Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113749 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Ketut Sawitra Mustika
"Artikel ini bertujuan untuk menyajikan pembacaan yang berbeda dari interpretasi mainstream yang menyudutkan Schopenhauer: interpretasi yang konsisten. Penelitian ini menggunakan metode pemerolehan pengetahuan melalui pengenalan dan deskripsi. Teori Schopenhauer dianggap tidak konsisten karena menyimpulkan kehendak sebagai thing-in-itself. Kehendak yang diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap tubuh merupakan representasi yang masih terselubung forma waktu, sedangkan thing-in-itself sama sekali berbeda dengan representasi yang berada di luar jangkauan ruang, waktu, dan kausalitas (prinsip alasan mencukupi). Oleh karena itu, menyimpulkan kehendak sebagai thing-in-itself inkonsisten. Tetapi interpretasi ini salah karena Schopenhauer tidak pernah mengklaim bahwa pengamatan langsung terhadap tubuh akan menghasilkan pengetahuan tentang thing-in-itself. Sejak awal, dia menyadari bahwa pengetahuan langsung terhadap thing-in-itself mustahil, karena pengetahuan, terlepas dari bentuknya, selalu merupakan pengetahuan tentang tampakan. Dia tahu kehendak sama sekali tidak memenuhi syarat sebagai thing-in-itself. Fungsi sebenarnya dari kehendak dalam metafisika Schopenhauer adalah nama dan konsep yang digunakan untuk memikirkan thing-in-itself secara objektif. Tafsir ini membuat metafisika Schopenhauer konsisten.

This article aims to present a different reading from the mainstream interpretation that corners Schopenhauer: a consistent interpretation. This research uses the method of acquiring knowledge by acquaintance and description. Schopenhauer’s theory is considered inconsistent because it concludes will as a thing-in-itself. The will, which is obtained through direct observation of the body, is a representation that is still shrouded in the veil of the time form, while thing-in-itself is completely different from representation, which is beyond the reach of space, time, and causality (principle of sufficient reason). Concluding will as a thing-in-itself is therefore inconsistent. But this interpretation is wrong because Schopenhauer never claimed that direct observation of the body would yield knowledge of the thing-in-itself. From the very beginning, he realized that direct knowledge of things-in-itself was impossible, because the knowledge, regardless of its form, was always knowledge of appearances. He knows will do not at all qualify as a thing-in-itself. The true function of the will in Schopenhauer's metaphysics is the name and concept by which one can think about things-in-itself objectively. This interpretation makes Schopenhauer's metaphysics consistent."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Sawitra Mustika
"This article aims to present a different reading from the mainstream interpretation that corners Schopenhauer: a consistent interpretation. The authors use a method of acquiring knowledge by acquaintance and description. Schopenhauer’s theory is often considered inconsistent because it concludes will as a thing-in-itself. The will, which is obtained through direct observation of the body, is a representation that is still shrouded in the veil of time form, while thing-in-itself is completely different from representation, and is beyond the reach of space, time, and causality, with reference to principle of sufficient reason. Concluding will as a thing-in-itself is therefore considered inconsistent. However, this interpretation might be wrong because Schopenhauer never claimed that direct observation of the body would yield knowledge of the thing-in-itself. From the very beginning, he realised that direct knowledge of thing-in-itself was impossible, because the knowledge, regardless of its form, was always knowledge of appearances. He knows that will does not qualify as a thing-in-itself. The true function of the will in Schopenhauer's metaphysics lies in the name and concept by which one can think about thing-in-itself objectively."
