Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114404 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Grandy Marchellino Guswandi
"Film The Flowers of War adalah sebuah film bergenre perang karya sutradara Zhang Yimou, seorang sutradara ternama Tiongkok. Film yang dirilis pada tahun 2011 ini merupakan adaptasi dari novel 13 Flowers of Nanjing (Jinling Shisan Chai) karya Yan Geling. Perilisan film ini diwarnai juga dengan meningkatnya tensi antara Tiongkok, Jepang, dan Amerika tentang kepulauan Senkaku. Film yang berlatar belakang pada peristiwa Pembantaian Nanjing pada era Perang Tiongkok-Jepang tahun 1937 ini, menampilkan kerumitan karakter perempuan bernama Yu Mo yang diperankan oleh Ni Ni. Artikel ini membahas karakter Yu Mo sebagai metafora bunga Plum (Meihua) salah satu bunga khas dalam budaya Tiongkok yang memiliki makna ketahanan, pengorbanan, dan keindahan, juga sekaligus menyoroti perannya sebagai sosok patriotik dalam film. Menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data berupa studi pustaka, artikel ini berhasil mengungkap karakterisasi protagonis perempuan meresonansi simbol bunga Plum dalam menyampaikan pesan patriotik dan ketahanan Tiongkok.

The Flowers of War is a war film by renowned Chinese director Zhang Yimou. The movie, released in 2011, is an adaptation of the novel 13 Flowers of Nanjing (Jinling Shisan Chai) by Yan Geling. The film's release was also marked by rising tensions between China, Japan, and the United States over the Senkaku islands. The movie, set during the Nanjing Massacre during the 1937 Sino-Japanese War, features a complex female character named Yu Mo, played by Ni Ni. This article discusses Yu Mo's character as a metaphor of the plum blossom (Meihua), a typical flower in Chinese culture with meanings of resilience, sacrifice, and beauty, while also highlighting her role as a patriotic figure in the film. Using a qualitative method with data collection in the form of a literature study, this article successfully reveals the characterization of the female protagonist resonating the symbol of the Plum flower in conveying China's patriotic and resilience message."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdi Rahadian
"ABSTRAK
Fury 2014 adalah film Perang Dunia II mengenai sebuah kru sebuah tank yang mencoba untuk menjalankan misi mereka di dalam daerah yang dikuasai musuh. Film ini menggambarkan kesulitan dan tantangan yang dialami oleh para anggota kru tank di medan perang. Film ini adalah salah satu film terbaik yang menggambarkan bagaimana Hollywood menunjukan patriotism dalam film-filmnya. Penelitian yang ada mengenai film ini hanya membahas tentang isu kekerasan dan beberapa isu-isu linguistik. Artikel ini akan menggunakan konsep lsquo;New Patriotism rsquo; milik Frank J. Wetta dan Martin A. Novelli dan akan menggunakan materi-materi baik visual maupun audio dari film ini. Artikel ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana Hollywood menggambarkan patriotism.

ABSTRACT
Fury 2014 is a World War II movie about a tank crew that tried to accomplish their missions inside their enemy territory. This movie depicted the hardships which the crew and their tank experienced during the war. This movie is one of the best to illustrate on how Hollywood depicts patriotism. Existing scholars research on this movie only found about the violence and the linguistic issue. This article will use Frank J. Wetta and Martin A. Novelli rsquo;s concept of lsquo;New Patriotism rsquo; and using both visual and audio material from the movie. This article aimed to disclose how Hollywood pictures patriotism."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Indah
"Film Snipers《狙击手》merupakan film karya Zhang yimou dan Zhang Mo yang dirilis pada tahun 2022 di Tiongkok. Film ini bercerita tentang perjuangan pasukan kompi lima, Tentara Sukarelawan Rakyat Tiongkok dalam menjalankan misi yang diberikan oleh Kapten, yaitu menyelamatkan anggota intelijen yang sebelumnya ditawan oleh tentara Amerika. Akan tetapi, ketika pasukan sampai di medan perang dan ingin mengevakuasi anggota intelijen, tiba-tiba pasukan kompi lima diserang oleh tentara Amerika. Sejak itu, perjuangan para tentara Tiongkok dalam melawan agresi tentara Amerika dimulai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sikap patriotisme seperti apa yang digambarkan sutradara pada film Snipers. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan fokus penokohan Chen Dayong, Liu Wenwu, dan Liang Liang melalui karakteristik, dialog, tingkah laku yang merepresentasikan sikap patriotisme. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya rekonstruksi dalam penggambaran sikap patriotisme melalui tokoh. Sikap patriotisme biasanya ditunjukan dengan aksi heroik. Akan tetapi, pada film Snipers sikap patriotisme juga dapat ditunjukan pada tokoh yang sedang mengalami kondisi kritis.

