Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216753 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Benedictus Krisnandaru Aji
"Soil sickness atau degradasi lahan sebagai dampak perubahan iklim mampu mengancam sektor pertanian karena dapat menurunkan kuantitas dan kualitas hasil panen, yang 84% nya disebabkan oleh erosi lahan. Penurunan hasil panen dan erosi lahan menjadi kerentanan masyarakat tani hortikultura di Daerah Tangkapan Air Kerinci. Salah satu cara mengatasi kerentanan tersebut adalah dengan menerapkan strategi konservasi lahan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi modal penghidupan masyarakat tani dan menganalisis keterkaitannya terhadap strategi konservasi lahan hortikultura. Penelitian ini menggunakan pendekatan penghidupan berkelanjutan untuk menganalisis modal penghidupan dan metode skoring untuk menilai tingkat konservasi lahan hortikultura. Hasil penelitian menunjukkan ketersediaan modal penghidupan masyarakat tani DTA Kerinci dan tingkat konservasi lahan pada tingkat sedang dengan skor 1,99 dan 0,56. Modal penghidupan yang memiliki keterkaitan signifikan terhadap konservasi lahan adalah modal sosial, finansial, dan alam. Ketiga modal tersebut diwujudkan melalui gotong royong, kepercayaan antar petani, akses informasi pertanian, kepemilikan lahan, dan kemampuan finansial untuk menciptakan strategi konservasi lahan yang berkelanjutan.

Soil sickness as a result of climate change can threaten the agricultural sector because it can reduce the quantity and quality of harvests, 84% of which is caused by land erosion. Decreasing crop yields and land erosion are vulnerabilities of horticultural farming communities in the Kerinci Catchment Area. One way to overcome this vulnerability is to implement land conservation strategies. This research aims to identify the livelihood capital of farming communities and analyze its relationship to horticultural land conservation strategies. This research uses sustainable livelihood approach to analyze livelihood capital and scoring method to assess the level of horticultural land conservation. The research results show that the availability of livelihood capital for the Kerinci DTA farming community and the level of land conservation are at a moderate level with scores of 1.99 and 0.56. Livelihood capital that has a significant relationship to land conservation is social, financial and natural capital. These three capitals are realized through mutual cooperation, trust between farmers, access to agricultural information, land ownership, and financial capacity to create sustainable land conservation strategies."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Galuh Afifah
"Strategi penghidupan berkelanjutan atau Sustainable Livelihood Approach merupakan sebuah konsep untuk mengukur usaha manusia atau masyarakat dalam mengelola aset penghidupan yang ada dan kegiatan yang dibutuhkan sebagai sarana hidup guna mengatasi dan memperbaiki tekanan, mempertahankan, atau meningkatkan aset dan kemampuannya namun tidak merusak sumber daya alam yang ada. Salah satu sumber penghidupan yang rentan terhadap tekanan adalah petani sawah irigasi seperti yang terjadi di DAS Telomoyo. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aset penghidupan yang dimiliki serta tekanan yang dialami oleh petani DAS Telomoyo, dan bagaimana polanya berdasarkan karakteristik wilayah ekosistem DAS. Kemudian menganalisis perbedaan strategi penghidupan berkelanjutan masyarakat petani terkait dengan karakteristik lokasi di wilayah hulu, tengah, dan hilir DAS Telomoyo guna memenuhi kebutuhan hidupnya berdasarkan aset penghidupan yang dimiliki serta tekanan yang dialami. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisa deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan informan yang telah ditetapkan persyaratannya (purposive sampling). Didapatkan hasil bahwa irigasi DAS Telomoyo secara keseluruhan didominasi oleh aset sosial dan aset fisik, sedangkan kepemilikan aset yang paling rendah adalah aset finansial. Wilayah rumah tangga petani dengan kepemilikan aset terendah berada di wilayah hulu DAS Telomoyo. Tekanan yang dialami oleh petani di DAS Telomoyo yang termasuk tekanan seasonal shifts antara lain kekeringan, banjir, dan pasang surut. Berdasarkan kepemilikan aset dan tekanan yang dialami, munculah beberapa bentuk strategi penghidupan rumah tangga petani di DAS Telomoyo antara lain perbedaan terkait dengan intensifikasi pertanian, diversifikasi sumber penghasilan non-pertanian, dan migrasi keluar kota.

