Ditemukan 50186 dokumen yang sesuai dengan query
Rahmatika Luthfiana Sholikhah
"Tari Sekapur Sirih adalah tari penyambutan tamu agung di Jambi. Tari ini wajib dibawakan untuk menyambut tamu agung di bandara/pelabuhan. Ditarikan oleh 9 orang perempuan dan 3 laki-laki sebagai pengawal. Gerakan yang ditampilkan bersifat feminin yaitu gerak wanita sedang merias diri. Penulis membahas beroperasinya male gaze yang terjadi di dalam tari Sekapur Sirih Jambi. Male gaze merupakan teori untuk membedah film. Penulis menggunakan teori ini untuk membedah seni pertunjukan yakni tari. Untuk melihat beroperasinya male gaze di dalam tari dapat dilihat dari panggung pertunjukan dan juga gerak tarinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan studi pustaka, observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa beroperasinya male gaze dalam sebuah seni pertunjukan taridapat dilihat dari bentuk panggung, pencahayaan dan gerak penari."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta, 2020
400 JANTRA 15:2 (2020)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
"Ide awal dari penelitian ini terinspirasi dari visi ISI Denpasar untuk menjadi centre of excellence. Untuk menjadi pusat unggulan dan menghasilkan lulusan yang unggul, kemampuan berbahasa Inggris memegang peranan yang sangat penting. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris baik mahasiswa maupun dosen yang ada di lingkungan ISI Denpasar adalah dengan membuat inovasi dalam pengajaran tari Bali dan Jawa dengan menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris bagi mahasiswa ISI Denpasar, yang dikemas dalam buku-buku dwi-bahasa (Indonesia-Inggris). Selain sebagai sarana peningkatan kemampuan berbahasa Inggris, hasil penelitian ini juga dapat mendukung persebaran kebudayaan Bali dan Jawa ke dunia internasional. Pengajaran tari bagi mahasiswa asing di ISI Denpasar dengan menggunakan bahsa Inggris dan bahasa Indonesia sementara ini tidak dilengakpi buku panduan berbahsa Indonesia-Inggris (bilingual) sebagai acuan mahasiswa asing maupun dosennya. Dengan buku panduan yang merupakan luaran dari penelitian ini, kiranya mahasiswa dapat lebih cepat dalam mendalami pemahaman tentang eksistensi tari Bali dan Jawa.
Metode yang ditempuh dalam penelitian ini adalah metode penelitian penerjemahan bahasa yang dikombinasikan dengan metode penelitian seni tari, yang diawali dengan mengumpulkan informasi tentang eksistensi tari Bali dan Jawa, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Hasil penerjemahan tersebut diujicobakan dalam pengajaran tari bagi mahasiswa jurusan tari ISI Denpasar. Hasil penelitian ini berupa deskripsi eksistensi tari Bali dan Jawa dalam bahasa Indonesia dan bahsa Inggris, yang kemudian dicetak berupa buku teks berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris ber-ISBN yang dapat dijadikan referensi dan panduan bagi dosen pengajar dan mahasiswa ISI Denpasar yang sedang belajar tari Bali dan Jawa, dan juga bagi sanggar tari Bali dan Jawa yang memiliki siswa asing.
"
SWISID 2:2 (2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Petra Patria Diah Paramita
"Skripsi ini membahas tentang penerjemahan pronomina persona dalam subtitle Film The Little Focker yang disutradarai oleh Paul Weitz. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini, penulis akan melihat bagaimana pronomina persona bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam subtitle bahasa Indonesia. Penelitian ini juga akan melihat apakah penerjemahan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan ragam. Penulis mengaitkan teori S-P-E-A-K-I-N-G Hymes dan solidaritas dan kekuasaan Brown dan Gilman untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan penggunaan pronomina dalam suatu tuturan.
