Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215015 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putriyanny Ratnasari
"Pasien diabetes melitus dengan komorbid hipertensi tergolong dalam pasien penyakit kronis yang mengalami complex/multiple chronic conditions. Pasien ini menjalani pengobatan seumur hidup dan sukar menghindari interaksi obat-obat karena banyaknya obat yang dikonsumsi. Demi meningkatkan pemahaman pasien mengenai interaksi obat membahayakan yang dapat terjadi, apoteker sebagai care-giver dan communicator berusaha menginfokan interaksi tersebut melalui Poster Kesehatan. Mayoritas pasien Apotek Kimia Farma Kranggan (KFA Kranggan) adalah pasien Program Rujuk Balik (PRB) yang berusia lanjut dan memiliki pengobatan berpola sehingga penulis menganalisis apa saja interaksi obat yang dapat terjadi pada pengobatan pasien PRB dengan diagnosis DM berkomorbid hipertensi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan pengobatan. Penelitian dilakukan dengan pendataan obat antidiabetes dan antihipertensi untuk Pasien Rujuk Balik yang tersedia di KFA kranggan pada April 2023, dilanjutkan studi literatur menggunakan pustaka drug interaction checker yaitu Stockley’s Drug Interaction 9th Edition dan Lexicomp.com. Hasilnya terdapat tiga interaksi utama yang berkategori C, antara lain: antidiabetes dan antihipertensi golongan beta blocker yang beresiko manimbulkan hipoglikemia yang tidak terdeteksi; antidiabetes dengan antihipertensi agen hiperglikemik, yaitu furosemid yang dapat mengurangi efek terapeutik agen antidiabetes; serta antidiabetes dengan antihipertensi golongan diuretik thiaziddiuretik yang bekerja seperti thiazid, yaitu dapat merusak sensitivitas insulin, meningkatkan resistensi insulin, meningkatkan konsentrasi insulin basal, dan meningkatkan konsentrasi glukosa plasma. Informasi tersebut dikemas dalam “Poster Kesehatan” berukuran A3 dan ditempel pada dinding area tunggu apotek. Informasi penting dalam poster seperti jenis obat yang berinteraksi, efek interaksi yang ditimbulkan, kategori interaksi dan penanganannya diharapkan dapat mengedukasi pasien.
Diabetes mellitus patients with comorbid hypertension are classified as chronic disease patients who experience complex/multiple chronic conditions. These patients undergo lifelong treatment and difficult to avoid drug-drug interactions because of polypharmacy. In order to increase patient understanding regarding dangerous drug interactions that can occur, pharmacists as care-givers and communicators try to provide information about these interactions through Health Posters. The majority of Kimia Farma Kranggan Pharmacy (KFA Kranggan) patients are from Referral Back Program (PRB) program who are elderly and have patterned treatment. The author analyzes drug interactions possibly occur in the treatment of PRB patients with a diagnosis of DM with hypertension comorbidity which is expected to increase the treatment’s safety. The research was carried out by collecting data on antidiabetic and antihypertensive drugs for PRB patients available at KFA Kranggan in April 2023, followed by a literature study using the drug interaction checker library (Stockley's Drug Interaction 9th Edition and Lexicomp.com). The results showed that there were three main interactions in category C, including: antidiabetic and antihypertensive beta blockers (causing undetected hypoglycemia); antidiabetic with antihypertensive hyperglycemic agents ( furosemide can reduce the therapeutic effect of antidiabetic agents); and antidiabetics with antihypertensives in the thiazide diuretic group-thiazides like diuretics, (damaging insulin sensitivity, increasing insulin resistance, basal insulin concentrations, and plasma glucose concentrations). This information is packaged in an A3 sized "Health Poster" and put on the pharmacy waiting area. It is hoped that important information in the poster, such as the type of drug that interacts, the interaction effects, the interaction category and treatment, can educate patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Ratna Shabrina
"Tinggginya resiko polifarmasi pada pasien dislipidemia dan hipertensi menjadi alasan pentingnya untuk meningkatkan kesadaran pasien terkait resiko terjadinya interaksi obat. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran pasien terkait interaksi obat hipertensi dan dislipidemia yang dapat beresiko membahayakan dan bagaimana penanganannya dalam bentuk poster kesehatan di Apotek Kimia Farma Kranggan, Metode pelaksanaan tugas khusus  dilakukan dengan melakukan studi literatur dan pengambilan data obat-obat hipertensi dan dislipidemia yang dijual di Apotek Kimia Farma Kranggan yang kemudian hasilnya dicetak dalam bentuk poster edukasi yang menarik dan dipresentasikan ke karyawan dan dipajang di apotek agar bisa dibaca oleh pengunjung. Banyaknya pasien terutama pasien rujuk balik yang mengonsumsi kombinasi obat hipertensi dan dislipidemia di Apotek Kimia Farma Kranggan memerlukan edukasi terhadap interaksi kombinasi obat yang berbahaya dan perlu dilakukan Pemberian Informasi Obat (PIO) dan konseling rutin untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.

