Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209260 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anneke Samuel
"Kelelahan kerja adalah masalah yang umum terjadi di bidang industri yang dapat disebabkan oleh aktivitas fisik dan mental. Kelelahan kerja merupakan salah satu masalah  dalam industri pertambangan di mana industri ini menuntut pekerja dapat bekerja dengan aman. Sekitar 32% pekerja di seluruh dunia mengalami kelelahan terkait pekerjaan,  penelitian lainnya pada perawat rumah sakit di  Indonesia menunjukkan bahwa 54,1% mengalami kelelahan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara roster kerja, shift kerja, beban kerja dengan kelelahan pada pekerja fasilitas kesehatan industri pertambangan. Survei dilakukan untuk mengukur kelelahan dan beban kerja. Peserta direkrut dengan consecutive sampling. Kuesioner National Agency and Space Administration Task Load Index (NASA-TLX) dan Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI) versi Indonesia digunakan untuk menilai beban kerja dan kelelahan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS. Variabel independen yang diteliti adalah beban kerja, roster kerja dan shift kerja dan variabel dependen yang diuji adalah kelelahan. Penelitian ini melibatkan 97 responden dari fasilitas kesehatan di industri pertambangan. Analisis multivariat  regresi logistik untuk menilai faktor-faktor yang berhubungan terutama beban kerja dan kelelahan. Analisis multivariat menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan kelelahan, di mana beban kerja tinggi dan sangat tinggi memiliki risiko 32 kali lebih besar untuk mengalami kelelahan (aOR=32,40, nilai p <0,001, CI 6,61-158,68 dan R2 0,508).

Occupational fatigue is common in industries that are usually caused by prolonged periods of both physical and mental activity without adequate rest for recovery.  Fatigue is a significant concern in mining industry due to high-risk job in this sector that demanding workers can work safely. About 32% of workers worldwide experience work-related fatigues and another study of hospital nurses in Indonesia showed that 54.1% experienced work fatigue. This study aimed to determine the relationship between work roster, shift work, workload and fatigue in mining industry health facility workers. A survey was used to measure fatigue and workload. Participants were recruited with consecutive sampling. National Agency and Space Administration Task Load Index (NASA-TLX) and Swedish Occupational Fatigue Inventory (SOFI) Indonesian version questionnaire were applied to assess workload and fatigue, respectively. Data analysis was carried out using SPSS. The independent variables tested were workload, work roster and shift work and dependent variables tested were fatigue. The study involved 97 respondents from the healthcare facilities in mining industry. Multivariate and logistic regression analysis of the data assessed the associations factors especially workload and fatigue.   Multivariate analysis showed a significant relationship between workload and fatigue, where high and very high workloads had a 32 times greater risk of fatigue (aOR=32.40, p-value<0.001, CI 6.61-158.68 and R2 0.508)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herma Krisdiana
"Beban kerja merupakan salah satu faktor risiko yang menyebabkan terjadinya kelelahan. Situasi pandemi saat ini memberikan dampak nyata khususnya pada sektor kesehatan. WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi pada tahun 2020. Dampak pandemi COVID-19 menyebabkan tenaga kesehatan sebagai sumberdaya penyedia layanan kesehatan dihadapkan pada situasi berbeda, salah satunya terjadi peningkatan pada tuntutan pekerjaan. Tingginya tuntutan pekerjaan yang diterima tenaga kesehatan akan menjadi penyebab beban kerja menjadi tinggi sehingga lebih berisiko mengalami kelelahan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja di Puskesmas Kecamatan Sukmajaya selama masa pandemi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel jenuh dengan keseluruhan responden merupakan tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Sukmajaya. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja.  Tenaga kesehatan dengan beban kerja tinggi memiliki kecenderungan sebanyak 9,9 kali mengalami kelelahan kerja tinggi. Setiap pekerjaan memiliki tuntutan yang mengharuskan pekerjanya menyelesaikan tuntutan tersebut sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Namun adanya tuntutan pekerjaan yang berlebihan dan terus menerus mempengaruhi kelelahan kerja, dampak negatif yang akan timbul saat pekerja mengalami kelelahan kerja adalah tidak tercapainya suatu standar atau target yang telah ditetapkan.