Penulis juga akan menggunakan teori penerjemahan audio-visual Cintas untuk melihat bagaimana format subtitle berpengaruh terhadap terjemahan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa penerjemahan pronomina persona ke dalam subtitle bahasa Indonesia banyak yang tidak mengikuti kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar dikarenakan harus memenuhi keterbatasan ruang untuk subtitle itu sendiri dan sebagai akibatnya terjadi pergeseran ragam antara dialog asli dengan subtitle bahasa Indonesia.
This study discusses the personal pronoun translation on the subtitle of the movie The Little Focker which is directed by Paul Weitz. The research method used in this study is qualitative descriptive. In this study, the researcher identifies the process of how English personal pronoun is translated into Bahasa Indonesia subtitle. In addition, this study also identifies whether the translation process results the changes on the manner. The researcher links the theory of S-P-E-A-K-I-N-G by Hymes and solidarity and power by Brown and Gilman to find out what factors are influencing the selection of the use of pronouns in an utterance. Another theory used in this study is the theory of audio-visual translation by Cintas to see how the subtitle format affects the translations. The result of the study shows that many of the personal pronoun translations to Bahasa Indonesia subtitle do not follow the principle of formal Bahasa Indonesia as a result of limited space on the subtitle itself. The consequence is the shifting of manner from the actual dialogue to the Bahasa Indonesia subtitle. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S435
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Ribka Sangianglili
"Skripsi ini menganalisis dekonstruksi yang terjadi dalam film animasi bergenre superhero, Megamind. Melalui perbandingan antara film ini dengan film-film superhero klasik, diperoleh hasil bahwa film ini telah medekonstruksi konvensi cerita superhero dalam aspek penokohan, alur cerita, dan sudut pandang. Namun, melalui pengkajian postkolonialisme dan gender, upaya dekonstruksi dalam film ini mengandung dualisme. Pada satu sisi, upaya tersebut terlihat telah melawan supremasi kulit putih serta nilai maskulinitas dan femininitas konvensional yang kerap kali muncul dalam film superhero pada umumnya. Tapi, di sisi lain, terjadi ambivalensi dalam upaya dekonstruksi tersebut karena pada akhirnya malah menekankan pola-pola tersebut. Lebih lanjut, dekonstruksi tersebut ternyata bertujuan untuk merekonstruksi konsep hero yang berbeda. Melalui tokoh Megamind, terdapat beberapa hal yang berusaha ditekankan yaitu proses untuk menjadi hero dan kekuatan yang tidak sekedar mengandalkan fisik.
This undergraduate thesis analyses the deconstruction which happens in Megamind, an animated superhero movie. By comparing this movie and several classic superhero movies, it can be concluded that Megamind has changed the basic convention of superhero stories through its characters, plot, and point of view. However, there is a dualism meaning in the deconstruction. On one hand, this movie seems to oppose the white supremacy, and also the conventional masculinities and femininities which usually can be seen in superhero movies in general. On the other hand, it also confirms those values again. Furthermore, the movie reconstructs different concept of hero as the result of the ambivalence in the deconstruction. Megamind shows some hero's qualities that rarely appear in the classic superhero movies such as the process to be a hero and other kind of powers beside the physical power."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43374
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Andriadi
"
ABSTRAKDegradasi apresiasi terhadap film Western mutakhir melatarbelakangi penelitian ini. Para produser film mencoba merevitalisasi elemen film Western agar menghasilkan karya yang lebih menarik dengan atmosfer yang berbeda. Penelitian ini menelaah invensi dan interaksi budaya melalui eksplorasi unsur-unsur eksternal yang menyebabkan perubahan pada formula genre Western dalam film Wild Wild West (1999) dan Django Unchained (2012). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi pembalikan tipe struktur estetika dalam kedua film tersebut. Pertama, latar karya menunjukkan ruang yang semakin modern dan cenderung mengurangi ruang kebudayaan liar; kedua, ikon persenjataan dan transportasi yang digunakan oleh para tokoh semakin modern; ketiga, tokoh hero yang ditampilkan semakin marjinal; keempat, ide cerita semakin variatif dan dinamis; kelima, situasi dan pola tindakan yang disuguhkan menunjukkan formula kekerasan yang semakin brutal. Evolusi yang terjadi pada kedua film teranalisis dipengaruhi oleh politisasi produksi, perubahan jaman, dan perubahan selera penonton/masyarakat."