The Sustainable Livelihood Approach is a concept for measuring human or community efforts in existing livelihood assets and activities needed as a means of life to cope with and improve pressure, maintain, or increase assets and capabilities but not destroy existing natural resources. One of the sources of livelihood that is vulnerable to pressure is irrigated rice farmers, such as in the Telomoyo River Basin. Therefore, this study aims to look at the livelihood assets they have and the pressure that helps farmers in the Telomoyo River Basin and analyze the community livelihood strategies related to locations in the upstream, middle and downstream areas of the Telomoyo River Basin and livelihood assets ownership in order to meet their daily needs. The method used is a qualitative method with descriptive analysis, the data study was carried out by in-depth interviews with informant with snowball sampling technique that has been determined by the requirements (purposive sampling). The results show that the Telomoyo watershed irrigation as a whole is dominated by social assets and physical assets, while the lowest asset ownership is financial assets. The area of households with the lowest asset ownership is in the upstream area of the Telomoyo River Basin. The pressures that support farmers in the Telomoyo River Basin include pressures for seasonal shifts, including drought, floods, and tides. Based on asset ownership and increasing pressure, several other forms of household livelihood strategies emerged in the Telomoyo River Basin related to agricultural intensification, diversification of sources from the non-agricultural stage, and originating from cities. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Diheim Biru
"Implementasi skema PES perlu mempertimbangkan keberlanjutan penghidupan masyarakat penyedia jasanya untuk mencegah terjadinya kemiskinan dan degradasi lingkungan. Studi ini memetakan keberlanjutan penghidupan petani penyedia dan non-penyedia jasa lingkungan di DAS Cidanau dengan menggunakan perhitungan livelihood capital index pada lima aset penghidupan dalam kerangka penghidupan berkelanjutan DFID. Selain itu, studi ini mengevaluasi atas aspek-aspek yang relevan dengan aset penghidupan masyarakat dalam rangka menunjang penghidupan masyarakat penyedia jasa. Kemudian, dari hasil perhitungan dan evaluasi tersebut, disusun suatu konsep penghidupan masyarakat penyedia jasa lingkungan yang dapat menunjang penghidupan masyarakat petaninya secara berkelanjutan menggunakan AHP. Hasilnya menunjukkan bahwa aset penghidupan baik petani penyedia dan non-penyedia jasa secara keseluruhan belum berkelanjutan dengan nilai masing-masing sebesar 0,445 dan 0,48. Ditemukan bahwa hasil panen, pengetahuan masyarakat, dan modal peralatan masyarakat tidak mendukung keberlanjutan penghidupan mereka. Konsep penghidupan masyarakat petani agroforestri penyedia jasa lingkungan yang berkelanjutan adalah yang berorientasi pada keuntungan petaninya atau hasil panen.