Bandung: Department of Philosophy, 2021
105 MEL 37:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New York: The Modern Library, 1956
100 PHI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Wilis Ekowati
"Arthur Schopenhauer yang pemikirannya dilatarbelakangi oleh gerakan romantik serta gugatan terhadap idealisms Jcnnan dalam perkembangan filsafat abad 19 menyajikan konsepsi kehendak metafisis yang bergejolak dalam diri manusia. Sikap pesimistiknya memberikan warna tersendiri dalam filsafatnya. Dalam ranah filsafat kehendak dipahami dengan pengertian yang beragam. Schopenhauer menganggap kchendak sebagai sesuatu yang bersifat liar dan buta. Kehendak memainkan peran penting dalam kehidupan dan dianggap sebagai suatu dorongan diluar kesadaran yang selalu ingin terpcnuhi keinginannya. Kehendak yang ditekankan adalah kehendak untuk hidup yang bersifat metafisis. Ia berpandangan bahwa untuk membebaskan manusia dari tirani kchendak, salah satu jalan yang dapat dilalui adalah kontemplasi estetik. Mclalui kontcmplasi estetik manusia mampu menenangkarr diri dari perbudakan kehendak walaupun bersifat sementara. Schopcnhauer mcnilai bahwa seni yang paling tinggi tingkatannya adalah musik karma musik memanifestasikan kehendak itu sendiri. Pengagungan musik yang dikemukakan oleh Schopenhauer ini mengindikasikan bahwa musik merupakan karya seni yang melibatkan aspek metafisis sehingga berpengaruh kuat pada manusia. Musik yang dimaksud oleh Schopenhauer adalah musik instrumental atau musik absolut. Pandangannya tentang musik dikemukakan dalam konsep metafisika musik. Musik dianggap sebagai manifestasi dari kehendak itu sendiri sehingga berbeda dengan seni-seni lain yang dianggap manifestasi dari ide. Musik berhubungan dengan kehendak yang abstrak sehingga musik dianggap sebagai seni yang absurd. Kemampuan musik dalam menangkap esensi kehendak sebagai kondisi natural manusia memberikan efek yang luar biasa ketika manusia melakukan kontemplasi estetik. Hal ini mengindikasikan bahwa kehendak pada dasarnya berbicara melalui musik untuk menunjukkan kehadirannya dalam kehidupan manusia. Penekanan pada musik absolut sebagai satu-satunya musik yang mampu menangkap esensi kehendak tersebut mengindikasikan bahwa konsep musik Schopcnhauer terpengaruh pada gerakan romantik dimana ekspresi perasaan berperan utama dalam seni"
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S16170
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Kusuma Wardhani
"Artikel ini membahas konsep pesimisme dalam cerpen Garçon, Un Bock! karya Guy de Maupassant yang berdasarkan pada pemikiran pesimisArthur Schopenhauer. Data primer dihimpun dari cerpen Garçon, Un Bock! berupa berbagai teks yang memiliki kaitan dengan pemikiran pesimis. Data yang telah dikumpulkan akan ditinjau dari sudut pandang pesimisme yang disampaikan oleh Arthur Schopenhauer. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa cerpen Garçon, Un Bock! memiliki ciri-ciri yang sama dengan konsep pesimisme seperti yang dikemukakan oleh Arthur Schopenhauer. Maka, dapat disimpulkan bahwa cerpen Garçon, Un Bock! mengandung penulisan pesmistis

This article focuses on pessimism in Guy de Maupassant’s Garçon, Un Bock! based on the context of pessimism by Arthur Schopenhauer. Variety of texts gathered from Garçon, Un Bock!, specifically those contained pessimism idea. Those primary datas are reviewed from the standpoint of pessimism delivered by Arthur Schopenhauer. The result shows that Garçon, Un Bock! has the similar characteristics as the concept of pessimism written by Arthur Schopenhauer. Thus, it can be concluded that Garçon, Un Bock! is a form of pessimism writing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Isti`anah
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kejadian konflik Suriah yang berkepanjangan. Media hadir di tengah masyarakat diharapkan mampu memberikan informasi yang tepat dan akurat. Sebagai sumber informasi, media dapat memberikan pengaruh kepada pembacanya, baik pengaruh positif maupun negatif. Pengaruh yang didapat oleh pembaca sejatinya bersumber dari penulis yang secara sadar atau tidak membentuk penilaian tertentu. Seperti halnya berbagai macam berita konflik Suriah dengan pengaruh-pengaruh dari pihak luar. Melalui analisis transitivitas dan appraisal, diharapkan mampu memberikan gambaran bagaimana media memandang peristiwa tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil analisis transitivitas dan realisasi sikap media yang ternyata mampu menggambarkan sudut pandang media atas sebuah berita. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah aljazeera.net dan ahram.org pada tahun 2017-2021. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah tiga unsur transitivitas dari Halliday & Matthiessen (2014), yaitu proses, partisipan, dan sirkumstan. Selain itu juga meninjau dari tiga unsur sikap dalam teori appraisal dari Halliday & White (2005). Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan dominansi penggunaan proses antara kedua media. Al-Jazeera lebih dominan menggunakan proses mental dan Al-Ahram dominan pada proses verbal. Kedua media menggambarkan partisipan dengan sudut yang sama, yaitu menjadikan Iran, Rusia dan Amerika sebagai partisipan aktif atau aktor. Sikap yang dominan digunakan oleh kedua media adalah justifikasi negatif terhadap partisipan.