Snipers《狙击手》 is a film by Zhang Yimou and Zhang Mo was released on 2022 in China. This film tells about struggle of The Fifth Squad, Chinese People's Volunteer Army, in order to accomplish the mission was given by their Captain, to rescuing intelligence members who previously held captive by American soldiers. However, when The Fifth Squad arrived at the battlefield and wanted to evacuate intelligence members, suddenly The Fifth Squad was attacked by American soldiers. From that moment, the struggle of Chinese soldiers against American aggression began. This research aims to analyze what kind of patriotism the director describes in the film Snipers. This research uses a qualitative descriptive method with a focus on the characterizations of Chen Dayong, Liu Wenwu, and Liang Liang through characteristics, dialogue, behavior that represents patriotism. The results of this research indicate that there is a reconstruction in depiction of patriotism through the characters. Patriotism is usually shown by heroic action. However, in the film Snipers, patriotism can also be shown in character who are in critical condition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Anindra Pascasiswi
"Jurnal ini menganalisis penokohan Yu Mo dalam film The Flowers of War. Yu Mo berperan penting dalam membangun cerita di dalam film. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan analisis penokohan tokoh Yu Mo serta memaparkan perubahan karakter yang terlihat pada Yu Mo dalam film The Flowers of War. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan intrinsik yang pada dasarnya memusatkan pada unsur-unsur yang ada dalam karya sastra itu sendiri. Analisis unsur instrinsik penokohan pada film ini merupakan landasan penulis untuk menganalisis penokohan Yu Mo dalam film. Penelitian ini menganalisis karakter Yu Mo untuk mengetahui pengaruhnya terhadap alur film The Flowers of War.

This journal analyzes the characterizations of Yu Mo in The Flowers of War. Yu Mo plays an important role in building the story in the film. The purpose of this research is to reveal character analysis of Yu Mo as well as describe the character changes seen on Yu Mo in The Flowers of War. Research is done by using an intrinsic approach that basically focuses on the elements that exist in the literary work itself. Analysis of the intrinsic elements of characterization in this film is the foundation of the author to analyze the characterization of Yu Mo in the film. This research was conducted to analyze the character of Yu Mo to know its influence on the plot of The Flowers of War."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Yulia
"Tesis ini membahas pemaknaan khalayak perempuan terhadap film Ketika Tidak Bicara Cinta. Film Ketika Tidak Bicara Cinta merupakan film yang mengangkat tema mengenai percintaan penyandang disabilitas yang dibumbui oleh beberapa adegan seksual. Penelitian ini melihat bagaimana khalayak memaknai kisah cinta dan adegan seksual para penyandang disabilitas dalam film Ketika Tidak Bicara Cinta. Penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivis dengan memakai teori resepsi encoding-decoding Stuart Hall untuk melihat pemaknaan dari khalayak aktif. Penelitian ini bersifat deskriptif, hal ini dikarenakan data yang dikumpulkan oleh peneliti berupa hasil wawancara dengan para informan. Teknik pengumpulan menggunakan wawancara mendalam dengan informan.
Hasil penelitian ini terlebih dahulu melihat pemaknaan cinta, adegan seksual, dan disabilitas yang telah terkonstruksi pada khalayak perempuan "normal". Setelah itu, dilanjutkan dengan pemaknaan terhadap cinta dan adegan seksual para penyandang disabilitas dalam film Ketika Tidak Bicara Cinta. Konsep encodingdecoding film tersebut menghasilkan bahwa posisi ketiga informan dalam memaknai film Ketika Tidak Bicara Cinta cenderung dipengaruh oleh budaya yang dianut, latar belakang keluarga dan pendidikan, serta pola pergaulan