PES scheme needs to consider the livelihood sustainability of its services provider to prevent poverty and environmental degradation. This study maps the sustainability of the livelihoods of ES providers and non-providers in the Cidanau watershed by calculating the livelihood capital index of the five capital assets within the Sustainable Livelihood Framework. In addition, this study evaluates aspects that are relevant within the livelihood assets of the farmers to support the livelihood of the service providers. Then, a sustainable livelihood concept for ES providers is conceived by using AHP. The results show that the overall livelihood assets of the ES providers and non-service providers are not sustainable with a value of 0,445 and 0,48 respectively. It was found that the farmers’ harvest gains, knowledge, and equipment do not support their livelihood sustainability. The Sustainable Livelihood Concept of Agroforestry Environmental Services Providers is oriented towards the gains of their farmers or crops."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsiwidianti Rahmah
"Penelitian ini membahas mengenai praktik gadai lahan sawah yang dilakukan oleh masyarakat tani di Desa Jalatrang sebagai strategi penghidupan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sifatnya mendesak. Melalui pendekatan etnografi dengan melakukan observasi partisipan dan wawancara mendalam, penelitian ini mencoba memahami bagaimana proses serta relasi-relasi yang terbentuk dalam praktik gadai lahan sawah dapat membantu masyarakat tani di Desa Jalatrang keluar dari situasi terdesak secara finansial. Pembentukan strategi penghidupan yang dilakukan oleh masyarakat tani di Desa Jalatrang melalui praktik gadai lahan sawah ini menunjukkan adanya pemanfaatan modal alam dan sosial oleh petani guna menciptakan sustainable livelihoods yang dapat membantu mereka terhindar dari guncangan rumah tangga. Praktik gadai lahan sawah oleh masyarakat tani di Desa Jalatrang juga memperlihatkan adanya diferensiasi kelas petani antara pihak penggadai dan pihak pemberi pinjaman. Ketergantungan antar kelas petani inilah yang menopang keberlangsungan praktik gadai lahan sawah di Desa Jalatrang hingga saat ini. Praktik gadai lahan sawah akan terus dilakukan selama relasi antar kelas petani itu berlangsung karena relasi tersebut membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Terlepas dari faktor keuntungan secara ekonomi, praktik gadai lahan sawah ini juga didasarkan pada alasan moral terhadap sesama sehingga dalam praktiknya mencerminkan keselarasan antar moral dan ekonomi.

This study discusses the practice of land pawning carried out by farming society in Desa Jalatrang as a livelihood strategy to meet urgent life needs. Through an ethnographic approach by conducting participant observation and in-depth interviews, this study tries to understand how the processes and relationships formed in the practice of land pawning can help the farming society in Desa Jalatrang to get out of a precarious situation. The formation of livelihood strategies carried out by farming society in Desa Jalatrang through the practice of land pawning shows the use of natural and social capital by farmers to create sustainable livelihoods that can help them to avoid household shocks. The practice of land pawning by the farming society in Desa Jalatrang also shows the differentiation of the farmer class between the pawnbroker and the money lender. This interdependence between classes of farmers has supported the continuity of lawn pawning practice in Desa Jalatrang to this day. The practice of land pawning will continue as long as the relationship between the farmer classes lasts because the relationship brings benefits to both parties. Despite the economic benefits, the practice of land pawning is also based on moral aspect towards family or others so that in practice it reflects the harmony between morals and the economy factors"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ragil Setyo Cahyono
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penghidupan yang berkelanjutan sebagai bentuk ketangguhan masyarakat berpenghasilan rendah di Kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini menerapkan Sustainable Livelihood Approach (SLA) untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi ketangguhan masyarakat serta strategi yang diterapkan untuk meningkatkan penghidupan berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan masyarakat, pemerintah setempat, tokoh masyarakat, pekerja informal, dan akademisi/pengamat. Analisis data menggunakan teknik analisis naratif. Hasil penelitian menunjukkan masyarakat berpenghasilan rendah di Mangga Besar menghadapi berbagai kendala dalam membangun penghidupan berkelanjutan, seperti keterbatasan akses pendidikan, keterampilan, pekerjaan, serta permasalahan lingkungan dan infrastruktur. Strategi yang diterapkan antara lain memanfaatkan jaringan sosial dan dukungan komunitas, pemberdayaan ekonomi melalui usaha mikro/informal, serta mengandalkan bantuan sosial. Meskipun ada upaya dari pemerintah melalui berbagai program peningkatan kesejahteraan, masih diperlukan pendekatan yang holistik dan kolaboratif dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat untuk mengatasi tantangan multidimensional dalam menciptakan penghidupan yang tangguh dan berkelanjutan bagi masyarakat berpenghasilan rendah di Mangga Besar.