The high risk of polypharmacy in dyslipidemia and hypertension patients is an important reason to increase patient awareness regarding the risk of drug interactions. The purpose of this special task is to provide education and increase patient awareness regarding hypertension and dyslipidemia drug interactions that can be at risk of harm and how to handle them in the form of health posters at Apotek Kimia Farma Kranggan, The method of carrying out special tasks is carried out by conducting literature studies and collecting data on hypertension and dyslipidemia drugs sold at Apotek Kimia Farma Kranggan which then the results are printed in the form of posters Interesting education and presented to employees and displayed in pharmacies for visitors to read. The large number of patients, especially referred back patients who take a combination of hypertension and dyslipidemia drugs at Apotek Kimia Farma Kranggan, requires education on dangerous drug combination interactions and needs to be carried out Drug Information Provision (PIO) sessions and regular counseling to avoid unwanted side effects.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shanifa Dianmurdedi
"PRB (Program Rujuk Balik) merupakan salah satu program pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang menderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di fasilitas kesehatan tingkat pertama atas rujukan atau rekomendasi dari dokter spesialis. Pasien PRB adalah pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung, asma, PPOK dan sebagainya yang umumnya mendapatkan lebih dari satu obat dalam satu resep yang disebut dengan polifarmasi. Pasien dengan resep polifarmasi memiliki risiko untuk mengalami interaksi obat lebih tinggi dibanding pasien yang menggunakan satu jenis obat. Potensi interaksi obat meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah obat yang diresepkan dalam satu resep. Pasien yang menerima resep polifarmasi berpotensi mengalami interaksi antar obat sebanyak 40% sehingga dibutuhkan pemantauan terapi obat dan interaksi obat dalam upaya untuk meningkatkan efektivitas terapi dan menghindari terjadinya efek samping obat yang tidak diinginkan. Tugas khusus praktik kerja di Apotek Kimia Farma 562 Sunter periode Oktober 2023 ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi interaksi obat yang dapat terjadi pada resep polifarmasi pasien PRB di Apotek Kimia Farma 562 Sunter periode Oktober 2023. Pengidentifikasian potensi interaksi obat dilakukan dengan mengumpulkan resep pasien PRB yang ditebus di apotek sejumlah 446 resep. Resep diseleksi berdasarkan jumlah obat di dalam resep dan didapatkan 82 resep polifarmasi. Potensi interaksi obat pada masing-masing resep diidentifikasi melalui situs www.drugs.com dan didapatkan 82 resep memiliki potensi interaksi dan 2 resep tidak memiliki potensi interaksi, didapatkan total 542 interaksi obat yang dikelompokkan menjadi 58 interaksi mayor, 403 interaksi moderat, dan 81 interaksi minor. Pengumpulan data interaksi obat diperlukan oleh apoteker sebagai bentuk pemantauan terapi obat sehingga tujuan pengobatan tetap dapat tercapai secara maksimal dan meminimalisir kemungkinan terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.