Ambon: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016
400 JIKKT 4:2 (2016)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Nia Nafisah
"Subjektivitas adalah konsep identitas diri yang berkaitan dengan cara pandang mengenai diri dan relasinya dengan struktur sosial tempatnya berada. Disertasi ini mengungkapkan ambivalensi subjektivitas tokoh anak dalam empat film anak –
Laskar Pelangi,
Serdadu Kumbang,
Lima Elang, dan
Langit Biru. Melalui pendekatan strukturalisme dan analisis sistem formal dari Bordwell dan Thompson (2008), ditemukan ambivalensi struktur teks dan strategi naratif yang di satu sisi memosisikan tokoh anak sebagai subjek, tetapi di sisi lain dibatasi dengan kondisi tertentu, yaitu ketidakhadiran atau campur tangan tokoh dewasa, keberadaan di ruang terbuka, serta kehendak yang berorientasi kelompok. Analisis lebih jauh dengan menggunakan teori kuasa disiplin Foucault (1995) menemukan bahwa walaupun keterampilan literasi dapat menggeser dominasi kuasa dewasa dan negosiasi posisi dimungkinkan untuk sementara waktu, subjektivitas tokoh anak pada umumnya dikonstruksi melalui pendisiplinan dalam praktik sosial. Pendisiplinan ini melatih anak untuk selalu memperhatikan aspek budaya yang dianggap penting. Akibatnya, subjektivitas yang dikonstruksi ini mendorong tokoh anak untuk mematuhi aturan yang berlaku, mengedepankan kepentingan kelompok, dan menghindari perbedaan. Subjektivitas yang ambivalen ini mengisyaratkan film anak Indonesia memandang anak-anak sebagai manusia yang defisien atau kurang sempurna sebagai manusia sehingga harus dibimbing dan diberi pengarahan, tetapi kurang memperhatikan potensi emosi dan intelektual yang dimiliki anak-anak.
The notion of subjectivity is a concept of personal identity which deals with the self and its relations to the social structures. This dissertation reveals the ambivalent construction of child character subjectivity in four Indonesian children’s films: Laskar Pelangi, Serdadu Kumbang, Lima Elang, dan Langit Biru. Employing structuralism approach and system formal analysis form Bordwell and Thompson (2008), it is found that textual structure and narrative strategies are ambivalent because they position child characters as subjects, but only under certain conditions: the absence or without involvement of adult characters, in open space, and group-oriented. Further analysis using Foucault theory of power and governmentality (1995) found that although literacy is the child's potential skill to shift adult's dominant power and negotiating positions take place temporarily, the child character's subjectivity is generally constructed through discipline in social practices in order to train children to take cultural aspects deemed important into consideration. Consequently, the constructed subjectivity is submissive children who obey the expected norms, prioritize group's interests, and avoid differences. This ambivalent subjectivity suggests that Indonesian children's films view children as deficient and so in need of guidance and instruction despite their emotional and intellectual potentials."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
D2657
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
020 VIS 12:1 (2010)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Muhamad Dwiki Armani
"Film dengan genre animasi memiliki daya tarik tersendiri. Film animasi dapat merepresentasikan unsur kebudayaan suatu bangsa dengan grafis yang beragam dan menarik. Salah satu film yang merepresentasikan budaya Cina antara lain adalah Film Turning Red '青春变形记' (Qīngchūn biànxíng jì) (2020). Representasi budaya Cina dalam film Turning Red menampilkan unsur-unsur ajaran Konfusianisme dalam hubungan keluarga. Konfusianisme merupakan salah satu unsur kebudayaan Cina yang berisi falsafah hidup bagi etnis Cina baik yang tinggal di daratan Cina, maupun di luar daratan Cina. Dalam Konfusianisme terdapat konsep harmonisasi sebagai unsur bijak manusia antara lain Ren 仁 (kemanusiaan), Yi 義 (kebajikan/keadilan), Li 礼 (etika), Zhi 知 (pengetahuan), Xin 信 (integritas), Zhong 忠 (kesetiaan), 孝 (Xiào) (bakti kepada orang tua). Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana representasi Xiao pada film animasi berjudul Turning Red melalui penokohan Meilin Lee, Ming Lee, dan Wu. Melalui metode kualitatif, penelitian ini akan mengungkapkan bagaimana bentuk representasi konsep Xiao yang ditunjukan pada film Turning Red melalui adegan tokoh-tokoh pada film. Melalui pendekatan deskriptif, penelitian ini menemukan bahwa konsep Xiao merupakan faktor penting dalam membangun alur dan penokohan dalam film ini.