This study aims to analyse sustainable livelihood as a form of resilience for low-income communities in Mangga Besar Area, West Jakarta. Using a descriptive qualitative approach, this research applies the Sustainable Livelihood Approach (SLA) to understand the factors affecting community resilience as well as the strategies applied to improve sustainable livelihoods. The research was conducted using qualitative methods, and data was collected through in-depth interviews with the community, local government, community leaders, informal workers, and academics/observers. Data were analysed using narrative analysis techniques. The results show that low-income communities in Mangga Besar face various obstacles in building sustainable livelihoods, such as limited access to education, skills, employment, as well as environmental and infrastructure problems. The strategies applied include utilising social networks and community support, economic empowerment through micro/informal businesses, and relying on social assistance. Despite the government's efforts through various welfare improvement programmes, a holistic and collaborative approach involving active community participation is still needed to overcome the multidimensional challenges in creating resilient and sustainable livelihoods for low-income communities in Mangga Besar."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Angel Theresia Rouli
"Penghidupan meliputi orang-orangnya, aset, kemampuan, pendapatan, dan aktivitas untuk kehidupan. Penghidupan dikatakan berkelanjutan ketika teratasi dari tekanan, bertahan serta meningkatkan kapasitasnya untuk sekarang dan masa depan, sementara tidak merusak alam. Pendekatan penghidupan berkelanjutan merupakan salahsatu jenis pendekatan dalam intervensi penghidupan untuk mencapai keberlanjutan. Pulau Mare dan sekitarnya merupakan kawasan lindung yang memiliki keanekaragaman hayati dan potensi tinggi untuk kegiatan perikanan dan kelautan. Ada peraturan dan batasan yang diberlakukan dalam pemanfaatan maupun pengelolaan kawasan lindung. Pada Pulau Mare dan sekitarnya juga terdapat desa-desa pesisir yang memungkinkan adanya perbedaaan karakteristik ruang. Pentingnya keberadaan kawasan lindung berimbas pada penghidupan manusia di sekitar desa sebagai tempat tinggal nelayan. Pembangunan desa dan kondisi perairan potensial menjadi karakteristik terbentuknya tipologi desa nelayan. Tipologi desa nelayan terbagi menjadi desa berkembang dan desa belum berkembang, serta desa dengan jarak dekat (< 4 mil) dan jarak jauh (>4 mil) terhadap perairan potensial. Variasi spasial tipologi desa nelayan menjadi dasar dari pola penghidupan berkelanjutan nelayan di Pulau Mare dan sekitarnya. Nelayan yang tinggal pada tipologi desa yang sama, belum tentu memiliki aset, strategi dan hasil penghidupan yang sama. Fenomena pada penelitian ini adalah nelayan pada desa berkembang dengan jarak dekat terhadap perairan potensial, paling banyak merupakan nelayan dengan tingkat kesejahteraan tinggi.