PRB (Program Rujuk Balik) is one of the health service programs provided to JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) participants who suffer from chronic diseases but currently in a stable condition and still require treatment or long-term nursing care which is carried out at first level health facilities based on referrals or recommendations from medical specialist. PRB patients are patients with chronic diseases such as diabetes mellitus, hypertension, heart disease, asthma, COPD and so on who generally receive more than one drug in one prescription, which is called polypharmacy. Patients with polypharmacy prescriptions have a higher risk of experiencing drug interactions than patients who use one type of drug. The potential for drug interactions increases as the number of drugs prescribed in one prescription increases. Patients who receive polypharmacy prescriptions have the potential to experience interactions between drugs as much as 40%, so monitoring of drug therapy and drug interactions is needed as an effort to increase the effectiveness of therapy and avoid the occurrence of unwanted side effects. This internship assignment at Kimia Farma 562 Sunter Pharmacy for the October 2023 period aims to identify potential drug interactions that could occur in polypharmacy prescriptions for PRB patients at Kimia Farma 562 Sunter Pharmacy for the October 2023 period. Identifying potential drug interactions is carried out by collecting PRB patient prescriptions that are redeemed in pharmacy with a total of 446 prescriptions. Prescriptions were selected based on the number of drugs in the prescription and 82 polypharmacy prescriptions were obtained. Potential drug interactions in each prescription were identified using www.drugs.com and it was found that 82 prescriptions had potential interactions and 2 prescriptions did not have potential interactions. A total of 542 drug interactions were obtained which were grouped into 58 major interactions, 403 moderate interactions, and 81 minor interactions. Pharmacists need to collect drug interaction data as a form of monitoring drug therapy so that treatment goals can still be achieved optimally and minimize the possibility of unwanted drug interactions occurring.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Figel Ilham
"

Banyak penyakit mata, jika tidak diobati dengan baik, dapat menyebabkan kebutaan seorang pasien sehingga mengurangi kualitas hidup pasien. Penyakit seperti glaukoma dan penyakit degenerative macula banyak ditangani dengan menggunakan obat mata. Beberapa diantaranya adalah obat tetes mata dan salep mata. Penggunaan kedua obat tersebut rentan tidak benar sehingga obat tersebut tercemar yang mengakibatkan obat tersebut tidak dapat digunakan kembali. Kegiatan ini dilakukan dengan membuat brosur pada situs Canva. Adapun persiapan sebelum menggunakan obat tetes atau salep mata adalah mencuci tangan sebelum menggunakan obat tersebut. Penggunaan obat tetes atau salep mata diusahakan sesteril mungkin dengan tidak mengenai ujung wadah pada mata. Selain itu, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat tetes atau salep mata. Adapun ukuran kertas desain yang digunakan dalam Canva adalah ukuran A3 dengan catatan halaman tersebut diletakkan secara horizontal dan kemudian dibagi tiga sehingga dapat dilipat seperti layaknya brosur pada umumnya. Brosur dicetak dengan menggunakan kertas A4.


Many eye diseases, if not treated properly, can cause blindness to a patient; hence, decrease the patient’s quality of life. Diseases like glaucoma and macular degenerative disease are treated with eye-related medicine, i.e. eyedrops and eye ointments. Administering both medicines tend to be incorrect, therefore, the medicine may be contaminated that may not be used anymore. This activity includes designing the brochure by using Canva website. Preparation before using eyedrops or eye ointments includes washing hands before using the medicine. Administering the eyedrops or eye ointments are attempted to be as sterile as possible by not touching the tip of the container with the eyes. In addition, there are things to be considered while using eyedrops or eye ointments. The paper design size used in Canva is A3 size aligned horizontally and divided into three equal parts so that it can be folded as normal brochure found generally. Brochures are printed using A4 paper.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Yunda Setyowati
"Berkembangnya penyakit saat ini, mendorong mayoritas masyarakat untuk melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi). Pada penggunakan sediaan dengan instruksi khsusus seperti sediaan inhalasi, insulin, dan suppositoria, diperlukan cara yang baik dan benar agar tercapai outcome yang diinginkan. Namun, hal ini seringkali menjadi hal yang terlupakan di kalangan masyarakat. Pembuatan leaflet tentang cara pemakaian sediaan dengan instruksi khusus ini ditujukan untuk memberikan informasi dan edukasi yang benar tentang cara pemakaian sediaan inhalasi, insulin, dan suppositoria kepada masyarakat. Pengumpulan data dalam pembuatan leaflet dilakukan melalui studi literatur dari berbagai referensi terkait. Hasil penelusuran literatur dibuat ringkas, menggunakan bahasa awam, dan didukung dengan ilustrasi/gambar terkait. Pembuatan leaflet ini memberikan manfaat bagi masyarakat agar mendapatkan efek terapi obat yang maksimal dengan cara penggunaan sediaan yang benar.