Workload is one of the risk factors that cause fatigue. The current pandemic situation has a real impact, especially on the health sector. WHO has declared COVID-19 as a pandemic in 2020. The COVID-19 pandemic has caused health workers as a resource for health care providers to be faced with different situations, one of which is an increase in the impact on work. The high work received by the workforce will cause the workload to be higher, resulting in work fatigue. This study aims to determine the relationship between workload and work fatigue at the Sukmajaya District Health Center during the pandemic. This study used a cross sectional design. The sample used in this study was a saturated sample with all respondents being health workers at the Sukmajaya District Health Center. The results of the bivariate analysis showed that there was a relationship between workload and work fatigue. Health workers with a high workload have a tendency of 9.9 times to experience high work fatigue. Every job that requires work that demands completion is in accordance with predetermined standards. However, the existence of excessive work and continuous prolonged work, the negative impact that will arise when workers experience work fatigue is not achieving a predetermined standard or target."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Hazzrah Medinah
"Kelelahan atau fatigue pada pekerja tambang memiliki dampak yang besar terhadap tingkat absenteisme, penurunan produktivitas, biaya kesehatan, dan kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keluhan kelelahan pada pekerja di PT X serta menganalisis faktor-faktor yang berhubungan. Faktor risiko yang diteliti yaitu faktor terkait pekerjaan (beban kerja, masa kerja, waktu istirahat, area kerja, shift kerja, dan stres kerja) dan faktor risiko tidak terkait pekerjaan (usia, kualitas dan kuantitas tidur, kebiasaan merokok, commuting time, pekerjaan sampingan, konsumsi kafein, status pernikahan, status gizi, dan olah raga). Untuk mengukur kelelahan menggunakan kuesioner Occupational Fatigue Exhaustion Recovery Scale (OFER), mengukur stres kerja menggunakan kuesioner Survei Diagnosis Stres (SDS), mengukur kualitas tidur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), mengukur beban kerja mental menggunakan NIOSH Generic Job Stress Questionnaire (GJSQ), mengukur karakteristik responden menggunakan The Self-administered Questionnaire, dan untuk mengukur beban kerja fisik menggunakan alat Fingertip Pulse Oximeter. Penelitian ini dilakukan kepada 156 pekerja tambang di PT X dengan menggunakna desain penelitian crosssectional. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan inferensial dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja, waktu istirahat, usia, dan beban kerja mental dengan kelelahan. Oleh karena itu, perlu dilakukannya pengembangan program pencegahan dan pengendalian kelelahan (fatigue management) di tempat kerja dan melihat hubungan faktor terkait pekerjaan yang lebih dominan terhadap kelelahan dibandingkan faktor tidak terkait pekerjaan.

Fatigue in mining workers has a huge impact on absenteeism rates, decreased productivity, medical costs, and accidents. This study aims to describe the level of fatigue in workers at PT. X and analyze the associated risk factors. The risk factors studied included work-related factors (workload, period of work, rest time, mining area, work shifts, and work stres) and non-work related factors (age, sleep quality and sleep quantity, smoking status, commuting time, side work, caffeine consumption, marital status, body mass indeks, and exercise). To measure fatigue, the Occupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER) questionnaire was used, Survey Diagnostic Stress (SDS) was used to measure job stress, the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire was used to measure sleep quality, NIOSH Generic Job Stress Questionnaire (GJSQ) was used to measure mental workload, the Self-administered Questionnaire was used to measure respondent characteristics, and Fingertip Pulse Oximeter was used to measure physical workload. This research was conducted on 156 mining workers at PT. X by using a crosssectional research design. Descriptive and inferential logistic regression was used to analyze the data. The results showed that there was a significant association between period of work, rest time, age, and mental workload. Therefore, it is necessary to develop a fatigue management program in the workplace and refers to see the result that the relationship between work related factors and fatigue is more dominant than non-work related factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gesang Lilihaning Tyas
"Tesis ini membahas Hubungan Tekanan Panas dan Beban Kerja dengan Kelelahan Pekerja sebagai tinjauan terhadap Nilai Ambang Batas Iklim Kerja yang tertuang dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-51/Men/1999 yang merupakan adopsi dari ACGIH 1996, dimana dalam satu dasawarsa pemberlakuannya banyak pengusaha di Indonesia mengeluhkan penerapannya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang.