Livelihood includes people, assets, abilities, income, and activities for life. Livelihoods are said to be sustainable when they are overcome from pressure, survive, and increase their capacity for the present and future, while not destroying nature. The sustainable livelihood approach is one type of approach in livelihood interventions to achieve sustainability. Mare Island and its surroundings are protected areas that have high biodiversity and high potential for fisheries and marine activities. There are rules and restrictions that apply to the use and management of protected areas. On Mare Island and its surroundings there are also coastal villages which allow for different spatial characteristics. The importance of the existence of protected areas has an impact on the livelihoods of people around the village as a place for fishermen to live. Village development and potential water conditions characterize the formation of a fishing village typology. Typology of fishing villages is divided into developing and underdeveloped villages, as well as villages with short distances (<4 miles) and long distances (> 4 miles) to potential waters. The spatial variations in the typology of fishing villages are the basis for the sustainable livelihood patterns of fishermen in Mare Island and its surroundings. Fishermen who live in the same village typology do not necessarily have the same assets, strategies, and livelihood outcomes. The phenomenon in this study is that fishermen in developing villages with a close distance to potential waters are mostly fishermen with a high level of well-being."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maurilla Zahra Sahirah
"Kabupaten Banyumas memiliki beberapa komoditas unggulan seperti di Kecamatan Sumbang yang dikenal dengan penghasil jagung. Walaupun demikian, jika dilihat dari data per tahunnya, luas panen jagung di Kecamatan Sumbang berkurang sekitar 107,8 ha. Sejalan juga dengan maraknya terjadi konversi lahan. Hal ini akan berimbas pada rendahnya pendapatan petani karena petani sangat bergantung pada lahan panen jagung. Adanya tekanan tersebut mendorong petani jagung untuk melakukan berbagai strategi penghidupan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan pengumpulan data secara multistage sampling dengan mengkombinasikan purposive sampling untuk pemilihan lokasi petani dan proportional random sampling untuk pemilihan sampel petani. Sampel diambil dengan teknik kuesioner terhadap 56 petani jagung yang tergabung dalam kelompok tani. Analisis aset dilakukan dengan menggunakan pendekatan Sustainable Livelihood Approach (SLA), deskriptif kuantitatif dan keruangan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa pola kepemilikan aset petani berasosiasi sebagian dengan karakteristik rumah tangga petani dan kondisi tekanan lahan pertaniannya. Berdasarkan persebaran lokasi lahan petani, petani yang lahan pertaniannya berlokasi di kondisi tekanan lahan tinggi dekat dengan jalan lokal serta terletak di aksesibilitas tinggi memiliki aset alam yang lebih unggul daripada di kondisi tekanan lahan rendah hingga sedang. Sementara itu, karakteristik rumah tangga akan mempengaruhi kekuatan aset finansial. Petani dengan anggota rumah tangga sedikit dalam satu atap serta lebih banyak usia tidak produktif yang tidak bekerja dan petani dengan anggota rumah tangga besar dalam satu atap serta lebih banyak usia produktif yang bekerja menjadi pembeda kondisi aset finansialnya. Kemudian, karakteristik rumah tangga juga mempengaruhi aset pada setiap kondisi tekanan lahan. Kepemilikan aset manusia, finansial, dan aset fisik akan mempengaruhi petani dalam menerapkan strategi penghidupan. Tingginya aset fisik, finansial, manusia membuat petani melakukan strategi akumulasi daripada sekadar strategi konsolidasi. Namun, kondisi tekanan lahan juga menentukan pilihan strategi. Unggulnya aset finansial dan fisik di lokasi lahan dengan tekanan tinggi menyebabkan petani dapat melakukan strategi akumulasi. Unggulnya aset manusia di lokasi dengan tekanan lahan sedang menyebabkan petani melakukan strategi konsolidasi.

