaan proyek yang menimbulkan kerugian besar seperti sebelumnya. Temuan model matematis hasil penelitian ini adalah berdasarkan Original Sample (O) yaitu Y= 0.573X1-0.249X2+0.229X3. Dapat juga dikatakan bahwa tingkat akurasi meningkat jika variabel X1 Standard Cost dan X3 Miscellaneous Expenses dinaikkan, dan tingkat akurasi juga meningkat jika variabel X2 dinaikkan. Biaya Non-Standar berkurang. Dapat dilihat bahwa model yang dihasilkan dapat mewakili kondisi sebenarnya di lapangan sebesar 64,3%.

The stadium is very complex because of the complexity the design and build integrated contract method is considered efficient to apply than the conventional method. However, there are still problems or causes of failure to implement the design contract. One example of a fantastic problem that arise after the construction of the 2018 Asian Games XVIII Project was that there was a dispute regarding a cost mismatch where The total loss caused by this dispute amounted to Rp. 5.3 trillion from Rp. 7.4 trillion of the budget. In the construction project of The Montreal Olympic Stadium where the Stadium Area has experienced a cost swelling of $ 60 million. This project suffered a loss of $270 million because there is a problem at the design development stage and Because of that the sitework as there was no room for schedule slippage. Other incidents related to the structure is the befell Miller Park in 2001, required $13 million in repairs paid because of the malfunction. Seeing the offense of the problem. This research aims to develop the cost planning standards for design development, sitework, and structure on stadium area works on integrated contracts based on state building design based on PUPR Minesterial Decree No 22 year of 2018 to improve cost accuracy. This research began with a literature study to establish and identify the background of the problem and as a support for the study, then the formulation is carried out in research questions there are standard and non-standard cost, technical specification standards, cost presentation standards, cost standards per square meter, and cost standards per seat to get results that are academically justifiable, this research will use validation methods and statistical tests like SEM and SPSS Method. The results of this research were expected with the existence of a Cost Planning Standard can increased cost accuracy and not experiencing cost overruns in project implementation which caused large losses as before. for the mathematical model of the research results based on the Original Sample (O), namely Y= 0.573X1-0.249X2+0.229X3. It can also be said that the level of accuracy increases if the variable X1 Standard Cost and X3 Miscellaneous Expenses is increased, and the accuracy rate is also increased if the X2 variable is increased. Non-Standard Costs are reduced. it can be seen that the resulting model can represent the actual conditions in the field by 64.3%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosdiana Trialita
"Dalam upaya meningkatkan Keselamatan Konstruksi Kementerian PUPR telah mengatur Kebijakan Keselamatan Konstruksi diantaranya dengan Menerbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Permen PUPR) Nomor 10 tahun 2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK). Kewajiban penyedia jasa untuk memasukkan Biaya Keselamatan Konstruksi (K2) mencakup paling sedikit 9 (Sembilan) Komponen, diantaranya K3 Umum paling sedikit meliputi pengadaan APD/APK, sarana dan prasarana kesehatan terkait protokol kesehatan, dan rambu keselamatan sesuai kebutuhan. Pada tahun 2018-2020 telah tercatat sebanyak 30 kecelakaan konstruksi terjadi di periode tersebut. Sekitar 80% dari proyek yang mengalami kecelakaan tersebut melibatkan Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebelumnya dalam SE 10/2018 disebutkan persentase biaya Keselamatan Konstruksi (K2) ditentukan 1-2,5 % atau sesuai kebutuhan,namun karena banyak yang memukul rata pada Permen PUPR No.10/2021 presentase sudah tidak diatur lagi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor Komponen Biaya yang dominan dari komponen Biaya K2 Gedung bertingkat berbasis Permen PUPR No.10 Tahun 2021, serta menganalisa besar probabilitas biaya K2 yang dari simulasi dengan mengembangkan model hubungan biaya rencana dengan akurasi biaya pelaksanaan. Metode yang digunakan pada penelitian adalah Analisa statistik dan simulasi Monte Carlo dengan Software Crystal Ball. Hasil dari penelitian ini adalah suatu model persentase biaya K2 yang disiapkan tidak kurang dari 65% dari total biaya rencana. Untuk mencapai probabilitas tertinggi dengan tingkat kepercayaan 95%. Dimana Faktor komponen biaya yang paling dominan adalah Alat Pelindung Diri (APD).

In an effort to improve Construction Safety, the Ministry of PUPR has regulated Construction Safety Policies, including by issuing the including by issuing the Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Permen PUPR) Nomor 10 Tahun 2021 concerning Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK). The service provider's obligation to include Construction Safety Costs (K2) includes at least 9 (Nine) Components, including General K3 at least covering the procurement of PPE/APK, health facilities and infrastructure related to health protocols, and safety signs as needed. In 2018-2020, as many as 30 construction accidents have occurred in that period. Around 80% of the projects that had accidents involved Badan Usaha Jasa Konstruksi (BUJK) and Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Previously, in SE 10/2018, it was stated that the percentage of Construction Safety (K2) costs was determined to be 1-2.5% or as needed, but because many were hit flat, so the Permen PUPR No. 10/2021 the percentage was no longer regulated.. The purpose of this study is to determine the dominant cost component of the K2 cost component of multi-storey buildings based on the Permen PUPR No. 10 Tahun 2021, and to analyze the probability of K2 costs from the simulation by developing a model of the relationship between the cost of the plan and the accuracy of the implementation costs. The method used in this research is statistical analysis and Monte Carlo simulation. The result of this research is a model of the percentage of K2 costs that are prepared not less than 65% of the total cost of the plan. To achieve the highest probability with a 95% confidence level. Where the most dominant cost component factors are Personal Protective Equipment (PPE)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>