Hasil penelitian menyarankan bahwa perlu adanya peninjauan kembali dan penelitian ilmiah yang lebih mendalam terkait dengan variabel ? variabel lain yang berkontribusi terhadap Nilai Ambang Batas Iklim Kerja yang tertuang dalam Kepmenakertrans No. 51 tahun 1999.

This thesis explores the relationship of Heat Stress and Workload to Worker Fatigue with a review of the Threshold Limit Values for Heat Stress as stated in the Ministry of Manpower Decree No. Kep-51/Men/1999 which is the adoption of the ACGIH in 1996, where in one decade is implemented, many entrepreneurs in Indonesia complained about its application. This research is quantitative research with cross sectional design.
The results suggest that there should be judicial review and a more in-depth scientific research related to the other variables that contribute to the Threshold Limit Values for Heat Stress, which is covered in Kepmenakertrans No. 51 years old in 1999.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31414
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Tlaga Herawati
"Angkatan kerja semakin meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia. Meningkatnya angkatan kerja berbanding lurus dengan meningkatnya prevalensi penyakit akibat kerja yaitu stres kerja yang memiliki banyak dampak negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan stres kerja pada pekerja komputer di Kementerian X Jakarta Pusat. Metode penelitian menggunakan deskriptif analitik dan desain penelitian menggunakan cross sectional pada 63 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner NASA-TLX dan life event scale. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan beban kerja dengan stres kerja pada pekerja komputer di Kementerian X Jakarta Pusat dengan nilai p value yaitu 0,000 p value

The work force has increased from year to year in Indonesia. The increasing labor force is directly proportional to the increasing prevalence of diseases caused by work that is work stress has many negative effects. This research aims to know the relationship of the workload with work stress on computer workers in X Ministry, Central Jakarta. Research method use descriptive analytics and research design use cross sectional at 63 respondents. Data collection is done using questionnaires NASA TLX and life event scale. The results of this research show there is a relationship of the workload with work stress on computer workers in X Ministry, Central Jakarta with p value i.e. 0.000 p value 0.05 . The role of the nurse in the form of stress management such as relaxation techniques and adaptive koping needed in X ministry. Accordingly, the results of this study recommend the necessary prevention and treatment of stress on workers to minimize the occurrence of work stress in X Ministry. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jhon Martua Malau
"Kelelahan pengemudi truk menjadi faktor risiko penting di sebagian besar kecelakaan lalu lintas. Statistik menunjukkan kelelahan pengemudi truk menyumbang sekitar 10-15% dari kecelakaan lalu lintas jalan. Kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas pada pengemudi truk yang kelelahan delapan kali lebih tinggi daripada pengemudi truk yang cukup istirahat. Menurut Badan Pusat Statistik (2019), dari tahun 2015- 2019, jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia mengalami kenaikan rata-rata 4,87 persen per tahun. Korlantas POLRI mencatat jumlah kecelakaan sepanjang 2019 sebanyak 116.411. Jumlah tersebut naik 6,59 persen dibandingkan pada tahun 2018 dengan 109.215 kejadian. Kecelakaan mobil barang menempati posisi ketiga dengan jumlah kecelakaan 5,02 persen atau sekitar 5,822 kejadian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat fatigue serta faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan fatigue pada pengemudi truk. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli – Oktober 2021 di PT.X sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang transportasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 64 pengemudi truk. Data dianalisis dengan uji statistik chi square. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 89% responden mengalami fatigue sedang dan 11% responden mengalami fatigue tinggi. Dari penelitian ini diketahui ada hubungan antara kualitas tidur, durasi kerja dan beban lingkungan kerja dengan keluhan fatigue pada pengemudi truk (p<0,05). Sedangkan faktor individu berupa usia dan kebiasaan merokok, kuantitas tidur, serta faktor beban mental berupa beban kerja, jadwal kerja diketahui tidak memiliki hubungan dengan keluhan fatigue pada pengemudi truk (p>0,05).