Banyumas Regency has several superior commodities such as in the Sumbang District which is known as a maize producer. the annual data, the maize farm area in Sumbang has decreased by around 107.8 ha. It will impact farmers income because farmers are very dependent on maize farm areas. The existence of this pressure encourages maize farmers to carry out various livelihood strategies. This study used a quantitative method with multistage sampling by combining purposive sampling for the farmers locations and proportional random sampling for the farmers samples. Samples were taken using a questionnaire technique to 56 maize farmers who are members of farmer groups. Asset analysis is carried out using the Sustainable Livelihood Approach (SLA), descriptive quantitative, and spatial analysis. The results of the study indicate that the condition of farmer's asset ownership is partially associated with the characteristics of the farmer's household and land pressure condition. Based on the distribution of farmers' land locations, farmers whose land is in high-pressure land close to local roads and located in high accessibility have natural assets that are superior to those in conditions of low to moderate land pressure. Meanwhile, household characteristics will affect the strength of financial assets. Farmers with few household members under one house and more non-productive age who do not work and farmers with large household members under one house and more productive age are significantly different in their financial assets. Then, household characteristics also affect each land pressure condition. The ownership of human, financial and physical assets will influence farmers in implementing livelihood strategies. However, land pressure conditions also determine the choice of strategy. The superiority of financial and physical assets in land areas with high pressure causes farmers to carry out an accumulation strategy. The superiority of human assets in locations with moderate land pressure causes farmers to carry out a consolidation strategy."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Widodo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab kemiskinan, strategi nafkah yang dijalankan oleh rumah tangga miskin serta menyusun strategi nafkah berkelanjutan berdasarkan kondisi yang ada di masyarakat. Penelitian dilakukan di Desa Kwanyar Barat, Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode PRA, FGD dan pengamatan berpartisipasi dengan melibatkan rumah tangga miskin di daerah penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya akses terhadap modal terutama modal finansial merupakan penyebab kemiskinan. Akses yang terbatas terhadap modal finansial menyebabkan nelayan tidak mampu mengakses modal fisik berupa teknologi penangkapan yang lebih modern. Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya konflik perebutan sumber daya dengan nelayan dari daerah lain. Strategi nafkah yang dilakukan oleh rumah tangga nelayan miskin terdiri atas strategi ekonomi dan strategi sosial.
Strategi ekonomi dilakukan dengan cara melakukan pola nafkah ganda, pemanfaatan tenaga kerja rumah tangga dan migrasi. Sedangkan strategi sosial dilakukan dengan memanfaatkan ikatan kekerabatan yang ada. Lembaga kesejahteraan tradisional juga mempunyai peran yang penting bagi rumah tangga miskin dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Modal sosial mempunyai peran yang cukup penting dalam strategi nafkah rumah tangga miskin dan dapat menjadi salah satu pokok perhatian dalam upaya penyusunan strategi nafkah berkelanjutan.

This research aims at knowing the factors causing poverty in research area, knowing livelihood strategy by poor households and constructing sustainable livelihood strategy based on the real condition in community. This research is conducted in Kwanyar village, Kwanyar subdistrict of Bangkalan Regency. Data were collected with PRA, FGD method and participative observation involving poor households in research area. Data were analysed with descriptive qualitative method.
The result shows that poverty is caused by lack of access to capital, particularly financial capital. This becomes a matter in which fisher men cannot access physical capital as mode rn catching technology. Livelihood strategy which is conducted by poor household of fishermen consists of economic and social strategies.
Economic strategy is conducted with double livelihood pattern, utiliz ing households worker and migration. Otherwise, social strategy is perfomed with kinship pattern. Traditional welfar e organization has also important role for poor households in fulfilling daily needs. In addition, social capital also cont ributes significantly for livelihood strategy in that area and it becomes one of attentions in arranging sustainable livelihood strategy.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Efrianita
"Tesis ini membahas tentang bagaimana regulasi penambangan yang ada di
Kabupaten Bangka Selatan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dihubungkan
dengan tingkat kerentanan sosial dan sumber penghidupan masyarakat. Thesis ini
ingin melihat gambaran kerentanan (Vulnerability) dan Sumber Penghidupan
(Livelihood). Sampel diambil sebanyak 387 responden di wilayah Bangka Selatan
dengan menyebar kuesioner dan menggunakan metode simple random sampling
untuk responden menggunakan analisis bivariat untuk melihat signifikansi level dan
pearson correlation dengan menggunakan bantuan software. Hasilnya adalah
adanya Kerentanan (Vulnerability) dan Sumber Penghidupan (Livelihood)
masyarakat sekitar lahan pertambangan timah di Kabupaten Bangka Selatan.

This thesis discusses how existing mining regulation in South Bangka Bangka
Belitung province associated with the level of social vulnerability and livelihoods.
