Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142605 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ristiara Shafwah Khairunnisa
"Masa remaja merupakan transisi dari kanak-kanak menuju dewasa. Tugas perkembangan dan aspek perkembangan berkontribusi dalam keberhasilan pencapaian perkembangan psikososial remaja. Isu penting dalam mencapai identitas diri remaja salah satunya berkaitan dengan citra tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perkembangan psikososial dengan citra tubuh remaja. Peneliti menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan teknik purposive sampling didapatkan sampel penelitian sejumlah 283 remaja dari SMA Negeri 9 Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan tiga jenis kuesioner, yaitu Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearance Scales (MBSRQ-AS), Extended Objective Measure of Ego Identity Status II (EOM-EIS II), dan kuesioner kemampuan perkembangan remaja. Berdasarkan analisis Rank-Spearman didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara tugas perkembangan p = 0,001 (p < 0,05) dan aspek perkembangan p = 0,003 (p < 0,05) dengan citra tubuh remaja. Penelitian ini diharapkan dapat mengoptimalkan peran institusi pendidikan dan lingkungan sosial dalam memahami pentingnya melakukan stimulasi perkembangan psikososial dan citra tubuh remaja menjadi lebih optimal.

Adolescence is the transition from childhood to adulthood. Developmental tasks and aspects of development contribute to the successful achievement of adolescent psychosocial development. One important issue in achieving adolescent self-identity is related to body image. This study aims to determine the relationship between psychosocial development and adolescent body image. Researchers used a cross-sectional research design with purposive sampling technique to obtain a research sample of 283 adolescents from SMA Negeri 9 Kota Bogor. This study used three types of questionnaires, namely Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearance Scales (MBSRQ-AS), Extended Objective Measure of Ego Identity Status II (EOM-EIS II), and adolescent developmental ability questionnaire. Based on Rank-Spearman analysis, there was a significant relationship between developmental tasks p = 0.001 (p < 0.05) and developmental aspects p = 0.003 (p < 0.05) with adolescent body image. This study is expected to optimize the role of educational institutions and social environment in understanding the importance of stimulating psychosocial development and the body image of adolescents to be more optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Putri Kamilah
"Remaja rentan mengalami citra tubuh negatif akibat perubahan besar baik dari perkembangan fisik hingga psikososial. Salah satu faktor yang mempengaruhi citra tubuh yaitu spiritualitas. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan hubungan spiritualitas dengan citra tubuh remaja di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional dengan total 419 sampel menggunakan teknik quota sampling dan snowball. Spiritualitas diukur menggunakan Spirituality Attitude Involvement List (SAIL) dan Body Shape Questionnaire (BSQ) untuk mengukur citra tubuh. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden adalah remaja berusia 19 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar responden memiliki tingkat spiritualitas sedang (58,5%) dan mayoritas responden mengaami ketidakpuasan citra tubuh (57,8%). Uji Chi-square didapatkan nilai p=0,047 yang menunjukkan spiritiulitas pada remaja memiliki hubungan terhadap citra tubuh. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan layanan asuhan keperawatan maupun program kesehatan remaja secara preventif dan promotif melalui pendekatan spiritualitas terkait masalah konsep diri dan penerimaan diri khususnya citra tubuh.

Adolescents are prone to experiencing negative body image due to major changes both from physical to psychosocial development. One of the factors that influence body image is spirituality. The purpose of this research is to prove the relationship between spirituality and body image of adolescents in Indonesia. This research is quantitative research with cross sectional method with a total of 419 samples using quota sampling and snowball technique. Spirituality was measured using the Spirituality Attitude Involvement List (SAIL) and the Body Shape Questionnaire (BSQ) to measure body image. The results showed that most respondents were teenagers aged 19 years and female. Most of the respondents had a moderate level of spirituality (58.5%) and the majority of respondents experienced body image dissatisfaction (57.8%). Chi-square test obtained p-value = 0.047 which indicates spirituality in adolescents has a relationship to body image. The research results can be used as a reference for developing preventive and promotive nursing care services and adolescent health programs through a spirituality approach related to issues of self-concept and self-acceptance, especially body image."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Kamila Rahmadini
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara perilaku pengidolaan pop Korea dengan citra tubuh (body image) pada remaja. Sampel sebanyak 109 responden remaja putra dan putri antara usia 15-17 tahun yang merupakan siswa SMA Negeri di Kecamatan Sukmajaya Depok. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan 18,35 remaja memiliki tingkat perilaku pengidolaan rendah, 70,65% memiliki tingkat perilaku pengidolaan sedang, dan 11% memiliki tingkat perilaku pengidolaan tinggi.  Sedangkan untuk citra tubuh 56,88% remaja memiliki citra tubuh negatif dan 43,12% sisanya memiliki citra tubuh yang positif. Hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara perilaku pengidolaan dan citra tubuh dengan nilai p=0,166 (p>0,05).