Fatigue is a significant factor regarding safety issues such as transportation incident. Statistics show truck driver fatigue accounts for about 10 to 15% of serious road traffic accidents. The likelihood of a traffic accident occurring in an exhausted truck driver is eight times higher than for a well rested truck driver. According to the Badan Pusat Statistik (2019), During the 2015-2019 period, the number of traffic accidents in Indonesia increased by an average of 4.87 percent per year. Korlantas POLRI recorded the number of accidents throughout 2019 as many as 116,411. The number is up 6.59 percent compared to 2018 with 109,215 events. Accidents on truck cars occupy the third position based on the type of vehicle with the number of accidents 5.02 percent or about 5,822 incidents. Therefore, this study aims to describe the level of fatigue and the factors associated with complaints of fatigue on truck drivers. This research was conducted in July – October 2021 at PT. X as a company engaged in the transportation sector. This research is a quantitative research with a cross sectional study design. The sample in this study were 64 truck drivers. The data were then analyzed by chi square statistical test. The results of the study showed that 89% of respondents experienced moderate fatigue and 11% of respondents experienced high fatigue. From this research, it is also known that there is a relationship between sleep quality, duration of work and work environment load with complaints of fatigue in machinists (p <0.05). While individual factors in the form of age and smoking habits, sleep quantity and mental burden factors in the form of workload, work schedules are known to have no relationship with fatigue complaints among drivers (p>0.05)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Humaira
"ABSTRAK
Operator tambang batubara merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami kelelahan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan pada operator tambang batubara dengan menggunakan metode tinjauan literatur sistematis. Faktor yang diteliti yaitu shift kerja, durasi kerja, dan beban kerja dengan covariat faktor individu (usia, kualitas tidur, kuantitas tidur, dan irama sirkadian) dan faktor pekerjaan &lingkungan kerja (waktu istirahat, waktu kerja, dan masa kerja). Desain penelitian ini merupakan penelitian eksploratori dengan metode deskriptif melalui tinjauan literatur sistematis terhadap literatur yang sesuai dengan kriteria penilaian. Tinjauan literatur sistematis ini dilakukan dengan tahapan identifikasi, ekstraksi, sintetis, dan intrepetasi data yang diperoleh dari 11 literatur terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara shift kerja, durasi kerja, dan beban kerja terhadap kelelahan pada operator tambang batubara.

ABSTRACT
Coal Mining Operator is one of the high-risk occupations in experiencing fatigue. This study aim to determine factors associated with fatigue on coal mining operators through a systematic literature review method. Factors studied were shift work, work duration, and workload with covariate of individual factors (age, sleep quantity, sleep quality, and circadian rhythm) and factors of work & work environment (rest periods, work hours, and work period). This research is an exploratory study with a descriptive method through a systematic literature review of the literature in according to the research criteria. This systematic literature review is conducted through the identification, extraction, synthesis, and interpretation of data obtained from 11 selected literature. The resukt showed that there was an influence between shift work, work duration, and workload on fatigue in coal mining operators."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Novasari Mei Astuti
"Data Kementerian ESDM mencatat 93 kecelakaan di area pertambangan pada tahun 2021, dengan 36 kecelakaan ringan dan 57 kecelakaan berat, merenggut 11 korban jiwa. Tahun 2019 menjadi tahun terburuk dengan 133 kecelakaan (27 ringan, 106 berat) dan 24 korban jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan kelelahan kerja setelah dikontrol oleh variabel confounding pada operator alat berat industri pertambangan PT.X Site A 2024. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penerapan rancangan cross-sectional. Studi ini melibatkan 213 pekerja yang diminta untuk mengisi kuisioner. Analisis data dilakukan menggunakan uji multivariat analisis faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 49,3% pekerja mengalami kelelahan kerja pada tingkat berat, sedangkan 50,7% responden mengalami kelelahan kerja pada tingkat ringan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan kelelahan kerja (p value=0,011). Pekerja yang memiliki kualitas tidur buruk berisiko 2,38 kali untuk mengalami kelelahan kerja berat dibandingkan pekerja yang memiliki kualitas tidur baik setelah dikontrol oleh variabel masa kerja, waktu perjalanan, lingkungan tidur, dan faktor psikososial (overcommitment) (aOR=2,38 95% CI 1,22 – 4,65).