The current development of disease has encouraged the majority of people to self-medicate (self-medication). When using preparations with special instructions such as inhalation preparations, insulin and suppositories, good and correct methods are needed to achieve the desired outcome. However, this is often something that is forgotten among society. Making leaflets on how to use preparations with special instructions is aimed at providing correct information and education about how to use inhalation preparations, insulin and suppositories to the public. Data collection in making leaflets was carried out through literature studies from various related references. The results of the literature search are made concise, use lay language, and are supported by related illustrations/images. Making this leaflet provides benefits for the community so that they can get the maximum therapeutic effect of drugs by using the preparations correctly"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Felix Leonard A.M
"Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada apoteker, baik dalam bentuk paper maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Pada Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) ini, calon Apoteker memperoleh kesempatan untuk melakukan analisis potensi interaksi dan penentuan waktu penggunaan obat dalam resep di apotek Kimia Farma No. 382 Kelapa Dua. Tugas khusus ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman calon Apoteker mengenai interaksi obat dan waktu penggunaan obat yang tepat. Pelaksanaan analisis resep dilakukan dengan cara mengambil dan memfoto resep yang telah disiapkan dan diserahkan oleh mahasiswa kepada pasien. Dari semua resep yang telah difoto kemudian dipilih resep-resep yang berisikan obat-obatan anti anti diabetes, anti hipertensi, anti kolesterol, asma, dan pengencer darah. Setelah itu dipilih 5 resep secara acak untuk kemudian dianalisis. Analisis potensi terjadinya interaksi obat dan penentuan waktu penggunaan obat yang tepat dalam resep (obat anti diabetes, anti hipertensi, anti kolesterol, asma dan pengencer darah) di Apotek Kimia Farma No. 382, telah dilakukan dengan baik. Dari kelima resep yang dianalisis terdapat tiga resep yang memiliki potensi interaksi farmakodinamik sinergis, satu resep yang memiliki interaksi farmakodinamik antagonis, dan satu resep yang memiliki interaksi farmakokinetik sinergis. Potensi interaksi tersebut dapat dicegah dengan cara meminumnya secara terpisah.

A prescription is a written request from a doctor, dentist or veterinarian to a pharmacist, either in paper or electronic form, to provide and deliver medicine to the patient in accordance with applicable regulations. In this Pharmacist Professional Work Practice (PKPA), prospective pharmacists have the opportunity to analyze potential interactions and determine the timing of use of drugs in prescriptions at Kimia Farma Pharmacy Number 382, Kelapa Dua. This special assignment aims to increase prospective pharmacists' understanding of drug interactions and the correct time to use drugs. Prescription analysis is carried out by taking and photographing prescriptions that have been prepared and handed over by students to patients. From all the recipes that had been photographed, recipes were selected which contained anti-diabetic, anti-hypertension, anti-cholesterol, asthma and blood thinner medicines. After that, 5 recipes were randomly selected and then analyzed. Analysis of the potential for drug interactions and determining the correct time to use prescription drugs (anti-diabetes, anti-hypertension, anti-cholesterol, asthma and blood thinners) at Kimia Farma Pharmacy Number 382, has been carried out well. Of the five recipes analyzed, there were three recipes that had potential synergistic pharmacodynamic interactions, one recipe that had antagonistic pharmacodynamic interactions, and one recipe that had synergistic pharmacokinetic interactions. This potential interaction can be prevented by drinking them separately.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Midi Candra
"Apotek merupakan sarana kefarmasian dan merupakan tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.Pekerjaan apoteker di apotek yaitu pengelolaan sediaan farmasi , alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik. Pengkajian resep merupakan salah satu bentuk pelayanan kefarmasian dalam aspek klinis di apotek. Pengkajian resep dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat, meningkatkan hasil terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat. Bentuk permasalahan terkait obat yang sering terjadi adalah interaksi obat. Polifarmasi saat ini sering digunakan untuk pasien lansia dan/atau pasien dengan penyakit komplikasi. Penting bagi apoteker di apotek untuk melakukan kajian aspek klinis khususnya pada interaksi obat pada saat pelayanan resep untuk menjamin keamanan dan keefektifan obat yang diterima pasien. Pada praktik kerja ini dilaksanakan tugas khusus melakukan analisis interaksi obat pada pasien polifarmasi dan penyakit kronis di apotek kimia farma 202.