This thesis discusses about women audiences reception toward What They Don’t Talk about When Talk about Love Movie. The story of this film is about disabilities love and sexual stories. This thesis sees how the audience's reception about disabilities love and sex stories in the film. This research uses constructivist approach along with the encoding-decoding reception theory by Stuart Hall. This research is descriptive because the data that has been gathered is the description from all informants. The data gathered technique is through in-depth interview.
The result of this research is to see audience reception for love, sexual film scene, and disability that has been construct in a "normal" society especially women. Then, it will proceed with women audience reception toward disabilities love and sexual scene from What They Don't Talk about When They Talk about Love film. Encoding-Decoding concept brings a result that the audience receptions depend on their culture, family and education background, also their peer group.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T36111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Shuri Mariasih Gietty
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T19802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diorie Atalea Yessica
"Walt Disney Studios telah menghasilkan film demi film yang merepresentasikan budaya dan berbagai pengalaman manusia. Kematian dan kedukaan adalah pengalaman manusia yang paling sering digunakan film Disney dalam plot mereka. Ada perubahan dalam cara model berkabung direpresentasikan dalam film mereka. Artikel ini mengkaji perbedaan model berduka antara film Coco (2017) dan Onward (2020). Film-film tersebut dipilih karena fokus eksplisit mereka pada kesedihan dan kematian anggota keluarga. Temuan metode analisis tekstual menunjukkan bahwa kedua film memiliki kontras yang mencolok tentang bagaimana metode kontemporer dimanifestasikan dalam karakter mereka. Coco (2017) dan Onward (2020). menggunakan model kesedihan yang berbeda dan bagaimana mereka berlanjut setelah konflik diselesaikan. Artikel ini juga menemukan bahwa makhluk mitos digunakan sebagai simbol kesedihan dan menghasilkan reaksi yang berbeda dari karakter-karakter yang ada. Bukti yang ditunjukkan dalam artikel ini menunjukkan bahwa Onward (2020) tidak merangkul pergeseran model duka cita kontemporer yang digunakan oleh film-film di awal era Disney modern.

Walt Disney Studios have produced movies after movies that represent cultures and various human experiences. Death and grief are the most common human experience that Disney movies often use in their plots. There has been a shift in how the bereavement models are represented in their movies. This paper examines the differences of grief models between the movies Coco (2017) and Onward (2020). The movies were chosen due to their explicit focus on grief and the death of family members. The findings of the textual analysis method show that the movies have striking contrasts of how contemporary methods are manifested in their characters. Coco (2017) and Onward (2020). use different models of grief and how they are continued after conflicts are resolved. This paper also finds that mythical creatures are used as symbols of grief and result in different reactions from the characters. The evidence showed in this article suggests that Onward (2020) does not embrace the shift of contemporary bereavement models used by earlier movies in the modern Disney era."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haura Nabila Malik
"Artikel ini akan membahas tentang sebuah film yang berjudul Marguerite 2015 karya Xavier Giannoli yang sangat kuat menampilkan simbolisasi warna putih. Simbol-simbol tersebut akan dianalisis menggunakan konsep pengkajian sinema yang dikemukakan oleh Denis Petrie dan Joe Boggs dalam bukunya yang berjudul The Art of Watching Films. Hasil analisis memperlihatkan bahwa alur pada film ini digerakkan adanya tema besar kebohongan pada umumnya dan white lies pada khususnya. Selain itu, ditemukan juga simbolisasi warna putih yang berkaitan erat dengan watak polos dan naif yang dimiliki oleh tokoh utamanya, Marguerite Dumont.