Data from the Ministry of Energy and Mineral Resources (ESDM) recorded 93 accidents in mining areas in 2021, with 36 minor accidents and 57 serious accidents, claiming 11 lives. The year 2019 was the worst year with 133 accidents (27 minor, 106 serious) and 24 fatalities. This research aims to determine the relationship between sleep quality and work fatigue after controlling for confounding variables in heavy equipment operators in the mining industry of PT.X Site A 2024. The method used in this research is the application of a cross-sectional design. This study involved 213 workers who were asked to fill out questionnaires. Data analysis was performed using multivariate risk analysis. The results of the study showed that 49.3% of workers experienced severe work fatigue, while 50.7% of respondents experienced mild work fatigue. The results of the study showed that there is a relationship between sleep quality and work fatigue (p value = 0.011). Workers with poor sleep quality were 2.38 times more likely to experience severe work fatigue compared to workers with good sleep quality after controlling for work experience, travel time, sleep environment, and psychosocial factors (overcommitment) (aOR = 2.38 95% CI 1.22-4.65)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Shahnaz Virginia
"Meningkatnya fenomena kelelahan emosional yang dialami karyawan milenial di situasi pandemi Covid-19, mayoritas disebabkan oleh penyesuaian sistem kerja yang dilakukan organisasi. Penyesuaian ini berdampak pada peningkatan jam dan beban kerja yang signifikan. Penelitian korelasional ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara beban kerja kuantitatif dengan kelelahan emosional yang dimediasi oleh keseimbangan kerja dan kehidupan. Partisipan penelitian merupakan karyawan milenial yang berdomisili di Indonesia dan telah bekerja di suatu perusahaan selama minimal enam bulan. Diperoleh sebanyak 185 data partisipan yang dianalisis menggunakan teknik analisis regresi dengan metode Hayes PROCESS Macro Model 4. Hasil analisis menunjukkan terdapat pengaruh langsung beban kerja terhadap kelelahan emosional yang dimediasi oleh keseimbangan kerja dan kehidupan, b = 0,26, p < 0,05, BCa CI [0,40, 1,10]. Ditemukan juga pengaruh tidak langsung dalam model mediasi, b = 0,13, BCa CI [0,17, 0,55], dengan 40% varians kelelahan emosional dapat dijelaskan oleh variabel prediktor dan mediator. Terakhir, ditemukan pengaruh total dari beban kerja terhadap kelelahan emosional, b = 0,39, p < 0,05, BCa CI [0,72, 1,44]. Berdasarkan temuan tersebut, maka hipotesis penelitian diterima. Artinya, semakin tinggi beban kerja yang dimiliki karyawan, maka semakin rendah kepuasan penerapan keseimbangan kerja dan kehidupan yang berdampak pada meningkatnya kelelahan emosional.