This research is motivated by the occurrence of the prolonged Syrian conflict. Media present in the community is expected to be able to provide percise and accurate information. As a source of information, the media can have an influence on its readers, both positive and negative influence. The influence obtained by the reader actually comes from the author who consciously or not forms certain judgments. As well as various kinds of news on the Syrian conflict with influences from outside parties. Through transitivity and appraisal analysis, it is hoped that it will be able to provide an overview of how the media views the event. The purpose of this study was to determine the results of transitivity analysis and the relization of media attitudes which were able to describe the media’s point of view on a news story. The data sorces used in this study were aljazeera.net and ahram.org in 2017-2021. The theory used to analyze the data is three elements of transitivity from Halliday & Matthiessen (2014), namely process, participant, and circumstantial. In addition, it also reviews the three elements of attitude in the appraisal theory of Halliday & White (2005). The results of this study indicate that there is a difference in the dominance of the use the process between the two media. Al-Jazeera is more dominant in using mental processes and Al-Ahram is dominant in verbal processes. Both media dpict participants from the same angle, namely making Iran, Rusia and America as active participants or actors. The dominant attitude used by both media is negative justification for participants."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Ihsan Santoso
"Semakin banyak layanan website yang melebarkan layanannya dengan menciptakan mobile app, salah satunya adalah Bukalapak. Berdasarkan teori kategorisasi, terjadi proses transfer persepsi yang menyebabkan penilaian dari mobile app tersebut dipengaruhi penilaian website dan juga hubungan antara keduanya. Hubungan antara website dan mobile app dilihat dari konsistensi dan integrasi antara keduanya yang dapat memberikan pengaruh terhadap penilaian mobile app. Penilaian tersebut dapat dilihat dari penilain intrinsik dan ekstrinsik, dan kedua penilaian tersebut dapat mempengaruhi intensi seseorang untuk menggunakan kembali mobile app bukalapak.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa motivasi dari penilaian intrinsik lah yang memberikan dampak positif yang signifikan, sedangkan ekstrinsik tidak. Temuan lainnya menemukan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara penilaian layanan website beserta hubungan antara website dan mobile terhadap penilaian pengguna akan layanan mobile app.

In this digital era, more websites expand their services into mobile apps. One of those is Bukalapak, a leading e-commerce in Indonesia. Based on theory of categorization, there is a process of perception transfer that appraisal of the mobile app is influenced by appraisal of website and the relationship of those platforms. It can be inferred from the consistency and integration between the platforms which are able to influence mobile app users. The appraisal itself is highly related to intrinsic and extrinsic motives of users to revisit mobile app Bukalapak.
The result of this research shows that motivation from intrinsic motives significantly gives positive impacts, while none is given from extrinsic motives. The research also finds that there is significant positive impact in appraisal of website services, consistency and integration between website and mobile app and appraisal in mobile app services."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S64536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhiani Fitry
"Penelitian ini mencoba untuk menganalisis konsistensi antara perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan tahun 2010 di Kota Lubuklinggau yang dilihat melalui dokumen perencanaan dan penganggaran Kota Lubuklinggau seperti RPJPD Tahun 2010, RPJMD Tahun 2008-2013, RKPD Tahun 2010, Renstra Kesehatan Tahun 2008-2013, Renja Kesehatan Tahun 2010 dan DPA Kesehatan APBD Tahun 2010. Hasil analisa tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Matriks Konsolidasi Perencanaan dan Penganggaran untuk melihat sejauhmana tingkat konsistensi yang terjadi dan terakhir dikaitkan dengan Visi dan Misi Pembangunan Daerah, sejauhmana kekonsistenan pemerintah daerah untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah dari bidang kesehatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat konsistensi perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan di Kota Lubuklinggau tahun 2010 masih kurang baik. Apalagi jika dikaitkan dengan visi dan misi pembangunan dalam RPJMD Kota Lubuklnggau Tahun 2010. Dilihat dari visi RPJPD dan visi RPJMD Kota Lubuklinggau, ternyata kesehatan bukanlah menjadi fokus prioritas pembangunan, walaupun dari hasil wawancara dinyatakan bahwa kesehatan adalah salah satu bidang prioritas pembangunan daerah. Dari hasil analisis konsistensi DPA Tahun 2010 dengan misi pembangunan RPJMD persentase konsistensi untuk program kesehatan sebesar 58,82% atau 10 program dari 17 program yang ada, sedangkan untuk kegiatannya sebesar 32,84% atau 22 kegiatan dari 67 kegiatan yang ada.