This article will discuss about a film titled Marguerite 2015 by Xavier Giannoli that strongly shows white symbolization. The symbols will be analyzed using the concept of cinema review proposed by Denis Petrie and Joe Boggs from their book, The Art of Watching Films. The results of the analysis show that the flow in this film is driven by a major theme of lies in general and white lies in particular. In addition, also found a symbol of white color that is closely related to the plain and na ve character possessed by the main character, Marguerite Dumont.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Budi Wicaksono Wirawan
"Film merupakan salah satu bentuk karya sastra bersifat audiovisual yang diciptakan untuk menghibur, memberi pelajaran, serta menyampaikan pesan kepada penonton. Tokoh atau penokohan merupakan salah satu unsur intrinsik yang berperan penting dalam menyampaikan cerita dari sebuah karya sastra. Oleh karena itu, sebuah film memerlukan tokoh yang menarik agar berkesan bagi penonton. Tokoh yang menarik dapat diwujudkan melalui penokohan. Penelitian ini menganalisis dan membandingkan tokoh utama dari film berjudul Hyung (2016) dan Bohoja (2022) menggunakan psikologi sastra. Teori yang digunakan dalam analisis adalah teori kepribadian Sigmund Freud. Melalui analisis penokohan Go Doo-shik dan Choi Soo-hyuk, penelitian ini memaparkan perubahan karakter yang dialami kedua tokoh menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penokohan pada kedua tokoh tersebut menunjukkan bahwa kisah pertobatan sering muncul dalam perfilman Korea Selatan dan kisah tersebut menunjukkan bahwa tokoh yang melakukan tindakan amoral dapat mengubah dirinya menjadi orang yang lebih bermoral.

Film is a form of audiovisual literary work created to entertain, teach, and convey messages to the audience. Characters or characterization are one of the intrinsic elements that play an important role in conveying the story of a literary work. Therefore, a film needs interesting characters to make an impression on the audience. Interesting characters can be created through characterization. This research analyzes and compares the main characters from Hyung (2016) and Bohoja (2022) using literary psychology. The theory used in the analysis is Sigmund Freud's theory of personality. Through the analysis of Go Doo-shik and Choi Soo-hyuk’ characterization, this research details the transformation experienced by the two characters using qualitative descriptive methods. The characterization of these two characters exhibit stories of redemption that often appear in South Korean films and these stories show how characters who have committed immoral acts can change themselves into a moral person."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Adilah
"ABSTRAK
Jurnal ini menganalisis makna bunga krisan dalam film Curse of The Golden Flower karya Zhang Yimou. Berdasarkan kebudayaan Cina, bunga krisan merupakan salah satu bunga yang memiliki makna positif. Hal tersebut membuat pemunculan bunga krisan dalam berbagai adegan film Curse of The Golden Flower menjadi menarik. Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk menganalisis makna simbol bunga krisan dan keterkaitannya dengan jalan cerita film. Dalam analisis, makna simbolik dari bunga krisan dalam kebudayaan Cina akan dihubungkan dengan adegan-adegan yang menampilkan bunga krisan dalam film dan melihat kesesuaiannya.

ABSTRACT
This journal analyzes the significance of the chrysanthemum flower in Zhang Yimou rsquo s Curse of the Golden Flower. According to Chinese culture, the chrysanthemum is a flower that possesses positive meanings. The appearance of chrysanthemum within several scenes of Curse of the Golden Flower makes it intriguing. The purpose of this journal is to analyze the significance of the flower and how it is connected to the storyline of the movie. The correlation between the symbolic meaning of chrysanthemum in Chinese culture and the scenes played out within the film is presented within the analysis. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>