The aim of the present study is to examine the relationship between idolizing Korean pop idols and body image satisfaction among adolescents. The sampel consisted of 109 adolescent boys and girls respondents between 15-17 years old adolescent who were high school students in Sukmajaya District, Depok. The results obtained showed 18.35% adolescents had low levels of idolization, 70.65% had moderate levels of idolization, and 11% had high levels of idolization. Whereas for body image 56.88% of adolescents have negative body image and 43.12% are satisfied having a positive body image. The results of bivariate analysis showed there is no significant positive relationship between idolatry and body image with a value of p=0,166 (p>0,05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riszky Pertiwi Ramadhanty
"ABSTRAK
Remaja mengalami masa pubertas dan mengalami perubahan fisik. Hampir seluruh remaja mengalami kondisi kulit berjerawat saat masa pubertas yang dipicu oleh aktivitas hormonal. Penampilan wajah merupakan bagian dari penampilan fisik yang dapat memengaruhi persepsi citra tubuh. Citra tubuh merupakan penilaian seseorang terhadap tubuhnya, jika seseorang memiliki ideal diri yang tinggi mengenai penampilannya dan ideal diri tidak terpenuhi maka berisiko akan munculnya harga diri rendah yang dapat menggangu tugas perkembangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi citra tubuh dengan harga diri pada remaja berjerawat di SMAN 2 Cibinong. Penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan jenis deksriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, dengan teknik purposive sampling dan melibatkan 173 siswa SMA yang didapatkan melalui screening.Instrument yang digunakan untuk mengukur citra tubuh ialah Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearrance Scale dan instrument untuk mengukur harga diri ialah Coppersmith Self-Esteem Inventory yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.Penelitian ini telah lolos kaji etik oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia No.132/UN2.F12.D/HKP.02.04/2019.Hasil analisis penelitian dengan menggunakan uji chi squaremenunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara persepsi citra tubuh dan harga diri (p : 0,000). Implikasi penelitian terhadap pelayanan keperawatan ialah pentingnya mengefektifkan peran bimbingan konseling untuk membimbing kesehatan mental remaja. Penelitian ini merekomendasikan pada institusi pendidikan, institusi kesehatan dan orang tua untuk lebih memperhatikan tumbuh kembang remaja khususnya dalam pertumbuhan fisik remaja dan membantu remaja membangun aspek aspek positif yang dimiliki, sehingga remaja mampu mengevaluasi kemampuannya dengan baik dan memiliki harga diri tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ersa Aulia Rachma
"Permasalahan terkait citra tubuh lazim ditemui pada remaja. Pada remaja yang mengidolakan idol Korea, mereka sering dihadapkan pada standar kecantikan yang dimiliki oleh Idol Korea. Hal tersebut dapat menyebabkan remaja mengalami body dissatisfaction. Ketika individu mengalami body dissatisfaction, mereka cenderung akan melakukan usaha obsesif untuk menjadikan tubuhnya ideal seperti yang diharapkan. Salah satunya adalah dengan melakukan pembatasan makan (restrained eating). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body dissatisfaction dan restrained eating pada remaja yang menyukai idol Korea. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional kepada 107 remaja penggemar idol Korea yang didapat menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner karakteristik responden, kuesioner MBSRQ, dan kuesioner DEBQ-RE. Hasil penelitian menggunakan uji chi square menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara body dissatisfaction dan restrained eating pada remaja yang menyukai idol Korea (Pvalue = 0,000; α = 0,05). Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode yang berbeda untuk melihat perbandingan hasil yang didapatkan. Peneliti juga menyarankan untuk melakukan edukasi kepada remaja terkait pentingnya menjaga citra tubuh positif.