A pharmacy is a pharmaceutical facility and is a place where pharmaceutical practice is carried out by pharmacists. The work of pharmacists in pharmacies is the management of pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials, and clinical pharmacy services. Reviewing prescriptions is one form of pharmaceutical service in the clinical aspect in pharmacies. Prescription reviews are carried out to prevent medication administration errors, improve therapeutic results and minimize the risk of side effects due to medication. A form of drug-related problem that often occurs is drug interactions. Polypharmacy is currently often used for elderly patients and/or patients with complicated diseases. It is important for pharmacists to carry out studies of clinical aspects, especially drug interactions, during prescription services to ensure the safety and effectiveness of the drugs received by patients. In this internship, a specific task was carried out to analyze drug interactions in polypharmacy and chronic disease patients at Kimia Farma 202 Pharmacy.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kenang Putra Risma
"DRP merupakan suatu peristiwa atau keadaan ketika berpotensi menyebabkan masalah dari hasil pengobatan yang telah diberikan. Interaksi obat terjadi jika efek dari suatu obat berubah akibat adanya obat lain, zat kimia, makanan, atau minuman. Dikatakan terjadi interaksi apabila obat lain, zat kimia, makanan, atau minuman tersebut mengubah efek dari suatu obat yang diberikan secara bersamaan atau hampir bersamaan. Interaksi obat dengan obat atau drug-drug interactions (DDI) adalah perubahan efek suatu obat akibat obat lain yang diberikan sebelum atau bersamaan sehingga keefektifan atau toksisitas suatu obat menjadi berubah. Interaksi ini dapat terjadi baik didalam maupun diluar tubuh, dimana yang lebih sering terjadi adalah yang terjadi didalam tubuh. Interaksi obat dapat memberikan perubahan terhadap aktivitas obat, baik dengan meningkatnya efek toksik atau justru menurunkan efek terapi. Selain itu beberapa interaksi obat juga dapat saling mendukung kerja satu sama lain atau kebalikannya interaksi obat dapat mengakibatkan kerja satu obat dihambat oleh obat lain. Salah satu kelompok pasien yang beresiko untuk mendapatkan DDIs adalah pasien pasien usia lanjut diperkirakan antara 2,2 % hingga 30% pada pasien rawat inap dan 9,2% hingga 70,3 % pada pasien di masyarakat. Kemungkinan tersebut hingga 11,1 % pasien mengalami gejala yang diakibatkan oleh interaksi obat. Hal ini dikarenakan pasien geriatrik sering mengalami penyakit kronis yang multipel dan juga penurunan fungsi faal organ tubuh.

DRP is an event or situation that has the potential to cause problems with the results of the treatment that has been given. Drug interactions occur if the effects of a drug change due to the presence of other drugs, chemicals, food or drinks. It is said that an interaction occurs if another drug, chemical, food or drink changes the effect of a drug that is given simultaneously or almost simultaneously. Drug-drug interactions (DDI) are changes in the effect of a drug due to other drugs given before or simultaneously so that the effectiveness or toxicity of a drug changes. This interaction can occur both inside and outside the body, where what occurs more often is what occurs inside the body. Drug interactions can change the activity of the drug, either by increasing the toxic effect or reducing the therapeutic effect. Apart from that, some drug interactions can also support each other's work or, conversely, drug interactions can result in the work of one drug being inhibited by another drug. One group of patients at risk for DDIs is elderly patients, estimated at between 2.2% to 30% in hospitalized patients and 9.2% to 70.3% in patients in the community. It is possible that up to 11.1% of patients experience symptoms caused by drug interactions. This is because geriatric patients often experience multiple chronic diseases and also a decrease in the function of bodily organs."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rachel Gabriella
"Interaksi obat menjadi salah satu permasalahan yang dapat mempengaruhi hasil terapi pasien. Beberapa potensi kejadian interaksi obat yang signifikan pada resep yang diterima di apotek diantaranya kejadian interaksi major, moderate,dan minor. Polifarmasi atau penggunaan obat dengan jumlah dan jenis yang banyak menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya interaksi obat. Pelayanan resep di apotek, termasuk pengkajian resep dan pemberian informasi obat bertujuan untuk menganalisis masalah terkait obat dan meminimalkan risiko klinis. Interaksi obat dapat terjadi melalui mekanisme farmakokinetik dan farmakodinamik dengan tingkat keparahan major, moderate, dan minor. Polifarmasi meningkatkan risiko interaksi obat terutama pada pasien lanjut usia dengan kondisi penyakit kronis. Analisi interaksi obat dilakukan pada lima puluh resep menunjukkan bahwa interaksi moderate paling sering terjadi terutama pada pasien dengan penyakit hipertensi. Pemahaman mengenai interaksi obat dan manajemennya sangat penting dalam memberikan terapi yang efektif dan aman bagi pasien. Manajemen interaksi obat melibatkan penyesuaian dosis obat, monitoring gejala klinis, dan kolaborasi antara dokter dan apoteker yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian dan hasil terapi pasien.