Films with the animation genre have their own charm. Animated films can represent elements of a nation's culture with diverse and attractive graphics. One of the films that represents Chinese culture is Turning Red '青春变形记' (Qīngchūn biànxíng jì) (2020).The representation of Chinese culture in the film Turning Red displays elements of Confucianism in family relationships. Confucianism is one of the elements of Chinese culture which contains a philosophy of life for ethnic Chinese both living in mainland China and outside mainland China. In Confucianism there is the concept of harmonization as a wise human element, including Ren 仁 (humanity), Yi 義 (virtue/justice), Li 礼 (ethics), Zhi 知 (knowledge), Xin 信 (integrity), Zhong 忠 (loyalty), 孝 (Xiào) (filial piety). This study intends to find out how Xiao is represented in the animated film Turning Red through the characterizations of Meilin Lee, Ming Lee, and Wu. Through qualitative methods, this study will reveal how the form of representation of Xiao's concept is shown in the film Turning Red through the scenes of the characters in the film. Through a descriptive approach, this research finds that Xiao's concept is an important factor in developing the plot and characterizations in this film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Nurul Laili Nadhifah
"Tesis ini merupakan penelitian tentang adaptasi male-gaze terhadap film Ringu dan Ringu 2 produksi Jepang oleh The Ring dan The Ring 2 produksi Hollywood. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan perbedaan representasi male-gaze penonton terhadap karakter perempuan dalam film pada kedua produksi film tersebut. Perbedaan tersebut akan dianalisa dengan memperbandingkan mise en scene dan teknik pengambilan gambar oleh Jepang dan Hollywood. Analisa akan dilandasi oleh pemikiran Laura Mulvey tentang male-gaze pada sinema dalam artikelnya, Visual Pleasure and Narrative Cinema. Melalui analisis teks, penelitian ini bertujuan untuk membaca adaptasi budaya yang dilakukan Hollywood dalam proses remake film horor Jepang. Dari penelitian ini, terlihat perbedaan bentuk dominasi laki-laki terhadap tokoh perempuan dalam film-film tersebut.
This thesis is a study about the adaptation of male-gaze by The Ring and The Ring 2 produced by Hollywood toward Ringu and Ringu 2 produced by Japan. This study aims to show the representation differences of the audiences? male-gaze toward the female characters of both film productions. Those differences would be analyzed by comparing the mise en scene and camera technique by Japan and Hollywood. The analysis would be based one Laura Mulvey?s theory about male-gaze and cinema written in her journal, Visual Pleasure and Narrative Cinema. Through the text analysis, the result of this study would show how to read the culture adaptation by Hollywood through the remake process of Japanese horror film. From this analysis, the differences of male domination toward the female characters in those films could be seen."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28160
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta : Pustaka Jaya, 1984
793.199 2 TAR
Buku Teks Universitas Indonesia Library