Body image problems are common among adolescent. In adolescent of Korean idol fans, they are often exposed to Korean idol beauty standards. This can cause adolescents to have body dissatisfaction. When individuals have body dissatisfaction, they tend to make obsessive efforts to make their body ideal as expected. One of them is by doing restricted eating. This study aims to determine the correlation between body dissatisfaction and restrained eating in adolescent of Korean idol fans. This study uses a quantitative method with a research design cross sectional to 107 adolescent of Korean idol fans obtained through purposive sampling technique. The instruments used in this study were the respondent characteristics questionnaire, the Multidimentional Body Self Relations Questionare (MBSRQ), and the Dutch Eating Behavior Questionnaire- Restrained Eating (DEBQ-RE). The results of research using the Chi-square test concluded that there was a significant relationship between body dissatisfaction and restrained eating in Adolescents of Korean Idol Fans (Pvalue= 0.000; α= 0.05). For further research can use different methods to see the comparison of the results obtained. Researchers also suggest educating adolescents regarding the importance of maintaining a positive body image."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Latifa Fauzia
"Remaja sering kali menghadapi tekanan besar, baik dari lingkungan sosial maupun tuntutan akademik, yang dapat berdampak pada tingkat stres dan citra tubuh mereka. Di tengah tantangan ini, kemampuan untuk mengelola stres melalui dukungan interpersonal atau yang dikenal sebagai dyadic coping diyakini dapat memainkan peran kunci dalam kesejahteraan mental mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara Dyadic Coping dengan Tingkat stres dan Citra Tubuh pada Remaja. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan purposive sampling, yang melibatkan 202 responden remaja berusia 15-17 tahun di Kota Depok. Penelitian ini menggunakan tiga jenis kuesioner, yaitu Dyadic Coping Inventory (DCI), Perceived Stress Scale (PSS-10), Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearance Scale (MBSRQ-AS). Hasil menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara dyadic coping dengan tingkat stres remaja (p > 0,05), ditemukan adanya hubungan signifikan antara dyadic coping dengan citra tubuh remaja (p < 0,05). Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan intervensi yang berfokus pada peningkatan keterampilan dyadic coping untuk mendukung kesehatan mental remaja dan citra tubuh yang positif.

Adolescents often face significant pressures, both from social environments and academic demands, which can impact their stress levels and body image. Amid these challenges, the ability to manage stress through interpersonal support, known as dyadic coping, is believed to play a key role in their mental well-being. This study aims to identify the relationship between Dyadic Coping, Stress Levels, and Body Image in Adolescents. The study employs a cross-sectional design with purposive sampling, involving 202 adolescent respondents aged 15-17 years in Depok City. This research utilizes three types of questionnaires: Dyadic Coping Inventory (DCI) and Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearance Scale (MBSRQ-AS). The results show no significant relationship between dyadic coping and adolescent stress levels (p > 0.05), while a significant relationship between dyadic coping and adolescent body image was found (p < 0.05). These findings are expected to contribute to the development of interventions focused on enhancing dyadic coping skills to support adolescent mental health and positive body image."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Kholisah
"
Latar belakang. Penelitian di negara maju menunjukkan masalah ketidakpuasan citra tubuh (body image dissatisfaction/BID) pada remaja menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan makan dan masalah psikososial. Prevalens BID pada remaja di negara berkembang cukup tinggi, yaitu masing-masing 10-75% dan 24-90% pada remaja lelaki dan perempuan, tetapi di Indonesia belum diketahui. Tujuan. Mengetahui prevalens BID pada remaja di populasi urban, faktor risiko terjadinya BID, hubungan BID dengan kebiasaan makan, dan masalah psikososial pada remaja.
Metode. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain potong lintang yang dilakukan di 10 sekolah di Jakarta selama Agustus-November 2020. Penilaian data demografik, status antropometri, nilai BID, umpan balik dari orangtua, teman, follower media digital mengenai citra tubuh, stres psikologis, kebiasaan makan, dan masalah psikososial menggunakan kuesioner yang divalidasi dibagikan melalui tautan elektronik.
Hasil. Jumlah subyek pada penelitian ini ialah 327 remaja dengan prevalens BID sebanyak 47,1%. Faktor risiko untuk terjadinya BID pada remaja adalah umpan balik negatif orangtua (p=0,045, adjusted OR 1,766, IK 95% 1,012-3,080), status gizi (p<0,0001, adjusted OR 2,819, IK 95% 1,777-4,471), dan tingkat stres (p=0,004, adjusted OR 1,404, IK 95% 1,113-1,772). Tidak terbukti adanya hubungan antara BID dengan kebiasaan makan (p=0,893) atau masalah psikososial (p=0,053) pada remaja. Aspek emosi dalam masalah psikososial terbukti berhubungan dengan BID pada remaja (p=0,023).
Kesimpulan. Prevalens BID pada remaja di Jakarta cukup tinggi. Dibutuhkan suatu program intervensi untuk faktor risiko yang dapat dimodifikasi dengan pelajaran di sekolah mengenai citra tubuh positif dan mekanisme koping yang didukung oleh orangtua.