This thesis would like to see a picture of vulnerability (Vulnerability) and
Livelihoods (Livelihoods). Samples were taken as many as 387 respondents in the
South Pacific region by spreading the questionnaire and using simple random
sampling method to respondents using bivariate analysis to look at the significance
level and Pearson correlation using statistical software. The result is the existence
of Vulnerability (Vulnerability) and Livelihoods (Livelihoods) surrounding
communities tin mining land in South Bangka Regency.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurora Febrianti Naser
"

Pertanian merupakan salah satu sektor terbesar dalam pembangunan ekonomi. Hal ini bisa dilihat pada PDRB Jawa Barat 2016. Namun seiring berjalannya waktu, lahan yang digunakan untuk pertanian semakin berkurang, hal ini disebabkan oleh semakin banyak penduduk yang datang. Penurunan lahan yang terjadi setiap tahunnya mencapai 10%, permasalahan ini diakali oleh para petani untuk membuka lahan pertanian khususnya lahan pangan hortikultura di area lahan sempit, seperti di pekarangan rumah. Hal ini juga menyebabkan Kabupaten Bandung, khususnya Kawasan Agropolitan Ciwidey juga tergolong tingkat kesejahteraan rendah. Pada Kawasan Agropolitan Ciwidey juga terdapat Kecamatan Rancabali. Kecamatan ini merupakan Kecamatan dengan sektor pertanian hortikultura yang sangat berpotensial. Tanaman hortikultura di Kecamatan ini ditanamani dengan pola tanam monokultur dan tumpang sari. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan variasi spasial pola usaha tani hortikultura berdasarkan luas lahan di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung serta menjelaskan hubungan antara pola usaha tani terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga petani. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif spasial, yaitu mentabulasi silangkan antara pola usaha tani terhadap luas lahan dan aksesibilitas. Serta mentabulasi silangkan antara variasi spasial pola usaha tani terhadap tingkat kesejahteraan. Diketahui hasil dari variasi spasial pola usaha tani ialah mayoritas petani melakukan kegiatan pertanian sendiri tanpa dibantu tenaga kerja lain dengan pola tanam monokultur baik di aksesibilitas tinggi maupun sedang. Kualitas aksesibilitas sebanding akan bergerak lurus dengan tenaga kerja. Semakin buruk aksesibilitas maka akan terjadi penambahan tenaga kerja. Untuk hubungan dengan tingkat kesejahteraannya adalah semakin baik aksesibilitas lahannya, maka semakin tinggi sejahteranya. Petani yang berada pada aksesibilitas sedang ke buruk, tingkat kesejahteraannya akan meningkat jika memiliki lahan yang luas.


Agriculture is one of the biggest sectors in economic development. This can be seen in the West Java PDRB 2016. But over time, the land used for agriculture is decreasing, this is caused by more and more people coming. The decrease in land that occurs every year reaches 10%, this problem is tricked by farmers to open agricultural land, especially horticultural food land in a narrow area of land, such as in the yard. This also caused the Bandung Regency, particularly the Ciwidey Agropolitan Area, to also be classified as a low welfare level. In the Ciwidey Agropolitan Area there are also Rancabali Districts. This sub-district is a sub-district with a very potential horticultural agriculture sector. Horticultural plants in this district are planted with monoculture and intercropping cropping patterns. This study aims to explain the spatial variation in horticultural farming patterns based on land area in Rancabali District, Bandung Regency and explain the relationship between farming patterns and the level of welfare of farm households. The analysis used is a spatial descriptive analysis, which is a cross tabulation between farming patterns and land conditions and accessibility. As well as cross tabulating between spatial variations in farming patterns and welfare levels. It is known that the result of spatial variations in farming patterns is that the majority of farmers do their own farming activities without the help of other workers with monoculture planting patterns in both high and moderate accessibility. The quality of accessibility is proportional to moving straight with the workforce. The worse the accessibility there will be an increase in labor. The relationship with the level of welfare is the better the accessibility of the land, the higher the welfare. Farmers who are in moderate to poor accessibility, their level of welfare will increase if they have large tracts of land.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>