Drug interaction is one of the issues that can affect patient therapy outcomes. Some potential significant occurrences of drug interactions in prescriptions received at pharmacies include major, moderate, and minor interactions. Polypharmacy, or the use of multiple drugs in large quantities and varieties, is one of the main causes of increased drug interactions. Prescription services at pharmacies, including prescription assessment and drug information provision, aim to analyze drug-related issues and minimize clinical risks. Drug interactions can occur through pharmacokinetic and pharmacodynamic mechanisms with major, moderate, and minor severity levels. Polypharmacy increases the risk of drug interactions, especially in elderly patients with chronic conditions. Analysis of drug interactions conducted on fifty prescriptions shows that moderate interactions are most common, especially in patients with hypertension. Understanding drug interactions and their management is crucial in providing effective and safe therapy for patients. Drug interaction management involves adjusting drug doses, monitoring clinical symptoms, and collaborating between doctors and pharmacists, which can enhance the quality of pharmaceutical services and patient therapy outcomes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Tasyah
"Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Pengkajian resep merupakan salah satu standar pelayanan kefarmasian yang dilakukan di Apotek. Pengkajian resep dilakukan untuk melakukan analisa adanya permasalahan terkait obat dan apabila ditemukan masalah terkait obat harus segera dikonsultasikan kepada dokter penulis resep. Tujuan dilakukannya pengkajian resep untuk mencegah permasalahan terkait obat sebelum obat diserahkan kepada pasien sehingga tidak terjadi medication error yang berdampak pada kegagalan terapi dan efek obat yang tidak diharapkan yang merugikan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelengkapan administrasi, kesesuaian farmasetik dan kesesuaian klinis pada peresepan di Apotek Kimia Farma Menteng Huis. Dalam penelitian ini, dilakukan pengkajian resep Pasien Rujuk Balik (PRB) pasien asma dengan mengkaji secara administratif, farmasetik dan klinis. Pada persyaratan administratif, didapatkan ketidaklengkapan berat badan pasien dan paraf dokter. Pada pengkajian secara farmasetik, resep yang tertulis sudah sesuai bentuk dan kekuatan sediaannya. Pada pengkajian secara klinis, terdapat duplikasi dan interaksi pada beberapa obat. Dapat disimpulkan bahwa masih banyak ketidaksesuaian dalam penulisan resep yang diamati sehingga harus dikonsultasikan kepada dokter penulis resep.

Pharmacy is a pharmaceutical service facility where pharmacists practice pharmacy. Prescription review is one of the standard pharmaceutical services carried out at pharmacies. Prescription review is carried out to analyze drug-related problems and if a drug-related problem is found, a doctor who prescribes it must be consulted immediately. The purpose of reviewing prescriptions is to prevent drug-related problems before the drugs are dispensed to patients so that medication errors do not occur which result in therapy failure and unexpected drug effects that harm the patient. This study aims to determine the completeness of administration, pharmaceutical suitability and clinical suitability for prescriptions at the Kimia Farma Pharmacy, Menteng Huis. In this study, the prescription review of Back-Referral Program (PRB) was carried out in asthma patient by examining administrative, pharmaceutical and clinical aspects. In administrative requirements, incomplete patient weight and doctor's initials were obtained. In the pharmaceutical study, the written prescription have appropriate dosage forms and dosage strengths. In clinical studies, there are duplications and interactions with several drugs. It can be concluded that there are still many observed discrepancies in prescription writing, so a doctor who prescribes it must be consulted."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>