Background. Studies in developed countries showed that body image dissatisfaction in adolescents causes some health problems, including eating disorder and psychosocial problem. The prevalence of BID in developing countries were 10-75% and 24-90% in girl and boy teenagers respectively. Meanwhile, it is still unknown for Indonesian adolescents.
Objective. To determine the prevalence of BID problems in adolescents of Indonesian urban population, the risk factors associated with BID, and the health problems potentially caused by BID in teenager, which were unhealthy eating behaviour and psychosocial problems.
Methods. This study was an observational study with cross-sectional design, which involved 10 high-schools in Jakarta, during August to November 2020. The validated and reliable questionnaire on demographic data, anthropometric status, body dissatisfaction scale, feedback from parents, friends, digital media followers on body image, psychological stress, eating behaviour, and psychosocial problems was shared via electronic link.
Result. This research included 327 teenagers, with the prevalence of BID among them was 47.1%. The BID risk factors in adolescent were negative feedback from parent (p=0.045, adjusted OR 1.766, CI 95% 1.012-3.080), nutritional status (p<0.001, adjusted OR 2.819, CI 95% 1.777-4.471), and stress level (p=0.004, adjusted OR 1.404, CI 95% 1.113-1.772). BID in adolescents has no association to eating habits (p=0.893) or psychosocial problems (p=0.053). Meanwhile, emotional subscale as one of psychosocial problems has an association with BID in teenagers (p=0.023).
Conclusion. The prevalence of BID in adolescents in Jakarta was high. An intervention program is needed for modifiable risk factors, which can be done via lessons at school about positive body image and coping mechanism, supported by parents as well.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abiir Mahmudi Ismail
"ABSTRACT
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara citra tubuh dan religiusitas Islam. Penelitian mengenai hubungan citra tubuh dan religiusitas Islam ini merupakan penelitian awal yang secara khusus menggunakan konstruk religiusitas Islam dengan sampel beragama Islam. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 169 remaja perempuan berusia 18-23 tahun dan belum menikah. Data partisipan diperoleh dari dua alat ukur, yaitu The Muslim Religiosity Personality Index Krauss Hamzah, 2016 dan The Multidimensional Body-Self Relations Questionnaire-Appearance Scales Cash, 2000 . Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara citra tubuh dan religiusitas Islam pada remaja perempuan r = 0.087, p>0.05.