Ketidakkonsistenan ini terjadi dikarenakan karena kurangnya komitmen dari pimpinan daerah, kurangnya kualitas dan kapabilitas pejabat perencana, kebijakan pimpinan daerah yang sering gonta ganti pejabat daerah, dan adanya dana pemerintah pusat dengan syarat teknis yang mengikat dan tidak sesuai dengan kebijakan daerah.

This research tries to analyze consistency between planning and budgeting in the field of health in 2010 at Lubuklinggau is seen through the planning and budgeting documents like RPJPD Years 2010, RPJMD Years 2008-2013, Health`s Renstra Years 2008-2013, RKPD Years 2010, Health`s Renja Years 2010 and Health`s DPA APBD Years 2010. The results of such analysis is analyzed using the consolidated planning and budgeting matrix to look at the level of consistency that occur and last associated with the vision and mission of regional development, as far as consistency of local governments to realize the vision and mission of the regional development of the health sector.
The results of this research show that the level of the consistency of planning and budgeting in the health field in 2010 at Lubuklinggau still less well. Moreover, if linked to the vision and mission of development in RPJMD city of Lubuklnggau in 2010. Judging from the vision of RPJPD and the vision RPJMD of Lubuklinggau City, it turns out health is not the focus of development priorities, although the results of interviews revealed that health is one of the priority areas of regional development. From the results of the consistency analysis of the DPA in 2010 with the mission of RPJMD percentage consistency for the health program for 58.82% or 10 programs from17 existing programs, while for the activities of 32.84% or 22 activities from 67 activities.
This inconsistency occurs because of lack of commitment from local leaders, lack the quality and capability of planners, policy-led areas that are often mutually exchange local officials, and the presence of central government funds withthe technical requirements of binding and not in accordance with local policy."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30166
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Nuraeni
"Skripsi ini membahas pengawasan BPHTB di DKI Jakarta. Dengan dialihkannya BPHTB menjadi pajak daerah, pemerintah DKI berupaya melakukan mengoptimalkan pendapatan daerah melalui pengawasan pajak daerah. Karna dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala dalam peratuan terkait. Sehingga menimbulkan celah bagi wajib pajak untuk melakukan penyelundupan pajak. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan pemungutan BPHTB di DKI Jakarta belum secara konsisten dilakukan, karna masih terdapat potensial loss akibat belum ada pembaharuan NJOP yang sesuai dengan kondisi pasar saat ini. NJOP yang lebih kecil memberikan kecenderungan kepada wajib pajak untuk melaporkan nilai transaksi sesuai NJOP alih-alih harga transaksi. Dari hasil penelitian tersebut, penulis memberi saran agar pihak pemerintah provinsi DKI Jakarta segera melakukan penyesuaian NJOP terkini.
This undergraduate thesis discuss about the supervision of Land and Building Tile Transfer Duty collection in Jakarta region. Due to the diversion of Land and Building Tile Transfer Duty to local tax, the government of Jakarta attempted to optimalize the regional income through supervision of local tax. There are some inhibiting factors in regulations so that prompted clefts for moral hazard in society. Researcher used a qualitative approach. The result that there was an unconsistence in Land and Building Tile Transfer Duty supervision which caused potencial loss due to needs of reconditional tax objects sales value which suitably with nowdays market value. Lower tax objects sales value gave tax payer opportunity to report transaction based on tax objects sales value instead of real transaction. Researcher suggest the government of Jakarta to make adjustment to the tax objects sales value."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>