The increasing phenomenon of emotional exhaustion experienced by millennial employees during Covid-19 pandemic situation mostly caused by new work system adjusted by organization. This adjustment resulted in a significantly increased working hour and workload. This correlational study conducted to analyze the relationship between workload and exhaustion mediated by work-life balance. Study participants are millennial employees who lived in Indonesia and have worked at current company for at least six months. Total of 185 participants data obtained and analyzed using regression analysis technique with Hayes PROCESS Macro Model 4. The results showed direct effect of workload on emotional exhaustion mediated by work-life balance, b = 0,26, p < 0,05, BCa CI [0,40, 1,10]. An indirect effect also found in this mediation model, b = 0,13, BCa CI [0,17, 0,55], with 40% variance of emotional exhaustion explained by predictor and mediator. Finally, the total effect of workload on emotional exhaustion also found, b = 0,39, p < 0,05, BCa CI [0,72, 1,44]. Based on these findings, the study hypothesis was accepted. Employee with higher workload will have lower satisfaction of work-life balance and affecting to higher level of emotional exhaustion.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Ronny Hartono
"Pendahuluan: Pekerja angkat angkut di pelabuhan masih sangat dibutuhkan. alat bantu angkat angkut barang, seperti forklift, troli sudah tersedia, namun masih dibutuhkan mengangkat barang secara manual, dari kapal ke darat. Pekerjaan angkat angkut dapat menimbulkan kelelahan kronis, baik akibat kerja fisik maupun akibat monotoni kerja. Kelelahan dapat menurunkan produktifitas serta membahayakan lingkungan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kelelahan kronis dengan jenis pekerjaan angkat angkut pada pekerja bongkar muat kapal laut
Metode Penelitian: Desain penelitian adalah cross sectional dengan analisis komparatif kelelahan kronis pada pekerja bongkar muat tanpa alat bantu dan menggunakan alat bantu. Sampel dipilih secara consecutive sampling didapat 31 pekerja angkat angkut tanpa alat bantu dan 31 pekerja dengan alat bantu. Penelitian ini mengunakan kuesioner OFER versi Indonesia untuk mengetahui apakah pekerja mengalami kelelahan kronis atau tidak dan intershift recovery pekerja baik atau buruk. Variabel yang diteliti adalah: jenis pekerjaan angkat angkut, usia, status gizi/IMT, masa kerja, lama kerja, dan pemulihan antar shift/intershift recovery. Analisis statistik menggunakan SPSS versi 20.0.
Hasil Penelitian: Proporsi kelelahan kronis yang dialami oleh pekerja angkat angkut bongkar muat kapal laut tanpa alat bantu sebesar 90,3%, sedangkan pada pekerja angkat angkut dengan alat bantu sebesar 22,6% . Intershift Recovery yang tidak baik berhubungan dengan terjadinya kelelahan kronis, dengan OR 65,43. Sedangkan variabel usia, status gizi, masa kerja dan lama kerja tidak ditemukan hubungan yang bermakna.
Kesimpulan: Kelelahan kronis banyak dialami oleh pekerja angkat angkut bongkar muat kapal laut tanpa alat bantu dengan proporsi sebesar 90,3%. Intershift recovery yang tidak baik paling berhubungan dengan terjadinya kelelahan kronis. Usia, status gizi, masa kerja dan lama kerja tidak berhubungan dengan terjadinya kelelahan kronis. Diperlukan waktu istirahat yang cukup antar shift untuk mengurangi kelelahan kronik.

Introduction: Lifting workers in ports are still needed. Even though some lifting equipment is already available, such as forklift and trolley, manual lifting is still needed, especially from ship to land. Lifting and hauling, manually or with tools, can cause chronic fatigue, due to the heavy physical work and work monotony. Fatigue can reduce productivity and endanger the work environment. This study aims to determine the relationship between chronic fatigue and the type of lifting work in loading and unloading workers.
Methods: This research used a cross-sectional design with comparative analysis between loading/unloading workers with and without assistive equipment. The sample was selected by consecutive sampling, resulting in 31 workers who lifted without tools and 31 workers with tools. This research used the Indonesian version of the OFER questionnaire to determine whether workers experience chronic fatigue or not and whether the intershift recovery of workers is good or bad. The variables researched were types of work, age, nutritional status/BMI, years and hours of work and intershift recovery. Statistical analysis using SPSS version 20.0.
Results: The proportion of chronic fatigue experienced by workers loading and unloading ships without assistive equipment is equal to 90,3%, while the workers loading and unloading with tools is 22,6% . Poor intershift recovery is associated with chronic fatigue, with an OR of 65.43. No significant association was found between variables of age, BMI, hours of work, period of work and chronic fatigue.
Conclusion: Chronic fatigue is experienced by 90.3% of loading and unloading workers who did not use equipment Poor inter-shift recovery is most associated with chronic fatigue. Age, nutritional status, years, and hours of work are not associated with chronic fatigue. Sufficient rest time between shifts is needed to reduce chronic fatigue.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>