ABSTRACT
This study was conducted to determine the relationship between body image and Islamic religiosity. This study regarding to relationship between body image and Islamic religiosity is a preliminary study that specifically uses the construct of Islamic religiosity with Muslims as samples. Participants were 169 adolescent girls, with the 18 23 years, and single. The data are obtained from two instruments, that are The Muslim Religiosity Personality Index Krauss Hamzah, 2016 and The Multidimensional Body Self Relations Questionnaire Appearance Scales Cash, 2000 . The result showed that there was no significant relationship between body image and Islamic religiosity among adolescent girls r 0.087, p 0.05."
2017
S67110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi lufiani
"Melalui media sosial dan berbagai platform hiburan, standar kecantikan yang ditetapkan oleh industri K-Pop sering kali mempengaruhi bagaimana remaja memandang diri mereka sendiri dan orang lain, serta memotivasi mereka untuk mencapai citra tubuh yang ideal sesuai dengan yang ditampilkan oleh idola K-Pop mereka. Tujuan penelitan ini yaitu untuk mengetahui gambaran citra tubuh remaja penggemar budaya K-Pop. Penelitian dilakukan secara cross sectional dengan menggunakan teknik nonprobability sampling. Sampel pada penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 17 hingga 21 tahun di Jakarta Selatan yang memiliki kegemaran terhadap K-Pop. Sampel penelitian ini sebanyak 107 responden. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Body Esteem Scale for Adolescents and Adults (BESAA). Analisis data univariat dilakukan dalam penelitian ini dan hasilnya menemukan bahwa skor citra tubuh remaja akhir penggemar K-Pop di Jakarta Selatan menunjukkan citra tubuh positif 55% sedangkan citra tubuh negatif 45%. Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan penelitian ini dengan memberikan wawasan tambahan untuk pengembangan intervensi yang dapat membantu remaja dalam membangun citra tubuh yang positif dan realistis.

Through social media and various entertainment platforms, the beauty standards set by the K-Pop industry often influence how teenagers perceive themselves and others, and motivate them to achieve an ideal body image according to that displayed by their K-Pop idols. The purpose of this study is to determine the description of the body image of adolescent fans of K-Pop culture. The research was conducted cross sectionally using nonprobability sampling technique. The sample in this study were adolescents aged between 17 and 21 years in South Jakarta who had a passion for K-Pop. The measuring instrument used in this study is the Body Esteem Scale for Adolescents and Adults (BESAA). Research was conducted on 107 adolescents who live in South Jakarta who became research subjects. Descriptive analysis (univariate) was conducted to describe the frequency distribution of the research variables, including age, gender, education level, height, weight, and body image of the adolescents. The results of the body image score of late adolescent K-Pop fans in South Jakarta showed a 55% body positive and 45 % body negative. Future research is expected to expand on this study by providing additional insights for the development of interventions that can assist adolescents in building a positive and realistic body image.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Labibah
"Masa remaja merupakan masa transisi seseorang dari anak-anak menjadi dewasa. Pada masa ini, seseorang mulai sadar diri dan memberikan perhatian yang besar terhadap citra tubuh. Perhatian terhadap citra tubuh tersebut terlihat lebih besar pada remaja putri. Saat ini menarik atau tidaknya seseorang diidentikkan dengan tubuh kurus atau langsing. Hal ini mengakibatkan banyak sekali remaja yang melakukan usaha pengurusan berat badan. Salah satu cara yang dilakukan adalah suntik kurus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran citra tubuh remaja akhir putri yang melakukan suntik kurus. Gambaran citra tubuh tersebut diperoleh dengan melihat tiga faktor citra tubuh menurut Banfield & McCabe (2002). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam pada tiga orang subjek remaja akhir putri yang melakukan suntik kurus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selain mereka merasa tidak puas dengan berat dan bentuk tubuhnya secara keseluruhan, mereka juga merasa tidak puas dengan bagian tubuh tertentu. Ketidakpuasan tersebut menurun setelah mereka melakukan suntik kurus, akan tetapi dua dari tiga subjek masih merasa bahwa dirinya memiliki tubuh yang gemuk dan ingin memperkurus tubuhnya lagi.

Adolescence is the transition period during human life from childhood to adulthood. In this phase, an individual become more conscious and give more attention into their appearance and body image, particularly in young girls. Recently, person attractiveness is equalized with slim or thin body. This is the main reason why a lot of teenage girl attempt and strive to lose their weight. One method to loosing weight instantly is by body slimming injection.
The aim of this research is to identify the body image scheme from late adolescent girls who conduct body slimming injection. Researcher looked at three factors of body image from Banfield & McCabe (2002) to get the comprehensive scheme of body image. This study use qualitative approach with interview method on three late adolescent girls who had conducted body slimming injection.
The results of this research represent that all of subjects felt dissatisfied with their whole body and also their specific part of body. They felt more satisfied after conducting body slimming injection, but two from three subjects still felt that they have fat body and wanted to have slimmer body.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>